Saturday, 1 October 2022

Naik KA Bandara (Railink) Lanjut Nyobain Kalayang ke Terminal 2, Bandara SHIA

Bisa dibilang ini tulisan balas dendam saya dua tahun yang lalu, tepatnya Bulan Februari 2020. Wow, sudah lama amat ya. Mungkin yang sudah sering wara-wiri di blog saya, masih ingat cerita saya nyobain KA Bandara atau bahasa kerennya Railink dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Soeta (SHIA). Bagi yang belum boleh dibaca dulu, bisa dicari di daftar tulisan ya !. 

Ada kesempatan datang lagi ke ibukota (Jakarta), perasaan seneng dong. Apalagi datangnya dalam rangka tugas dinas pastinya semuanya ditanggung negara, Asyik. Kalau datang ke Jakarta pastinya pengen nyobain moda transportasinya. Namanya saya datang dari pulau seberang, wajib hukumnya nyobain MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit), (Railink) KA Bandara, Commuter Line (KRL) dan TransJakarta. Banyak juga ya yang pengen dicoba. 



Setelah tugas menghadiri pertemuan di daerah Senayan, Jakarta, siap-siap pulang ke kampung halaman. Setelah check-out hotel, saya bergegas masuk ke dalam monjol (mobil ojek online) yang sudah dipesan melalui aplikasi. Arahnya bukan langsung bandara, melainkan ke Stasiun Sudirman BNI City dengan alasan paling dekat jaraknya dengan hotel tempat saya menginap. 

Stasiun yang awalnya bernama Stasiun Sudirman Baru ini, saat ini dikenal dengan nama Stasiun KA Bandara BNI City. Lokasinya di Jalan Jenderal Sudirman membuat stasiun ini mudah diakses. Stasiun ini mulai melayani penumpang sejak 26 Desember 2017 dan diresmikan pada tahun 2 Januari 2018. 

Fasilitas di stasiun ini cukup lengkap. Ada vending machine, mesin check-in mandiri yang ada di lantai dua, papan informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta, free wifi meskipun saya susah sekali ngaksesnya,hehehe. Gak hanya itu saja, ruang tunggu penumpang juga sangat nyaman. Sedangkan untuk menunggu kereta bandara datang, kita harus turun ke lantai satu. 


Saya pun berjalan mencari vending machine untuk mencetak ralilink boarding pass. Caranya sangat mudah, pertama kita berdiri di hadapan vending machine-nya. Selanjutnya, tentukan tujuan turun di stasiun mana dengan menekan layar machine sesuai dengan stasiun dituju. Saya memilih Stasiun Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Ada lima pemberhentian khusus KA bandara antara lain Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman BNI City, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper dan paling ujung SHIA. Infonya sih kedepannya ada penambahan stasiun sampai ke Stasiun Bekasi. Semoga terealisasi ya. Amin. 

Selanjutnya menambahkan nomor handphone yang aktif. Setelah memasukkan nomor handphone, baru melakukan pembayaran yang diterima berdasarkan non tunai. Saya memilih melakukan pembayaran melalui kartu debit saja. Harga tiketnya masih tetap sama yaitu 70 ribu sekali jalan. Saya rasa sama jatuhnya bila kita menggunakan bus Damri dari Gambir menuju SHIA yaitu 70 ribu rupiah. 

Setelah itu, proses cetak boarding pass selesai. Boarding Pass keluar secara otomatis dari machine. Di boarding pass sudah tertera stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan. Untuk seat kita bisa dibebaskan mau duduk dimana karena di boarding pass gak dicantumkan nomor seat. 

Sebenarnya untuk pembelian tiket KA bandara gak begitu susah. Selain membeli langsung, kita bisa memesan melalui aplikasi Railink yang didownload via Play Store atau IOS. Selanjutnya, buka aplikasinya dan ikuti semua ketentuan yang ada. Di aplikasi Railink kita bisa melihat jadwal keberangkatan KA bandara. Jadi sebelum membeli, sesuaikan dengan jadwal penerbangan kita dulu ya. 



Masih ada cukup waktu untuk melihat sekitaran stasiun. Suasana stasiun pagi itu masih sepi. Entah kenapa kok masih sepi ya, apa penumpang KA bandara gak begitu banyak yang naik melalui stasiun ini. Padahal Stasiun Sudirman BNI City ini berada di tengah Kota Jakarta dan menjadi penghubung antara Stasiun MRT Sudirman dan Stasiun Commuter Line (KRL). Kabarnya Stasiun Sudirman BNI City sudah dioperasikan juga untuk pelayanan Commuter Line (KRL). Wah jadi tambah ramai nih kalau KRL berhenti di stasiun ini. 

Lihat jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Lima belas menit lagi kereta akan berangkat. Berjalan menuju peron, saya harus turun lagi ke lantai bawah melalui tangga eskalator. Pas sampai di peron, lhoo mana keretanya ?. Ternyata keretanya belum sampai. Infonya kereta yang saya akan naiki baru jalan dari Stasiun Manggarai. Yo wes, cari kursi dulu sambil duduk santai nonton KRL yang lewat. 

Gak lama menunggu, keretanya sudah terlihat dari kejauhan. Bersiap-siap memasuki kereta. Suasana di dalam kereta sudah cukup ramai ya. Banyak juga penumpang yang naik dari Stasiun Manggarai. Untungnya masih cukup banyak seat yang kosong. Saya memilih seat yang menghadap searah kereta berjalan. Masih tetap sama ya penampakan seatnya. Hanya yang berbeda, setiap seat diberi pembatas kaca transparan. Tujuannya untuk pencegahan penularan Covid-19. 



Perlu diingat, meskipun kasus Covid-19 sudah menurun, kita harus tetap jaga kesehatan ya terutama memakai masker, mencuci tangan dan membatasi kontak dengan orang di sekitar. Jangan sampai pulang ke rumah membawa oleh-oleh yang gak kita inginkan. Waktu tempuh dari Stasiun KA Sudirman BNI City hingga Stasiun SHIA ditempuh dengan waktu 40 menit saja.

Kereta akhirnya berangkat, saya lebih memilih menikmati perjalanan di pagi itu. Suasana ibu kota pagi itu sudah sangat sibuk. Gedung-gedung pencakar langit sangat kokoh terlihat. Sesekali melewati pemukiman kumuh yang sangat mengiris di hati. Di tengah kemewahan Jakarta, masih banyak yang tidur beralaskan papan. Kalau hujan turun, harus bersiap-siap menyelamatkan diri ke daerah aman banjir. 

Setelah melewati beberapa stasiun, sampailah juga di Stasiun SHIA. Saya bersama penumpang lainnya turun dari kereta menuju gedung stasiun bandara. Waw, ternyata ramai juga penumpang kereta bandara sekarang. Berbeda dengan dua tahun yang lalu saat pertama kali saya naik kereta ini. Sekarang sudah semakin ramai dengan pelayanan yang cukup baik. 



Masih cukup banyak waktu untuk menuju Terminal 2E. Saya pun berjalan santai menuju stasiun berikutnya. Untuk menuju Terminal 2E ada dua cara. Pertama, menggunakan suttle bus atau bus DAMRI. Kedua, menggunakan Skytrain atau bahasa kerennya "Kalayang". Saya lebih memilih naik Kalayang saja karena belum pernah mencoba sama sekali,hehehe. 

Untuk menuju stasiun Kalayang, kita harus keluar dari stasiun kereta bandara dulu. Setelah itu ambil arah ke kanan dan menaiki tangga eskalator atau lift ke lantai dua. Setelah itu, lihat papan petunjuk yang bertuliskan Stasiun Kalayang. 

Tipsnya buat pemula seperti saya, kita harus perhatikan layar informasi yang menunjukkan jadwal pemberhentian Kalayang. Perhatikan juga gate mana untuk menuju Terminal 1,2 dan 3. Kalau belum jelas, bisa tanyakan langsung ke petugas yang berdiri di depan gate. Malu bertanya sesat di jalan. Malu bertanya nanti salah naik Kalayangnya. 



Untungnya setibanya saya di dalam stasiun, Kalayang yang menuju Terminal 2 lima menit lagi akan tiba. Untungnya lagi, kita gak ribet pesan tiketnya alias langsung masuk kereta karena semuanya gratis. Kalayang ini merupakan moda transportasi berbasis rel yang menghubungkan Terminal 1, Terminal Bandara, Terminal 2 dan Terminal 3. Jam operasionalnya dari pukul 06.00 pagi sampai 21.00 WIB.

Saat Kalayang yang akan mengantarkan saya ke Terminal 2 tiba, saya bergegas masuk ke dalam. Ternyata sangat padat sekali di dalam Kalayang. Saya pun gak mendapatkan tempat duduk alias berdiri. Untungnya bisa berdiri di belakang masinis yang mengoperasikan Kalayang ini. Di dalam Kalayang sangat sejuk meskipun sangat padat oleh penumpang. Kecenya lagi, semua penumpang sangat tertib. Gak ada penumpang yang egois dan mau seenaknya. 


Di setiap stasiun pemberhentian, Kalayang hanya berhenti satu menit saja. Jadi jangan sampai tertinggal Kalayang ya. Jarak dari stasiun bandara ke Terminal 2 hanya tiga menit saja. Gak begitu jauh dibandingkan Terminal 1 dan 3. Kecepatannya juga gak begitu cepat, berjalan santai dan sangat mulus. Berbeda rasanya kalau naik kereta pada umumnya. Penampakannya terdiri dari dua gerbong dimana ruang kemudinya terdapat di depan dan belakang. Mirip seperti LRT, tapi Kalayang lebih pendek lagi. 

Over all, dengan Kalayang ini, para penumpang sangat dipermudah untuk pindah dari terminal satu ke terminal lainnya begitupun sebaliknya. Pelayanannya juga sangat baik. Saya sangat nyaman sekali saat berada di dalam Kalayang meskipun gak dapat tempat duduk. Akhirnya, balas dendam saya terbayarkan bisa ada waktu mencoba Kalayang. Katrok gak sih, hehehe. 

Itu sepintas cerita saya mencoba KA Bandara dari Stasiun Sudirman Baru BNI City ke Stasiun SHIA dan dilanjutkan mencoba menggunakan Kalayang ke Terminal 2E untuk pulang ke kampung halaman. Ditunggu cerita selanjutnya di dalam perjalanan saya balik ke Pulau Lombok dari Terminal 2E, Bandara Soekarno Hatta International Airport.

Penulis: Lazwardy Perdana Putra

Wednesday, 21 September 2022

Mencicipi Pempek di Rota Fresh Eatery & Juice Bar


Satu lagi tempat mencari pempek di Kota Mataram ada di Rota Fresh Eatery & Juice Bar. Salah satu cafe yang terbilang masih baru dan cukup kece dari bentuk bangunannya. Berlokasi di jalan Caturwarga no.12 Kota Mataram. Tepatnya di depan Rota Kopi yang masih satu kepemilikan. Lokasinya sangat strategis di tengah kota. Buat kalian yang sedang merencanakan buat ngumpul reunian atau arisan, rekommended banget (bukan ngendorse).

Suatu hari bingung nih mau nyari tempat jual pempek di seputaran Mataram karena tempat biasa beli lagi gak buka. Nyari-nyari info ternyata ada nih di Rota Fresh. Belum pernah datang kesini sih dan belum ada rencana di list mau nyambangi cafe ini dalam waktu dekat. 

Liat waktu, boleh dicoba mumpung lagi istirahat jam makan siang. Awalnya sih ragu apa iya ada menu pempek disini. Setelah sampai di lokasi, saya memarkirkan motor di area parkir yang cukup luas. Terlihat di dalam cafenya sepertinya lagi ada acara arisan emak-emak, gak tau dari mana.



Setelah masuk ke dalam cafe, beneran para emak-emak lagi pada arisan. Ribut banget pula pada ngerumpi gak jelas. Saya mengambil tempat duduk di pinggir jendela dan agak jauh dari mereka yang sedang ngerumpi. 

Salah satu karyawan cafe menghampiri saya sambil membawa daftar menu. Saya tanya,"pempeknya ada mbak?". Jawabannya, "ada om". Gila saya dipanggil om, tua amat ya sudah dipanggil om. 

Saya pesen seporsi pempek dan segelas Sunkiss Cold Press. Lihat-lihat daftar menu, saya jadi tertarik pesan menu beratnya yaitu Nasi Goreng Mamak. Mumpung perut sudah laper juga. 





Setelah pesan makanan, saya duduk santai sambil celingak-celinguk. Rota Fresh memiliki banyak pilihan tempat duduk. Ada di indoor, semi outdoor dan outdoor. Indoornya adem banget. Ada meja kursi dari kayu. Dihiasi dengan lampu klasik khas Jawa dan ada beberapa lukisan di dinding. Berkesan Jawa klasik gitu. Apalagi lantainya dari marmer bercorak klasik. Saya lupa nama marmernya apa. Bisa kalian jumpai kalau jalan-jalan ke kraton Yogya atau Solo. Lantainya mirip seperti itu. 

Sedangkan semi outdoornya juga gak kalah nyaman. Cocok buat yang ahli hisap bersantai disini. Bila malam sepertinya enak nongkrong disini. Untuk outdoornya juga sangat nyaman kalau sore hingga malam hari karena kalau siangnya bisa terkena teriknya matahari. 

Duduk di indoor menurut saya jauh lebih kece buat fotoan karena ada beberapa spot foto yang keren buat dipasang di instagram. Suasananya juga nyaman banget karena adem dan full music. Menurut infonya kalau malam, cafe ini ramai banget. Lampu-lampu hiasnya baik yang ada di ruangan maupun di tamannya menambah kesan cafe ini kece banget. Kapan-kapan cobain nongkrong malam disini. 

Review Menu

Sudah sampai kita di bagian review menu yang saya pesan. Dilihat dari daftar menunya, cafe ini menyediakan berbagai macam menu masakan nusantara. Ada nasi goreng, pempek, mie goreng, cap cay dan lain sebagainya.

Seperti yang saya tulis di atas. Saya pesan Pempek, Nasi Goreng Mamak dan Sunkiss Cold Press. Ketiga menu ini menurut saya rekommended banget buat dicoba. Gimana rasanya, yuuk disimak !.



Pempek 

Makanan khas Palembang ini bisa kalian jumpai di Rota Fresh Eatery & Juice Bar. Penyajiannya juga gak mengecewakan. Satu porsi terdiri dari satu kapal selam dan satu lenjer. Topingnya ada acar dari potongan timun. Disajikan dengan saus cuka dan kecap khas pempek. Seger dan enak banget. Cocok sekali dijadikan menu pembuka karena menambah nafsu makan. Seporsi pempek diberi harga 25 ribu. Cukup terjangkau menurut saya. 



Nasi Goreng Mamak

Untuk makanan beratnya saya pesan Nasi Goreng Mamak. Kenapa dinamakan demikian ? Karena rasa nasi gorengnya mirip buatan nasi goreng rumahan. Ada tambahan telur mata sapi untuk topingnya.

Campuran nasi gorengnya ada potongan ayam dan sayur-sayuran. Nasinya juga sangat gurih dan perpaduan bumbunya juga berasa banget di lidah. Buat yang gak doyan pedas, boleh nih pesan nasi goreng satu ini. Kalau mau nambah pedasnya, bisa tambah dengan sambal mateng. Ada acarnya juga buat menambah selera makan dan lebih segar. Seporsi Nasi Goreng Mamak seharga 25 ribu. 



Sunkis Cold Press

Nah ini dia minuman segar yang ditunggu-tunggu. Ada yang bilang kalau datang ke Rota Fresh Eatery & Juice Bar gak lengkap kalau gak cobain minuman segar satu ini, Sunkis Cold Press. Minuman dari perasaan jeruk Sunkis yang disajikan dengan ditambah es batu. Cocok sekali diminum di siang hari sehabis makan berat. 

Segelas Sunkiss Cold Press porsinya lumayan banyak. Rasanya juga enak banget, ada perpaduan sepat dan manis. Seporsinya seharga 30 ribu. Meskipun agak mahal, tapi soal rasa dan porsi gak mengecewakan dah. Minuman segar yang rekommended banget buat dicoba. So, total pengeluaran saya sebesar 80 ribu. Hmmmm, boleh lah ya sekali-kali memanjakan mulut dan lidah ini, Asyik.

Buat kalian yang pengen pesen kopi juga bisa meskipun di cafe ini gak menyediakan beberapa jenis kopi. Kalian bisa pesan melalui cafe ini dan nantinya akan dipesankan ke Rota Kopi yang berhadapan dengan Rota Fresh karena masih satu kepemilikan. Gak perlu nunggu lama orderan kopi kalian segera datang. 


Bisa baca juga disini : Rota Kopi Coffee & Eatery


Over all, saya gak kapok datang ke cafe ini. Pelayanannya oke banget. Pesanan yang kita order juga gak nunggu lama. Rasa makanannya juga enak-enak. Bahkan saya penasaran mau cicipi menu lainnya, next time kali ya. 

Selain tempat nongkrong, cafe ini juga cocok banget dijadikan tempat meeting bersama kolega. Suasananya nyaman banget meskipun berada di pinggir jalan yang lumayan macet di Kota Mataram. Kalau datang ke Kota Mataram, boleh dicoba datang ke Rota Fresh Eatery & Juice Bar. Open : 10.00 - 22.00 WITA.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 10 September 2022

Makan Bakso Istimewa Sambil Healing di Taman Bakso Lombok


Beberapa hari terakhir ini Kota Mataram dan sekitar dilanda hujan terus. Sepertinya sudah memasuki musim penghujan. Kalau sudah ngomong hujan, pastinya gak jauh sama makanan. Hujan buat suasana menjadi adem dan syahdu. Efeknya mudah laper karena dingin. Endingnya nyari yang hangat-hangat. Emang enak sih makan yang hangat dan pedas. 


Kalau sudah bahas soal makanan yang hangat dan pedas, cocoknya sih makan bakso atau mie ayam. Nah di Kota Mataram ada tempat baru untuk menikmati bakso, sebut saja namanya Taman Bakso. Lokasinya ada di Jalan Kedondong, Cakranegara. Tepatnya di timur Taman Mayura. Lebih jelasnya bisa cek di maps.


Berawal liat beberapa review di Instagram. Jadinya penasaran pengen cobain. Saat makan siang, ngajakin teman-teman kantor buat datang kesini. Syukurnya mencari lokasinya mudah dan gak pake acara tersesat segala. Kurang lebih hanya lima menit dari kantor, kami sudah tiba di area parkir yang gak terlalu luas. 





etelah mobil kantor terparkir, kami semua berjalan memasuki tempat makan. Saat itu gak ramai pengunjung, jadi kami bisa dengan leluasa mencari tempat duduk. Dari konsepnya sih mengambil konsep alam. Tempatnya dibuat senyaman mungkin. Kecenya disini banyak tanaman hias. Meja kursinya juga bervariasi. Ada meja kayu panjang dengan bangku panjang juga. Ada meja kursi seperti tempa makan pada umumnya. Ada juga bean bag warna merah dengan meja-meja pendek. 


Yang buat unik, tempatnya berada di area pinggir kali (sungai), namanya Kali Ancar. Tapi air sungainya sudah gak begitu jernih seperti dulu. Maklum saja, jaman sekarang banyak sungai yang melintasi perkotaan sudah banyak yang tercemar. Tapi asyiknya disini, udaranya masih segar karena di seberang sungai, terlihat persawahan nan hijau yang masih begitu asri. 






Taman Bakso pertama kali buka beberapa bulan yang lalu. Jadi masih baru dan wajib kita datangi untuk mencoba aneka bakso dan menu lainnya. 


Buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam setiap harinya. Khusus di malam minggu, ada live music ya disini. Buat yang bingung nyari tempat nongkrong baru dengan suasana pinggir sungai dan persawahan atau yang lagi mencari tempat healing, Taman Bakso bisa jadi referensi kalian (bukan ngendorse)


Spot-spot foto juga ada disini. Kalian yang hobi pasang foto di medsos seperti Instagram, bisa ambil foto di sebuah ayunan yang berada di area tempat makan dan aneka tanaman hias yang indah. Bisa juga ambil foto dengan duduk di sebuah bean bag sambil menikmati menu yang dipesan. 






Apa saja menu yang ada disini ?.


Saya akan mereview dua menu yang saya pesan. Untuk menu beratnya, saya coba Bakso Istimewa dan minumnya Es Teh Tarik. 


Untuk Bakso Istimewanya yang pertama berkesan yaitu kuah baksonya. Rasanya mantap bener. Ini pertama kalinya saya makan bakso dengan kuah yang kaya rasa bumbunya. Ditambah mie putih dan kuning yang lembut. Tapi untuk baksonya saya rasa kurang lembut, jadi masih agak keras saat mengunyahnya. Untuk rasa oke apalagi ada isi telur yang membuat tambah enak. Porsinya juga pas buat saya pribadi. Buat yang doyan bakso, bisa lah pesen dua porsi,hehehe. Seporsi Bakso Istimewa seharga 20 ribu. Hmmmm, agak mahal sih menurut saya.




Habis makan bakso, mari kita cicipi Es Teh Tarik biar seger. Di siang hari emang sangat cocok minum yang segar-segar. Saya memesan teh tarik karena akhir-akhir ini lagi suka minum. Untuk peganti minum kopi jadi saya memilih teh tarik. Soal rasa Teh Tarik di Taman Bakso gak perlu diragukan lagi. Ini Teh Tarik yang sangat gurih di lidah dan gak buat enek. 


Enak banget apalagi porsinya sangat banyak. Disuguhi dengan gelas kaca panjang. Menurut saya sih lebih kecenya disuguhi dengan muk besar biar lebih banyak lagi porsinya,hehehe. Seporsi es Teh Tarik seharga 20 ribu. 


Jadi total makan siang saya sebesar 40 ribu. Cukup lumayan terjangkau meskipun harga Bakso Istimewanya 20 ribu. It's Oke. Untuk menu-menu lainnya, kalian bisa lihat foto-foto di atas ya. Selamat mencicipi !.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Saturday, 3 September 2022

Penerbangan Makassar - Jakarta (Part 2) : Lion Air Boeing 737-900ER PK LSO

Sesampainya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, saya mencari makanan buat nganjel perut. Syukurnya ada roti yang saya beli dan harganya lumayan terjangkau. Mau makan berat di dalam bandara, kalian tau sendiri harganya mehong semua. 

Masih ada waktu satu jam lebih penerbangan selanjutnya. Saya putuskan gak keluar bandara dan bersantai sejenak di ruang tunggu penumpang. Lumayan dapat beristirahat sejenak memulihkan tenaga biar sampainya di Jakarta gak capek-capek amat. 

Penerbangan Makassar - Jakarta saya menggunakan maskapai laris manis di Indonesia. Kalian pasti tau sendiri, sebut saja Lion Air Boeing 737-900ER. Sudah lama sekali gak terbang bersama Boeing 737-900 semenjak Covid-19 dua tahun yang lalu. Terakhir kali menggunakan maskapai ini saat ke Makassar dari Lombok sebelum Covid-19 melanda bumi pertiwi. 

Kali ini saya menggunakan Lion Air JT 891 registrasi PK LSO keberangkatan pukul 11.35 WITA. Dari sumber terpercaya, pesawat yang berjenis Boeing 737-900ER ini sudah berumur enam tahun satu bulan. Dulunya digunakan oleh maskapai Thai Lion Air (Thailand) pada tahun 2016. Semenjak 2020 berpindah ke maskapai Lion Air hingga sekarang. 



Setelah beristirahat sejenak di ruang tunggu penumpang, saya berjalan di sekitaran bandara. Jam penerbangan di bandara ini cukup padat. Maklum saja, selain menjadi bandara internasional, bandara ini menjadi transit untuk penerbangan ke wilayah timur dan penerbangan ke Indonesia bagian timur banyak sekali. Seperti ke Ambon, Ternate, Toraja, Mamuju, Manado, Gorontalo, Waingapu, dan paling timur Jayapura Papua.

Bandara ini dibangun pada tahun 1935 oleh pemerintahan Hindia Belanda. Dari artikel yang pernah saya baca dari bandara ini dulunya bernama Lapangan Terbang Kadieng yang letaknya sekitar 22 kilometer dari Pusat Kota Makassar.

Keunikan dari bandara ini, bentuk bangunannya yang mengadaptasi dari bentuk kapal pinisi. Kapal perahu kebanggaan pelaut Bugis atau Makassar. Bandara ini sangat besar sekali dan modern. Bandara ini memiliki dua runway. Area taxi juga cukup menampung lebih dari dua puluh jenis pesawat sekaligus.




Mendengar pengumuman, ternyata pesawat yang akan saya tumpangi mengalami delayed karena masalah operasional. Saya mah gak kaget kalau Lion Air delayed seperti ini. Nambah lagi waktu tunggu saya di bandara ini. Untung saja saya menikmati duduk di sebuah kursi yang sangat nyaman. Perkiraan akan boarding pukul 12.40 WITA. Cukup lama juga, jadi masih bisa mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. 

Duduk di sebuah kursi nyaman di dekat gate 3 sambil lirik sana lirik sini. Lihat-lihat pesawat yang turun naik dan parkir. Para penumpang yang baru turun dari pesawat dan sedang menunggu bersama-sama di ruang tunggu. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin siang itu sangat ramai sekali di tengah tiket pesawat yang bener-bener menguras isi rekening kita semua.

Gak bisa dipungkiri sih kalau bepergian dengan menggunakan pesawat jauh lebih cepat sampai di tujuan. Apalagi buat kita yang sedang ada keperluan mendesak, naik pesawat adalah solusi terbaik. Ditambah lagi kita tinggal di negara kepulauan. Kalau naik kapal laut membutuhkan waktu berhari-hari bahkan semingguan di laut. 






Gak sampai pukul 12.40 WITA, para penumpang Lion Air JT 891 jurusan Jakarta, dipersilahkan memasuki pesawat. Saya bersama para penumpang lainnya mengantri di gate 3. Para petugas mengecek boarding pass penumpang masing-masing. 

Setelah melakukan pengecekan boarding pass, saya berjalan menuju pesawat yang sudah terparkir. Saya memasuki pesawat melalui garbarata. Sayang sekali gak bisa foto pesawatnya secara utuh dari dekat. Tapi enaknya, kita gak perlu jalan kaki terlalu jauh menuju pesawat. Para penumpang saat itu sangat ramai bahkan full seat. Kalau jurusan Jakarta sih selalu ramai penumpang. Apalagi pakai burung besi berlogo kepala singa merah ini alias laris manis broo. 

Saya duduk di seat nomor 7A. Beruntung sekali dapat seat samping jendela. Syukurnya lagi, gak ada penumpang nakal yang mengambil seat saya. Setelah barang bawaan sudah saya taruh di atas kabin, duduk santai mengenakan sabuk pengaman dan gak lupa mengabarkan keluarga di rumah, kalau sudah di dalam pesawat. Gak enaknya, jarak antar seatnya sempit banget. Dengan tinggi badan 164 cm dengan berat badan 90 kg, sangat pas-pasan sekali. Tapi it's okelah buat saya, masih bisa dinikmati. 




Good Bye Makassar !

Setelah seluruh penumpang sudah memasuki pesawat, kapten pilot memberikan announcement bahwa pesawat sebentar lagi akan lepas landas. Para pramugari mendemokan keselamatan. Berusaha tenang dan berdoa yang terbaik pastinya. 

Pesawat berjalan perlahan menuju runway. Jam keberangkatan dari Makassar siang itu cukup padat. Pesawat yang saya tumpangi agak lama mengantri untuk take off. Setelah pesawat Wings Air jurusan Tana Toraja yang posisinya berada di depan pesawat saya take off, barulah pesawat Lion Air JT 891 bersiap-siap lepas landas. Setelah posisi sudah ready, suara mesin pesawat semakin kencang berbunyi kemudian berjalan cepat dan sampai akhirnya terbang mengudara meninggalkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. 

Ini pertama kalinya saya terbang dari Makassar ke Jakarta. Ternyata pemandangan dari atas pesawat sangat kece sekali. Pandangan saya gak bisa lepas ke luar jendela. Deretan pulau-pulau kecil dengan warna laut biru tosqa yang berada di sebelah barat dari Kota Makassar. Keindahan Indonesia yang bisa kita nikmati dari atas pesawat. 

Penerbangan memakan waktu dua jam, saya pun memutuskan untuk mencoba memejamkan mata setelah pesawat sudah berada di atas kumpulan awan putih. Sisa perjalanan yang bisa kita lihat hanyalah Laut Jawa. Oke, saya mencoba untuk istirahat sejenak dan sempat tertidur beberapa menit saja. 

Meskipun hanya transit sebentar di Makassar, tapi sudah sangat senang rasanya menginjakkan kaki di Tana Daeng ini lagi. Sebuah kebetulan yang gak saya bayangkan sebelumnya bisa terbang ke Makassar lagi. 

Kalau ditanya terbang bersama Lion Air itu enak apa gak, kalau jawaban saya sih semua maskapai penerbangan itu memiliki ciri khas masing-masing. Kalau boleh jujur sih, naik Lion Air terbang dua jam gak dapat service makan itu rasanya kurang enak sih. Tapi kalau seperti saya yang mempertimbangan harga tiket, saya lebih memilih Lion Air karena harga lebih murah dari maskapai lainnya. Tapi kalau ada yang lebih murah lagi selain Lion Air, why not untuk dicoba ?. 

Pesawat landing dengan mulus di Bandara Internasional Soekarno Hatta sekitar pukul 14.20 WIB. Agak terlambat sedikit dari jadwal. Cuaca di Jakarta sore itu cukup cerah. Pesawat terparkir dengan sempurna di taxi Terminal 2E. Saya bersama penumpang lainnya keluar pesawat dan berjalan menuju area kedatangan. Ini pertama kalinya saya turunnya di Terminal 2. Keren juga ya. Next time saya review tentang terminal 2 Bandara Soekarno Hatta ini ! 

Sesampai di Jakarta dengan selamat, saya lanjut ke hotel yang sudah disiapkan oleh panitia acara. Lokasi hotelnya di Jakarta Pusat dan gak jauh dari Bandara Soekarno Hatta. Ditunggu ya cerita selama saya berada di Jakarta sampai pulang ke Lombok lagi dengan selamat !. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra