Saturday, 18 March 2023

Welcome To Lombok ! : Terbang Bersama Garuda Indonesia PK GFI Livery Livin by Mandiri


Saat tau dibookingkan tiket Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) Lombok ke Bandara Soekarno Hatta oleh panitia, saya berharap dapat pesawat dengan livery Garuda pada tahun 1960-1969 dengan kode registrasi PK GFM. Infonya hanya satu-satunya pesawat milik Garuda Indonesia yang diberi livery tersebut. Unik dan kece keliatannya menurut saya. Kapan lagi nyobain terbang bersama Garuda pakai livery jadulnya. 


Ini penerbangan pertama saya di tahun 2023. Lagi-lagi ditugaskan dari kantor untuk menghadiri pertemuan di Tangerang Selatan. Bertugas sambil jalan-jalan gratis, dibayar pula. Anggap saja begitu.

 

Pengennya sih pulang-pergi gak terbang pakai Garuda saja. Maunya pas balik ke Lombok nyobain maskapai lain yaitu Citilink. Setelah merayu-rayu panitianya, akhirnya usaha itu gagal. Panitia tetap bookingkan tiket Garuda Indonesia PP. Okelah, ngalah saja. Yang penting selamat sampai tujuan dan balik ke rumah dalam kondisi sehat dan bawa duit (skipp).


Ada untungnya sih pakai maskapai pelat merah ini pulang-pergi Lombok Jakarta. Pertama sudah dijamin kenyamanannya yaitu dapat servis makan saat penerbangan dan ada flight entertainment-nya. Pesawat yang saya gunakan pas berangkat dan pulangnya kondisinya kece semua. 




Kali ini saya mau mereview armada Garuda Indonesia pas balik ke Lomboknya. Saat itu penerbangan Soekarno Hatta - Lombok menggunakan pesawat GA 430 Boeing 737-800 dengan kapasitas 12 seat kelas bisnis dan 150 seat kelas ekonomi dengan nomor registrasi PK GFI dan usia sudah 12,5 tahun. Livery yang digunakan masih sama seperti biasanya. Hanya saja ada penambahan Livery Livin by Mandiri. Livery ini diluncurkan kalau gak salah di Bulan September 2022 sebagai co-branding bentuk kerjasama antara Bank Mandiri dengan Garuda Indonesia. 


Berangkat dari hotel di daerah Bintaro, Tangerang Selatan menggunakan ojek online sekitar jam delapan pagi. Menuju Bandara Soeta melalui Tol Jor. Sempat syok karena terkena macet. Untungnya kemacetan di jalan tol gak memakan waktu lama. Perjalanan masih sekitar lima belas menit lagi sampai di Terminal 3 Bandara Soeta. Saya lebih menikmati perjalanan menuju bandara dari dalam mobil. Sengaja berangkat agak pagian biar gak buru-buru dan lebih santai saja. 


Jadwal boarding sekitar jam sebelas siang. Masih banyak waktu untuk check in, beli oleh-oleh makanan dan ke toilet. Setelah mengambil boarding pass di counter check in. Saya bersama Abang Faizin berjalan menuju Gate 11 sesuai dengan tertera di layar jadwal penerbangan saat itu. 




Suasana Terminal 3 Bandara Soeta pagi itu sangat ramai sekali. Sekitar jam sepuluh pagi, kami berdua sudah duduk di ruang tunggu penumpang. Sambil duduk, saya menikmati pemandangan lalu-lalang pesawat yang take off dan landing


Di Terminal 3 ini, dulunya hanya digunakan untuk Garuda Indonesia dan beberapa pesawat luar (penerbangan internasional). Tapi semenjak Covid-19 tiga tahun yang lalu. Ada sedikit perubahan dimana untuk Terminal 3 saat itu digunakan beberapa pesawat domestik seperti Garuda Indonesia, Citilink, yang terbaru yaitu maskapai Pelita Air dan Trans Nusa. 






Kebetulan hari itu menjelang weekends dan ada event besar di Pulau Lombok yaitu World Superbike Mandalika 2023. Gak perlu ditanya lagi penumpang Garuda Indonesia GA 430 saat itu sudah dipastikan full seat. Gak hanya itu saja, penerbangan ke Lombok semuanya sudah full seat. Syukurnya masih ada sisa tiket pesawat terbang ke Lombok disaat event internasional sebesar World Superbike. 

Btw, terasa sekali ramainya penumpang pesawat yang dimana rata-rata pada mau nonton World Superbike. Meskipun saya orang Lombok tulen, seneng juga ternyata sudah kembali ramai orang yang berbondong-bondong berlibur ke Pulau Lombok semenjak pandemi Covid-19 tiga tahun yang lalu. 

Kurang lebih setengah jam menunggu waktu boarding, terdengar suara panggilan para penumpang Garuda Indonesia GA 430 tujuan BIZAM Praya, Lombok untuk naik ke dalam pesawat melalui Gate 12. Wah, ternyata pindah gate sebelah. Untungnya jaraknya gak jauh. So, gak capek jalan kaki,hehehehe. 





Setelah melewati pengecekan boarding pass, saya dan Bang Faizin berjalan menuju pesawat. Lagi-lagi melalui garbarata dan kesempatan untuk selfiean bareng pesawatnya gagal lagi. Semoga saja nanti di Lombok, bisa foto pesawatnya secara utuh.

Kesekian kalinya terbang bersama Garuda, suasana kabinnya gak banyak perubahan. Sukanya naik maskapai ini karena alunan instrument musiknya yang sangat syahdu. Yang paling saya suka mendengarkan alunan musik dengan judul Bengawan Solo. Entah kenapa suka banget dengan instrument musiknya. Terasa terbawa ke jaman dulu kala. Dimana para nenek buyut kita masih hidup. 

Selain musiknya, saya suka dengan keramahan para pramugarinya dengan busana khas Indonesia. Perpaduan kebaya dan kain batik warna orange dan biru toska khas Garuda Indonesia. Seatnya juga gak banyak yang berubah. Masih empuk, ada flight entertainment-nya dan jarak antar seat di depannya sangat luas. Sehingga kita sangat nyaman menikmati penerbangan. Hanya saja, butuh perawatan lebih untuk fasilitas yang ada di Garuda Indonesia. 

Kaca jendela pesawat juga sudah banyak yang perlu dibersihkan. Sayang sekali maskapai plat merah yang pernah masuk sepuluh besar maskapai terbaik dunia versi SkyTrack beberapa tahun yang lalu kurang mendapatkan perawatan dengan baik. 





Saya duduk bagian tengah dan mendapatkan window seat. Kecenya lagi duduknya pas di bagian sayap. Sudah gak sabar merasakan ban pesawat saat landing nanti di Lombok. Bisa dibilang, saya duduknya di atas roda pesawat. Jadi, kita tunggu sensasinya saat landing nanti,hehehe.

Jam tangan menunjukkan sebelas lebih sepuluh menit, akhirnya pesawat push back dan bersiap-siap untuk taxi. Saya lebih memilih untuk menikmati dulu proses dari push back hingga take off sambil memandang keluar jendela. 

Alhamdulillah, pesawat yang membawa saya bersama penumpang lainnya take off dengan sempurna. Gak ada turbulance disaat take off seperti berangkat kemarin. Itu turbulance-nya dari take off sampai mau landing. Kebetulan juga cuaca saat itu kurang baik. Sampai makan pun gak ada selera karena getaran terus yang saya rasakan selama penerbangan menuju Jakarta lalu. Syukurnya, saat balik ke Lombok, cuaca cerah dan penerbangan sejauh ini cukup aman. 

Setelah tanda sabuk pengaman dimatikan, para penumpang sudah boleh ke toilet. Para pramugari juga sedang bersiap untuk memberikan servis makan kepada seluruh penumpang. Dari penyajian agak beda sekarang. Dulunya kami diberikan pilihan mau makan nasi opor ayam atau nasi kuning. Sekarang yang ada hanya nasi opor/rendang ayam (hanya satu pilihan). Untuk minumnya sekarang lebih banyak. Kita diberi teh botol, air mineral botol dan segelas kopi/teh hangat. Gak ada lagi sunkise juice dan jus jambu biji. Gak tau ya kalau penerbangan lainnya. Ada yang bisa bercerita ?.

Untuk cemilannya, kita diberi waffles (semacam biskuit cokelat) dan kue bolu yang rasanya legit banget. Soal rasa, sangat enak dan pengen nambah lagi. Sayangnya, gak enak minta nambah sama pramugarinya,hehehe. Over all, saya cukup menikmati hidangan yang diberikan. Berhubung pas jam makan siang dan jam lapar, jadi sikat semua yang ada di depan mata. 




Sehabis makan, saya lebih memilih menikmati sisa penerbangan yang ada sambil nonton film di flight entertainment. Badan rasanya perlu dipijet dan mata sudah lelah banget beberapa hari di depan laptop terus. 

Beberapa menit lagi pesawat akan landing, cuaca agak sedikit berubah menjadi kurang baik. Kelihatannya di Lombok sedang hujan lebat. Pesawat masuk ke dalam kumpulan awan tebal. Turbulance juga akhirnya. Saya mencoba lebih tenang dan kembali melanjutkan nonton film. 

Tanda sabuk pengaman sudah dinyalakan, pertanda pesawat akan bersiap untuk landing. Pesawat perlahan-lahan menurunkan ketinggian. Setelah keluar dari kumpulan awan tebal, terlihat rumah-rumah penduduk dan area persawahan. Dari jauh terlihat penampakan Gunung Rinjani dan garis pantai Lombok yang sangat menawan. 




Akhirnya pesawat landing dengan sempurna. Sensasi duduk di atas roda pesawat itu cukup menarik buat saya. Landing Garuda Indonesia PK GFI sangat mulus sekali. Agak lega rasanya sudah tiba di Gumi Sasak lagi. 

Yang saya seneng saat itu, saya bisa turun melalui pintu belakang menggunakan tangga pesawat. So, bisa foto pesawatnya full body tanpa terhalang oleh kaca garbarata, hehehe. 

Over all, saya menikmati penerbangan bersama Garuda Indinonesia PK GFI selama hampir dua jam. Mungkin sedikit saran untuk para petinggi Garuda Indonesia dan pemerintah pusat untuk melakukan perawatan berkelanjutan terhadap armada-armadanya agar pelayanan lebih maksimal lagi. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 4 March 2023

Nonton Ant-Man & Wasp : Quantumania di Transpark Bintaro 7 XXI, Tangerang Selatan


Kalau sudah ngebahas tentang film-film jebolan Marvel Studios, gak ada habisnya. Mungkin saya sendiri lupa berapa banyak film dari Marvel yang sudah ditonton. Saking banyaknya, sampai lupa urutannya dari mana duluan. Tapi, ini ada tapinya lhoo. Gak ada satupun film Marvel yang saya lewatkan (sombong dikit).


Sampai hotel di daerah Bintaro (Tangerang Selatan), saya bareng temen dari Lombok namanya Bang Faizin pergi nyari makan malam gak jauh dari hotel. Karena info panitia kegiatan, kita peserta gak dapat jatah makan malam dari hotel. It's okelah, gak masalah.




Liat kiri kanan ternyata hotelnya bersebelahan dengan Transpark Mall Bintaro. Untuk cerita hotelnya saya tulis terpisah ya. Sekarang fokus nonton layar tancep kekinian dulu di Tranpark Bintaro 7 XXI. 


Film yang pengen banget saya tonton sejak mulai tayang seminggu yang lalu yaitu Ant-Man & Wasp : Quantumania. Di awal kemunculan Ant-Man di pertengahan tahun 2015 lalu kemudian lanjut di tahun 2017 dengan judul Ant-Man & Wasp, membuat saya suka dengan karakter dari Scott Lang (Ant-Man) yang lucu dan tampil apa adanya.


Habis makan, saya langsung ngajakin bang Faizin buat nonton di jam malam. Buka aplikasi XXI, eh ada jadwal tayang terakhir di jam sembilan malam. Langsung bungkus !.


Btw, ini pertama kalinya saya nonton bioskop di luar Lombok lagi sejak balik ke kampung halaman. Dulu pernah nonton di bioskop Yogya dan Bandung. Kedengarannya katrok gak sih ?,hehehe.





Kebetulan malam itu lagi santai. Biar besok semangat kerja, mari nonton dulu. Beli dua tiket reguler Ant-Man & Wasp : Quantumania. Nontonnya di studio 1 seat 11-12 row C. Posisi pas banget buat nonton. Kedepanan juga gak bagus dan buat leher pegel noleh ke atas. 


Suasana di bioskopnya gak seramai yang ada di Lombok. Apa mungkin di Jakarta dan sekitarnya sudah banyak banget bioskop, sedangkan di Lombok hanya ada tiga bioskop yang aktif. Wajar lah gak seramai di Lombok, jadi bagi-bagi penonton. 


Tiket nonton sudah di tangan. Waktunya masuk ke dalam studio karena film segera dimulai. Setelah melewati pengecekan tiket, kami berdua masuk ke dalam dan mencari tempat duduk. Seat berwarna merah, lebar dan empuk. Ditambah lagi ruangannya adem dan aroma pop corn tercium. Sudah lama gak merasakan nonton di bioskop lagi. Pemandangan yang sudah lama gak diliat yaitu orang banyak pada pacaran disini. Jadi inget dulu bareng istri kencan pertama di dalam bioskop (kangen sama istri)




Sambil menunggu filmnya diputer, saya ngobrol-ngobrol bareng bang Faizin. Yang jelas bukan soal kerjaan, melainkan ngebahas film-film garapan Marvel Studio yang sebelumnya. Yang masih terhangat yaitu Wakanda Forever alias Black Panter. Kalau ditanya, tokoh Marvel yang paling keren ?. Pastinya Captain Amerika dan Iron Man dong. 


Btw, kurang lebih sepuluh menit menunggu, akhirnya ada suara "jet jet" yang begitu keras terdengar dari layar lebar berwarna putih di depan. Lampu kemudian dimatikan semua. Tinggal terlihat cahaya dari handphone penonton yang masih menyala. Oke, Mari kita nonton dulu Ant Man & Wasp : Quantumania !.


A Few Moment Later ! 


Setelah menikmati adegan demi adegan, menurut saya film ini jauh lebih baik dari seri Ant-Man sebelumnya. Meskipun banyak juga yang berpendapat, alur cerita seri terbarunya ini kurang nendang dan agak membosankan. Hmmm....Apa bener ya ?. Namanya juga beda-beda penilaian ya. 


Film Ant-Man & The Wasp : Quantumania yang masih disutradai oleh Peyton Reed dan diproduksi oleh Marvel Studios ini merupakan film pertama yang membuka fase 5 Marvel Cinematic Universe (MCU). Scott Lang yang masih diperankan oleh Paul Rudd, kembali menghadapi ancaman dari musuh baru yang muncul di dunia Quatmum terutama Kang The Conqueror. Tokoh antagonis di dalam MCU yang di dalam komik, kekuatannya jauh lebih besar daripada Si Thanos. 


sumber : Marvel Studios


Hmmmm..Si Thanos saja susah matinya padahal sudah diserang orang satu kampung (Avengers). Apakah Si Ant-Man & Wasp bisa ngalahin Si Kang semudah itu ?. Ditunggu jawabannya di akhir filmnya. 


Cerita dimulai disaat hubungan Scott Lang dengan putrinya "Cassie" yang diperankan oleh Emma Fuhrmann sedikit merenggang. Scott merasa jarang bertemu dengan putrinya karena Cassie suka membuat masalah dan keluar masuk penjara. 


Malapateka justru diawali oleh Cassie yang menciptakan teknologi terbaru yang berhubungan dengan dunia Quantum dimana dulu kakek,nenek, ayah dan ibunya pernah terjebak di dalamnya. Cassie bahkan berhasil mengirimkan sinyal ke dunia Quantum yang sangat menyeramkan. Disinilah musibah datang, Cassie yang keluarganya dibawa ke dunia Quantum dan terjebak disana. 


sumber : Marvel Studios


Yang paling takut itu adalah neneknya Si Cassie yaitu Janet Van Dyne yang diperankan oleh Michelle Pfeiffer. Dulunya Janet pernah terjebak di dunia Quantum bersama dengan Kang yang diperankan oleh Jonathan Majors. Awalnya Janet gak mengetahui sosok lelaki yang menemani dia di Quantum ternyata adalah seorang yang memiliki ambisi menaklukkan dunia. 


Tapi itu semua dirahasiakan oleh Janet ke keluarganya sampai mereka bertemu langsung dengan Kang dan melawan hingga Si Kang bisa dikalahkan. Semuanya berkat kerjasama yang kuat sehingga Kang bisa dikalahkan meskipun ada beberapa yang dikorbankan. 


Untuk karakter, saya suka dengan cerita Scoot Lang dan Hope Van Dyne alias Jelly Bean yang diperankan oleh Evangeline Lilly mendapatkan porsi cukup dalam membangun chemistry dan saling bahu membahu untuk mengalahkan Si Kang dan para pasukannya.


sumber : Marvel Studios


Apalagi ada tokoh baru yaitu Cassie yang memiliki kekuatan juga seperi ayah dan ibunya. Menurut saya, Si Cassie ini sangat cerdas seperti kakeknya Hank Pym yang diperankan oleh Michael Douglas. Kalian akan dibuat takjub disaat Hank Pym menciptakan pasukan semutnya dan berhasil menumbahkan Kang. Tapi Kang gak mati lhoo ya. Bahkan Si Kang ini nantinya akan menjadi musuh terbesar dari Avengers generasi baru. Kita tunggu saja tanggal mainnya !.


Over all, penilaian dari saya tentang film ini yaitu terpuaskan. Dari kualitas gambar sangat kece. Alur cerita juga cukup menarik dan saya pun paham sama ceritanya. Sayangnya, adegan lucu porsinya kurang dibandingkan film Ant-Man sebelumnya. 


Dari film Ant-Man & Wasp : Quantumania ini adalah awal dari perjalanan para Avengers selanjutnya. Seperti biasanya, di akhir film pasti ada kejutan menarik. Pasti ada beberapa post credit yang menggambarkan cerita film Marvel selanjutnya. 


Disini saya gak mau spoiler tapi saya kasi satu pertanyaan. Kalian masih ingat kan film Eternals ?. Bagi yang sudah lupa atau belum nonton, tonton dulu filmnya sebelum nonton Ant-Man & Wasp Quantumania. 


Gak terasa hampir dua jam ini film kelar juga. Bukan Marvel namanya kalau gak buat para penonton penasaran dan gak sabar menunggu film-film selanjutnya. Keluar studio, saya dan Bang Faizin balik ke hotel. Waktu menunjukkan jam sebelas malam. Mallnya sudah tutup. Padahal niatnya mau makan habis nonton. Yasudah, nyari makan di luar saja sambil balik ke hotel. 


Jangan lupa nonton ya !. Terpenting nonton daripada baca dan dengerin spoiler temen kalian, hehehe. 



Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 25 February 2023

Kopte Tarik : Tempat Ngopi Kece dengan Tampil Beda di Cakranegara, Kota Mataram


Lagi pusing dengan kerjaan, enaknya itu kita ngopi sejenak. Gak jauh dari kantor, ada sebuah kedai kopi yang beberapa bulan ini baru buka. Lokasinya di Jalan A.A Gede Ngurah No.10a, Cakranegara Timur, Kota Mataram. Tepatnya berada di deretan pertokoan Pasar Cakranegara. 

Mengenal lokasinya di Cakranegara, kalian yang belum pernah ke Lombok mungkin belum tau daerah ini. Cakranegara merupakan pusat perbelanjaan yang ada di Kota Mataram. Dulunya kota ini menjadi salah satu pusat perdagangan pada jaman Belanda setelah Kota Tua Ampenan. Dari bangunan juga sangat mirip dengan yang ada di Kota Tua Ampenan. Banyak bangunan bergaya Eropa dan Tiongkok disini. Jadi jangan heran di Cakranegara banyak didiami oleh keturunan Tiongkok selain Suku Sasak dan Bali. 



Sekarang Cakranegara menjadi destinasi wisata sejarah yang dimiliki oleh Pulau Lombok khususnya Kota Mataram. Buat kalian yang sedang berlibur ke Lombok, gak ada salahnya datang berburu oleh-oleh di Cakranegara. Disini banyak sekali tempat belanja dan kuliner pastinya. Beberapa penginapan juga banyak disini dari hotel bintang melati sampai bintang empat. Tinggal pilih mau yang mana. 

Sebut saja Kopte Tarik Cakra !.

Kedai kopi ini merupakan cabang baru yang dimiliki oleh Kopte Tarik. Sudah tersebar beberapa cabang di Indonesia, salah satunya ada di Pulau Lombok. Awal tau ada kedai kopi ini dari akun instagramnya @kopte.id. 

Berada di pusat keramaian, untuk tempat parkirnya gak begitu luas. Benar-benar berada di pinggir jalan dengan kondisi lalu lintas yang sangat padat. Meskipun demikian, kalau kita masuk ke dalam kedai kopinya udara berubah jadi adem, dimana di luar sana udara cukup panas. 




Buat kita-kita yang habis belanja, boleh nih ngadem sejenak di kedai kopi ini. Jangan lupa beli menu kopi dan cemilannya ya. Gak gratis hanya numpang ngadem saja, hahaha. 

Saya sudah dua kali datang ke kedai kopi ini. Kesan pertama membeli kopi tariknya, langsung dibuat pengen beli lagi. Apalagi cicipin cemilannya berupa roti bakar yang diberi berbagai macam toping, langsung dibuat jatuh cinta. 

Sebelum membahas menu-menunya, saya akan mereview bangunan kedainya terlebih dahulu. Seperti biasa, dimulai dari area parkir yang gak begitu luas. Masih gabung dengan area parkir pertokoan dan pasar. Soal keamanan, dijamin aman ya karena ada bapak parkir yang menjaga kendaraan kita selama kita berbelanja atau nongki. 





Penampakan kedai kopinya dari luar sama seperti beberapa kedai kopi pada umumnya. Gak begitu besar tapi nyaman. Saat masuk ke dalam kedainya, saya disambut hangat oleh karyawannya. Sangat-sangat ramah para karyawannya. Berhubung datangnya di jam-jam gak sibuk, suasana kedainya gak begitu ramai. Syukurlah, karena saya butuh suasana yang sepi untuk bekerja. 

Jadi, gak hanya nongki sambil buka handphone saja. Saya biasanya datang kesini, untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Untungnya suasana lagi sepi pengunjung, jadi bisa fokus kerja. Ada beberapa meja dan kursi yang masih terlihat baru. Kita bisa memilih tempat duduk dimana saja. Ada bangku panjang juga dengan meja yang cukup lebar. Untuk kursinya ada bantal yang empuk lhoo, jadi gak khawatir pantat kita kesemutan kalau berlama-lama duduk disini. 

Di dinding ruangan juga terpajang beberapa tulisan dan gambar. Terkesan modern dan vintage ditambah lagi penerangan lampu berwarna kuning. Untuk ruangannya semuanya ber-AC, jadi dijamin adem semua. Apalagi ada alunan lagu-lagu santai, membuat betah berlama-lama kerja dan ngerumpi disini. 




Setelah menaruh tas yang berisikan laptop di salah satu bangku panjang, saya langsung berjalan ke kasir untuk memesan minuman dan cemilan. Saya memesan segelas Kopi Tarik Kopte dingin dan Kopte Toast Choco Peanut untuk cemilannya. 

Untuk menu-menu lainnya, kalian bisa liat foto di atas ya. Lumayan banyak menu minuman dan cemilannya. Kalau menu berat seperti nasi atau mie, di Kopte Tarik gak menyediakan menu berat. Hanya ada menu kopi, teh tarik dan cemilan berupa roti bakar gitu. 



Mana yang rekommended ?. Menurut saya kalian cobain saja Kopi tarik Kopte. Campuran antara kopi dan susu. Mirip seperti kopi susu gula aren ya. Saat minumnya ada rasa kopi dan susu. Ini pertama kalinya saya minum kopi tarik yang menurut informasinya jenis minuman kopi ini berasal dari Aceh. 

Biasanya kan sering minum teh tarik, dan kali ini kopi tarik gak kalah dengan teh tarik lhoo soal rasanya. Dijamin buat mood kembali lagi dan pikiran menjadi lebih tenang. Cocok sekali buat kita-kita yang sedang mumet sama kerjaan minum kopi tarik. Cara penyajiannya juga cukup simple. Dikemas dalam wadah gelas plastik, jadi bisa dibawa kemana-mana. Segelas Kopi Tarik Kopte seharga 15 ribu. Sangat terjangkau sekali.


Untuk cemilannya, saya memesan Kopte Toast Choco Peanut. Jenis cemilan roti bakar yang diberi toping cokelat dan selai kacang tanah. Seporsinya juga cukup banyak. Disajikan dalam bentuk potongan roti bakar dan dimasukkan ke dalam bungkus roti dari kertas. Jadi cukup simpel buat dibawa kemana-mana. Seporsi Kopte Toast Choco Peanut seharga 17 ribu. 

Buat kalian yang doyan nongkrong sambil kerja, pas sekali datang kesini. Apalagi datangnya pas turun hujan. Tambah syahdu sekali disini sambil cuci mata liat anak-anak alay pada selfiean buat diposting di Instagram mereka (yang biasa pasti sudah paham). 

Kalau kekurangannya sih, ruangannya gak begitu luas. Jadi buat yang ngajakin gebetannya kencan disini, harus bicaranya pelan-pelan. Kalau agak kenceng, orang disamping bisa denger. Pengalaman soalnya duduk disebelah orang yang lagi kencan. Pembahasannya @#$&®©%, hahahha... Pasti kalian sudah paham lah ya. 

Over all, menurut saya meskipun tempatnya kurang luas, cukup nyaman buat nongkrong sambil kerja. Buat blogger seperti saya ini, cocok sekali buat nulis di kedai kopi ini. Bukannya ngendorse lhoo ya. Ini hanya penilaian saja. 

Di sekitar Kopte Tarik banyak terdapat penginapan. Yang paling dekat yaitu Lombok Plaza Hotel, kurang lebih lima puluh meter dengan berjalan kaki saja. Ada juga pusat perbelanjaan yang terdekat, antara lain Mataram Mall, My Style, Heron, MGM dan masih banyak lainnya. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra