Saturday 13 July 2024

Belajar Sambil Menikmati Kesejukan Hutan Mangrove di Balemangrove, Lombok Timur


Cuaca panas dan terik, gak menyurutkan semangat saya dan keluarga untuk mengunjungi salah satu saudara yang sudah melahirkan anak kedua mereka di salah satu desa yang terletak di ujung timur Pulau Lombok. 


Desa yang berada di pesisir timur bagian selatan dan menjadi sentra hasil laut yang terkenal di Pulau Lombok. Cumi, udang, kepiting, berbagai jenis ikan bisa kalian dapatkan disini. 


Gak jauh dari desa ini juga banyak terdapat destinasi wisata favorit yang bisa diexplore. Sebut saja Tanjung Ringgit, Pantai Pink, Gili Kapal, Pulau Maringkik, hutang mangrove dan masih banyak lainnya. 


Mari memulai pertualangan ke Desa Tanjung Luar bersama cerita saya kali ini !. 


Agenda ke desa ini bisa dibilang dadakan. Berawal dari ajakan bapak untuk menjenguk keluarga yang habis lahiran. Sudah lama juga gak berkunjung ke keluarga bapak yang ada di desa ini. 


Terakhir kali saya kesini saat masih kuliah dulu, sekitar tahun 2009. Sudah lama juga ya. Dan ini menjadi cerita jalan-jalan yang buat saya semangat. Apalagi kalau sudah berbau pesisir pantai dan kampung nelayan, saya sangat suka sekali. 


Hari itu bertepatan dengan akhir pekan. Sabtu jam sembilan pagi, sebuah mobil putih sudah berada di depan gerbang rumah.  Bapak dan mama menjemput kami di rumah. 


Saya, istri dan anak-anak sudah siap dari tadi karena janjiannya sih berangkat jam tujuh pagi. Tapi gak apa-apa, namanya juga di jalan. Ada saja halangannya, entah macet atau lama ngantri di pom bensin. 


Anak-anak terlihat bahagia. Ini pertama kalinya kami ajak ke tempat yang baru. Apalagi sudah dijanjikan bakalan naik perahu di pantai, mereka tambah semangat. 




Perjalanan kurang lebih memakan waktu satu setengah jam perjalanan menyusuri Jalan Mataram - Selong, Lombok Timur. Seperti biasa kondisi lalu lintas cukup padat merayap oleh aktivitas warga baik yang keluar kota maupun ke arah Kota Mataram. 


Sepanjang perjalanan kami pergunakan untuk istirahat. Anak-anak kami suruh tidur tapi gak tidur-tidur. Akhirnya kami semua gak bisa tidur di dalam mobil. 


Agar gak boring di jalan, kami ngobrol ngalor-ngidul. Kebetulan yang menyetir itu bapak karena saya belum lancar bawa mobil. Kasian juga kalau beliau ditinggal tidur. Yasudah, jadinyaa pada ngobrol nanti mau kemana saja. 


Sekitar jam sebelas pagi, kami sudah sampai di Kota Selong, Ibukota Kab.Lombok Timur. Kami mampir sejenak di rumah bibi sekaligus menjemput beliau untuk bareng ke Desa Tanjung Luar. 


Gak lama mampir di Selong, kami pun melanjutkan perjalanan ke Desa Tanjung Luar dengan memakan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan. Sepanjang perjalanan dari Selong ke Desa Tanjung Luar, kita akan dimanjakan oleh pemandangan area persawahan dan perkebunan. Kondisi jalan dengan  aspalnya yang cukup baik. Enak sekali untuk touring kesini dari Kota Mataram. 


Next time, kalau ada waktu pengen touring pakai Nmax kesini bareng anak istri dan teman-teman barangkali ya. 


Setiba waktu dzuhur, kami sampai di Desa Tanjung Luar. Cuaca siang itu cukup terik. Tapi melihat keindahan pantai dari kejauhan, rasa capek dan khawatir kepanasan, hilang seketika.


Mobil sudah terparkir di pinggir jalan, dan kami harus berjalan kaki memasuki gang sempit ke rumah keluarga. Suasana perkampungan nelayan sangat terasa disini.


Terlihat penampakan rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Rumah panggung masih banyak kita jumpai disini di tengah sudah banyak juga rumah dari batu bata dan modern. 


Apalagi terdengar obrolan beberapa warga desa menggunakan bahasa Bajo dan Bugis. Ini beneran rasanya sudah berada di Desa Tanjung Luar. 


Setiba di rumah keluarga, kami disambut sangat hangat. Mereka sudah menunggu sejak tadi karena dikira kami datangnya pagi. Melihat adek bayi yang baru lahir, jadi pengen nambah anak lagi, hahaha (semoga istri gak baca bagian ini). 


Berhubung sudah waktu shalat Dzuhur, kami melaksanakan shalat terlebih dahulu. Kemudian, lanjut makan siang dengan hidangan yang sangat lezat. 


Menunya ada Pelumara (ikan kuah kuning), Ayam Goreng, Kepiting Asem Manis dan Pelecing Kangkung. Enak bener dimakan dengan nasi putih yang masih hangat. 


Saking enaknya, saya nambah satu piring nasi. Semangkuk Pelumara ludes saya makan sendiri. Bener-bener mereka masak banyak sekali. Itupun masih banyak tersisa lauk yang lainnya. Gak sanggup saya menghabiskannya sendiri. 




Setelah makan siang, perut sangat kenyang. Waktunya istirahat sejenak sambil ngobrol dengan tuan rumah. Gak lengkap rasanya kalau ngobrol gak ngopi. Ngobrol sambil ngopi menikmati suasana di rumah panggung. Rumah panggung khas kampung nelayan Suku Bajo. Suku dimana bapak berasal. 


Sekitar jam tiga sore, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu destinasi wisata yang jaraknya cukup dekat dengan Desa Tanjung Luar. Namanya, Balemangrove yang lokasinya berada di desa sebelah yaitu Dusun Poton Bako, Kec. Keruak, Lombok Timur. 


Untuk menuju hutan mangrove ini, kita bisa melalui Dusun Poton Bako yang jaraknya gak jauh dari Dermaga Telong Elong. Biar gak bingung, kita bisa melihat lokasinya di google maps. 


Kalau dihitung-hitung jarak dari Kota Mataram, kurang lebih sekitar 68 kilometer hingga di Balemangrove dengan memakan waktu tempuh satu setengah jam perjalanan. 


Kondisi jalan menuju destinasi satu ini cukup baik. Aspal mulus dengan melewati perkampungan nelayan dan deretan pohon kelapa. 


Cuaca saat itu cukup mendukung. Gak panas dan angin pantai gak begitu kencang. Perjalanan juga cukup lancar. Hanya saja, kami harus melewati gang sempit di tengah perkampungan untuk menuju pintu masuk Balemangrove. 






Kebetulan juga air laut sedang surut. Jadinya warga sekitar berbondong-bondong menuju ke tengah laut dengan berjalan kaki mencari kerang-kerang laut. Gak heran parkiran kendaraan sangat padat dan sempat dibuat macet. 


Lima belas menit perjalanan dari Desa Tanjung Luar, kami sudah sampai di area parkir Balemangrove. Perasaan campur aduk, ada senang dan kurang puas karena pengunjung sangat ramai. Kebayang gak dapat foto kece disini karena banyak orang. 


Balemangrove ini bukan sembarang hutan mangrove yang tiba-tiba ada dan ramai dikunjungi. Ini adalah buah hasil dari kerja keras teman-teman Pokdarwis disini yang melestarikan tanaman mangrove sehingga terjaga sampai sekarang. 


Menurut informasi yang dapat dipercaya, Balemangrove disebut juga Mangrove Purba karena tanaman mangrove disini usianya ada yang sudah puluhan hingga ratusan juta tahun. 


Bisa dibilang tanaman mangrove disini cukup langka ditemukan di tempat lain di Pulau Lombok. Ada dua jenis tanaman mangrove yang tumbuh subur disini yaitu Rhizophora dan Sonneratia alba.


Untuk Rhizophora sendiri berukuran 20 hingga 40 meter sedangkan Sonneratia Alba merupakan tanaman bakau yang sudah berumur ratusan tahun atau mangrove purba. Warga sekitar sering menyebutnya dengan nama Pohon Pining atau Pohon Mangrove Purba.


Tiket masuk ke Balemangrove setiap pengunjung dikenai tarif 5 ribu. Sedangkan untuk anak-anak kecil gratis. Bukanya setiap hari dari jam tujuh pagi sampai enam sore.





Setelah membeli tiket, kami memulai petualangan seru memasuki area hutan mangrove yang memiliki luas sekitar dua hektare. 


Anak-anak sangat bersemangat. Ini adalah tempat baru sekaligus tempat mereka mengenal dan belajar tentang alam. Di pintu masuk hutang mangrove, terdapat sebuah gapura bertuliskan Balemangrove. 


Jalan atau bisa disebut jembatan kayu sepanjang dua ratus meter ini merupakan akses untuk berkeliling hutan mangrove. Ada beberapa spot yang bisa dijadikan untuk berfoto. Ada rumah pohon, hammock, ayunan, dan masih ada lagi spot untuk ber-selfie ria. 


Kesan saat berada di dalam hutan mangrove bener-bener sejuk dan syahdu mendengar suara kicauan burung-burung yang hidup di hutan mangrove ini. Sinar matahari muncul dari celah-celah pohon mangrove. 


Sayangnya saat kami datang kesana, pengunjung sedang ramai-ramainya karena musim liburan. Banyak juga yang datang kesini bareng pasangan atau gebetan. Yang jomblo juga. Malah banyakan yang jomblo kali ya menurut pengamatan saya (sambilan cuci mata hehehe).





Btw, air laut sore itu juga sedang surut. So, gak bisa melihat pemandangan sungai-sungai kecil yang berada di dalam hutan mangrove. 


Kalau air laut sedang pasang, banyak pengunjung yang menyewa kano untuk mengelilingi hutan mangrove menggunakan kano yang bisa memuat hanya dua orang dewasa. Harga sewanya pun beragam, tergantung ukuran kano dan lama menyewanya alias bisa nego sama yang punya kano, hehehe.


Setelah beberapa menit berjalan menyusuri jalanan kayu, tibalah kami di ujung jalan. Dari sini kita bisa melihat pemandangan yang luar biasa indah. Deretan pulau-pulau kecil antara lain Pulau Maringkik, Pulau Pasir dan lain-lain terlihat dari sini. Beberapa perahu nelayan yang sedang kandas karena air laut surut terlihat juga.


Ratusan warga yang berjalan kaki sampai ke tengah laut untuk mencari kerang-kerang laut. Biasanya moment ini bisa kita dapatkan disaat air laut sedang surut di waktu sore hari. Banyak sekali warga baik warga sekitar maupun dari luar desa yang mengikuti moment langka seperti ini. Saya juga sebenarnya pengen, tapi bawa anak. Gimana urusannya, hahaha.






Ohya, buat kalian yang sedang berlibur ke Lombok. Mungkin pengen nyari tempat baru dengan suasana baru, destinasi Balemangrove bisa menjadi pilihan yang tepat. 


Disini juga setiap Hari Minggu ada kelas Lentera Bahari. Kita bisa mengikuti pembelajaran mengenai melestarikan tanaman bakau ini. Dari pembibitan hingga menjaga dan melestarikan tanaman bakau.


Waktu sudah semakin sore, kami segera balik ke parkiran mobil. Sebelumnya, kami beristirahat sejenak sambil mijetin kaki. Lumayan juga buat pegel kaki,hehehe. Disini juga tersedia warung makan dan berugaq (gazebo). Terdapat juga mushola dan kamar mandi. Lengkap juga fasilitas yang ada disini. Semuanya terawat dan bersih. Kece !.


Over all, kesimpulan saya selama berada di Balemangrove. Tempatnya kece habis. Sepanjang menyusuri hutan mangrove, keadaan sekitar bersih dari sampah. Hanya saja di bagian pintu masuk masih ada beberapa sampah pengunjung yang terlihat. Suasananya menurut saya nyaman dan menyenangkan. Bisa mendengar kicauan burung dan udara yang sejuk selama berada di dalam kawasan hutan mangrove.  


Buat kalian yang ingin menuju Pantai Pink, Pulau Maringkik atau destinasi di sekitarnya, bisa menyewa perahu warga disini. Untuk biaya sewanya, kita bisa nego tergantung jauh dan kondisi gelombang lautnya.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Sunday 16 June 2024

Family Time : Makan Siang Sambil Bermain Ikan di Cilus Lesehan Mataram


Kalau sudah giliran nulis cerita makan-makan, langsung terasa laper. Nulis cerita sambil ngebayangin makanan yang kita makan kemarin itu rasanya pengen diulangi lagi. Apalagi tempatnya nyaman dan menunya juga enak. 


Beberapa minggu yang lalu, keluarga berencana untuk makan siang di luar sambil ngumpul-ngumpul. Kebetulan ada nenek datang dari kampung untuk berobat di Mataram. Saya ditelpon mama untuk ikut makan siang bareng. Lagian sudah lama gak ngumpul keluarga besar.

 

Berhubung hari libur, saya mengiyakan dan segera bersiap-siap menuju rumah orang tua di Ampenan karena ngumpulnya disana. Anak-anak juga saya suruh mandi. Istri dan saya mandi juga dong biar bersih dan harum.


Mama menanyakan ke saya dan istri, enaknya tujuannya kemana. Mama minta rekomendasi tempat makan sekalian untuk bersantai keluarga sekitaran Mataram saja. Bingung mau makan siang dimana, akhirnya saya memberi saran kalau nyobain lesehan yang berada di pinggiran Mataram.


Pilihan yang random sih, tapi kebetulan saya dan istri belum pernah makan disini. So, boleh dicoba dan semoga pada berkenan semua. Tempat yang saya saranin yaitu Cilus Lesehan. Tempat makan yang sempat viral di awal grand opening-nya beberapa tahun yang lalu.


Dari beberapa review temen-temen yang sudah datang kesini, menunya enak. Tapi ada satu hal menarik dari komentar sebagian orang yang pernah saya baca di beberapa medsos yaitu pelayanannya yang kurang. Karyawannya yang kurang sigap dan pesanan lama datangnya. Itu sebagian komentar yang sempat saya baca dan teman-teman kerja yang sudah datang kesini bareng keluarganya.


Jadi penasaran !. 




Sebenarnya sejak mulai opening, saya dan istri sudah sempat kesini. Tapi selalu full booking alias gak dapat tempat duduk. Akhirnya nyari tempat makan yang lain. Kebetulan juga saat itu saat Bulan Ramadhan. Maklum saja tempatnya baru dan kalau ada tempat baru, pastinya ramai pengunjung.


Hari Sabtu siang, saya, istri dan anak-anak berangkat ke rumah orang tua. Sesampainya di rumah, anggota keluarga lainnya sudah pada sampai rumah. Berhubung sudah laper banget, kami langsung berangkat ke lokasi tempat makan. 


Jarak dari rumah ke lokasi gak begitu jauh. Sekitar sepuluh menit perjalanan, kami sudah sampai di lokasi. Cilus Lesehan beralamatkan di Jalan Arya Banjar Getas, Tanjung Karang, Kec.Ampenan, Kota Mataram. Lebih tepatnya berada di belakang Grand Inn Lombok Hotel.


Untuk menuju ke lesehan, kita harus masuk ke dalam area parkir Grand Inn Hotel. Dari pinggir jalan besar, ada tulisan Cilus Lesehan, nanti masuk aja melewati pintu masuk berupa lorong yang berada di tengah bangunan hotel. Di belakangnya terdapat area parkir yang cukup luas. 


Sesampainya di area parkir, suasana di dalam lesehan kebetulan masih sepi. Hanya ada rombongan kami dan dua pengunjung lainnya. Terlihat juga kendaraan yang terparkir hanya mobil kami saja. Selain itu hanya ada beberapa motor. 


Enaknya kami bisa bebas mau pilih tempat dimana. Tapi sayangnya, ada beberapa tempat yang sudah dibooking pengunjung lainnya karena ada acara gathering disini yang dimulai sore harinya. Untungnya gak semua tempat yang dipakai buat acara. 





Tenang, masih ada tempat duduk yang asyik dan nyaman buat kami dan anak-anak. Pokoknya gak terganggu dengan acara gatheringnya. Disini tempat duduknya berupa berugaq (gazebo) atau saung dari bambu. Tanpa ada kursi, hanya ada meja-meja terbuat dari rotan dan bambu ditengahnya. 


Ada yang untuk kapasitas empat sampai enam orang, ada juga untuk keluarga besar. Di pinggiran saung juga terdapat kolam ikan yang bentuknya memanjang seperti parit atau sungai kecil gitu. Dikelilingi oleh saung/gazebo dan ditengahnya ada taman dengan bunga-bunga. Jadi anak-anak dan saya pun sangat senang bisa duduk santai sambil bermain dengan ikan. 


Kita bisa memberi ikan-ikan tersebut dengan makanan yang sudah disiapkan oleh pengelola lesehan. Aturan disini gak boleh memberi makan ikan sembarangan. Takutnya nanti kolam ikannya kotor. Untuk makanan berupa bulatan-bulatan kecil seperti mutiara gitu dan gratis ya. 


Anak-anak pun sangat senang sekali. Kakak Ken paling antusias memberi makanan ikan. Sedangkan Adeq Nala gak mau kalah, beberapa kali minta makanan ikan. Lalu mereka melempar ke arah kolam yang penuh dengan ikan yang sedang menunggu diberi makanan. Terlihat mulut-mulut ikan yang siap menerima makanan yang dilempar. 





Anak-anak kasi makan ikan, kalau saya cemplungin kedua kaki ke dalam kolam. Rombongan ikan satu per satu gigit kulit-kulit mati kaki saya. Awalnya, rasanya geli tapi lama kelamaan enak juga. 


Selain kolam ikan, fasilitas yang ada disini yaitu kolam renang dewasa dan anak-anak yang berada di area belakang lesehan. Untuk kolam renang, orang dewasa dikenakan biaya 15 ribu sedangkan anak-anak hanya 10 ribu saja.


Ada yang baru juga disini yaitu Flying Fox, kita bisa mencoba terbang dari atas lesehan menggunakan alat pengaman. Wahana yang ini ada paketannya. Bagi kita yang orang dewasa dikenakan biaya 25 ribu, sedangkan anak-anak 18 ribu (harga bisa berubah sewaktu-waktu). Ini berlaku untuk satu kali mencoba ya. Kalau mau nambah, bayar lagi ya guys. hehehe. Cukup mahal sih menurut saya. 


Sayangnya kami gak sempat mencoba kedua wahana tersebut dikarenakan kalau mau berenang, masih siang banget. Dan gak bawa perlengkapan berenang juga. Takutnya nanti kulit terbakar, sudah hitam tambah gosong dah tuh badan. 


Kalau flying foxnya kalau gak salah petugasnya belum datang. Jadinya kami urungkan niat buat mencoba. Next time, kalau ada kesempatan buat kesini lagi, bakalan dicoba hehehe. 


Next,.. Sekarang kita mereview menunya. Untuk pilihan menunya sangat beragam disini. Untuk urusan menu, saya serahkan sama mama dan istri. Mereka yang lebih paham kalau soal selera keluarga. 





Disini tersedia menu paketan ya. Ada paket lesehan hemat premium dan spesial untuk empat dan enam orang. Bagi kalian yang datang berduan dengan pacar, gebetan atau selingkuhan (eeehh), bisa pesen selain paketan. Soal harga sih sama saja ya baik yang paketan maupun gak. 


Kebetulan mama dan istri, memilih menu paket hemat premium yang untuk enam orang sebanyak dua paket. Karena kita datangnya bersepuluh dan ada anak-anak juga. Dirasa sangat cukup. Soal harga juga cukup terjangkau untuk sekeluarga.


Dalam paketan tersebut sudah ada nasi satu bakul dengan porsi besar. Ada ayam bakar khas Cilus, Ayam Betutu khas Cilus, Lalapan Nila, Lalapan Ayam, Udang Sambal Gami, Paru Sambal Gami, Pelecing Kangkung, Sayur Bening, Tempe Mendoan, Es Jeruk dan Air Mneral (masing-masing satu porsi).



Ayam Betutu Khas Cilus


Menu satu ini mungkin sudah sangat familiar ya. Masakan khas Bali ini sudah menjadi menu wajib bila datang berlibur ke Bali atau ke Lombok. Di Cilus juga ada masakan ini dengan ciri khasnya. Saya gak sempat menanyakan apa ciri khas Ayam Betutunya. 


Pas saya coba makan kemarin sih, bumbu kuah dari Ayam Betutunya cukup enak ya. Agak pedas sedikit. Untuk ayam nya digunakan ayam kampung. Dagingnya empuk dan gurih. Tingkat kematangannya gak terlalu over cook.


Kurangnya, bumbu ayam betutunya belum terlalu masuk ke dalam dagingnya. Jadi pas makan daging ayamnya masih rasa ayam saja dan sedikit hambar. Masih enak dimakan menurut saya dan sangat mengenyangkan kalau makannya satu porsi sendiran, hehehe.



Ayam Bakar Khas Cilus 


Untuk ayam bakar khas Cilusnya saya beri rekommended. Wajib dicoba bila datang kesini. Ayam yang digunakan yaitu ayam kampung dengan tingkat kematangan daging yang oke. Daging ayamnya cukup lembut banget. Ukuran ayam kampungnya juga cukup besar. 


Soal bumbu pilihan yang dipakai juga sangat enak dimulut. Gak terlalu pedas dan terpenting sangat gurih dan buat nambah nafsu makan. Dimakan bareng dengan nasi putih dan pelecing kangkung, gak kebayang sudah nikmatnya gak ada obat. 




Udang dan Paru Sambal Gami


Yang buat saya penasaran dan kedua menu ini yaitu sambal gaminya. Karena penasaran, saya langsung bertanya ini sambal jenis apa ya. Dari info yang punya tempat makan, Sambal gami itu sambal yang memiliki rasa pedas dan gurih. Memiliki tekstur kasar karena dimasak langsung di atas cobek yang dibakar. 


Jadi udang dan parunya dimasak di atas cobek panas yang dibakar.Untuk rasa sambal gaminya sih enak dan pedasnya nendang. Hanya saja untuk paru dan udangnya rasanya biasa saja. parunya yang agak sedikit alot saat digigit. 




Tempe Mendoan dan Jagung Mendoan


Nah ini dia menu favorit saya selama di Cilus. Seporsi tempe mendoannya sebanyak tiga potong dengan ukuran yang besar. Rasanya gurih sekali dan gak banyak minyak. Dihidangkan selagi panas, enak bener. Apalagi dicocol dengan bumbu kecap dan cuka. Enak bener.


Apalagi Jagung Mendoannya. Saya baru pertama kali makan jagung mendoan ini. Dari penampakannya seperti perkedel jagung, tapi ini ukurannya sangat besar dan gurih. Sekali mencoba, dibuat ketagihan buat habisin satu piring, hehehe. 


Salah satu menu rekommended yang bisa dijadikan cemilan sambil menikmati suasana disini. Saking enaknya, saya pun menghabiskan satu piring tempe mendoan dan jagung mendoannya, hehehe.


Es Jeruk


Sehabis makan besar, enaknya itu minum yang seger-seger. Saya memesan segelas Es Jeruk. Ini rasa jeruknya mengingatkan saya saat kecil dulu kalau mau beli es jeruk, rasanya sama dengan yang saya minum sekarang. Bisa dibilang ini es jeruk jaman dulu atau bahasa Sasaknya itu Es Jeruk Jaman Laek.


Untuk minuman, salah satu yang saya rekomendasikan yaitu Es Jeruk ini. Gak banyak perpaduan rasa, tapi buat segar melepas dahaga. Sayangnya, foto es jeruknya lupa tak jepret saking sudah keasyikan makan. 



Over all, menurut saya, Di Cilus Lesehan pelayanannya cukup baik. Pesanan yang kami order, cepat datang dalam kondisi masih hangat. Mungkin saja karena sepi, jadinya semua pelayannya sigap. Gak tau kalau suasana ramai. Apakah pelayanannya bisa baik seperti pengalaman saya dan keluarga kemarin atau sama seperti pengalaman teman-teman dan orang yang sudah datang makan kesini. 


Terpenting buat saya, keluarga sangat puas makan disini. Anak-anak pun sangat menikmati makan siang disini sambil bermain dengan ikan. Saya dan istri pun ikut menikmati dengan perasaan lega. Awalnya khawatir keluarga kecewa. Ternyata kenyataannya sangat senang.


Mungkin gak cukup hanya cerita dari pengalaman saya dan keluarga makan di lesehan ini. Kalian yang belum pernah datang kesini atau masih ragu buat kesini, silahkan dicoba. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday 31 May 2024

Touring Sehat Bersama Keluarga dengan Mengkonsumsi Jamu Favorit : Wisata Air Bunut Ngengkang


Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam. Dari Sabang sampai Merauke, memiliki ciri khas dan keunikan di setiap daerahnya. Keindahan pantainya yang sungguh mempesona. Deretan gunung berapi yang menjulang tinggi . Beragam kulinernya yang lezat dan warisan budaya yang wajib untuk dilestarikan. 

Salah satu keindahan Indonesia yang menarik untuk diexplore yaitu Pulau Lombok. Tanah kelahiran saya, tumbuh besar di pulau yang dikenal dengan "Pulau Seribu Masjid". Banyak hal yang kita bisa temui di pulau ini. 

Dari keindahan deretan pantainya dengan pasir putihnya. Beragam air terjunnya yang menyejukkan mata. Gili-gili yang eksotis. Gunung Rinjani dengan kecantikan Danau Segara Anaknya. Beragam kuliner dan budaya yang menjadi magnet para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk datang ke Lombok. 

Salah satu cara untuk menikmati alam dan budaya Pulau Lombok yaitu dengan touring menggunakan sepeda motor. Sudah banyak kita lihat para pemotor yang melakukan touring dari berbagai daerah dari luar Pulau Lombok. Termasuk para artis yang hobi motoran dengan tujuan utamanya ke pulau. 

Saya yang asli orang Lombok pun sangat suka dengan kegiatan touring keliling Pulau seharian. Sudah banyak destinasi wisata yang saya explore menggunakan motor kesayangan. 

sebelum berangkat, minum jamu dulu !.

Menjelajahi berbagai tempat di Pulau Lombok memang hal yang sangat menyenangkan. Apalagi touringnya bersama keluarga tercinta. Touring biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Bisa berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-minggu tergantung tujuan yang dipilih.

Kegiatan touring sama halnya dengan berpergian ke luar rumah seperti mendaki gunung, mengexplore hutan belantara atau air terjun dan kegiatan lainnya yang butuh tenaga. Touring butuh persiapan fisik yang maksimal. 

Beberapa diantaranya yang perlu disiapkan bila akan touring baik sendiri maupun dengan keluarga, antara lain : istirahat yang cukup dengan tidur yang teratur alias gak begadang. Pola makan juga dijaga. minum yang cukup, makan makanan yang berserat dan mengandung vitamin. Terpenting menyiapkan obat dan vitamin selama perjalanan. 

Kali ini saya touring gak sendirian lagi. Beberapa kali motoran ke lokasi menarik, pastinya mengajak anak istri di rumah. 

Sebenarnya memiliki keluarga yang sama-sama suka jalan adalah hal yang paling menyenangkan. Kebetulan juga saya dan istri memiliki hobi yang sama yaitu suka mengexplore destinasi wisata yang belum pernah kami kunjungi. 

Ditambah lagi kami sudah memiliki dua anak yang masih kecil-kecil. Kakak Kenzi  umur empat tahun dan Adek Nala berumur dua tahun. Keduanya sangat suka diajak jalan-jalan naik motor. Ibarat pepatah "Buah jatuh gak jauh dari pohonnya". Kalau orang tuanya hobi jalan, anaknya pun mengikuti. 




Kebetulan beberapa minggu yang lalu, saya dan keluarga mengunjungi salah satu destinasi wisata air yang cukup terkenal dan ramai dikunjungi di Pulau Lombok. Sebut saja, Wisata Air Bunut Ngengkang. 

Ini pertama kalinya kami berdua mengajak anak-anak ke hutan dimana ada destinasi wisata air yang langsung dari sumber mata airnya. 

Lokasinya berada di Desa Buwun Sejati, Sesaot, Kab. Lombok Barat. Jalur menuju tempat wisata ini, kita bisa melalui jalur Kota Mataram - Taman Narmada. Lalu mengarah ke jalur Taman Suranadi dan Sesaot. 

Segala sesuatu keperluan selama touring sudah disiapkan. Saya memanaskan motor kesayangan. Istri lagi mengecek keperluan yang dibawa. Anak-anak sudah siap dengan jaket dan helm masing-masing. 

Cuaca pagi cukup cerah. Kami pun berangkat menuju lokasi. Semoga touring kali ini diberikan keselamatan dan kesehatan dari berangkat sampai kembali ke rumah. Amin 

Kakak Kenzi duduk di depan, sedangkan Adek Nala duduknya diantara saya dan istri. Mereka berdua sangat menikmati perjalanan dengan helm dan jaket mereka masing-masing. 

Perjalanan dari rumah sampai Desa Sesaot cukup lancar. Kebetulan hari libur, kondisi jalan gak begitu ramai (masih pada tidur di rumah masing-masing). Sengaja berangkat jam tujuh pagi biar lebih lama mandi di lokasi nanti. 

Sesampainya di Sesaot, kami mengambil jalur menuju arah ke Wisata Air Bunut Ngengkang. Kondisi jalan dari pintu masuk Desa Buwun Sejati menuju Bunut Ngengkang sudah cukup baik. Sepanjang jalan kita melewati pepohonan rindang khas Hutan Sesaot. 

Udara yang sangat menyejukkan. Suara aliran sungai sudah terdengar di telinga. Kicauan burung-burung yang sangat nyaring seakan menyapa kami "Selamat Datang di Rumah Kami"!. Kami pun sudah gak sabar sampai di lokasi. 

Jarak dari pintu masuk Desa Buwun Sejati ke lokasi gak begitu jauh. Sesampainya di area parkir yang cukup luas, kami pun turun dari motor. Beli tiket masuk 5 ribu per orang dewasa, sedangkan anak-anak gak dipungut biaya. Untuk tarif parkirnya 5 ribu per motor. 




Menuruni anak tangga satu per satu, kami berjalan mencari tempat duduk dan menaruh barang bawaan. Sudah banyak disediakan tempat duduk berupa gazebo (berugaq) untuk pengunjung. 

Pemandangan Bunut Ngengkangnya kece banget. Sinar matahari pagi terlihat dari sela-sela pepohonan. Berhubung masih pagi, belum banyak pengunjung yang datang. Suara aliran sungai dengan udara sejuk membuat gak sabar untuk turun ke sungai. 

Saya dan anak-anak langsung membuka pakaian dan segera turun ke kolam alami yang airnya dingin dan segar. Sedangkan istri masih menikmati pemandangan pagi saat itu. 

Penampakan Bunut Ngengkang berupa hulu sungai dengan kolam alaminya, kemudian ada aliran sungai dan air terjun mininya yang dikelilingi rimbunnya pepohonan di tengah hutan. Ditambah lagi bebatuan yang gak tajam dan gak licin di dasar sungainya. Karena airnya yang sangat jernih, dasar sungainya pun terlihat jelas. Ada juga beberapa spot foto yang bisa kita pakai untuk berselfie ria seperti rumah pohon, ayunan dan gazebo. 

Saya suka berendam dan berenang disini Anak-anak dan istri pun terlihat menikmatinya juga. Buat anak-anak sangat aman sekali mandi disini karena baik kolam maupun sungainya gak terlalu dalam. Tapi tetap orang tua selalu mengawasi anak-anaknya. 



Ini kali pertamanya anak-anak mandi di sungai dengan air bersuhu sekitar 8-15 derajat celsius. Tapi mereka berdua sangat senang meskipun takut-takut gitu turun ke air pas di awalnya. Lama kelamaan mereka menikmati juga. Dan gak mau berhenti. 

Saya dan istri pun gak khawatir bila anak-anak mudah masuk angin bila terlalu lama berendam di air dingin karena saya dan istri sudah menyiapkan solusinya.

Saat akan touring , saya selalu membawa beberapa jenis vitamin termasuk jamu kemasan dalam bentuk sachetan. Kami lebih suka mengkonsumsi jamu karena rasanya yang khas kaya rempah-rempah. Sebagai contoh jamu kunyit asam, temulawak ataupun beras kencur. 

Jamu gak melulu terasa pahit di lidah. Ada juga jamu yang memiliki rasa asam bahkan manis seperti kehidupan. Terkadang merasakan pahit, asam sampai akhirnya berbuah manis, Asyik.

Di Pulau Lombok pun sangat banyak jenis jamu atau obat herbal yang kita temui. Beberapa diantaranya ada Jamu Lemongrass Tea dari Desa Bilebante, Lombok Tengah. Minuman Serbat dari Desa Batuyang, Lombok Timur. Dan masih banyak lainnya yang bisa kita dijumpai di beberapa tempat yang tersebar di pulau ini. 

Selain jamu tradisional ada pula jamu pabrikan dalam bentuk serbuk atau cairan yang dikemas dalam bentuk sachetan. Merk-nya pun sangat banyak yang bisa kita dapatkan di apotek, toko obat, swalayan, minimarket sampai warung kelontong. 


Salah satu contoh jamu sachetan yang sering saya bawa bila bepergian menggunakan motor atau touring, yaitu Jamu Tolak Angin Anak Sido Muncul dan Bejo Jahe Merah. Jamu favorit keluarga karena bawanya gak ribet. Rasanya pun cukup nyaman di lidah. Terasa hangat dan dingin di tenggorokan karena mengandung daun mint dan jahe merah.

Bagi saya jamu merupakan minuman yang sangat menyehatkan dan gak rugi bila diminum sesuai dengan takaran. 

Jamu pertama kali diperkenalkan sejak jaman Kerajaan Mataram sekitar abad ke 8 - 10 atau di tahun 1300 Masehi. Dimana saat ini nenek buyut saya belum lahir, hehe.

Sempat mengalami pasang surut dikarenakan berkembangnya ilmu pengobatan modern. Sehingga jamu dianggap gak lebih baik dari obat-obatan sintetik dan modern. 

Tradisi mengkonsumsi jamu kembali eksis disaat jaman penjajahan Jepang sekitar tahun 1940-an karena saat itu dibentuk Komite Jamu Nasional dengan tujuan mempopulerkan kembali tradisi minum jamu di kalangan masyarakat saat itu. 

Minuman herbal ini sangat digemari oleh semua kalangan baik orang tua, dewasa sampai anak-anak karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Bahkan jamu dipercaya lebih efektif dibandingkan obat-obatan modern dari resep dokter. 

Kenapa begitu ?. Alasannya karena harganya relatif lebih murah, mudah dibuat, mudah didapatkan, rasanya enak dan diterima di lidah dan dipercaya bisa sebagai obat awet muda dan menjaga stamina. 

Percaya gak percaya !.

Meskipun jaman sekarang sudah banyak jamu sachetan dalam bentuk serbuk atau cairan, kapsul, tablet maupun minyak. Jamu racikan tradisional pun masih banyak digemari. Buktinya masih banyak yang berjualan jamu produksi rumahan. 

Selain jamu sachetan bermerk yang dijual di toko, saya dan istri sering memesan jamu seperti kunyit asam, beras kencur dan temulawak untuk dikonsumsi di rumah.

Anak-anak sangat senang minum jamu yang aman buat mereka seperti temulawak dan beras kencur. Awalnya sih terasa aneh di lidah. Tapi lama kelamaan rasanya enak dan bikin ketagihan. 

Kembali ke laptop !.



Gak terasa waktu sudah beranjak ke siang hari. Semakin siang pengunjung yang datang sangat ramai. Sampai sungai pun dipadati pengunjung yang mandi. 

Syukurnya kita sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Anak-anak pun duduk santai di gazebo sambil makan cemilan. Gak lupa saya mengeluarkan satu sachet Jamu Tolak Angin Anak Sido Muncul agar anak-anak gak mudah masuk angin. Rasanya hangat di tenggorokan dan badan terasa enteng setelah meminumnya. 

Produk Tolak Angin ada dua varian. Tolak Angin untuk dewasa dan anak-anak. Kandungannya antara lain ; ekstrak herbal adas, daun cengkeh, kayu ules, daun mint, jahe dan madu. 

Sangat cocok sekali diminum di tengah kondisi cuaca dingin, hujan atau setelah berenang di air dingin agar gak masuk angin. 

Anak-anak sangat suka minum Tolak Angin Anak, sedangkan saya dan istri minum Bejo Jahe Merah. Kedua produk lokal tersebut tergolong jamu.

Saya dan istri minum satu sachet Bejo Jahe Merah sekali sehari, sedangkan anak-anak minum hanya setengah saja. Gak apa-apa, yang penting mereka minum biar daya tahan tubuh mereka baik dan gak mudah masuk angin atau sakit. 

Sebelum pulang, istri memesan satu porsi Sate Bulayak untuk menu makan siang. Salah satu menu masakan khas Lombok yang sangat digemari karena memiliki cita rasa yang menggugah selera. 

Sate daging sapi dan ayam. Ditaburi dengan bumbu kari kaya rempah-rempah. Makan dengan Bulayak yaitu jenis ketupat yang dibungkus dengan daun lontar atau bulayak. 

Berenangnya sudah, makannya enak mengenyangkan, minum jamunya sudah dan touring sehatnya pun dapat. 

Mau touring kemanapun, jangan lupa selalu menjaga kesehatan. Hati-hati dijalan saat berkendara. Jangan memaksakan diri membawa kendaraan, istirahat bila badan sudah lelah, makan dan minum yang cukup, mengkonsumsi vitamin atau jamu untuk menjaga daya tahan tubuh kita selama di perjalanan. Happynya dapat, sehat bersama keluarga pun dapat. 

Touring sehat bersama keluarga ! 

Penulis : Lazwardy Perdana