Showing posts with label Explore Surabaya. Show all posts
Showing posts with label Explore Surabaya. Show all posts

Saturday, 26 April 2025

Dilarang Lapar di KM Dharma Rucitra 8 : Lombok - Surabaya


Awal perjalanan saya dan keluarga menuju Pulau Jawa. Ada beberapa daerah yang akan kami kunjungi. Sekalian ingin bersilaturahmi dengan keluarga besar disana. Kebetulan juga masih suasana lebaran dan pastinya jajan lebaran masih tersisa dong ya. 


Sebulan lamanya saya dan istri sudah mempersiapkan segala sesuatu seperti tiket transportasi, hotel, dan lain sebagainya. Dari awal kami ingin menikmati perjalanan menggunakan kapal laut dengan rute Lombok menuju Surabaya.


Menyesuaikan dengan hari keberangkatan, akhirnya kami memesan tiket KM Dharma Rucitra 8 dengan jadwal keberangkatan di Hari Jumat pukul 20.00 WITA, tanggal 11 April 2025. 


Kapal mewah dari PT.Dharma Lautan Utama yang berkantor pusat di Tanjung Perak, Surabaya ini tergolong masih baru melayani rute Lombok - Surabaya PP. Sebelumnya pernah melayani Surabaya - Ende via Lombok dan Labuan Bajo PP, tapi dari informasinya sudah gak buka rute itu lagi. 


Saya memesan tiket di kelas ekonomi tidur, dua ekonomi tidur dengan harga 258K per bed dan dua ekonomi tidur anak 200K per bed via aplikasi DLU Ferry. Harga bisa berubah-ubah setiap harinya. Lengkapnya bisa dicek di aplikasi.


Pesannya pun dua minggu sebelum keberangkatan. Itupun ekonomi tidur tinggal beberapa seat lagi karena masih musim arus balik lebaran. 





Singkat cerita, di hari H keberangkatan, tepatnya jam delapan pagi. Saya mendapatkan informasi via whatsApp kalau kapalnya mengalami keterlambatan keberangkatan. Dimana awal keberangkatan pukul 20.00 menjadi pukul 02.00 WITA di keesokan harinya. 


Alasan keterlambatan sesuai informasi dari pihak kapalnya dikarenakan masalah operasional. Namanya kalau naik kapal laut itu pastinya harus siap-siap menerima berita seperti ini. Pesawat saja bisa delayed, apalagi kapal laut yang menyesuaikan dengan cuaca di laut. 


Informasi seperti ini gak masalah karena kami sudah memesan penginapan di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya. So, gak terburu-buru.


Tas ransel dengan segala macam isinya, tas obat-obatan selama perjalanan dan tas berisikan logistik pun sudah siap. Cek semua barang agar gak ada yang tertinggal. 


Setelah semua dirasa sudah siap, kami berangkat ke pelabuhan sekitar pukul 21.30 WITA menggunakan ojek online yang kebetulan mobilnya temen sendiri. 


Ini pertama kalinya saya dan istri mengajak anak-anak ke Pulau Jawa. Mereka berdua pun sangat antusias diajak backpacker menggunakan kapal laut bersama ortunya. 


Perjalanan menuju pelabuhan cukup lancar. Terlihat bintang-bintang di langit menandakan cuaca malam itu cukup cerah meskipun sorenya turun hujan. 


Kapal yang akan kami naiki bersandarnya di Pelabuhan Gili Mas, bukan di Pelabuhan Lembar. Jadi jangan salah pelabuhan ya !. Cek jadwal keberangkatan kapal yang akan kalian naiki karena khusus penyeberangan ke Bali dan Jawa di Lombok ada dua pelabuhan yaitu Gili Mas untuk kapal berukuran besar dan Lembar untuk kelas kapal ferry berukuran lebih kecil. 


Kurang lebih lima belas menit perjalanan dari rumah menuju Pelabuhan Gili Mas, Lembar. Kami pun segera turun dari mobil dan berjalan kaki menuju tempat check in. 


Suasana di Pelabuhan Gili Mas malam itu sangat ramai sekali. Didominasi oleh mahasiswa/mahasiswi yang akan balik ke perantauan setelah berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. Terlihat yang berangkat hanya satu orang tapi pengantarnya sampai satu bus, hehehe.

 

Selain itu truk-truk pengangkut logistik dan sembako sudah berjejer rapi dalam antrian untuk menunggu masuk ke dalam kapal. 


Kami menuju tenda yang sudah disiapkan oleh perusahaan kapal untuk check in dan sebagai ruang tunggu. Proses check innya gak begitu lama karena belum terlalu ramai antriannya.


Setelah proses check in, kami segera boarding dengan diberikan gelang tangan berwarna merah sesuai dengan kelas di tiket. 


Di lembar tiket juga tertulis nomor tempat tidur di atas kapal. Dan beruntungnya nomor tempat tidur kami berempat satu deret. Kami membeli empat tiket sesuai dengan aturan kapal dimana anak umur 3 tahun sudah terhitung satu tiket anak-anak. 


Setelah proses boarding selesai, kami bersama calon penumpang lainnya menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan.


Sambil menunggu naik ke dalam kapal, anak-anak kami tidurkan terlebih dahulu agar nanti pas naik kapal gak begitu ngantuk. 





Sekitar pukul 02.00 WITA kapal yang kami tumpangi belum juga datang. Menurut informasi kapalnya sudah berlabuh dan menunggu giliran bersandar di dermaga. Memang sih malam itu di dermaga ada dua kapal besar yang masih bersandar yaitu Kapal Pesiar Norwegian dan KM Mutiara Barat rute Lombok-Banyuwangi kalau gak salah. 


Baru sekitar pukul 03.00 WITA kapal kami baru nyandar dan melakukan bongkar barang yang membutuhkan waktu paling lama satu jam. 


Sekitar satu jam kemudian, kami dan penumpang lainnya dipersilahkan untuk naik ke dalam kapal. Dari ruang tunggu ke kapal cukup jauh dan kami semua harus berjalan kaki. 


Untungnya anak-anak sudah pada tidur dan mereka kami bangunkan untuk berjalan menuju ke dalam kapal. Sambil jalan kaki membawa tas ransel dan anak-anak cukup menguras tenaga. Untungnya pas malam hari jadinya gak terlalu capek. Kebayang kalau siang hari, bakalan gosong dah tuh kulit, hehehe. 


Jalan kaki beramai-ramai jadi gak terasa. Mengabadikan moment dari dermaga dengan view paling kece di tahun ini. Lampu-lampu dermaga yang sangat terang ditambah lagi dengan lampu kapal yang mewah. Suara mesin kapal sudah terdengar. Saatnya kita memulai petualangan. 


Ukuran kapal KM Dharma Rucitra 8 cukup besar. Memiliki panjang 146 meter dan lebar 26 meter. Mampu berjalan dengan kecepatan 21 knot. Dan menampung penumpang kurang lebih 1300 orang. 


Ini kapal dengan ukuran besar yang pertama kali saya naiki. Bukan hanya saya saja tapi istri dan anak-anak juga. 


Kami memasuki kapal melalui rampdoor bagian depan kapal. Memasuki lambung kapal yang masih kosong karena belum ada kendaraan baik mobil dan truck yang memasuki kapal. 


Setelah itu, saya dan anak istri menunggu giliran naik ke atas kapal melalui lift. Keren ya kapal ini punya lift dua buah. Bahkan hampir semua penumpang menggunakan lift daripada tangga. So, harus bersabar mengantri. 


Gak begitu lama mendapat giliran masuk ke dalam lift, kami segera menuju ruang kelas tempat tidur sesuai dengan tiket. Kebetulan ruang tempat tidur kami berada di Deck 4. 


Ukuran liftnya gak begitu besar. Sama seperti ukuran lift pada umumnya. Yang buat sempit itu karena barang bawaan kami yang besar-besar. Ada yang bawa koper lebih dari dua, ada yang bawa dus yang isinya oleh-oleh. Hehehe. 


Setelah keluar dari lift, kami sudah berada di Deck 4 dan segera mencari ruang kelas ekonomi tidur I. Untungnya semua awak kapal melayani kami dengan ramah. Salah satu awak kapal mengantarkan kami menuju tempat tidur. Posisi tempat tidur kami berada di area atas. Jadi tempat tidur di kapal ini susun dua. Ada di bawah dan di atas. 


Kami dapat tempat tidur di atas. Awalnya sempat khawatir karena membawa anak-anak tapi gak masalah asalkan harus hati-hati. 




Ruang informasi dan lobi

Ruang ekonomi tidur


Enaknya di depan tempat tidur kami ada kompartemen untuk menaruh tas dan koper. Jadinya barang bawaan kami taruh di tempat yang sudah disediakan. Hanya tas yang isinya barang berharga saja yang kami taruh di atas tempat tidur. 


Tempat tidurnya enak banget. Kasurnya empuk, bersekat gitu dan diatasnya ada tempat untuk menaruh tas bawaan. Asyiknya lagi ada tempat colokan hp dan laptop di setiap kasurnya. 


Ruang ekonomi tidurnya ACnya dingin. Ada layar LED untuk menonton film. Lampu ruangannya dibuat remang gitu agar mata gak silau. Pokoknya top markotop. 


Berhubung sudah lelah sekali menunggu hampir enam jam, untuk keliling kapalnya besok pagi saja setelah bangun tidur. 


Pas bangun, saya pun penasaran apakah kapalnya sudah jalan apa belum. Anak-anak dan istri masih tidur dengan lelap. Saya keluar ruangan untuk melihat situasi. Dan ternyata kapalnya masih belum berangkat. 


Melihat jam sudah pukul 06.00 pagi. Terlihat truk masih menunggu giliran masuk ke dalam kapal. Berdiri di pinggiran kapal sambil menikmati suasana pagi hari dan matahari terbit dari balik perbukitan. Lombok indah banget pagi itu. Kurang kopi saja nih, hehehe. 






Sekitar pukul 07.00 WITS kapal sudah bersiap berangkat. Rampdoor sudah ditutup. Dua kapal tunda atau tugboat sudah mendekati kapal kami untuk ditarik dan dipandu keluar dari pelabuhan. 


Kapal perlahan-lahan menjauhi pelabuhan melewati Teluk Lembar yang terkenal dengan keindahannya ini. Salah satu pelabuhan terindah di Indonesia. 


Good Bye Lombok ! Sampai berjumpa di minggu depan. 


Setelah kapal berangkat, saya balik ke tempat tidur. Anak-anak dan istri sudah bangun. Kebetulan Adeq Nala lagi kurang sehat karena sariawan. Jadinya kami bersantai di tempat tidur saja. 


Sekitar pukul 08.00, service makan pertama sudah datang. Dua nasi kotak untuk dewasa dan dua nasi kotak untuk anak-anak. Enaknya lagi di kapal ini, nasi buat dewasa dan anak dibedakan menunya. Wah mantap nih ! Salut buat DLU. 


Makan pertama dengan menu nasi putih, telur opor, sayur tumis, mie goreng dan gelas air mineral. Sedangkan menu untuk anak-anak ada nasi putih, nuget ayam, sayur wortel dan susu ultra kemasan kecil. Enak sekali ya sarapannya. 




Deck paling atas dan area atletik


Setelah sarapan, saya dan anak istri berkeliling kapal. Berhubung kapalnya besar banget, jadinya keliling kapalnya dicicil dulu ya. Gak sanggup berkeliling kapal di pagi itu. Mana mata masih ngantuk semalaman gak tidur. 


Kami naik ke deck paling atas. Disana terdapat playground anak-anak, lintasan atletik bagi yang mau lari-lari cuantik. Ada juga ruang gym dan barbershopnya. Pagi itu banyak sekali penumpang yang bersantai di deck paling atas. Udara juga masih segar dan view perbukitan Pulau Lombok masih terlihat indah. 


Turun ke deck 5 dan berjalan menuju bagian depan kapal melalui anak tangga. Tepat di bawah anjungan, terdapat tempat untuk duduk santai dengan meja dan kursi. Dari sini kita bisa melihat view kapal dari depan. Apalagi kalau bertemu dengan rombongan lumba-lumba yang mengiringi kapal. 


Disini angin lautnya gak begitu kencang. Anak-anak pun betah berlama-lama disini sambil menikmati view ciptaan Allah SWT.


Ruang ekonomi duduk


Resto kapal


Bergeser ke bagian belakang kapal melewati beberapa ruang penumpang yang ada di dalam kapal ini. KM Dharma Rucitra 8 memiliki beberapa kelas ruang penumpang. Ada ruang kelas III duduk, Single Cabin, Double Cabin dan VIP Sweet yang dimana untuk aksesnya kita diberi kartu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ini bagi yang membeli tiket tersebut ya. 


Selain itu, ada kelas ekonomi tidur seperti saya beli, ada kelas ekonomi duduk dan non seat. Dimana non seat ini artinya penumpang gak dapat kebagian tempat duduk dan tidur ekonomi. Hanya bisa mengakses tempat duduk yang ada di sekitaran restoran, deck luar atau sofa yang ada sekitaran kapal. 


Fasilitas lainnya ada kursi pijet, ruang menyusui bagi para ibu-ibu yang membawa anak bayi, ruang medis, ruang baca mushola, kamar mandi dan toilet yang cukup bersih, ruang merokok dan ada beberapa fasilitas lainnya yang gak bisa disebut satu per satu. 


Untuk keamanannya, kapal ini sudah begitu lengkap. Ada sekoci, baju keselamatan, dan beberapa peringatan dan aturan yang sudah tertempel di dinding kapal.  


Ruang Baca



Playground anak


Duduk di bagian belakang kapal, kami bisa melihat buih-buih air dari baling-baling kapal. Jalannya kapal ini kencang sekali. Kalau gak salah sekitar 19 knot jalannya pagi itu. 


Diperkirakan sampai di Tanjung Perak, sekitar jam 12 malam. Semoga saja gak ngantri sandar di pelabuhan.


Posisi kapal pagi itu sudah berada di perairan Karangasem, Pulau Bali. Laut yang cukup tenang. Sinar matahari yang cukup terik dan angin laut yang sepoi-sepoi. 


Kami bersantai sejenak di resto kapal yang berada di bagian belakang. Disini ruangannya dingin. Sambil duduk santai, menikmati cemilan dan view indah dari Gunung Agung, Bali. 


Beruntungnya langit saat itu cerah, gak banyak awan putih yang menyelimuti puncak Gunung Agung yang terlihat sangat megah. 


Disini sinyal masih cukup kencang, jadinya masih bisa online. Biasanya kalau sudah menjauhi pulau, sinyal kembang kempis. Mari kita manfaati sinyal semaksimal mungkin. 


Sudah bosen nongkrong, kami kembali ke tempat tidur untuk beristirahat. Rencananya nanti sore, berkeliling kapal lagi sambil menikmati sunset dari atas kapal. 


Beralih siang hari, service makan siang sudah datang. Makan kedua kami di kapal dengan lauk ikan opor dan sayur tumis Sedangkan anak-anak dapat makan ayam goreng dan susu ultra kemasan. Ditambah lagi ada potongan buah melon dan semangka ya. Bisa bebas ngambilnya hehehe. 


Setelah makan siang, waktunya melaksanakan shalat Dzuhur di mushola. Selanjutnya, kita istirahat siang sampai sore. 





Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WITA. Posisi kapal sudah berada di Utara Pulau Madura melewati beberapa pulau kecil. Salah satu pulau yang saya tahu yaitu Pulau Sapudi. 


Disini sinyal hp sudah kembali normal, dimana sebelumnya sinyal sempat hilang saat posisi kapal menjauhi pulau. 


Setelah mandi dan bersih-bersih, kami berkeliling kapal lagi. Anak-anak terlihat senang saat diajak jalan berkeliling kapal. Pengalaman pertama mereka berlayar jauh menggunakan kapal long trip. 


Menikmati sunset dari atas kapal bener-bener nilai plus naik kapal ini. Lengkap malah, bisa lihat sunrise dan sunset. 


Beranjak ke malam hari, kurang lebih sekitar 5 jam lagi tiba di Tanjung Perak, service makan ketiga datang. Gak nyangka saja ada service ketiga. Padahal di tiket hanya dapat jatah makan dua kali. Berarti ini kompensasi atas keterlambatan keberangkatan kapal kemarin ya. Luar biasa !.


Gak nanggung-nanggung, kita dapat menu enak juga. Ada ayam opor, mie goreng, sayur tumis dan buah melon. Sedangkan anak-anak dapat ayam goreng CFC, telur, sayur dan susu ultra lagi. Bener-bener service maksimal nih !. Gak rugi berlayar bersama Dharma Rucitra 8. 


Setelah makan dan shalat isya, saya berjalan ke arah ruang duduk ekonomi karena disana ada sesi karaouke. Ada dua biduan yang bernyanyi sambil mengajak penumpang berjoget juga. 


Setelah menonton hiburan, saya kembali ke tempat tidur. Anak-anak dan istri masih tidur. Saya pun melanjutkan tidur sambil menunggu kapal tiba di Tanjung Perak. 


Kerjaan di kapal itu memang sangat mengasyikkan. Tidur, keliling kapal, makan, tidur lagi hehehe. Untungnya di depan tempat tidur kami ada layar LED yang memutar film-film. Jadinya gak bosen di tempat tidur. 





Gak tersadar, saya pun ikut terlelap. Dan bangun-bangun kapal sudah tiba di Tanjung Perak dan bersiap untuk sandar di dermaga.


Lampu-lampu Pelabuhan Tanjung Perak kelap-kelip terang benderang. Kapal-kapal barang dan penumpang terlihat sandar di dermaga.


Ada KM Timur Mila Utama IV dan kapal Pelni yang saya gak lihat namanya apa sedang bersandar di dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak. 


Kapal kami persis akan bersandar di sebelah KMP Timur Mila Utama. Para ABK kapal sudah bersiap-siap akan melempar tali tambang ke dermaga sebagai pengikat kapal. Moment-moment yang saya tunggu-tunggu setiap naik kapal. 


Terlihat para porter pelabuhan sudah siap memasuki kapal untuk mencari penumpang yang bersedia memakai jasa mereka. 


Sekitar pukul 23.00 WIB kapal sudah bersandar dan seluruh penumpang dipersilahkan untuk turun dari kapal. 


Antrian penumpang yang begitu ramai saat menunggu giliran turun dari kapal. Kami berempat, bersantai sejenak di kursi sofa depan ruang informasi sambil menunggu suasana lenggang. 


Ketika sudah agak lenggang, barulah kami turun dari atas kapal menggunakan tangga karena kalau pakai lift agak lama dapat gilirannya. Jadi turun lewat tangga saya rasa lebih cepat dan gak buang-buang waktu. 


Alhamdulillah kami selamat sampai Tanjung Perak dan bersiap menuju pintu kedatangan Pelabuhan Tanjung Perak. Begitu ramai area pelabuhan malam itu. Banyak penumpang naik yang akan berangkat dan baru datang dari berbagai daerah di Indonesia. 


Untuk menuju penginapan, saya memesan taxi online yang berada di check point dekat pelabuhan. Nunggunya pun gak lama, kami pun masuk ke dalam taxi dan segera menuju penginapan. 


Kesimpulannya :


Pelayaran menggunakan KM Dharma Rucitra 8 saya akui sangat rekommended buat kalian yang akan berpergian menggunakan kapal laut menuju Lombok atau yang akan ke Surabaya. 


Pelayanannya sangat baik. Dari pemesanan tiket melalui aplikasinya. Respon operator via WhatsApp juga cepat. Pelayanan saat check in dan boarding juga sangat baik. 


Service selama pelayaran bintang lima. Fasilitas yang ada di dalam kapal bisa kita akses semua. Dari ruang penumpang sampai kamar mandinya sangat terawat dan cukup bersih.


Kapalnya cepat sampai. Bintang limanya, adanya kompensasi berupa penambahan makan disaat kapal mengalami keterlambatan. 


Jadi kalau dihitung-hitung, kita berangkat pukul 07.00 WITA dari Lombok. Sampai di Pelabuhan Tanjung Perak pukul 23.00 WIB. Total perjalanan kurang lebih 15-16 jam perjalanan. Lebih cepat dari estimasi yaitu 20 jam perjalanan. Luar biasa ! 


Oh ya, untuk review service makannya,  menunya sangat enak dan porsinya banyak. Makanannya juga cocok buat anak-anak. Good Job buat PT.Dharma Lautan Utama. 


Dengan harga 258 ribu untuk ekonomi tidur buat saya wort it banget dari Lombok ke Surabaya. Apalagi menaiki kapal semewah ini seperti naik kapal pesiar. 


Cerita selanjutnya, ditunggu ya.... ! 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra




Friday, 6 October 2017

Sensasi Berada di Dalam Kapal Selam KRI Pasopati 410, Surabaya


Terlihat seram tapi kece yaa ? hehehe.

Itulah kesan pertama kali saya memasuki kapal selam perang milik Indonesia buatan tahun 1952 ini. Terlihat gagah perkasa dari kejauhan dan agak seram sih. Kenapa seram, karena saya membayangkan saat kapal selam ini bertempur di lautan luas untuk sebuah tujuan demi membela bangsa dan negara Indonesia kita tercinta ini, saya merasakan suasana di dalam kapal yang menegangkan disaat mulai bertempur, Sereemmm ( terlalu banyak nonton film perang Hollywood ).

Apa saja kesan-kesan yang saya temui disaat mengunjungi Kapal Selam KRI Pasopati 410 ini ? Yuuk disimak terus cerita saya sampai selesai !.





Berawal dari keisengan saya jalan-jalan di Kota Surabaya seorang diri tanpa ada si doi menemani dikarenakan lagi ada jam kuliah. Jadi, daripada bosan di kamar hotel sendirian, saya coba membuka aplikasi taksi online. Saat mengecek tempat wisata yang ada di Surabaya. Saya tertarik datang ke Museum Kapal Selam Pasopati 410 yang lokasinya gak terlalu jauh dari hotel tempat saya menginap. Setelah memesan taksi online, gak lama sebuah mobil Avanza hitam sudah parkir di depan hotel. Pak Sopir yang bernama Pak Efendi menyapa saya dan siap mengantarkan saya keliling Kota Surabaya. Asyiiikk...bisa cuci mata nih tanpa ketauan si doi.hehehehe. Yang namanya bersolo trip sih saya sudah biasa, jadi selalu dinikmatin di setiap perjalanan #JiwaBackpackerSejati. 

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja, saya sudah sampai di Jalan Pemuda dan Sungai Kalimas dimana lokasi sosok Kapal Selam KRI Pasopati 410 berada. Setelah mobil berhenti dan membayar ongkos, saya pun turun dari mobil. Segera berjalan ke pintu masuk dan membeli tiket untuk bisa masuk ke dalam badan kapal selam ini. 

Kota Surabaya yang terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan ini memiliki banyak cerita sejarah yang dapat kita ketahui. Bila kebetulan berlibur atau berkunjung ke kota terbesar kedua setelah Jakarta, gak ada salahnya mengunjungi tempat-tempat yang membuat kita belajar tentang sejarah berdirinya negara kita tercinta ini "Indonesia".

Banyak sekali tempat-tempat sejarah yang dapat kita jumpai, salah satunya Monkasel KRI Pasopati 410, sebuah kapal selam tipe Whiskey Class buatan tahun 1952 yang didatangkan dari Uni Soviet (Rusia) ke Indonesia yang memiliki banyak cerita sejarah saat itu diantaranya dalam operasi pembebasan Irian Barat dari kolonial Belanda.

Monumen Kapal Selam Pasopati 410 dibangun di sisi Sungai Kalimas, Kota Surabaya. Bila kita sedang berada di Jalan Pemuda atau di dekat Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, kita dapat melihat sosok sebuah Kapal Selam Pasopati 410 yang berdiri gagah di pinggiran Sungai Kalimas. Jadi kapal selam ini asli lhoo yaa alias bukan miniatur. Kalo gak percaya dibuktikan saja sendiri dengan datang langsung kesini. hehehehe.





Monkasel KRI Pasopati 410 ini diresmikan tanggal 27 Juni 1998 untuk memperingati keberanian para pahlawan Indonesia. Monkasel ini didirikan dengan gagasan para sesepuh kapal selam TNI Angkatan Laut. Informasi yang saya dapat dari salah satu pemandu wisata bahwa Kapal Selam KRI Pasopati 410 ketika dibawa ke Indonesia ternyata harus dipotong-potong dulu menjadi 16 bagian. Gimana caranya sebuah badan kapal selam yang memiliki panjang 76,6 meter dan lebar 6,3 meter dipotong menjadi 16 bagian yaa?. Percaya gak percaya sih, tapi saya percaya karena sejarah mengatakan demikian. 

Selanjutnya potongan kapal selam ini dibawa ke lokasi Monkasel kemudian dirakit kembali menjadi sebuah monumen. Monkasel yang terletak di sisi Sungai Kalimas ini merupakan Monkasel terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kece bukan ?

Saat memasuki pintu masuk ke dalam kapal selam, ada aura yang membuat saya merinding. Jujur saja, ini jenis kapal yang baru pertama kali saya naikin. Meskipun KRI Pasopati 410 sudah menjadi monumen alias gak beroperasi lagi, tapi saat berada di ruang pertama, saya merasa kapal selam ini masih beroperasi alias masih hidup. Penyinaran yang kurang, hanya dibantu dengan lampu neon yang hanya beberapa watt saja. Apalagi aliran udara yang sangat hangat meskipun sudah terbantu oleh adanya alat pendingin ruangan, tapi masih saja terasa hangat (menurut saya). Ditambah lagi aroma yang khas, membuat kami yang berada di dalam kapal selam perang ini dibawa kembali ke waktu lampau disaat kapal selam ini masih beroperasi. Saya pun dibuat takjub dengan suasana berada di dalam kapal selam terhebat dan tercanggih pada zamannya. Kereen...!!!

Di ruang pertama merupakan ruang torpedo haluan. Ruang untuk mempersiapkan segala macam serangan melalui roket mematikan atau torpedo. Disini ada empat tabung peluncuran torpedo, dimana untuk memasukkan torpedo ke dalam lubang tabung, ada alat berupa rantai diberi nama Transportasi Torpedo yang berfungsi untuk mengangkat torpedo agar mudah dimasukkan ke dalam tabung peluncuran. 




Memasuki ruangan selanjutnya, saya menjumpai sebuah ruangan tempat para perwira dan para pejabat terkait berkumpul. Sebuah ruangan yang sangat nyaman dilengkapi dengan sebuah meja persegi panjang yang berfungsi untuk mengadakan rapat dan berdiskusi. Masih di ruangan yang sama, terdapat sebuah tempat tidur yang merupakan ruang tidur para perwira atau yang memangku jabatan tertinggi di KRI Pasopati 410 saat itu.

Saya pun mencoba tidur-tiduran di tempat tidur yang berbentuk seperti kursi busa yang sangat empuk. Seperti inilah bentuk tempat tidur para awak kapal selam perang. Untuk diperhatikan disini, setiap memasuki ruang demi ruang di kapal selam ini, perlu kita membaca dan memahami apa saja informasi atau larangan yang tertulis dan wajib hukumnya kita ikutin. 








Memasuki ruangan selanjutnya, saya berada di tengah badan kapal selam. Suasana yang tadinya ramai sama pengunjung lainnya, berubah menjadi sangat sepi. Mana nih emak-emak rempong yang asyik selfiean sama anaknya tadi ? Kok tiba-tiba menghilang. Penyebabnya karena saya keasyikan mengamati satu per satu peralatan terjanggih yang dimiliki kapal selam di zamannya ini. Selain mengamati satu per satu, kamera selalu on (jepret sana-sini). 

Suasana menjadi sunyi sekali. Para pemandu sudah berada di ruangan sebelah. Meskipun berada di ruangan sebelah, suara antar ruang gak begitu terlalu terdengar. Jadi jangan heran bila kita berada seorang diri di sebuah ruang kapal selam walaupun ada orang lain di ruang sebelah, suara mereka gak jelas terdengar. 

Saat ini saya sudah berada di sebuah ruangan kendali. Disinilah ruang utamanya menjalankan kapal selam perang ini. Disini saya menjumpai sebuah teropong yang berfungsi untuk memantau keadaan sekitar di permukaan air disaat kapal selam berada di permukaan air. Selanjutnya ada ruang komunikasi, tempat para awak yang bertugas menyampaikan dan menerima segala macam informasi dari luar. Ada juga sebuah Giro Kompas yang berfungsi mengetahui posisi kapal selam tersebut berada.



Gak terasa waktu berlalu, ternyata saya sudah setengah jam berada di dalam Monkasel KRI Pasopati 410 ini. Panjang juga ya kapal selam ini. Untuk berada di dalam satu ruang saja, diperlukan waktu yang lama karena saya ingin tahu apa saja yang ada di dalam Monkasel. 

Saya sudah berada di ruang mesin utama. Disini ruangannya gak terlalu sempit alias lumayan luas. aliran udara gak begitu hangat lagi seperti di ruangan sebelumnya. Saya pun penasaran dengan hal ini. Kebetulan saya melihat pemandu wisata yang berjalan ke arah ruangan tempat saya berdiri. Gak menunggu lama, saya langsung bertanya kepada si pemandu.

Saya : "Di dalam kapal selam ini, kok udaranya hangat meskipun sudah terbantukan oleh alat pendingin ruangan ya?
Si Pemandu : "Iya mas, di setiap ruang disini memang terasa hangat karena kapal selam ini dirancang untuk menyesuaikan suhu di laut perairan dingin"

Jadi inti dari penjelasan si pemadu tadi bahwa kapal selam berjenis "W" ini sengaja dibuat untuk menyesuaikan dengan suhu perairan dingin seperti di Uni Soviet atau Rusia yang bersuhu dingin. Beda dengan di perairan Indonesia beriklim tropis yang  memiliki perairan bersuhu hangat. 

Saat kapal selam ini digunakan oleh Uni Soviet, mereka memakai pakaian hangat yang diberi nama Hanoman saat berada di bawah permukaan air. Berbeda saat kapal selam ini beroperasi di perairan Indonesia, semua awak kita saat itu hanya memakai celana pendek dan kaos oblong saja. Luas biasa tentara kita saat itu ternyata. Kece... !



Waktu sudah menjelang senja, saya segera menuju ke ruangan terakhir dari Monkasel. Disini saya menjumpai dua tabung torpedo lagi. Tabung torpedo buritan berada di bagian belakang dari kapal selam ini. Jadi jumlah tabung torpedo dari KRI Pasopati 410 berjumlah enam tabung torpedo (empat tabung depan dan dua tabung belakang).

Di area Monkasel ada juga studio film yang disediakan oleh pengelola. Dimana ada pemutaran film dokumenter yang bercerita tentang sejarah dari Kapal Selam KRI Pasopati 410 sejak mulai beroperasi sampai pensiun. Tapi sayang beribu sayang, saya gak sempat menontonnya dikarenakan harus segera balik ke hotel. Sudah janjian sama si doi untuk makan malam bareng sebelum keesokan harinya saya balik ke Pulau Lombok.hehehehe


Dari Monkasel KRI Pasopati 410, saya bisa belajar banyak tentang sejarah kapal selam ini. Selain berwisata sejarah, kita juga dapat merasakan suasana saat dimana para pahlawan kita yang berperang melawan para musuh demi membela tanah air kita tercinta ini "Indonesia". Sebagai bangsa yang besar, kita harus menghargai segala macam perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan harta dan nyawa mereka demi kemerdekaan bangsa ini. Semoga arwah para pahlawan yang telah gugur, diterima disisi Allah SWT. Amiin. 

Tulisan ini saya persembahkan untuk para pahlawan yang telah gugur di medan perang dan memperingati Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia yang ke-72.  

"Semoga Bangsa Ini Menjadi Bangsa yang Lebih Besar Lagi dan Jauh dari Korupsi", Amiiinn.. 

Catatan :
- Waktu berkunjung ke Monkasel KRI Pasopati 410 : pukul 08.00 - 22.00 WIB.
- Tiket Masuk Rp.10.000,- per orang
- Berpakaian rapi dan sopan



Penulis :Lazwardy Perdana Putra
google.com