Saturday, 27 September 2025
Friday, 11 October 2024
Kabur Dulu ke Obyek Wisata Pura Ulun Danu Danau Beratan, Bedugul
October 11, 2024 / in Explore Bali / with 8 comments /
Di hari pertama tiba di Bedugul. Semua anggota badan terasa pegal sekali. Sudah lama gak touring jauh. Sekali touring jauh, bawa anak-anak dan tujuannya ke Bedugul Bali. Usia gak bisa bohong, hahaha.
Tiba di penginapan sekitar jam lima sore. Kami habiskan waktu hingga senja dengan berjalan kaki sekitar penginapan. Melihat view Danau Beratan disertai kabut yang menyelimuti danau jelang senja tiba. Kondisi sore itu habis turun hujan. Burung-burung danau terlihat terbang untuk pulang ke sarangnya. Syahdu bener !.
Setelah itu, balik ke glamping untuk rebahan di kasur yang empuk. Udara sudah mulai dingin. Gak lupa pakai jaket tebal dan topi kupluk. Saya urungkan untuk mandi sore saat itu. Kami semua hanya berganti pakaian saja biar gak masuk angin.
Untuk cerita perjalanan dari Lombok ke Bedugul, sudah saya tulis di postingan sebelumnya. Kalian bisa baca dulu biar nyambung dengan cerita ini.
Bisa baca disini ---> Pelayaran Pertama Bersama KMP Gemilang VIII
Semalaman kami tertidur sangat lelap. Hanya bangun tengah malam untuk buang air kecil di kamar mandi yang letaknya gak jauh dari kamar kami. Udara semakin dingin dan menusuk kulit. Untungnya ada selimut hangat yang disiapkan oleh penginapan.
Sedangkan anak-anak sangat lelap tidurnya. Sampai udara dinginpun gak dirasakan. Tapi saya dan istri tetap waspada. Khawatirnya mereka berdua terkena hipotermia. Maklum saja ini kedua kalinya saya dan istri ajak anak-anak menginap di tempat yang dingin. Sebelumnya kami pernah menginap di Desa Sembalun, Lombok Timur.
Sekitar jam enam pagi, saya pun terbangun karena dinginnya. Istri pun sempat menggigil kedinginan. Cek suhu di handphone, ternyata suhu saat itu sekitar 10 -16 derajat. Terasa tidur di dalam kulkas yang suhunya sekitar 2-8 derajat Celcius.
Untuk mengurangi rasa dingin, saya pun keluar glamping. Olahraga sejenak dengan lari-lari kecil sekitar penginapan. Lumayan berkeringat.
Setelah itu gerak-gerakan badan sambil memandang view Danau Beratan pagi itu. Menghirup udara pagi sangat menyejukkan di saluran pernapasan. Ini baru namanya udara bersih dan bebas dari polusi.
Sungguh indah dan kece. Fajar pun sudah terlihat di ufuk timur. Lampu-lampu rumah warga masih terlihat menyala. Suara rombongan burung yang habitatnya di Danau Bratan terdengar nyaring.
Gak lama, anak-anak pun terbangun dan istri juga ikutan bangun dan mereka keluar dari glamping menyusul saya yang sejak tadi nongkrong di pinggir danau.
Kami menikmati pagi itu dengan senyuman dan rasa bahagia. Bahagianya bisa kesini lagi bareng anak-anak. Curhat sedikit, dulu touring pertama saya dan istri sesudah menikah ya ke Danau Bratan. Jadi tempat ini punya kisah cinta kami berdua. Asyiik.
Setelah kami duduk di pinggiran danau. Kami menuju resto untuk sarapan. Untuk cerita penginapan dan menu sarapannya sudah saya tulis di postingan sebelumnya.
Bisa baca disini ---> Menginap Rasa Camping di Glamping Taman Danu Bedugul
Singkat cerita, Setelah sarapan, kami bersiap-siap untuk menuju ke lokasi pertama yang dituju yaitu Obyek Wisata Pura Luhur Ulun Danu. Lokasinya gak jauh dari penginapan.
Beberapa postingan tentang Pura Ulun Danu sudah pernah saya tulis beberapa tahun yang lalu. Jadi ini pengulangan saja dengan alur cerita yang berbeda. Dulu datang kesini bareng teman, kemudian berdua bareng istri dan sekarang berempat bareng anak-anak. Pastinya punya cerita yang berbeda. Fotonya saja beda, ya kan ? Hehehe.
Obyek Wisata Pura Ulun Danu ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal di Bali. Ratusan pengunjung baik domestik maupun mancanegara datang kesini setiap harinya.
Terletak di Danau Beratan yang merupakan salah satu danau terbesar yang ada di Bali selain Danau Batur, Buyan dan Tamblingan.
Danau Beratan disebut juga dengan sebutan Danau Gunung Suci. Danau ini memiliki luas sekitar 1.607,5 Ha. Danau ini juga dijadikan sebagai sumber mata air untuk irigasi persawahan di area danau.
Agak ketengah danau, dibangunkan sebuah pura suci oleh para petani setempat. Tujuannya agar selalu diberikan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan.
Oleh warga desa setempat yang sebagian besar mata pencaharian sebagai petani ini, memberi nama pura tersebut yaitu Pura Ulun Danu (sumber : Wonderful Indonesia)
Pura Ulun Danu merupakan pura terbesar kedua di Pulau Bali setelah Pura Besakih. Keunikan dari pura ini ketika air danau pasang, maka akan terlihat pura seolah-olah terapung. Moment inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan yang datang kesini.
Dari sejarah yang pernah saya baca, pura ini sudah dibangun sejak tahun 1556 Masehi. Menggambarkan kehidupan jaman Hindu Buddha pada kekuasaan Raja Mengwi I Gusti Agung Putu. Kemegahan dan keunikan dari pura ini menjadi daya tarik para wisatasan domestik maupun mancanegara untuk datang kesini.
Kalau boleh jujur, saya sudah kesini sejak umur empat tahun. Ketika itu alm.kakek saat itu bertugas di Denpasar. Diajak liburan kesini. Ketika itu suasana masih gak seramai sekarang. Gak nyangka kesini lagi bisa bareng istri dan anak-anak. Kenikmatan yang gak ternilai harganya.
Dari penginapan, kami motoran ke Pura Ulun Danu. Setelah memasuki area parkir, kami berjalan kaki menuju loket untuk membeli tiket masuk. Sekitar itu pukul 10.00 WITA, suasana obyek wisata sudah sangat ramai. Terlihat banyaknya bus-bus wisata yang terparkir. Belum mobil pribadi dan motor.
Setelah membeli tiket masuk seharga 40 ribu per orang dewasa, sedangkan anak-anak gratis, kami berjalan menuju area bangunan pura utama. Menyusuri taman yang tertata rapi penuh dengan bunga. Lalu berjalan di jalan setapak pinggiran danau. Terlihat banyak perahu-perahu kayu yang disewakan. Kali ini kami belum berminat untuk menaiki perahu.
Berjalan lagi mengitari bangunan pura utama, tibalah kami di bangunan iconik yang menjadi daya tarik wisatawan kesini. Disini kami berfoto-foto dulu. Sempat juga menggunakan jasa tukang foto yang dimana foto kami bisa dicetak dan bayar pastinya. Satu foto dikenakan biaya 20 ribu saja. Saat itu kami meminta dua buah foto saja yang dicetak. Buat jadi kenang-kenangan bila anak-anak sudah besar nanti.
Gak jauh dari area bangunan pura, kami beristirahat sejenak di sebuah taman penuh dengan bunga berwarna-warni. Indah bener sampai Adeq Nala suka duduk disini. Mau main sama bunga-bunga katanya.
Untungnya cuaca saat itu cerah. Meskipun sedang terik-teriknya, tapi udara disini cukup dingin. Kami habiskan waktu untuk menikmati danau saja sambil melihat beberapa wahana yang cukup baru. Dulu pas kesini, belum ada wahan ini. Penasaran pastinya. Disini juga banyak tersedia kedai dan cafe. Gak khawatir kelaperan disaat berkeliling area pura.
Setelah berkeliling sekitaran pinggir danau, kami berjalan ke area taman. Berhubung sinar matahari sangat terik meskipun disini udaranya sejuk. Kami berteduh di bawah deretan pohon cemara yang jumlahnya puluhan.
Rumput area taman juga sangat terawat. Terlihat hijau dan rapi sekali. Di beberapa spot, ada tersedia kursi panjang untuk bersantai.
Jalan setapak yang dibuat untuk pejalan kaki apabila kita ingin bersantai sejenak sambil melihat beberapa tanaman hias dan bunga-bunga indah.
Banyak sekali jenis tanaman dan bunga yang dapat kita jumpai disini. Salah satu yang menarik buat dikunjungi yaitu area tanaman kaktus.
Uniknya disini, kami harus memasuki mulut patung dinosaurus. Di dalam bangunan dinosaurus banyak dijumpai jenis tanaman kaktus. Dari kaktus yang sering kita jumpai di area perumahan sampai kaktus jenis langka.
Anak-anak senang sekali disaat berada di area ini. Senangnya karena keluar masuk mulut patung dinosaurus. Area disini juga gak terlalu ramai pengunjung. Jadinya agak bebas aksesnya. Jalan keluar area tanaman kaktus melewati bagian ekor, tibalah kami di kolam ikan yang berukuran cukup besar.
Disini kami bisa melihat jenis ikan hias seperti Koki, Koi dan lainnya. Anak-anak kecil lainnya banyak juga bermain di area kolam ikan ini.
Setelah mengelilingi Pura Ulun Danu, menikmati Danau Beratan dan berkeliling taman, tibalah waktunya kami untuk balik ke penginapan sambil mencari makan siang.
Berjalan ke arah pintu keluar, kami menjumpai wahan bermain. Disini ada perosotan, ayunan, dan lainnya. Anak-anakpun minta main sebentar disini dulu. Emang ya anak-anak gak ada capeknya. Sudah pegel nih kaki. Mana laper juga, hehehe.
Setelah puas bermain, kami keluar dari obyek wisata Pura Ulun Danu. Tadinya mau lanjut ke Kebun Raya Bedugul. Tapi berhubung sudah jam tidur siangnya anak-anak, kami memutuskan untuk balik ke penginapan.
Pastinya siang gene enak kali ya tidur siang di glamping sambil memandang Danau Bratan.
Buat kalian yang ada rencana liburan ke Lombok atau Bali menggunakan jasa travel agent. Nih saya kasi akun resmi website dari Lombok Zehra Trans.
Linknya bisa kalian kunjungi disini ----> Paket Liburan Lombok Zehra Trans
Mari kita tidur siang ! Ceritanya lanjut di postingan berikutnya ya. Bocorannya, cerita tentang perjalanan balik ke Lombok. Naik kapal apa, ditunggu saja ya !.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Tuesday, 17 September 2024
Metik Strawberry Kebablasan, Kebun Strawberry Joko Bedugul
September 17, 2024 / in Explore Bali / with 10 comments /
Hari ketiga di Bedugul adalah hari terakhir kami di destinasi wisata yang terkenal di Pulau Bali ini. Sebelum balik pulang ke Lombok, kami manfaatkan untuk mencari sesuatu yang menjadi tujuan kami datang kemari yaitu petik strawberry.
Menurut infonya, kami datang ke Bedugul saat itu di puncak musim strawberry. Jadi bisa dibilang harga strawberry cukup murah dari biasanya.
Saya lihat, sesampainya di Bedugul di hari pertama kami tiba, banyak sekali strawberry di setiap warung buah yang sudah dimasukkan ke dalam kotak mika. Mana terlihat besar dan merah-merah lagi.
Di Bedugul banyak sekali perkebunan strawberry. Hampir di sepanjang jalan Danau Bratan, banyak tempat wisata strawberry yang bisa dikunjungi setiap saat oleh wisatawan.
Soal harga bisa dibilang hampir sama. Tapi jangan khawatir, bisa ditawar buat yang pintar menawar,hehehe.
Kebun strawberry yang dituju, lokasinya gak jauh dari penginapan kami. Kurang lebih sekitar lima ratus meter dengan kondisi jalan berkerikil dan gak begitu mulus.
Habis sarapan di penginapan, kami bersiap-siap berangkat. Suasana Danau Bratan begitu tenang dengan diselimuti kabut. Udara pagi masih terasa dingin menembus kulit.
Sinar matahari masih bersembunyi di balik bukit yang menjulang tinggi. Pengen rasanya tinggal sehari lagi disini tapi nyatanya harus segera balik ke Lombok.
Berjalan menuju parkiran motor, saya memakai sweater dan celana panjang. Anak-anak dan istri pun memakai pakaian yang sama. Gak lupa topi kupluk di kepala untuk mengurangi udara dingin yang masih menembus sampai ke tulang.
Untuk menuju ke lokasi, kami menggunakan motor. Sebenarnya bisa jalan kaki. Tapi untuk menghemat waktu, jadinya pakai motor saja.
Lokasi kebun strawberrynya berada persis di bawah bukit. Dari jalan utama, kami harus masuk ke jalanan kecil yang sudah dibeton. Butuh kehati-hatian melewati jalanan kecil yang di kiri kanannya ada parit. Apalagi kondisi jalannya yang sedikit menanjak.
Istri dan Adeq Nala terpaksa turun dari motor karena motor susah jalan karena jalannya yang menanjak. Demi selamat sampai tujuan, harus begitu. Hehehe.
Gak jauh dari jalan utama, sampailah kami di kebun strawberry yang asri dan tenang. Terlihat sebuah rumah kayu yang gak berpenghuni. Memarkirkan motor di pinggir jalan kecil tepat di pintu masuk ke dalam kebun. Ukuran pintunya gak begitu besar. Hanya bisa dilewati oleh satu orang saja.
Gak lama kemudian, terdengar suara ibu-ibu dari kejauhan. Ternyata yang memanggil adalah ibu pemilik kebun strawberry ini. Ibunya sangat ramah sekali. Beliau mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam kebun.
Ibu yang saya lupa namanya memberikan empat buah keranjang kecil. Keranjang tersebut sebagai tempat buah strawberry yang sudah dipetik nantinya.
Terlihat kebun strawberrynya cukup luas. Lebih luas dari tempat lain yang pernah kami datangi sebelumnya. Dari informasi si pemilik, luas area kebun strawberrynya sekitar 50 are.
Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara kata si ibu. Meskipun lokasinya cukup jauh dari jalan raya Bedugul. Menurut saya kebun ini sangat kece. Berada di bawah perbukitan dengan udara yang sejuk. View Danau Bratannya dapat banget, apabila kita berada di area kebun strawberry ini.
Btw, setelah diberi keranjang, kami memulai pencaharian harta karun eh maksudnya strawberry. Ukuran buahnya cukup besar dan merah-merah. Pas saya cicip satu buah, rasanya manis sekali dan banyak airnya. Wah, strawberry disini enak banget ya.
Berkeliling di area kebun bareng anak-anak dan istri sambil mencari strawberry yang besar dan merah. Anak-anak pun semangat sekali ingin metik sendiri.
Ibunya mengajarkan kami juga cara memetik strawberry yang benar. Caranya petik tangkainya pakai gunting. Bukan dipetik pakai tangan. Tujuannya agar buahnya bisa bertahan lama dan gak cepat busuk.
Uniknya disini juga, buahnya dilindungi dengan plastik transparan agar gak terkena sinar matahari langsung dan hujan biar gak cepat busuk. Metik strawberry disini bebas, bisa makan sesukanya asalkan di dalam area dan beli pastinya, hehehe.
Kakak Ken dan Adeq Nala gak mau berhenti metik strawberry. Saya dan istri pun terlena dengan banyaknya buah yang kaya vitamin C ini yang sudah merah dan besar-besar.
Dari ujung ke ujung kami mengelilingi area perkebunan sambil menikmati view cantik Danau Bratan. Udara sejuk dan jauh dari polusi buat kami betah berlama-lama disini.
Kebetulan pagi itu baru kami saja pengunjung yang datang. Setelah agak siangan, barulah ada satu dua pengunjung yang datang.
Kata ibunya, untung saja kami datang pagian. Coba agak siangan, pasti ramai yang datang. Apalagi pas hari itu ada beberapa rombongan wisatawan yang akan datang berkunjung kesini. Wah, beruntung sekali ya kami.
Keasyikan metik strawberry, baru sadar empat keranjang sudah penuh dengan strawberry ukuran jumbo dan sedang.
Kami pun kembali ke rumah kayu tempat ibu menunggu pengunjung untuk menimbang hasil berburu strawberry. Dan ternyata empat keranjang yang isinya penuh dengan strawberry setelah ditimbang, beratnya tiga kilo lebih.
Banyak amat, kami pun gak mampu untuk membawa semuanya karena kami pakai motor. Gak mungkin perjalanan jauh bawa strawberry sebanyak itu.
Untungnya si ibu berbaik hati ke kami. Sebenarnya kalau buah sudah dipetik, itu sudah wajib di bayar. Tapi karena ibunya sangat baik, kami dikasi gak membayar semuanya. Biarkan sisanya buat ibunya karena bisa dijual ke pengunjung lainnya.
Akhirnya kami mengambil dua kilo saja. Satu kilo diberi harga 50-60 ribu. Jadi kami membayar total 120 ribu rupiah. Itu sudah termasuk tiket masuk ke dalam kebun. Murah meriah, dapat harga segitu dengan kualitas strawberry super dan manis.
Dari sekian pengalaman saya metik strawberry, baru kali ini dapat tempat yang terindah dengan hasil strawberry yang baik. Rasanya manis, banyak airnya dan segar.
Berhubung mau dibawa ke Lombok, kata ibunya ini strawberry bisa bertahan lama asalkan sampai di rumah nanti langsung dimasukkan ke freezer kulkas. Pas banget dibuat jus atau dimakan langsung.
Waktu menunjukkan jam sembilan pagi, kami pun kembali ke penginapan. Kami berterima kasih kepada si ibu yang sangat ramah kepada pengunjung seperti kami. Gak perhitungan dan sangat baik kepada kami.
Over all, buat kalian yang sedang berlibur atau ada rencana ke Bedugul, Bali. Bisa mampir di Kebun Strawberry Joko. Lokasinya berada di Jalan Dajan Danu Puncak Sangkur, Temple Candikuning, Bedugul, Kec.Baturiti, Kab.Tabanan, Bali.
Dari Jalan Raya Tabanan-Singaraja atau setelah Obyek Wisata Pura Luhur Ulun Danu, sekitar dua kilometer ada jalan kecil di kanan jalan dengan plank bertuliskan Pandanu Glamping.
Masuk saja lewat jalan kecil tersebut. Sampai bertemu dengan Taman Danu Glamping, jalan terus lagi sekitar lima ratus meter. Di kiri jalan ada jalan setapak yang sudah di beton. Belok kiri dan kalian sudah sampai di lokasi.
Lebih jelasnya, kalian bisa lihat di google maps di akhir cerita ini. Oke, cukup sekian dulu ceritanya. Ditunggu cerita kami di Bedugul selanjutnya.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Sunday, 3 May 2020
Melihat Tumbuhan Kaktus di Kebun Raya Bedugul
May 03, 2020 / in Explore Bali / with 6 comments /
















































