Showing posts with label Explore Bogor. Show all posts
Showing posts with label Explore Bogor. Show all posts

Saturday, 23 August 2025

Menyusuri Sejarah Kebun Raya Bogor Sambil Bersepeda


Kalau mendengar nama Bogor, pasti yang terlintas di benak banyak orang adalah kota hujan, kuliner enak, dan tentu saja Kebun Raya Bogor. Destinasi ini selalu jadi pilihan favorit untuk wisata alam, kuliner, edukasi, sekaligus refreshing dari hiruk pikuk ibu kota. Saya sendiri baru-baru ini sempat explore langsung dan pengalaman di sana benar-benar menyenangkan. 


Awalnya gak ada rencana buat ke Bogor. Karena ikut Mas Erwin ke rumah saudaranya di Depok, mendadak kami ingin jalan-jalan ke Bogor. Hari itu kami gak ada kegiatan karena acara pembukaan PIT & Muskernas Hisfarsi Jakarta 2025 keesokan harinya. 


Kami berempat setelah sarapan bersiap-siap menuju ke Bogor. Menunggu mobil jemputan di lobby hotel. Gak lama menunggu, jemputan sudah tiba di depan hotel. 


Sekitar jam sembilan pagi, kami berangkat menuju Depok. Kali ini tujuan kami ke daerah Cilodong, Depok. Kurang lebih waktu tempuh satu setengah jam perjalanan dengan jarak sekitar tiga puluh kilometer dari hotel kami yang berada di daerah Kuningan,Jakarta Selatan.  


Lalu lintas Kota Jakarta pagi itu cukup padat merayap. Syukurnya kami melintas di luar jam kerja. So, gak terjebak macet. Melewati beberapa jalan utama antara lain Jalan Raya Tj.Barat kemudian masuk ke Jalan Margonda Raya yang mengarah ke arah Bogor. 


Berbelok ke Jalan Boulevard Grand Depok City. Gak jauh dari situ, kami tiba di perumahan Grand Mako tempat tinggal saudara Mas Erwin. 


Setelah beristirahat sejenak dan makan siang. Kami berencana jalan-jalan ke Bogor. Dadakan juga rencana kesana. Berhubung dari daerah Cilodong ke Bogor jaraknya cukup dekat. Kami memutuskan untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor. 


Gak ada terpintas buat saya ngetrip ke Kota Bogor. Melainkan berencana ke Bandung. Emang namanya rencana itu siapa yang gak sangka. Maunya ke rumah temen, eh malah nyangkut ke rumah mantan, hahahaha. 


Kurang lebih setengah jam perjalanan, kami tiba di Kota Bogor. Suasana Bogor siang itu cukup ramai lancar. Udara di kota ini cukup sejuk. Untungnya gak turun hujan seperti sebutan kota ini yaitu "Bogor Kota Hujan". 


Selain hujan, kota ini juga punya sebutan "Kota Angkot" karena banyak mobil angkot di kota ini. Yang saya kangenin kalau datang ke Bogor yaitu naik angkotnya. Dulu pernah sekali ke Bogor, jalan-jalan keliling kota pakai angkot. Itupun naiknya gak berani sendiri melainkan bareng temen yang sudah sering ke Bogor. 





Akses Menuju Kebun Raya Bogor 


Ada beberapa cara menuju ke Kebun Raya Bogor bagi kalian yang memulai perjalanan dari Kota Jakarta. 


Kalian bisa menggunakan KRL dari Stasiun Manggarai menuju ke Stasiun Bogor. Setelah turun di Stasiun Bogor, bisa berjalan kaki selama lima belas menit atau naik ojek online. 


Selain itu bisa menggunakan bus. Kalian bisa naik bus ke arah Bogor dari Terminal Kampung Rambutan atau Pulogebang. Nanti turunnya di Terminal Baranangsiang Bogor. Jarak ke Kebun Raya dari terminal ini cukup dekat. Kita bisa berjalan kaki sejauh satu kilometer saja. 


Atau kalian yang dari Bandara Soekarno Hatta langsung menuju Bogor, bisa menggunakan DAMRI jurusan Bogor. Kalian bisa turun di Pool DAMRI depan Kebun Raya Bogor atau Amarossa Royal Bogor.


Buat kalian yang membawa kendaraan pribadi juga sangat mudah. Yang membawa mobil, bisa melalui Tol Jagorawi mengarah ke Bogor lalu keluar Tol Bogor dan menuju Kota Bogor. Sedangkan yang membawa motor, banyak jalan menuju Bogor dari arah Jakarta. So, kalian bisa memilih mau menggunakan transportasi yang mana. 


Baca juga disini : Sensasi Menginap di Amarossa Royal Hotel Bogor


Baca juga disini : Berolahraga Menikmati Udara Pagi Kota Bogor


Sesampainya di Bogor, kami langsung menuju Kebun Raya Bogor melalui pintu utama di sebelah selatan. Memutari Tugu Kujang yang berada persis di depan Amarossa Royal Bogor. 


Kami turun dari mobil di pinggir jalan depan pintu masuk karena di dalam parkiran sudah penuh. Kami sudah janjian sama abang supirnya kalau sudah mau pulang, nanti dijemput di depan pintu masuk.


Suasana Kebun Raya Bogor siang itu sedang ramai-ramainya oleh rombongan keluarga karena masih musim libur sekolah. Ini pertama kalinya saya masuk ke Kebun Raya Bogor.


Dulu belum sempat mau masuk ke dalam. Saat itu belum jam buka. Jadinya hanya joging mengelilingi Kebun Raya Bogor dari luar pagar saja. Melewati Pasar Tradisional Bogor, Hotel Salak, Melihat kawanan rusa di halaman depan Istana Bogor, melewati Sungai Ciliwung dan finish di hotel tempat menginap.


Kebun Raya ini berada di tengah kota. Dikelilingi oleh jalan utama. Meskipun berada di tengah kota, udara disini sangat sejuk karena ada ribuan jenis tanaman hijau yang hidup disini. 





Setelah turun dari mobil. Kami berjalan kaki menuju pintu masuk untuk membeli tiket masuk. Menaiki anak tangga dengan kiri kanan ada patung singa. Kalau di Bali sebutannya togog (patung kembar penjaga pintu). Kami memasuki ke dalam bangunan bergaya Eropa melalui pintu tadi. 


Di hari Senin sampai Jumat, Kebun Raya Bogor dibuka dari jam delapan pagi hingga jam empat sore. Sedangkan di akhir pekan mulai buka dari jam tujuh pagi hingga jam empat sore. 


Kalau sekedar saran saja, kalau ingin berkunjung ke Kebun Raya Bogor bisa dari pagi hari hingga sore agar bisa berkeliling sepuasnya disini. Sayangnya kami datangnya sudah siang hari. So, gak banyak spot yang bisa kami datangi. 


Harga tiket masuk baik domestik maupun mancanegara yaitu lima belas ribu rupiah saja (Senin-Jumat). Sedangkan di akhir pekan atau hari libur sebesar dua puluh lima ribu (harga bisa berubah).  Yang bertugas mengantri membeli tiket satu orang saja. Sedangkan lainnya menunggu di pintu cek tiket sambil melihat-lihat suasana di sekitar. 


Antrian cukup panjang ketika kami akan memasuki kebun raya. Didominasi oleh anak-anak yang sedang liburan. Terlihat pepohonan rindang dan hijaunya kebun raya sudah memanggil-manggil kami untuk segera masuk. 


Kebun Raya Bogor merupakan kebun raya kedua yang sudah saya kunjungi setelah Kebun Raya Eka Sari Bedugul, Bali. Keduanya memiliki keunikan masing-masing. Tapi disini saya gak akan membahas perbedaan dari kedua tempat tersebut. 





Welcome to Kebun Raya Bogor ! 


Kebun Raya Bogor beralamatkan di Jalan Ir. H. Juanda No.13, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.


Lokasinya sangat strategis, berada di pusat Kota Bogor dan bersebelahan langsung dengan Istana Bogor. Dari Stasiun Bogor jaraknya hanya sekitar lima belas menit menit berjalan kaki atau dua kilometer dengan kendaraan.


Begitu masuk pintu cek tiket, suasana langsung berubah. Pohon-pohon besar yang usianya ratusan tahun, hamparan rumput hijau, dan jalan setapak yang rapi membuat kita merasa seperti masuk ke dunia berbeda. Udara di dalam jauh lebih sejuk, meski lokasinya berada di tengah kota.


Rombongan kami yang jumlahnya kurang lebih tujuh orang berjalan kaki menuju tepian danau melewati jalan setapak yang tertata rapi. Kursi-kursi taman yang berjejer. Melihat rombongan lainnya yang menggelar tikar di atas rumput. Mereka sangat menikmati suasana sambil piknik bersama orang-orang tersayang. 


Gak jauh berjalan kaki, kami sudah berada di tepian danau yang bernama Danau Gunting. Salah satu spot terbaik menurut saya. Apalagi mendengar kicauan burung danau dan langit siang itu cukup mendung. Syahdu sekali. 


Saya sangat suka dengan danau. Ditambah lagi di sekeliling danau terlihat hijaunya pepohonan rindang dan rerumputan. Tanaman yang tumbuh di permukaan air. Sejauh mata memandang di tepi danau, terlihat dari kejauhan bangunan putih bergaya Eropa. Itulah gedung Istana Presiden Bogor. Akses masuk kesana sangat ketat. Pengunjung kebun raya dilarang masuk ke dalam area istana yang dijaga oleh petugas berseragam. 





Kami gak melewati moment untuk menikmati keindahan danau yang ukurannya cukup luas sambil berfoto ala foto keluarga. Suasana hangat dengan keceriaan hari itu. Anak-anak pun sangat senang. 


Setelah berfoto bersama di tepian danau, kami melanjutkan berjalan kaki menuju tempat penyewaan sepeda. Melihat pengunjung lain yang didominasi oleh anak-anak yang bersepeda mengelilingi kebun raya, kami tertarik untuk bersepeda juga. 


Awalnya sih saya pengennya menikmati kebun raya dengan berjalan kaki saja. Tapi berhubung waktu yang sudah siang dan ingin explore kebun raya secara keseluruhan. Rasanya kalau jalan kaki, besok pagi baru kelar kelilingnya, hehehe. 


Di kebun raya ini sudah disediakan tenda-tenda penyewaan sepeda. Fasilitas yang cukup menarik untuk dicoba. Saya dan Mas Erwin memilih untuk bersepeda dengan sepeda MTB saja. Biaya sewanya yaitu tiga puluh ribu rupiah per jam. Sedangkan Mbak Zahra dan lainnya memilih sepeda listrik dengan biaya sewa empat puluh ribu rupiah per jam. Biaya ini berlaku di saat weekday maupun weekend. 


Setelah memilih sepeda yang sesuai. Kami cek dulu sepedanya. Petugas di tenda mengecek kondisi sepedanya. Dari ban sampe rem dicek semua. Setelah dinyatakan sepeda dalam kondisi baik, barulah kami pakai sepedanya. 


Begitu juga dengan sepeda listrik. Dicek dulu semuanya dari ban sampai baterainya apa masih penuh atau sudah mau habis. Penting juga, takutnya baterai hampir habis dan dipakai keliling,malah mogok di tengah jalan nantinya. 


Setelah semua sepeda dalam kondisi baik. Kami memulai mengexplore Kebun Raya Bogor. Ada waktu satu jam kami untuk mengexplore. Tujuan kami pertama yaitu berfoto di depan Istana Bogor. 







Jalanan aspal dengan dikelilingi oleh pepohonan rindang yang usianya sudah gak muda lagi. Bisa diperkirakan usia pohon-pohon disini sudah ratusan tahun. 


Titik point pertama tempat kami berhenti di tepian danau dekat dengan latar belakang Istana Bogor. Disini kami mengambil foto. Suasana di sekitar cukup ramai oleh pengunjung lainnya. Gak lama berhenti untuk berfoto, saya melanjutkan mengayuh sepeda ke spot berikutnya. 


Sejarah Kebun Raya Bogor 


Kebun Raya Bogor memiliki luas keseluruhan sekitar delapan puluh tujuh hektar. Menjadi rumah bagi lebih dari dua belas ribu jenis koleksi tumbuhan, termasuk pohon langka, tanaman obat, kaktus, anggrek, hingga bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang terkenal.


Dari beberapa sumber terpercaya yang saya kutip. Kebun Raya Bogor sudah ada sejak abad ke lima belas. Dahulu, Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran pernah membangun Samida, semacam hutan lindung, untuk menanam berbagai pohon langka. Dari sinilah, tempat yang sekarang kita kenal sebagai Kebun Raya Bogor mulai memiliki kisah panjang.


Melompat jauh ke abad ke sembilan belas ketika Belanda berkuasa di Hindia Timur. Seorang ahli botani bernama Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt datang ke Bogor. Ia melihat betapa suburnya tanah dan indahnya view di sekitar Istana Bogor. Dari idenya, lahirlah sebuah kebun penelitian yang akhirnya diresmikan pada 18 Mei 1817. Tanggal ini kemudian dianggap sebagai hari lahir Kebun Raya Bogor.


Sejak saat itu, Kebun Raya Bogor bukan hanya sekadar taman atau destinasi wisata alam. Berperan juga menjadi pusat penelitian tanaman tropis di Asia Tenggara. Banyak tanaman penting yang sekarang menjadi komoditas besar Indonesia seperti karet, kelapa sawit, dan kina yang pernah ditanam dan diuji coba pertama kali di sini sebelum menyebar luas ke seluruh Nusantara (sebutan Indonesia dulu).


Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Kebun Raya berpindah ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), selanjutnya sekarang di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tetapi perannya gak pernah berubah. Tetap menjadi jantung penelitian botani sekaligus ruang hijau bersejarah di tengah Kota Bogor.


Ketika kami berjalan-jalan di jalur rindang Kebun Raya, melewati pohon-pohon berusia ratusan tahun atau sekadar duduk di tepi Danau Gunting sambil memandang Istana Bogor, kami sebenarnya sedang menyusuri jejak panjang sejarah. Dari hutan buatan kerajaan, taman penelitian kolonial, hingga destinasi wisata alam dan ilmu pengetahuan modern. Kebun Raya Bogor adalah saksi hidup perjalanan waktu yang memiliki sejarah panjang. 







Spot yang Ada di Kebun Raya Bogor 


Setelah berfoto di Danau Gunting yang menjadi spot terkece dengan latar belakang Istana Bogor. Spot berikutnya yang saya dan lainnya kunjungi yaitu Taman Meksiko. Disini kami hanya melihat dari luar saja. Disini kami bisa menjumpai koleksi kaktus dan tanaman sukulen yang unik. So, berasa  berada di daerah gurun.


Selanjutnya kami bisa jumpai Jembatan Merah. Salah satu spot yang menjadi ikon romantis di Kebun Raya Bogor. Sering menjadi spot favorit pengunjung untuk foto prewedding. 


Buat kalian yang sedang di Bogor. Bolehlah foto berdua dengan pasangannya atau berfoto bersama keluarga tercinta. Konon katanya, kalau yang berfoto disini orang yang berpacaran, katanya hubungannya bisa putus. Hanya mitos, boleh percaya atau gak, hehehe. 


Di Kebun Raya Bogor ada juga Museum Zoologi. Tempat yang cocok buat anak-anak belajar tentang hewan. Banyak koleksi hewan yang diawetkan dan memiliki nilai yang edukatif. 


Selain itu, banyak juga taman tematik lain seperti Taman Soedjana Kassan, Taman Obat, dan bahkan ada makam kuno Belanda yang menambah nilai historis. Wah kalau makan kuno apalagi makam Belanda, saya absen dah gak ikutan kesini. Takutnya lihat yang aneh-aneh. 


Fasilitas di Kebun Raya Bogor


Selain fasilitas seperti taman tematik (Taman Meksiko, Taman Anggrek, Taman Obat), Danau Gunting, Jembatan Merah, Museum Zoologi. Sewa sepeda, mobil wisata (buggy car).


Disini juga terdapat toilet, mushola, kantin, Grand Garden Cafe, toko souvenir. Ada juga perpustakaan botani, herbarium, laboratorium dan tur edukasi.


Di Kebun Raya Bogor juga tersedia jalur disabilitas & shuttle internal untuk para lansia dan anak-anak. Ingat ya shuttlenya khusus lansia dan anak-anak (sama pendamping). 


Kesimpulan 


Ternyata setelah bersepeda mengelilingi kebun raya, kaki dan pantat pegel semua. Ngayuh sepeda satu jam, untungnya sepedanya cukup baik. Mana trek jalannya juga gak datar saja. Ada di beberapa titik, jalannya menanjak dan berkelok-kelok. Harus ekstra hati-hati juga dalam berkendara karena kondisi siang itu cukup ramai oleh pengunjung yang bersepeda juga.


Singkat cerita, setelah sejam saya dan lainnya bersepeda. Kami kembali ke tenda penyewaan sepeda yang berada di dekat pintu masuk. Syukurnya kami kembali tepat waktu. Misalkan kembalinya lewat jam yang sudah ditentukan, kita bisa kena denda bayar lagi seharga satu jam. 


Setelah mengembalikan sepeda, saatnya kami balik ke Cilodong buat nganterin saudaranya Mas Erwin dan anak-anaknya. Kemudian lanjut balik ke Jakarta lagi. 


Over all, pengalaman mengelilingi Kebun Raya Bogor memang melelahkan. Dapat lelahnya dapat pula senangnya. Akhirnya kesampaian juga bisa masuk ke dalam kebun raya tertua di Asia Tenggara ini. Banyak pelajaran yang bisa kami dapat


Menjaga kelestarian alam dengan terus memberikan pendidikan kepada anak-anak kita bahwa lingkungan harus tetap dijaga dengan baik dan benar. Belajar merawat alam dan ikut menjaga aset negara yang kaya akan sejarah. 


Dengan luas delapan puluh tujuh hektar dan sejarah lebih dari dua ratus tahun, Kebun Raya Bogor bukan hanya tempat wisata, tapi juga semacam “ensiklopedia hidup” yang menyimpan cerita tentang alam, sejarah, hingga budaya.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Friday, 23 December 2022

Berolahraga Menikmati Udara Pagi Kota Bogor : Kebun Raya Bogor


Bangun pagi kuterus buka smartphone (bukan mandi). Waktu menunjukkan jam lima pagi. Buka jendela kamar hotel, langit Kota Bogor sudah mulai terang. Lihat ke luar jendela, persimpangan Tugu Kujang Bogor sudah padat merapat. Mobil angkot berwarna warni sudah berjejer di sekitaran Tugu Kujang Bogor.

Gak terasa sudah tiga hari saya di Kota Bogor. Pagi ini waktunya buat balik ke Lombok. Kebetulan naik pesawat yang jam dua siang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. So, masih ada waktu beberapa jam untuk menikmati Kota Bogor di pagi hari sekalian mencari oleh-oleh buat keluarga di rumah. 



Saya dan Abang Reza sudah janjian untuk jalan pagi ke Kebun Raya Bogor. Lokasinya gak jauh dari hotel tempat kami menginap. Setelah bersih-bersih muka, kami berdua turun ke lobi hotel. Mau sarapan dulu ternyata di restonya belum disiapkan. Oke, kami lanjut ke luar hotel saja. Cuaca pagi itu agak mendung. Jalanan dan trotoar masih basah oleh hujan sejak semalam. Udara sangat sejuk dan bersih.  

Tujuan kami ya jalan-jalan sambil menikmati suasana Kota Bogor dengan bekeliling Kebun Raya Bogor. Kondisi badan sedang fit, jadi amanlah buat jalan kaki alias nyari keringat kurang lebih dua jam kedepan. Healing-nya dapat, sehatnya pun kebagian. 

Dari informasinya Kebun Raya Bogor dibuka jam delapan pagi. Tapi kami setengah enam pagi sudah jalan menuju lokasi. Semoga saja nanti diijinkan masuk sebelum jam buka. 

Suasana Kota Bogor pagi itu sangat ramai sekali. Kebetulan hotel tempat saya menginap tepat di persimpangan Tugu Kujang Bogor dan berhadapan langsung dengan Kebun Raya Bogor. Kece kan !. 



Jalan kaki menyusuri Jalan Otto Iskandardinata melewati Pasar Bogor Suryankencana, kemudian bertemu dengan Pasar Lawang Saketeng dan Mall BTM Bogor. Suasana pasar pagi itu sangat ramai sekali. Setelah itu berbelok ke kanan menyusuri Jalan dr H.Juanda. Kaki sudah mulai pegel nih. Maklum saja sudah lama gak jalan kaki, hehehe. 

Sesampainya di pintu masuk Kebun Raya, ternyata gerbangnya masih tertutup rapat. Coba mencari petugas yang berjaga di post penjagaan, gak ada juga terlihat. Cukup lama juga beristirahat tapi gak ada penjaganya yang terlihat. 

Akhirnya kami memutuskan melanjutkan berjalan kaki menyusuri Jalan dr.H.Juanda. Berjalan kaki sambil menghirup udara pagi yang sejuk dari Kota Bogor. Kami melewati Kantor Walikota Bogor dan beberapa bangunan bersejarah lainnya. Tepat di sebelah kiri kami berjalan, pagar dari Kebun Raya Bogor. Dari sini kita bisa melihat hamparan luas halaman dari Istana Bogor. Luas banget ya !. 

Sedangkan di sebelah kanan kami berjalan, merupakan jalan protokol. Melihat arus kendaraan yang cukup ramai lancar di hari kerja. Sudah hampir setengah jam kami berjalan, saya melihat beberapa kawanan hewan penghuni Kebun Raya Bogor, sebut saja rusa. Kawanan rusa yang sedang bermain di padang savana yang sangat luas sekali. Beberapa pohon beringin juga ada disini yang ukurannya sangat besar dan sudah berumur ratusan tahun. Gak hanya pohon beringin saja, tapi ada puluhan jenis pepohonan yang ada disini. 



Terdengar juga kicauan burung-burung yang terbang di area Kebun Raya Bogor ini. Saya bersama Abang Reza sempat beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang menyejukkan mata dan hati. Saya pun gak lupa mengabadikan moment dengan mengambil beberapa foto kawanan rusa yang sedang berjalan dan beristirahat. 

Dari kejauhan terlihat juga bangunan putih seperti White House yang sangat kokoh. Itu dia yang namanya Istana Bogor tempat kediaman presiden dan keluarga. Istana Bogor merupakan salah satu dari beberapa istana kepresidenan yang ada di Indonesia antara lain Istana Negara di Jakarta, Istana Merdeka di Jakarta, Istana Bogor, Istana Gedung Agung di Yogyakarta, Istana Tampak Siring di Bali dan Istana Cipanas di Cipanas.

Berhubung gak sempat melihat secara dekat Istana Bogor, jadi gak banyak yang saya bisa ceritakan ke teman-teman semua. Semoga saja suatu saat nanti bisa kembali ke Bogor dan bisa masuk ke dalam Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Amin




Di depan pintu gerbang Istana Bogor kondisi lalu lintas cukup padat. Sepertinya lagi jam-jamnya macet. Saya terus melanjutkan berjalan kaki. Ternyata luas juga ya Kebun Raya Bogor ini. Untungnya di Bogor udaranya sejuk. So, olahraga pagi kali ini nyaman dan asyik. 

Sekitar seratus meter dari pintu gerbang Istana Bogor, kami turun ke jalan setapak. Disini banyak sekali pepohonan rindang. Salah satunya pohon bambu. Berjalan sekitar lima puluh meter, saya melihat ada sungai. Ternyata ini sungai atau Kali Ciliwung yang sangat terkenal itu. Kalian tau kan kalau sudah musim hujan, sungai ini sering disebut-sebut di media kalau Jakarta banjir. 

Saat itu aliran Kali Ciliwung lagi deras dan berwarna cokelat pertanda sejak semalam hujan turun sangat lebat. Bener sih selama saya di Bogor, setiap hari hujan lebat. Harapannya, semoga saja Jakarta gak kebagian banjir lagi. 




Sempat beberapa menit istirahat sejenak di pinggiran kali sambil menikmati suasana sekitar. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan lagi sampai garis finish. Gak jauh dari Kali Ciliwung ada sebuah Taman yang sangat asyik buat nongkrong. Namanya Taman Kaulinan yang lokasinya persis di pinggiran Kali Ciliwung. Untuk menuju taman ini kita bisa melalui terowongan kecil. Disini terdapat fasilitas permainan anak-anak seperti ayunan, perosotan dan lain-lain. 

Di samping Taman Kaulinan ada juga taman seperti alun-alun gitu namanya Taman Sempur. Disini tersedia jalur untuk joging atau berjalan kaki. Suasana pagi itu sangat ramai sekali warga Bogor yang melakukan joging dan berjalan kaki. 



Berhubung sudah jam tujuh pagi. Kami melanjutkan kembali berjalan kaki. Posisi kami sekarang sudah di sebelah timur dari Kebun Raya Bogor. Disini ada jalur untuk joging dan sepedaan. Gak jauh lagi kami sudah sampai di hotel. Semakin siang, warga yang melakukan aktivitas olahraga semakin ramai saja. Padahal ini hari kerja. 

Saya menyempatkan diri untuk berfoto di sebuah tulisan besar "Bogor Berlari". Mirip seperti taman gitu. Dibuat senyaman mungkin. Ada fasilitas tempat duduk. Ada beberapa sepeda listrik yang berjejer. Saya kurang paham kenapa ada beberapa sepeda listrik disini. Mungkin saja ini program pemerintah Kota Bogor untuk warganya. Soalnya ada barcode untuk mengaktifkan sepedanya. Berarti ada aplikasinya. Kapan-kapan nyobain deh kalau datang lagi ke Kota Bogor. 



Setelah hampir dua jam berjalan kaki, sampai juga di persimpangan Tugu Kujang. Di seberang terlihat hotel tempat saya menginap sekaligus lokasi pertemuan selama tiga hari di Kota Bogor. Over all, saya sangat senang sekali bisa menyempatkan diri berolahraga dengan berjalan kaki mengelilingi area Kebun Raya Bogor. Refreshingnya dapat, sehatnya juga dapat.

Kaki sudah cenat cenut karena sudah lama sekali gak berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer. Kesan pertama kali jalan kaki mengelilingi Kebun Raya Bogor meskipun gak bisa masuk ke dalamnya sudah buat badan segar. 

Perut sudah mulai lapar, saatnya kembali ke hotel buat sarapan. Cerira dari Kota Bogor masih belum selesai. Setelah ini saya akan menceritakan kesan-kesan menginap di salah satu hotel yang umurnya sudah lumayan lama. Saya pun sudah gak sabaran mereview Hotel Amarossa Royal Bogor.

Gimana cerita menginap di Hotel Amarosa Royal Bogor ?. Ditunggu di cerita saya selanjutnya. Comming Soon !.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra