Showing posts with label Cerita. Show all posts
Showing posts with label Cerita. Show all posts

Saturday, 25 October 2025

Minggu Pagi Keliling Kota Banyuwangi : Pantai Marina Boom dan Taman Blambangan


Bangun pagi, saya dan istri sudah merencanakan untuk ajak anak-anak motoran ke Kota Banyuwangi. Hari Minggu seluruh kegiatan sekolah dan perkantoran diliburkan. Kebetulan juga di Kota Banyuwangi hari itu ada car free day (CFD) di Jalan Diponegoro, Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi. 

Berangkat dari rumah mbah uyut di Rogojampi menuju arah utara. Waktu tempuh kurang lebih dua puluh lima menit dengan jarak tiga belas kilometer dari Rogojampi ke Kota Banyuwangi. Anak-anak dari jam enam pagi sudah bangun karena sudah dijanjikan bakalan jalan-jalan pagi.

Cuaca pagi hari itu cukup cerah meskipun sehari sebelumnya Rogojampi dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Udara pagi sangat segar menemani kami diperjalanan. Arus lalu lintas berjalan dengan normal. Melihat aktivitas warga kota di hari libur. 

Ada yang joging pagi, bersepeda, berbelanja ke pasar, dan ada yang jalan-jalan menuju Kota Banyuwangi. Kami perginya hanya berempat saja. Saya, istri dan anak-anak. Mereka berdua sangat antusias kalau diajak jalan bareng ayah bundanya. Kakak Ken yang sudah menginjak umur lima tahun dan Adeq Lala berjarak dua tahun dari kakaknya. 

Pantai Marina Boom Banyuwangi 

Tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Pantai Marina Boom Banyuwangi. Salah satu pantai yang menjadi ikon Kota Banyuwangi selain Pantai Watu Dodol yang ada di daerah Ketapang sana. 

Pantai Boom terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Rute yang kami lewati menuju pantai bisa dimulai dari Simpang Lima Banyuwangi kemudian mengarah ke Jalan Dr. Sutomo, Taman Blambangan, menyusuri Jalan Nusantara dan Jalan Ikan Cucut hingga sampai di pintu gerbang Pantai Boom. 

Lebih jelasnya kalian bisa buka google maps di smartphone masing-masing. Ketik Pantai Boom Banyuwangi. Lokasinya gak begitu jauh dari pusat Kota Banyuwangi. 



Setelah sampai di pintu gerbang masuk menuju Pantai Boom, kami berhenti di pos loket untuk membeli tiket masuk. Harga masuknya relatif murah yaitu 7,5 ribu rupiah saja per orang. Berhubung bawa anak-anak dua orang diberi gratis sama petugasnya. Jadinya total biaya masuk 15 ribu rupiah saja. 

Petugas loketnya ramah-ramah. Apalagi pas melihat plat motor dari Lombok, petugasnya langsung paham bahwa kami dari Lombok. Kesan baik yang kami dapatkan ketika awal masuk ke area destinasi wisata ini. 

Setelah urusan tiket masuk selesai, kami berkeliling sejenak sekitaran pantai. Area pantainya luas banget. Jalannya juga kondisi baik yaitu aspal yang mulus. 

Penataan area pantainya yang cukup baik. Bahkan lebih rapi untuk pantai yang ada di dalam kota. Plank petunjuk juga cukup lengkap. Jadinya kami gak kesasar mau kemana. 

Disini ada beberapa area yang bisa kita explore. Ada dermaga kayu untuk kapal-kapal pesiar ukuran kecil.  Ada bangku-bangku panjang di sekitar trotoar pinggiran dermaga. Cafe dan resto juga ada disini termasuk tempat nge-gym ada disini. 

Selain itu ada patung macan yang menjadi simbol kekuatan dan keberanian masyarakat Osing Banyuwangi. Gak ketinggalan ada jembatan estetik dan area taman yang tertata rapi.

Mungkin di beberapa tempat yang saya lihat masih perlu dibenahi. Over all, kesan awal datang pertama kali kesini cukup menyenangkan. 




Terlihat beberapa kapal pesiar bersandar di dermaga. Sempat bingung mau kemana dulu. Muter-muter sebentar, kami melihat dari kejauhan beberapa pengunjung lain yang sedang bersantai di pinggiran pantai. 

Akhirnya kami kesana saja. Apalagi ada playground anak-anak disana. Ada penyewaan mobil remot, sepeda listrik dan beberapa wahana lainnya.

Melihat ada penyewaan mobil remot kontrol, anak-anak langsung kegirangan. Mereka berdua sangat suka main mobil remot  kontrol. 

Pantai Boom dahulu dikenal sebagai pelabuhan penting pada masa kolonial. Saat ini, area tersebut dikembangkan menjadi kawasan wisata pantai yang modern dan instagramable. Begitu memasuki area pantai, pengunjung akan disambut dengan ikon besar bertuliskan “Pantai Boom Marina Banyuwangi” yang sangat cocok sebagai latar foto.  

Pantai yang sering disebut Pantai Marina Boom ini juga setiap tahunnya menggelar beberapa event. Salah satu event yang pengen saya nonton dari dulu yaitu Festival Gandrung Sewu. 

Festival yang menampilkan seribu penari yang menggunakan pakaian khas penari Banyuwangi. Seribu penari menari di atas hamparan pasir pantai yang luas. Ini sudah agenda rutin tiap tahunnya yang selalu ditunggu banyak orang baik domestik maupun mancanegara. Keren kan !. 

Kawasan Pantai Boom ini cukup luas sekali. Terbagi dari beberapa bagian. Ada berupa teluk yang terdapat beberapa dermaga kapal. Terdapat Eco Park Marina yang berada di sebelah utara dimana disini kita bisa melakukan kegiatan trekking dan berlari karena ada jalur track khusus berlarinya. 

Sedangkan bagian pantainya dengan hamparan pasir yang begitu luas menghadap ke arah Selat Bali dan Pulau Bali

Di pantainya juga terdapat beberapa kursi santai dan diberi payung untuk bersantai dan berjemur sehabis mandi pantai. Sayangnya pagi menjelang siang tersebut sinar matahari menyengat sekali. Jadinya kami urungkan niat untuk berjalan menuju pinggir pantai. Cukup menikmati suasana pantai dari bawah pohon yang cukup rindang. 



Disini juga ada penyewaan kuda. Kita bisa berkeliling pantai sambil duduk di atas punggung kuda dengan ditemani oleh yang punya kudanya. Sekali berkeliling dikenakan tarif dari 25 ribu saja. Cukup worth it me urut saya sih. Sayangnya kudanya gak terlalu besar. Jadinya ragu buat nyobain, hehehe. Anak-anak pun takut nunggang kuda. 

Yasudah, kami menghabiskan waktu di Pantai Boom sambil menemani anak-anak main mobil remot saja. Harga sewanya 20 ribu per mobil dengan waktu hanya 15 sampai 25 menit saja. 

Gak banyak kegiatan yang kami lakukan selain berkeliling motoran muterin kawasan pantai, duduk santai di bawah pohon rindang sambil menikmati view Selat Bali dan Pulau Bali dan anak-anak menghabiskan waktu bermain saja. 

Berhubung waktu masih cukup pagi, tujuan selanjutnya kami akan ke Taman Blambangan sambil melihat suasana car free day khas Banyuwangi. 

Taman Blambangan Banyuwangi

Taman yang berada di pusat jantung Kota Banyuwangi ini menjadi daya tarik bagi siapa pun yang melintas di tempat ini. Dikelilingi oleh jalan besar membuat akses ke tempat ini menjadi lebih mudah. 

Jarak dari Pantai Marina Boom ke Taman Blambangan sangat dekat. Bahkan kedua tempat ini bisa dibilang satu jalur. Kurang lebih hanya lima menit waktu tempuh dari Pantai Marina Boom, kami sudah sampai di area parkir taman yang berada di sebelah barat. 

Suasana sangat rindang dan asri sekali karena area parkirnya persis di bawah pohon-pohon besar seperti Pohon Beringin. Gak khawatir kepanasan dan udara disini sangat sejuk di tengah cuaca panas kota.



Taman Blambangan merupakan ruang terbuka hijau terbesar dan sekaligus ikon Kota Banyuwangi. Siapapun yang datang ke Banyuwangi, pasti pengen mampir ke taman yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berkumpul, berolahraga atau menghilangkan penat seharian bekerja. 

Taman Blambangan memiliki sejarah panjang sebagai pusat kegiatan masyarakat. Letaknya yang berada di tengah kota menjadikannya titik strategis yang mudah diakses dari mana saja. Dikelilingi fasilitas publik, pusat belanja, hingga tempat wisata kuliner, taman ini setiap harinya digunakan untuk berolahraga. 

Lapangan luas yang tertata rapi, mulai dari area olahraga, event seni, budaya, hingga kegiatan keagamaan skala besar sering digelar di sini. 



Ada area untuk jogging, bermain basket, bermain bola, sampai ada beberapa fasilitas olahraga untuk orang dewasa dan anak-anak seperti jungkat-jungkit, alat nge-gym sederhana.

Dari beberapa review orang lain yang saya baca, biasanya pagi hari adalah waktu teramai bagi para pegiat kesehatan yang menikmati udara segar sambil menggerakkan badan.

Saat kami disana, kebetulan juga hari libur, ramai sekali warga yang datang ke taman ini. Ada yang duduk santai sambil berkumpul bersama teman, gebetan dan keluarga. Ada yang lagi asyik main basket. Ada yang asyik menyantap beberapa makanan khas daerah sini. Ada juga yang sekedar olahraga jalan kaki seperti saya dan istri (sambilan nurunin berat badan) hehehe. 

Ada beberapa spot yang bisa dipakai untuk mengambil foto. Di bagian tengah taman, ada panggung permanen gitu dengan background bangunan khas Blambangan mirip seperti candi berwarna putih. Biasanya saya lihat bentuk bangunan ini di salah satu novel atau buku yang menceritakan tentang Kerajaan Blambangan dahulu kala. 




Di kiri-kanan panggung, ada dua bangunan berbentuk joglo Jawa. Terlihat banyak pengunjung yang duduk sambil bersantai di bangunan ini. 

Di sisi sebelah barat taman, ada surganya kuliner. Beberapa makanan khas sini, kami cobain seperti sego cawuk, sego tempong dan nasi pecel. 

Dari ketiga makanan tersebut, yang paling saya suka yaitu nasi tempongnya. Berasa banget sambel tomat dan ikan terinya. Kalau datang ke Banyuwangi, gak lengkap rasanya gak nyobain nasi tempongnya. 

Taman Blambangan juga sering dijadikan pusat penyelenggaraan acara besar seperti konser musik, festival budaya dan pasar malam. 

Saat malam hari, suasana taman berubah menjadi tempat nongkrong yang seru. Banyak anak muda berkumpul untuk bermain musik, bersantai dengan komunitas, hingga mengabadikan momen dengan latar suasana Kota Banyuwangi. Gak sedikit juga yang memanfaatkan taman ini untuk membuat konten foto maupun video untuk dishare di tiktok, Instagram atau youtube. 

Masuk ke Taman Blambangan ini gratis ya. Gak ada tiket masuk. Hanya bayar parkir motor saja 2 ribu rupiah. Bukanya dua puluh empat jam. Kapanpun bisa datang kesini. 

Berhubung waktu sudah menjelang siang dan anak-anak sudah mulai capek dan ngantuk. Kami balik ke rumah mbah uyut. 

Rasanya keliling kota belum cukup hanya dua tempat saja. Next time... Bakalan explore lagi ke tempat yang lainnya sekitaran Kota Banyuwangi. 

Over all, jika kalian sedang berada di Banyuwangi, jangan lupa luangkan waktu sejenak untuk mampir dan menikmati atmosfer hangat di Pantai Marina Boom dan Taman Blambangan. Atau tempat lainnya yang menarik juga. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 27 September 2025

Tiket Kapal Hangus : Touring Lombok - Banyuwangi

 
Tahun ini (18-25 September 2025) saya dan anak istri bisa mengunjungi keluarga besar di Banyuwangi. Happy dong dan anak-anak sudah gak sabar untuk segera berangkat. Setiap hari mereka menghitung hari dan sampai akhirnya hari itu pun tiba. 

Begitu juga dengan saya. Pas dapat ijin cuti ke Banyuwangi, saya pun mencatat tempat-tempat yang akan kami kunjungi nantinya. Salah satunya, tempat yang hukumnya wajib dikunjungi. Apa itu ?. Diikuti saja cerita-cerita saya di blog edisi Banyuwangi dari berangkat sampai pulang ke Lombok lagi !.  

Saya dan keluarga akan menghadiri acara nikahan sepupunya istri. Gak hanya saya,istri dan anak-anak saja yang berangkat, tapi bapak dan ibu mertua gak ketinggalan untuk ikut. 

Seminggu sebelumnya, saya mencari informasi tentang jadwal kapal dari Lombok langsung ke Banyuwangi. Ada beberapa kapal yang jalan di tanggal keberangkatan. Sayangnya, saya gak bisa memesan tiketnya langsung. Infonya lebih baik pastikan kapalnya berangkat, baru memesan tiket. 

Gak mau ambil pusing, sehari sebelum berangkat, saya memesan tiket via website resminya. Memesan lewat agent resmi via whatsapp juga bisa. Tapi lebih enakan pesan lewat website yang harganya jauh lebih murah. 

Cara memesan tiket online pun gak susah. Tinggal buka alamat websitenya alp.co.id, kemudian registrasi terlebih dahulu menggunakan alamat email. Selanjutnya, tinggal mencari rute dan di klik. 

Nanti muncul nama kapal, rute dan jadwal keberangkatannya. Kita tinggal pilih sesuai waktu keberangkatan. Setelah itu diisi kolom seperti jenis kendaraan, nomor plat motor (harus sesuai), jumlah penumpang beserta nama lengkap dan umur. Setelah semuanya diisi dan klik pesan, lalu melakukan proses pembayaran. 

Apabila kita membawa kendaraan roda dua atau roda empat, ada ketentuan bahwa satu kendaraan itu sudah termasuk dua penumpang (gratis). Caranya, ketika pilih tambah penumpang, kita memilih supir dan kenek untuk mengisi biodata penumpang. 

Apabila dalam satu kendaraan lebih dari dua orang. Maka sisanya bisa dibelikan tiket per orang saja agar bisa masuk ke dalam data manifest kapal untuk keperluan apabila terjadi suatu hal yang gak kita inginkan. 

Perlu diperhatikan sebelum pembayaran, harus dicek ulang semua data yang kita isi. Gak boleh ada yang salah terutama kendaraan yang akan kita pakai saat berangkat. Setelah dipastikan data semuanya sesuai, lalu langkah terakhir melakukan pembayaran. Disini pembayarannya hanya bisa pakai m-banking Mandiri saja (khusus online).

Bagi yang gak sempat memesan secara online. Bisa menggunakan jasa agent resmi atau agent yang sudah menjadi mitra perusahaan kapal bersangkutan. Setelah pembayaran selesai, kita akan dikirimkan e-tiket berbentuk pdf via website. 

Kami memilih kapal KM Mutiara Berkah II milik PT.Atosim Lampung Pelayaran dengan keberangkatan dari Pelabuhan Gili Mas jam satu pagi. Paling telat berangkat jam tiga pagi karena bongkar muat kendaraan yang agak lama. 

Setelah e-tiket sudah saya download, gak lupa mengecek barang bawaan agar gak ada yang tertinggal terutama surat-surat penting lainnya. 


Drama dimulai !. 

Tiga jam sebelum berangkat ke pelabuhan. Saya mendapatkan whatsApp yang isinya informasi yang kurang mengenakkan. Isi infonya bahwa kapal yang akan kami naiki menuju Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, mengalami trouble mesin dan masih dalam proses perbaikan. 

Terpaksa kami menunda berangkat dari rumah menuju pelabuhan. Waktu itu sekitar jam sebelas malam. Lebih baik menunggu kabar dari rumah saja. Dan dari pihak perusahaan kapal, nanti akan menginfokan jika kapal sudah bisa muat kendaraan. 

Bapak ibu pun akhirnya bermalam di rumah kami untuk menunggu kepastian kapan kapalnya bisa berangkat. Rencana awal kami akan berangkat dari rumah kami karena lebih dekat dari pelabuhan. 

Menunggu kabar baik hingga subuh tiba, tapi belum ada pesan whatsapp masuk. Yasudah saya dan lainnya kembali tidur. Anak-anak masih lelap tidurnya. Dari jadwal terbaru, kapal akan diberangkatkan sekitar jam tujuh pagi. Tapi jika perbaikan masih belum selesai, akan dialihkan ke kapal selanjutnya. 

Mencari info dari kapal selanjutnya bahwa kapal akan tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok sekitar sore hari. Tapi belum tau kapan berangkatnya kembali ke Banyuwangi. 

Akhirnya setelah menimbang-nimbang dan diskusi sengit bareng bapak ibu, kami putuskan untuk memilih alternatif terakhir menggunakan jalur dari Bali. Artinya kami akan melakukan touring dadakan. Gak banyak persiapan tapi kami mengejar waktu agar bisa hadir di acara nikahan. 

Gimana tiket kami yang sudah dibayar ?. Tanya-tanya pihak agent yang saya minta nomor kontaknya dari temen yang biasa naik kapal ALP.

Kata agentnya, kalau beli tiket di agent bila ada pengalihan kapal karena suatu hal, bisa dirubah di tiketnya. Sedangkan bila beli di aplikasi resmi ALP, untuk perubahan jadwal dan kapal karena kapal rusak atau lain hal, gak bisa dilayani. Artinya tiket kami hangus kata mereka. 

Kecewa juga dengan pelayanan ALP ini. Masak beli di agent tiket lebih baik dibandingkan dengan beli langsung di aplikasi resmi ?. Kalau memang gak bisa uang kembali, yasudah ikhlaskan saja. Daripada memaksakan diri menunggu kapal selanjutnya yang belum pasti berangkat jam berapa. 

Pengalaman pertama naik kapal yang dikenal juga dengan sebutan Tol Laut ini. Penasaran naik kapal ini sebenarnya. Lihat review nya di youtube. Kapal ini tergolong paling murah tiketnya dari kompetitor lainnya tapi fasilitas dan kondisi kapal yang jauh dari kata baik. Meskipun begitu, saya tertantang buat mencoba naik kapal ini. 

Lupakan dulu tiket kapal ALP (KM Mutiara Berkah II). Kalau emang rezeki kita, gak bakalan kemana duitnya. Fokus dulu sama persiapan motoran melalui Bali. 

Kami membawa dua motor. Saya dan anak istri menggunakan Blumax, sedangkan bapak dan ibu menggunakan motor istri. Barang bawaan kami jangan ditanya. Bawa dua tas ransel yang isinya pakaian kami. Satunya dibawa istri, satunya dimasukkan ke dalam jok motor. Jas hujan gak lupa dibawa, takut kehujanan di jalan nanti. 

Anak-anak kami pakaikan baju dua lapis, jaket gunung dan rompi touring. Gak lupa helm dan masker wajah. Setelah perlengkapan anak-anak untuk touring sudah aman. Saya mengecek perlengkapan selama di perjalanan. Kondisi ban motor, oli dan rem dalam kondisi prima. Begitu juga dengan motor yang akan digunakan orang tua, keduanya dalam kondisi baik. 

Perjalanan Menuju Pulau Bali 

Sekitar jam sepuluh pagi, kami memulai perjalanan ke Pelabuhan Lembar untuk mengejar jadwal kapal jam setengah dua belas siang. 

Sesampainya di luar pelabuhan, kami mampir sejenak di salah satu gerai tiket online untuk membeli tiket. Di luar pelabuhan banyak sekali gerai-gerai yang menjual tiket online. 

Untuk motor di bawah 250 cc dikenakan tarif sebesar 180 ribu. Itu sudah termasuk penumpang alias kita gak bayar tiket per orang lagi. 

Setelah mendapatkan selembar barcode tiket, kami pun segera menuju pelabuhan untuk masuk ke dalam kapal. Sekitar setengah jam lagi, kapal ferry akan berangkat. 

Suasana pelabuhan cukup lengang. Kapal yang akan kami tumpangi sudah bersandar di dermaga satu. Kebetulan kami mendapatkan kapal KMP Gerbang Samudra III dari PT. Gerbang Samudra Sarana. Salah satu kapal ferry tercepat di penyeberangan Pel.Lembar - Pel.Padangbai PP. 

Gak perlu ngantri masuk kapal, setelah melewati pengecekan tiket, kami segera memasuki lambung kapal. Terlihat beberapa kendaraan besar sudah parkir di dalam kapal. Motor-motor pun sudah lumayan banyak berjejer rapi di parkiran kendaraan.

Setelah turun dari motor, kami menuju dek penumpang melalui anak tangga. Anak-anak pun senang naik kapal lagi. Senyuman mereka sumringah gitu. 





Sesampainya di dek penumpang. Ruang penumpang sudah cukup ramai. Kami kesulitan mendapatkan tempat duduk. Untungnya ada satu matras yang masih kosong untuk tempat anak-anak tidur nanti. Tapi ini matrasnya berbayar lhoo ya. Satu matras disewakan 30 ribu saja. Sedangkan saya dan lainnya, mencari tempat duduk dan syukurnya masih ada yang kosong. 

Ruang penumpang benar-benar full seat. Gak ada terlihat baik kursi maupun matras yang masih kosong. Padahal belum semua kendaraan masuk ke dalam kapal. Ada terlihat satu bus lagi yang masih menunggu giliran masuk ke dalam kapal. 

KMP Gerbang Samudra III ini ukuran kapalnya cukup sedang. Gak kecil maupun besar. Ruangan penumpangnya juga full AC dan bebas asap rokok. Hanya saja jam keberangkatannya agak kurang bersahabat buat saya pribadi karena pas jam ramai penumpang. 

Jam segini memang favorit para penumpang yang akan menyeberang ke Bali selain jam keberangkatan malam. Karena kapal ini berangkat dari Lombok di siang hari dan sampai di Padangbai, di sore harinya. 

Dek penumpang hanya satu lantai saja. Terdiri dari ruang indoor dan outdoor. Di belakang ruang penumpang, terdapat fasilitas lainnya seperti mushola dan toilet yang cukup bersih. Di bagian buritan kapal, terdapat area tempat berkumpul (master station).  Di buritan kapal, kita bisa melihat view cantik sepanjang pelayaran mengarungi Selat Lombok nanti. 





Di atas dek penumpang atau dek paling atas yaitu anjungan dan kamar tidur kru kapal. Penumpang gak diperbolehkan menuju dek ini. 

Fasilitas lainnya yang ada di kapal ini ada kantin yang menjual segala macam makanan ringan dan minuman. Ada snack, pop mie, kopi panas, minuman dingin dan air mineral. Layar tv yang menyajikan film-film menarik sepanjang pelayaran nanti. 

Over all, kapal kami cukup nyaman dan bebas dari asap rokok. Sekitar jam dua belas siang, bel kapal berbunyi menandakan kapal akan berangkat. Langit Lombok cukup berawan, semoga saja di perjalanan nanti gak turun hujan. 

Selepas meninggalkan Pel.Lembar, kapal berjalan keluar dari Teluk Lembar yang memiliki pemandangan yang sangat indah. Salah satu surganya Pulau Lombok. Melewati Pel.Gili Mas yang seharusnya kami sekeluarga naik kapal lewat pelabuhan ini. 

Terlihat kapal yang seharusnya kami naiki menuju Banyuwangi, masih bersandar di dermaga pelabuhan. Gak hanya itu saja, kapal yang selanjutnya akan jalan atau pengganti kapal yang rusak mesin, baru tiba di Lombok. Perkiraan saya, kapal ini akan balik lagi ke Banyuwangi sekitar nanti malam atau dini hari keesokan harinya. 

Sudahlah, masih jengkel bercampur kecewa sih belum rezeki naik kapal yang dijuluki kapal hantu karena ukurannya yang sangat besar dan umurnya sudah lumayan tua. 

Next time, saat balik ke Lombok nanti, wajib nih nyobain kapal ini karena saya belum pernah sama sekali nyobain naik kapal dari Lombok langsung Banyuwangi. Kita nikmatin dulu perjalanan ke Banyuwangi motoran melalui Pulau Bali. 

Arus laut siang itu cukup besar, tapi karena kapal ini jalannya cepat, rasa goyangan itu gak terlalu berasa. Kami menghabiskan di dalam kapal untuk tidur dan mengisi tenaga untuk motoran malam nanti. 

Di pertengahan pelayaran menuju Bali, tiba-tiba ada pesan whatsapp masuk dari ALP. Isi pesannya benar-benar di luar dugaan saya. Dari infonya bahwa tiket kami bisa dialihkan ke jadwal kapal berikutnya. Atau kita juga bisa membatalkan tiket dikarenakan masalah teknis dengan catatan uang kami dikembalikan seratus persen. 

Berarti info dari agent tadi kurang lengkap atau mereka sengaja menakuti kami yang memesan tiket lewat aplikasi resmi. Jadi, kesimpulan saya membeli tiket via aplikasi resmi ALP jauh lebih efektif dan efisien. Harganya juga jauh lebih murah dari beli di agent. 

Hati dan perasaan sudah kembali tenang dan semangat melakukan perjalanan panjang. Uang kami dikembalikan dalam bentuk saldo di aplikasi. Jadi bisa dipakai saat pesan tiket balik ke Lombok nanti. 

Perjalanan Malam ke Pel. Gilimanuk - Pel.Ketapang, Banyuwangi 

Singkat cerita, sekitar jam setengah enam sore, kapal sudah bersandar di dermaga satu Pelabuhan Padangbai, Bali. Total empat jam pelayaran dari Lombok menuju Bali. Langit Bali gak baik-baik saja. Pertanda hujan akan segera turun. 

Hujan lebat di Kota Denpasar

Setelah keluar dari kapal, kami segera berjalan menuju Kota Denpasar. Rute yang kami pilih rute selatan melewati Denpasar bagian utara, Tabanan, Mengwi, lanjut Kota Negara, dan Gilimanuk. 

Arus lalu lintas sore itu cukup padat. Saya gak bisa gas motor terlalu kencang. Harus pelan-pelan nyari celah untuk menyalip kendaraan di depannya. 

Situasi kurang mengenakkan pun tiba. Setengah jam berjalan meninggalkan Pel.Padangbai, kami terkena hujan. Untungnya sudah bawa jas hujan lengkap. Anak-anak kami pakaian jas hujan juga. Setelah itu, lanjut jalan lagi hingga Kota Denpasar. 

Semakin mendekati Kota Denpasar, intensitas hujanpun semakin deras. Saya dan bapak memutuskan untuk berteduh di salah satu Alfamart yang berada di jalur By Pass Prof.Dr.Ida Bagus Mantra. Cukup lama kami berteduh disini sambil membeli beberapa makanan dan kebutuhan selama di perjalanan. 

Langit Bali sudah mulai gelap, hujan pun sudah reda. Setelah dipastikan gak hujan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Gilimanuk. 

Selepas memasuki Kota Denpasar, arus lalu lintas cukup padat. Banyak kendaraan besar yang berada di jalur Denpasar- Tabanan. Saya pun kesulitan untuk menyalip kendaraan di depan. Kondisi jalan juga masih basah dan banyak air menggenang karena hujan. Syukurnya, gak ada turun hujan lagi. 

Keluar dari Kota Denpasar, kami beristirahat di salah satu Warung Lalapan yang berada persis di depan pintu masuk Terminal Mengwi. Karena perut sudah lapar banget dan efek kena hujan di jalan. Cukup lama kami beristirahat disini. Anak-anak pun lahap makan lele goreng, ayam goreng dan nasi putih. 

Waktu menunjukkan jam sembilan malam waktu Bali, kami melanjutkan perjalanan. Tenaga sudah kembali pulih dan ngantukpun sudah hilang sementara. Cukup pede bawa motor sampai Gilimanuk. Kondisi anak-anak, istri, bapak ibu juga cukup baik. 

Perjalanan malam hari yang cukup melelahkan karena membawa anak-anak dan barang bawaan yang cukup berat melalui jalur Denpasar - Gilimanuk yang cukup panjang dan membosankan.  Saya pun dituntut untuk selalu menjaga keseimbangan dan kecepatan berkendara di tengah malam yang dingin. 

Fokus kedepan melihat rambu-rambu lalu lintas adalah hal yang wajib malam itu. Apalagi kondisi arus lalu lintas yang semakin malam, kendaraan berat semakin ramai di jalanan. 




Sesampainya di Gilimanuk, waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam. Gak lupa membeli tiket kapal di luar pelabuhan. Sama seperti di Lembar, di luar pelabuhan banyak gerai-gerai di pinggir jalan yang melayani pembelian tiket kapal secara online. 

Untuk kendaraan dibawah 250 cc dikenakan tarif 47 ribu saja. Itu sudah termasuk penumpangnya. Gak menunggu ngantri panjang, kami memasuki kapal yang sudah siap berangkat. Disini dermaganya banyak sekali. Kalian tinggal pilih kapal mana yang terlihat sudah terisi banyak kendaraan. Tapi berhubung sudah ngantuk dan lelah, random saja naik kapalnya. 

Kami memilih naik kapal KMP Liputan XII di dermaga LCM Gilimanuk. Kapalnya cukup lebar dan besar. Arus Selat Bali juga baik-baik saja. Semoga pelayaran aman sampai tiba di Pelabuhan Ketapang. 

Gak menunggu lama, setelah masuk ke dalam kapal. Kapalpun diberangkatkan menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.  Lelah jadi gak terasa setelah duduk santai di salah satu kursi penumpang kapal sambil menikmati keindahan Pelabuhan Ketapang di malam hari. Melihat puluhan  kapal-kapal ferry yang hilir mudik. 

Normalnya, penyeberangan Gilimanuk - Ketapang ditempuh dalam waktu satu jam jika cuaca bersahabat. Dari kejauhan sudah terlihat ribuan lampu yang berada di pulau seberang (Pel.Ketapang,Banyuwangi). 

Di dalam kapal, saya sudah mulai merasa mengantuk berat. Mencoba untuk memejamkan mata lima sampai sepuluh menit. Sedangkan anak-anak masih segar bugar. Mereka berlari-lari di dalam kapal. Bapak ibu dan istri juga sudah ngantuk berat juga. Tapi apa boleh buat, karena anak-anak selalu mengajak main dan ditemani melihat suasana di luar kapal, yasudah saya gak jadi tidur, hahaha. 

Di tengah Selat Bali, sudah mulai pergantian zona waktu. Kami sudah memasuki zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Perbedaan waktunya satu jam lebih lambat dibandingkan Bali. 

Yang saya khawatirkan di Selat Bali ini, kapal oleng kanan kiri karena selat ini terkenal dengan arus bawah lautnya yang cukup kencang. Kalau dilihat saat siang hari, arusnya seperti arus sungai yang deras. Jadinya kapal-kapal yang melintas terlihat berjalan pelan tapi sebenarnya kapal tersebut berjalan cepat. Sebabnya karena kapal tersebut melawan derasnya arus bawah laut. 

Ternyata Selat Bali malam itu baik-baik saja. Gak terasa sudah sampai di Pel. Ketapang, Banyuwangi. Waktu menunjukkan jam setengah dua pagi (WIB). Perjalanan dari Pelabuhan Ketapang sampai di Rogojampi kurang lebih satu jam saja. Sampai di rumah Mbah Uyut, sekitar jam setengah tiga pagi. Kami disambut oleh keluarga Banyuwangi dengan hangat. 

Kami semua selamat dan sehat sampai di Rogojampi, Banyuwangi. Kondisi kedua motor juga masih sangat baik. Hanya pinggang saya dan bapak saja yang encok. Enaknya diurut dan dikerokin. 

Total perjalanan dari Lombok hingga Banyuwangi yaitu kurang lebih enam belas jam perjalanan dengan dua kali penyeberangan dengan kapal ferry. 

Gimana cukup seru kan perjalanan dadakan kami. Yang awalnya mau naik kapal langsung dari Lombok ke Banyuwangi. Ternyata motoran menyeberangi dua selat dan melintasi jalur Pulau Bali. Capeknya itu ya melintasi jalur Bali yang ramai oleh kendaraan besar. 

Setelah bersihin badan dan beres-beres, kami segera istirahat sejenak sambil menunggu waktu subuh tiba. Anak-anak juga kembali tidur di kamar yang sudah disiapkan. Saya pun langsung tertidur pulas di depan ruang tamu. Hahahaha. 

Total biaya yang saya keluarkan untuk satu motor dengan rincian; bayar tiket kapal ferry Lombok - Bali 180 ribu, bensin 50 ribu (Pertalite), uang jajan di jalan 100 ribu, tiket kapal Bali - Banyuwangi 47 ribu. Total jadinya 377 ribu dibulatkan jadi 400 ribu. Cukup murah bukan ?. 

Cerita edisi Banyuwangi masih berlanjut di part berikutnya. Jangan bosan lhoo ya !. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


 

Friday, 25 July 2025

PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 Digelar di Raffles Hotel Jakarta : Berkelas Sultan


Sebagai seorang apoteker yang berkecimpung di fasilitas pelayanan kesehatan salah satu rumah sakit pemerintah, saya cukup bangga bisa mengikuti rangkaian acara pertemuan ilmiah tahunan dan musyawarah kerja nasional atau disingkat PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025. 


Bertempat di Raffles Hotel Jakarta di Jalan Prof.dr.Satrio Kav 3-5.  Salah satu hotel mewah bintang lima yang berada di Ciputra World I, Mega Kuningan - Jakarta Selatan.


Dari judulnya saja "Berkelas Sultan". Bisa dibilang ini merupakan hotel yang berada di Kawasan Segitiga Emas. Memiliki 52 lantai dengan ketinggian sekitar 253 meter. Menjadikan salah satu gedung pencakar langit di Jakarta. 


Cukup antusias saat melihat flyer undangan pertemuan ini. Pas lihat venue acaranya, ternyata di Raffles Hotel Jakarta. Kawasan bisnis sekaligus perkantoran. 


Awalnya sih gak mau berangkat karena lagi-lagi Jakarta. Bosan juga kalau ke tanah Betawi lagi. Pengennya sih ke kota lainnya seperti Bandung, Medan, Banjarmasin atau kota-kota di luar Pulau Jawa. 


Tapi berhubung teman-teman lainnya gak bisa berangkat karena habis lahiran. Jadinya saya, Mbak Zahra dan Mas Erwin yang berangkat. Ya hitung-hitung refreshing sejenak dari dunia pekerjaan. Sambil update ilmu, kita jalan-jalan. 


Berangkat ke Jakarta sehari sebelum acara. Tapi berhubung kami gak mengikuti kegiatan hospital tour sebelum acara pembukaan dikarenakan ada kegiatan lainnya dan menyempatkan bertemu dengan keluarga di Jakarta. 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 diselenggarakan dari tanggal 24-27 Juni 2025. Dimana di tanggal 24 Juni diadakan kegiatan hospital tour, berkunjung ke beberapa rumah sakit terpilih di seputaran Jakarta. 


Untuk acara pembukaan dijadwalkan pada tanggal 25 Juni 2025 di ballroom yang terletak di lantai 11, Raffles Hotel Jakarta. 


Apa itu Hisfarsi ?


Sebelum melanjutkan cerita saat menghadiri acara tahunan apoteker seluruh Indonesia, kita mengenal terlebih dahulu dengan Hisfarsi. Mungkin diantar kalian ada yang belum tau Hisfarsi ?. 


Hisfarsi kepanjangan dari Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia merupakan wadah resmi bagi apoteker yang bekerja di rumah sakit di seluruh Indonesia dan berada di bawah naungan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).


Organisasi ini menjadi tempat bertukar ilmu dan pengalaman, mengembangkan kompetensi apoteker rumah sakit, menyusun standar pelayanan kefarmasian, dan berkolaborasi dalam pengembangan kebijakan nasional bidang farmasi rumah sakit.


Adapun beberapa peran dari Hisfarsi sendiri antara lain memberikan masukan kepada pemerintah terkait regulasi farmasi rumah sakit, memperjuangkan peran apoteker rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan, berkolaborasi dengan (rumah sakit, perguruan tinggi, industri farmasi, Kemenkes dan BPOM) dan mengadakan kegiatan semacam pertemuan ilmiah tahunan untuk update ilmu, pelatihan kompetensi dan workshop. 


Anggotanya yaitu para apoteker yang berpraktek di rumah sakit. Dan di setiap tahunnya, Hisfarsi mengadakan PIT yang diadakan di kota yang berbeda di setiap tahunnya.


Seingat saya di tahun-tahun sebelumnya PIT dan Muskernas Hisfarsi pernah diselenggarakan di Kota Batam, Denpasar, Palembang, Semarang dan di tahun ini sukses digelar di Daerah Khusus Jakarta. 


Adapun di tahun 2025, PIT dan Muskernas Hisfarsi mengangkat tema "Advancing Hospital Pharmacy Practice: Ensuring Medication Safety and Optimizing Efficiency”. Mendukung penguatan keamanan penggunaan obat dan efisiensi pelayanan kefarmasian rumah sakit. 


Kegiatan dimulai dengan hospital tour sehari. Di keesokan harinya dimulai acara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan seminar dan workshop. Untuk kegiatan Muskernasnya hanya pengurus-pengurus saja yang hadir. Dan di malam terakhir dilaksanakan gala dinner dan diakhiri dengan penutupan. Pastinya seru dong !. 






Mengikuti Kegiatan PIT Hisfarsi Hari Pertama Sampai Hari Terakhir ! 


Di hari pertama, pukul 06.00 WIB, saya terbangun dari tidur. Rasanya seger sekali sudah tidur cukup lama tidur semalam. Siap-siap shalat subuh, habis itu lanjut olahraga sejenak di lantai dua hotel tempat kami menginap. 


Agar tubuh lebih fresh sebelum berkegiatan seharian nanti, saya berenang sejenak di kolam renang hotel yang ukurannya gak terlalu besar. Setelah berenang, saya kembali ke kamar dan siap-siap untuk mandi. 


Setelah mandi, naik ke lantai tujuh untuk sarapan. Lumayan padat juga ya kegiatan di pagi itu, hehehe. Untuk review hotel dari hari pertama sampai hari terakhir, di tulisan selanjutnya ya. 


Singkat cerita, kami bertiga bersiap-siap menuju tempat acara. Berhubung jarak penginapan ke Hotel Raffles sangat dekat, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Kurang lebih sepuluh menit berjalan kaki, kami sudah sampai di depan hotel. 


Melewati super mall bintang lima, Ciputra World 1 Mall. Sempat masuk sebentar di lantai pertama dan isinya tempat makan semua. Tepat di sebelah mall, gedung Raffles Hotel-nya.


Gila, hotelnya mewah dan tinggi sekali. Di depan lobinya hanya mobil saja yang boleh menurunkan penumpang. Kelihatan katrok rasanya lihat hotel mewah bintang lima di kawasan bisnis-Mega Kuningan. 


Baru melihat pemandangan langsung, dimana setiap mobil berhenti di depan pintu lobi, petugas hotel membantu membuka pintu mobil. Wih, rasanya seperti tamu terpandang gitu. Tapi ada juga sih yang buka pintu sendiri karena terlalu lama kalau menunggu dibukain sama mas-mas petugasnya. 


Suasana pagi menjelang siang, sudah ramai sekali dengan para peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Wajah-wajahnya belum ada yang saya kenal. 


Berpakaian batik rapi dengan motif batik khas dari daerah masing-masing. Gak ada ketentuan harus pakai pakaian khusus. Tapi kami dari NTB sudah sepakat pakai seragam batik berwarna orange agar terlihat kompak dan mudah dikenali.





Sekitar jam sepuluh pagi, saya dan teman-teman lainnya naik ke lantai sebelas. Sebelumnya, kami harus melewati area pemeriksaan barang bawaan. Cukup ketat juga hotel ini. 


Setelah itu, berjalan melewati lobinya yang begitu klasik. Sofa, meja, lampu gantung dan beberapa prabotan hotel yang mewah dan klasik. Lantainya saja marmer dengan karpet merah bermotif yang tebal sekali. 


Setelah keluar dari lift, kami sudah berada di lantai sebelas. Disini suasana sudah ramai sekali. Kami pun bergegas berjalan menuju meja registrasi. Terlihat antrian sudah panjang sekali. Lirik sana-sini, belum ada wajah peserta lainnya yang saya kenal juga.


Akhirnya, sekian lama mengantri, ada rombongan teman-teman dari NTB juga yang sudah datang. Btw, kami dari NTB yang ikut kegiatan ini kurang lebih ada tiga puluh orang. Ada yang berangkat di hari yang sama dengan kami. Ada juga yang berangkat di hari berikutnya alias di hari pembukaan acara. 


Next, setelah registrasi, saya mendapatkan tas dengan isi alat tulis. Dan uniknya, semua peserta mendapatkan kartu e-money yang sudah tertulis nama masing-masing di kartunya. Tapi masih kosongan ya alias top up sendiri. 


Awalnya setelah registrasi, kami mau menuju tempat lainnya. Karena di kawasan Raffles Hotel, ada beberapa tempat yang jaraknya cukup dekat seperti Ciputra mall, Kuningan Mall, Pasar Tanah Abang, Tamrin City, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, dan beberapa pusat perbelanjaan lainnya. 


Tapi niat itu saya urungkan karena males sekali turun ke lobi lagi dan berpanas-panasan jalan ke luar hotel. So, saya putuskan untuk keliling pameran saja sambil cari gimik bareng Mbak Zahra dan Mas Erwin.hehehe. 





Sumber foto dari panitia


Di pameran PIT Hisfarsi banyak sekali yang ikut terlibat. Terlihat stand-stand beberapa brand besar seperti PT. Dexa Medika, Sanbe Farma, Kalbe, Kimia Farma, Ferron Pharmaceutical, Erella dan perusahaan farmasi dan alat kesehatan lainnya ikutan semua. Hanya PT.Cendo yang gak ada ikutan (colek bos Cendo dulu). 


Berkeliling pameran sambil update informasi terkini tentang produk-produk obat best seller mereka. Saya dan teman-teman lainnya juga ikutan game dan kuis. Jika berhasil, dapat hadiah. Seru juga ya !. 


Gak terasa se-jam-an berkeliling di pameran. Barang bawaan yang isinya goody bag lengkap dengan gimik di dalamnya. Ada juga saya lihat ibu-ibu peserta yang bawa goody bag hampir lima kilo lebih sepertinya. Tangan kanan dan kirinya nenteng tas besar dan berat. Niat banget tuh ibu-ibu, hehehe.


Waktu shalat dzuhur dan makan siang sudah tiba. Sebelum acara pembukaan dimulai, kami makan siang terlebih dahulu dengan menu-menu hotel yang super enak. Beneran enak, apalagi rendang dagingnya yang super empuk. 


Pertama kalinya makan rendang daging di hotel bintang lima (kelihatan katroknya). Belum lagi lauk lainnya. Ada daging lada hitam dengan toping potongan kentang. Untuk cemilannya, ada berbagai macam kue-kue yang lumer di mulut. 





Antrian mengambil makan siang panjang bener. Untungnya, tempat pengambilan makan siang dibagi beberapa tempat agar gak menumpuk di satu tempat saja. Konsep makan siangnya ala standing party


Banyak diantara peserta yang komplain masalah tempat makannya. Gak ada kursi dan meja makan. Gak ada pula ruang resto untuk menikmati makanan yang dihidangkan. Tapi namanya juga di Jakarta, mungkin hobit makan di acara-acara formal seperti ini. Beda daerah, beda juga culture nya. Kalau saya bisa maklumi. 


Biar gak tulisan ini panjang lebar, kita masuk saja ke dalam acara pembukaan PIT Hisfarsi yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. 


Setelah makan siang dan shalat dzuhur, saya dan peserta lainnya dikumpulkan pada satu ballroom yang besar dan infonya bisa memuat sampai tiga ribu orang. 


Sorotan lampu, layar LED di depan dan kursi-kursi putih berjejer rapi. Seluruh tim panitia sudah bersiap. Host cantik berpakaian kebaya betawi membuka acara dengan sebuah pantun. Saya lupa kalimat pantunnya karena gak dicatat. 





Acara pembukaan siang itu sangat meriah. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IAI. Dua lagu yang buat saya bangga menjadi apoteker Indonesia. 


Setelah selesai menyanyi bersama, acara dilanjutkan dengan pertunjukkan selamat datang buat seluruh peserta dan tamu undangan. Tarian modern yang dibawakan oleh adik-adik kita yang diiringi dengan musik khas Betawi. Merinding juga nonton tariannya. Terharu karena begitu kayanya Indonesia dengan suku budaya.  


Selanjutnya, ada sambutan dari Ketua panitia PIT Hisfarsi, Ketua Umum Hisfarsi Indonesia, Ketua Umum PP IAI, Dinas Kesehatan Prov. DK Jakarta. Setelah itu dilanjutkan sambutan oleh Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. 


Acara pembukaan ditutup dengan doa dan foto bersama. Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan sesi pemotongan pita menandakan pameran PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 Jakarta telah dibuka dan dilanjutkan berkeliling stand pameran. 


Sedangkan seluruh peserta melanjutkan acara berikutnya yaitu keynote speaker dari Kemenkes RI dan perwakilan dari PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia). 


Seharian di acara, cukup melelahkan juga. Apalagi pas di jam-jam ngantuk. Duduk di ruang ber-AC dan kekenyangan habis makan siang, menambah godaan buat terpejam sejenak. Untungnya beberapa materi yang disampaikan cukup menarik. Jadinya ngantuk pun berkurang.  Ditambah lagi ada kopi susu gula aren gratis dari salah satu brand. Lumayan buat kepala rileks sejenak. 


Disini saya gak akan membahas materi-materi apa saja yang disampaikan karena nanti kepanjangan. Cukup beberapa materi yang menarik untuk diikuti, antara lain "Dukungan PERSI untuk Meningkatkan Peran Apoteker di Rumah Sakit". Dan "Inovasi dan Strategi untuk Apoteker dalam Pencegahan Resistenti Antimikroba". Butuh effort untuk mengikuti kedua materi di atas di hari tersebut 


Masih banyak materi-materi lainnya yang disampaikan oleh pakar-pakar yang ahli di bidangnya. Semuanya sangat menarik untuk diikuti. 


Di hari pertama, saya dan teman-teman mengikuti materi sampai sore hari. Mau ngikutin sampai materi selesai, tapi sudah janjian mau ke Jakarta Fair di Kemayoran. Mumpung di Jakarta, jadi penasaran mau kesana untuk pertama kalinya. Hehehe. 


Untuk review Jakarta Fairnya, saya buatkan tulisan terpisah biar lebih fokus. Sekarang fokusnya ke PIT dan Muskernas Hisfarsi dulu. 





Kembali ke laptop ! 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 merupakan ajang ilmiah terbesar bagi apoteker rumah sakit se-Indonesia yang menghadirkan narasumber nasional dan internasional yang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing. 


Biar lebih seru, acara ini diwarnai dengan enam kategori lomba menarik seperti poster ilmiah, got talent, hospital pharmacy of the year, olimpiade farklin, tiktok, parade pakaian daerah dan karya ilmiah. 


Acara ini sukses digelar dengan jumlah peserta lebih dari dua ribu dua ratus orang yang terdiri dari apoteker rumah sakit, praktisi farmasi klinis dan mahasiswa farmasi. 


Ketua Umum PP IAI, apt.Noffendri Roestam memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau mengajak seluruh apoteker Indonesia untuk meningkatkan kompetensi sebagai apoteker profesional dan bertanggung jawab. 


Dukungan juga datang dari Dirjen Farmalkes Kemenkes RI, apt.Rizka Andalusia dan berbagai instansi terkait termasuk dari Dinas Kesehatan DK Jakarta, drg. Ani Ruspitawati. 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 memiliki peran besar dalam pengembangan farmasi rumah sakit di Indonesia. Kegiatan ini menjadi platform utama dalam mengoptimalkan praktek farmasi demi keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan kesehatan serta memperkuat kolaborasi dan jejaring antar apoteker. 


Spill sedikit, untuk biaya pendaftarannya saja kami membayar sejumlah Rp.3.750.000 per orangnya. Ini sudah termasuk kegiatan selama tiga hari penuh. 


Sedangkan untuk biaya penginapan dan transport, kita keluarin dari kantong pribadi. Tapi untungnya, kami mendapatkan sponsor dari beberapa rekanan dan dukungan rumah sakit tempat saya bertugas. Kalau biaya dari kantong pribadi, saya pribadi agak berat kalau ikut acara terbesar seperti ini. Hehehe


Yang sudah mendukung kami selama mengikuti kegiatan hampir seminggu di Jakarta, kami ucapkan terimakasi banyak. Dan kepada pihak-pihak yang sudah menyuseksaskan acara tahunan ini, saya ucapkan terimakasi sudah menyajikan kegiatan yang cukup spektakuler.


Kontingen Parade dari Prov.NTB


Singkat cerita, di hari terakhir kegiatan. Saya dan teman-teman lainnya mengikuti gala dinner sekaligus acara penutupan. Acara gala dinner dimulai pukul 19.00 WIB di ballroom lantai 11 Hotel Raffles Jakarta. 


Acara malam itu sangat meriah sekali. Ada beberapa penampilan yang menarik. Salah satunya mendatangkan salah satu grup band ibukota yang membawakan lagu-lagu lawas yang membuat suasana semakin meriah. Apalagi rata-rata usia peserta di atas sekitar empat puluh tahun. Pas banget tuh, hehehe.


Setiap perwakilan provinsi memakai pakaian daerah masing-masing dan melakukan parade kontingen di depan panggung. Sayangnya saya gak ikutan karena gak bawa pakaian daerah dari rumah hehehe. 


Kemudian dilanjutkan dengan penampilan got talent. Kebetulan ada tiga kontestan yang lolos ke babak grand final yaitu dari Prov. Jawa Tengah, Prov.Sumatera Selatan dan Prov.Sulawesi Selatan. Ketiga kontestan tersebut menampilkan penampilan terbaik mereka. Dan saya suka dengan kontestan dari Sumatera Selatan yang mempertunjukkan tarian kreasi yang kece benar. 


Congratulation buat kontestan dari Prov.Sulawesi Selatan yang meraih juara satu di ajang got talent Hisfarsi 2025 !. 


Malam semakin larut, saya dan beberapa peserta lainnya gak mengikuti acara penutupan sampai selesai karena besok jam enam pagi, saya dan Mbak Zahra harus ke bandara Soeta untuk balik ke Lombok. 


Sedangkan Mas Erwin masih stay di Jakarta karena ada acara keluarga di Kota Depok, Jawa Barat. 


Over all, selama mengikuti kegiatan PIT Hisfarsi 2025, saya cukup senang bisa datang lagi ke Jakarta. Banyak ilmu baru yang saya dapat. Sayangnya waktunya yang cukup singkat. Semoga di PIT dan Muskernas Hisfarsi di tahun depan lebih baik lagi. Bocorannya, tahun depan acara PIT diselenggarakan di Kota Pekanbaru, Riau. 


Pantun sedikit : 


Ke Pekanbaru naik perahu,

Menyusuri sungai nan tenang.

Senangnya hati bertemu di Riau,

Persaudaraan jadi semakin terang.


Sampai jumpa tahun depan di Kota Pekanbaru, Riau ya ! 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra