Saturday, 16 July 2022

Pelayanan Terbaik Menuju Pulau Sumbawa dengan KSB Express Tenggara Satu


Semenjak pelayaran perdananya pada tanggal 9 September 2021 lalu, saya sudah tertarik ingin mencoba kapal cepat yang melayani rute Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur) menuju Pelabuhan Pototano (Sumbawa Barat). Kapal cepat yang bernama KSB Express Tenggara Satu ini diresmikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal; Bupati Kab.Sumbawa Barat, HW Musyafirin dan pihak terkait.

Kapal cepat ini mulai dioperasikan di dermaga F3, Pelabuhan Kayangan. Dulunya kapal ini melayani para pekerja tambang PT.Aman Mineral (Eks Newtmon) yang akan menyeberang dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Benete, Sumbawa Barat begitu sebaliknya. Kapal cepat milik perusahaan PT.Surya Samudra Jaya Perkasa tersebut dibuat di galangan Australia. Lokasi pembuatannya dikenal sebagai tempat membuat kapal cepat terbaik. KSB Express Tenggara Satu ini memang bentuknya dirancang menyesuaikan dengan kondisi perairan di Selat Alas yang cukup kencang arusnya.


Btw, ini masih ada hubungannya dengan tulisan sebelumnya yaitu nontong langsung MXGP Samota di Sumbawa Besar. Jadi saya dan mas Anwar melakukan perjalanan yang cukup asyik dan menyenangkan, kerja sambil liburan. Buat yang belum membaca tulisannya, wajib dibaca dulu biar gak ketinggalan kapal cepat ini !,hehehe 

Kami berdua dapat tugas melakukan kegiatan dinas dari kantor kami. Nah, kebetulan juga kita juga lagi disibukkan dengan persiapan pergelaran ajang balapan motor bergengsi di dunia, MXGP Samota. Sekali menyelam minum air, kami dapat jalan-jalan juga sambil bertugas. 


Gimana cara kita memesan tiket kapal cepat KSB Express Tenggara Satu ?

Perjalanan dimulai dari Kota Mataram menuju ujung timur Pulau Lombok. Saya sudah memesan travel untuk mengantar kami berdua ke Pelabuhan Kayangan menuju dermaga F3 kapal cepat. Nomor travelnya saya dapatkan dari temen yang sering menggunakan jasa travel kapal cepat ini. Setelah dikontak sehari sebelumnya, saya dijemput di rumah sekitar jam tujuh pagi. Perjalanan memakan waktu dua jam (normal) sampai pelabuhan. 

Jadi travel ini khusus untuk penumpang kapal cepat yang berangkat dari Kota Mataram dan sekitarnya. Kendaraan yang digunakan juga sangat bervariasi. Ada Avanza, Xenia dan paling banyak menggunakan Kijang Inova. Satu mobil maksimal bisa enam orang penumpang. Jadi lebih nyaman gitu. Kondisi mobil travelnya juga sangat baik dan supirnya ramah-ramah. So, kita gak perlu khawatir ketinggalan kapal cepatnya karena yang sudah pesan travel, sudah terdaftar sebagai penumpang dan kita ditunggu sama kapalnya maksimal telat setengah jam. Lebih dari itu terpaksa ditinggal. 

Untuk tarifnya saat itu 65 ribu, itu sudah diantar sampai dermaga kapal cepat. Tapi kami berdua mengambil tiket terusan sampai Sumbawa Besar. Jadi total tarifnya yaitu 200 ribu dengan rincian 65 ribu travel Kota Mataram - Pelabuhan Kayangan, 70 ribu tiket kapal cepatnya dan 65 ribu travel Pelabuhan Pototano - Sumbawa Besar. 




Perjalanan pagi itu cukup lancar meskipun di beberapa titik terjadi kemacetan karena ada pasar tumpah. Mobil kami melaju dengan cepat biar para penumpang gak terlambat. Jadwal keberangkatan kapal cepatnya ada dua kali dalam sehari dari Pelabuhan Kayangan yaitu pukul 10.00 pagi dan 17.00 sore. Sedangkan dari Pelabuhan Pototano juga dua kali sehari yaitu pukul 08.30 pagi dan 14.30 siang (noted).

Setelah mobil kami sampai di dermaga F3, Pelabuhan Kayangan, kami segera dipersilahkan turun dari mobil menuju loket tiket untuk mengambil tiket kapal cepatnya. Disana sudah menunggu petugasnya dan kami didata terlebih dahulu. Nama-nama penumpang sudah tercatat di dalam buku daftar penumpang, termasuk nama saya dan Mas Anwar sudah ada. Setelah membayar sejumlah 200 ribu, kami mendapatkan dua lembar tiket sampul dan satu kartu. Untuk tiket sampulnya bisa kami simpan, sedangkan kartunya nanti diserahkan kepada petugas kapal saat memasuki kapalnya. 

Setelah tiket kapal sudah di tangan, para penumpang travel dipersilahkan masuk ke dalam mobil lagi untuk diantar menuju dermaga. Kece nih, jadi kami gak capek jalan kaki menuju dermaga yang jaraknya sekitar seratus meter. Apalagi saat itu kami sudah kesiangan sampai di pelabuhan. 

Cuaca pagi itu sangat cerah, jam tangan sudah menunjukkan pukul 10.15 pagi. Berarti kami datangnya agak telat dan ditunggu oleh kapalnya. Saya dan Mas Anwar menjadi penumpang terakhir yang memasuki kapal. Untungnya masih sempat foto-foto di dermaganya.  Kabar baiknya lagi, seluruh ABK kapal semuanya ramah-ramah. Gak ada yang pasang muka cemberut meskipun model penumpangnya seperti kami, hahahaha. 





Fasilitas KSB Express Tenggara Satu 

Kapal cepat akan segera diberangkatkan, saya pun sudah berada di dalam kapal. Kesan pertama memasuki ruangannya; adem, wangi dan bersih. Kursi penumpangnya pun rapi dan bersih dengan warna full biru.  Kapal ini terdiri dari dua tingkat yaitu dek bawah dan dek atas. baik di dek atas maupun bawah, ruangannya full AC ya.  Untuk menuju dek atas, ada tangga yang safety. Di dek atas ada ruang indoor, outdoor dan ruang kemudi. Di outdoornya, kita bisa menikmati perjalanan sambil menikmati angin laut. Ada beberapa tempat duduknya juga, jadi kita bisa bersantai-santai dan berjemur juga.

Saya memilih mencari tempat duduk di dek bawah saja biar gak terasa goncangan di tengah laut nanti. Untuk seat penumpang oke banget. Empuk, agak lebar, ada sandaran tangan dan seatnya agak tinggi jadi bisa untuk sandaran kepala. Di bawah kursi ada life jacket (jaket pelampung) untuk kondisi darurat selama perjalanan. Jumlah seat penumpangnya kalau gak salah 200 seat, jadi bisa memuat 200 penumpang sekali jalannya. 

Di tengah ruangan juga ada rak besar buat taruh barang bawaan. Jadi untuk yang bawa koper, tas besar dan oleh-oleh dalam dus juga bisa menaruhnya disini. Dipastikan aman dan kita bisa nyaman duduk di kursi tanpa dirempongin dengan barang bawaan. 

Fasilitas lainnya ada layar LED buat nonton film dan ada toilet yang sangat bersih dan wangi. Disini kita bisa buang air kecil dan besar lhoo. Jadi gak perlu khawatir kalau perut mules, bisa duduk santai sambil merenung di dalamnya (skip).  Kapalnya sangat terawat sekali dan sejauh ini pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. 









Menikmati Pelayaran Menyeberangi Selat Alas 

Sekitar pukul 10.20 WITA, kapal cepat segera meninggalkan dermaga F3 Pelabuhan Kayangan. Tali pengikat segera dilepas dan seluruh kru kapal menjalankan tugasnya dengan baik. Kapal berjalan perlahan-lahan keluar dari Teluk Labuhan Lombok, Lombok Timur. Viewnya cantik sekali dengan latar puncak Gunung Rinjani dan air laut yang biru. 

Setelah keluar dari perairan teluk, kapal perlahan-lahan menambah kecepatan. Informasi dari salah satu kru kapal yang saya tanyain saat itu, kapal cepat ini bisa berjalan dengan kecepatan paling maksimal itu 20 knot di saat air laut lagi tenang. Kalau ada gelombangnya, kecepatan bisa diturunkan. Namanya kapal cepat meskipun ada arus dan gelombang, tetap dihantam karena moncong kapal cukup runcing. Mantap nih !. 


Saya dan Mas Anwar gak mau duduk diam di seat masing-masing. Berhubung ini pengalaman saya menggunakan kapal cepat ke Sumbawa, jadi gak mau kehilangan moment. Kamera sudah siap mendokemtasikan setiap moment. Kami berdua beranjak dari seat menuju dek atas dan berada di bagian luar. Menikmati angin pantai dan view di sekitar. Kapal cepat melewati dermaga kapal ferry dan beberapa kapal ferry yang sedang melakukan docking. Buat kalian yang naik kapal cepat ini, rekomendasi untuk berfoto di dek luar. Pemandangannya kece banget dengan latar puncak Gunung Rinjani. 

Awal laut sangat tenang, tapi saat kita berada di pertengahan, arus dan angin laut cukup kencang. Saya dan Mas Anwar memutuskan untuk kembali ke seat masing-masing. Kapal mulai oleng dan menghantam beberapa ombak yang datang. Kecenya, kecepatan kapal gak berkurang. Buat yang doyan mabuk, harap siapkan kantong plastik kalau terjadi hal yang gak diinginkan. Jujur, saya tumben merasa mual tapi kondisi tetap aman. So, jadi obatnya saya memesan kopi susu hangat biar gak terlalu mual. 

Mari ngopi !




Sampai di Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat

Kurang lebih 30 menit perjalanan, kapal sudah sampai di Pelabuhan Pototano. "Kok cepet sekali !". Namanya juga kapal cepat, jadi harus cepat sampai biar cepat bertemu pujaan hati di kampung halaman, hahahaha. 

Gak seperti menggunakan kapal ferry yang membutuhkan waktu tempuh dua jam perjalanan dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Pototano. Kapal cepat mampu memangkas waktu lebih singkat yaitu 30 - 40 menit perjalanan. Buat kalian yang ingin cepat sampai, bisa menggunakan kapal cepat ini selain pilihan pesawat pastinya. 

Kapal menurunkan kecepatan dan berjalan perlahan-lahan menuju dermaga desa Pototano yang lokasinya berdekatan dengan Pelabuhan kapal ferry Pototano. Terlihat dari kejauhan, di dermaga sudah banyak orang yang menjemput dan kendaraan travel yang sudah menunggu penumpang. 

Viewnya gak kalah kece dengan di Lombok ya saat kapal berangkat. Dari atas kapal kita bisa melihat Pulau Kenawa, Pulau Namo, Pelabuhan Pototano dan perbukitan khas Pulau Sumbawa. Jujur, saya masih belum puas naik kapal cepat ini. Rasanya pengen pakai kapal cepat ini lagi saat balik ke Pulau Lombok nanti.

Setelah kapal cepat merapat di dermaga dengan sempurna, para penumpang dipersilahkan untuk turun dari kapal. Jangan lupa cek semua barang bawaan. Jangan sampai ada barang kita yang tertinggal. Satu per satu penumpang turun dari kapal dan menuju jemputan masing-masing. Saya dan Mas Anwar mencari mobil travel yang menuju Kota Sumbawa Besar. 

Jadi disini ada beberapa jurusan travelnya ya. Ada yang ke Taliwang, Jereweh (Sumbawa Barat), Alas, Buer, Utan dan yang paling timur ke Sumbawa Besar. Harga travelnya juga bervariasi (bisa lihat daftar harga di foto atas). Gak lama mencari, akhirnya kami berdua sudah mendapatkan mobil travel yang mengantarkan kami ke tujuan. Di dalam mobil ada lima penumpang dengan tujuan yang sama. Bismillah, melanjutkan perjalanan !.

Over all, saya sangat puas dengan pelayanan kapal cepat KSB Express Tenggara Satu ini. Kondisi kapal juga lumayan besar dan baik. Ruang penumpangnya adem, bersih dan wangi. Toilet juga bersih dan terawat. Seat juga sangat empuk dan nyaman. Fasilitas lainnya juga sangat baik. Para kru juga sangat ramah kepada penumpang. Satu lagi, kopi susunya sangat enak dan murah. 

Saya berharap kedepannya banyak penumpang yang akan menyeberang dari Pulau Lombok menuju Pulau Sumbawa menggunakan kapal cepat. Dari segi pelayanan sangat oke. Harga tiket kapalnya juga terjangkau yaitu 70 ribu saja. Kalau ambil paket dengan travel juga cukup terjangkau sesuai pilihan paketnya. Bisa menjadi pilihan tercepat sampai di kampung halaman. 

Untuk Pemda, saya berharap jadwal keberangkatan kapal cepat juga perlu ditambah. Jadi kami bisa leluasa memilih waktu penyeberangan. Kalau bisa juga armada kapal cepatnya ditambah pak !. Amin

Penulis : Lazwardy Perdana Putra




Wednesday, 13 July 2022

Gara-Gara MXGP Samota Jadi Tambah Suka Motorcross


Gagal ke Sirkuit Mandalika buat nonton MotoGP di tahun ini ternyata sebagai penggantinya bisa nonton langsung MXGP Samota. Dibilang kalah tenar dibandingkan MotoGP sih iya, tapi menurut saya sama serunya lhoo. Bahkan kalau nonton MXGP langsung itu berasa serunya.


Dulu habis pulang sekolah, nyalain tv dan play station (PS). Game yang sering dimainkan kalau gak main bola, mainnya balapan motor. Kalau game balapan motor yang paling saya suka karena keseruannya yaitu motorcross. Meskipun saya gak punya motorcross atau pernah nyobain, tapi saya seneng nonton balapan di lintasan tanah berlumpur dan ada jumpingnya ini.


Oke, gimana sih keseruan nonton langsung MXGP Samota ?. Simak terus cerita pengalaman saya nonton langsung MXGP Samota,Sumbawa Besar !.


Baca juga : Menjelang Si Gersang Pulau Kenawa


sumber : GoPro Motorsport on youtube


Buat yang belum mengenal Pulau Sumbawa, pulau ini bertetangga dengan Pulau Lombok dan masuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sudah banyak media sosial, para travel blogger (termasuk saya) dan youtuber yang mengexplore pulau yang terkenal dengan madunya ini. 


Pulau Sumbawa memiliki keindahan yang gak kalah kece dengan Lombok dan Bali. Banyak destinasi wisata yang ada di Pulau Sumbawa. Kita dapat mengexplore Pulau Kenawa, Desa Mantar dan yang sedang naik daun sekarang yaitu Samota (Saleh Moyo Tambora). Teluk Saleh yang terkenal dengan wisata bawah lautnya. Moyo terkenal dengan Air Terjun Mata Jitu dan Gunung Tambora yang terkenal dengan kawahnya yang sangat lebar.


Sudah lumayan banyak saya menulis cerita tentang perjalanan ke Pulau Sumbawa di blog ini. Kalian bisa sering-sering mampir pastinya !. Gratis alias gak bayar masuk, hehehe.


Baca juga ini : Numpang Eksis SeaSides Cottage


Di tahun ini, tepatnya di Bulan Juni, Pulau Sumbawa diramaikan oleh para kroser dari dua puluh negara yang menguji nyali menaklukkan sirkuit yang katanya satu-satunya sirkuit motorcross terindah di dunia. Sebut saja namanya, Rocket Motor Circuit Samota. 


Sirkuit ini berada di daerah yang bernama Samota (Saleh Moyo Tambora). Kurang lebih sepuluh menit perjalanan saja dari pusat Kota Sumbawa Besar. Kecenya lagi sirkuit ini dikerjakan kurang dari tiga bulan. Kalau gak salah hampir dua bulan gitu. Ada yang bilang sirkuit motorcross yang diselesaikan paling cepat di dunia. Progresnya juga diakui cepat oleh pihak CEO MXGP sendiri yaitu Infront. Dan sudah lulus uji standar dari FIM yang merupakan badan pengawas balapan motor di dunia.





Meskipun gak ngikutin MXGP dari awal, semenjak saya mendapat kabar kalau MXGP akan digelar di Sumbawa, saya langsung membuka youtube dan sering nonton cuplikan beberapa race MXGP di sirkuit lainnya di dunia. So, pelan-pelan jadinya kenal beberapa kroser yang menjadi bintang dan konsisten di setiap racenya. Salah satunya Tim Gajser asal Slovenia dari tim Honda. Dia merupakan juara dunia MXGP tahun 2020.


Sebelumnya MXGP Indonesia sendiri pernah diselenggarakan pertama kali di Pangkal Pinang dan Palembang sekitar tahun 2017 lalu. Pernah juga di Jakarta dan Semarang. Sempat absen dua tahun dikarenakan pandemi Covid-19. Dan di tahun 2022, MXGP hadir lagi di Indonesia, yaitu di Samota,Pulau Sumbawa. 


Sama seperti di negara lain, MXGP Samota digelar selama tiga hari yaitu pada tanggal 24 sampai 26 Juni 2022. Untuk di hari pertama, para kroser gak turun ke sirkuit. Kalau gak salah, hanya ada acara pembukaan dan dilanjutkan dengan konser yang berada gak jauh dari sirkuit. 


Di hari pertama, para kroser dan official dibawa berkeliling Kota Sumbawa Besar menggunakan dokar yang ditarik oleh seekor kuda. Star dari Kantor Bupati Sumbawa sekaligus launching yang dibuka oleh Pak Gubernur NTB dan finish di Rumah Adat Dalam Loka Samawa sekaligus jumpa pers disana. Antusias warga Sumbawa Besar yang menonton sangat tinggi. Terlihat dari ramai dan macetnya jalanan Kota Sumbawa Besar. Saya pun bersama teman-teman lainnya juga ikut menonton. Seru sekali sore itu.


Nah di hari kedua, saya dan Mas Anwar berangkat ke sirkuit. Kami berdua memang sengaja nonton di hari kedua karena esoknya harus balik ke Lombok. Di hari kedua baru para kroser menjajal sirkuit tanah terindah di dunia (katanya). Dari jadwalnya, di pagi hari dimulai Free Practice MX2 dan MXGP. Di siang harinya dilanjutkan dengan Kualifikasi MX2 dan MXGP hingga sore hari.





Berangkat dari kosan sekitar jam sepuluh pagi biar agak santai dan menghindari macet menuju sirkuit. Cuaca pagi itu sangat cerah dan panas pastinya. Tau sendiri di Sumbawa mataharinya lebih dari satu alias puanas poll, hehehe. Persiapkan topi, kacamata hitam dan jangan lupa pakai sepatu. Wajib hukumnya bawa air mineral yang cukup (banyak) biar gak dehidrasi. 


Sehari sebelum nonton kami membeli tiket dulu di GOR Mampis Rungan, Brangbiji, Sumbawa Besar. Mendapatkan tiketnya sih gak sulit. Satu pemesan bisa beli empat tiket. Jadi kami beli tiga tiket sesuai perintah bos di kantor. Dua tiket buat nonton Hari Sabtu, satunya nonton Hari Minggu. Tiket yang  Minggu saya kasi ke teman disana yang sudah menemani mencari tiket. Harganya sama di kelas festival 150 ribu saja. Tiket sudah ditangan, siapkan diri buat nonton keesokan harinya.


Keesokan Harinya !


Untungnya perjalanan ke lokasi sirkuit sangat lancar. Gak ada kami menemui kemacetan. Arus lalu lintas juga sangat baik. Terimakasi kepada bapak-bapak polisi yang sudah bekerja keras dalam mengamankan lalu lintas selama event berlangsung. 


Sekitar sepuluh menit perjalanan, kami tiba di area parkir motor yang berjarak dua ratus meter dari pintu masuk ke sirkuit. Kami bersama para penonton lainnya berjalan kaki ke area sirkuit. Untungnya langit sedikit berawan, jadinya gak terlalu panas. 




Sesampai di pintu masuk pertama, para petugas mengecek tiket gelang para penonton. Begitu juga dengan barang bawaan seperti tas beserta isi-isinya. Setelah aman, barulah kami masuk melewati beberapa tenan-tenan UMKM yang menjual makanan minuman, baju kaos MXGP, dan asesoris unik yang bisa dibeli buat oleh-oleh. Sempat tergoda sih mau beli baju kaosnya tapi berhubung sudah ada, so gak nambah lagi.


Kurang lebih satu kilometer berjalan kaki menuju sirkuit dengan jalan tanah agak berdebu dan menanjak. Lumayan berolahraga nih, sambilan nyari keringet. Suasana hati sedang happy saat itu, tapi ada jengkelnya. Saat kami sampai di pintu pemeriksaan terakhir, nasi bungkus, cemilan dan air mineral botolan disita sama petugas. Gak boleh dibawa masuk. Nah lhoo, untungnya saja kami sembunyikan satu botol air di dalam tas dan syukurnya gak ketauan sama petugas. Agak emosi sih saat itu. Tapi sudahlah, namanya sudah aturan ya tetap aturan. 


Lupakan saja sama sangu buat makan siang nanti. Nanti kita makan di warung di dalam sirkuit saja. Kami terus melanjutkan perjalanan mencari posisi yang nyaman buat nonton. Kami membeli tiket kelas festival, jadi bisa mengexplore bebas sirkuit yang memiliki panjang lintasan 1,8 kilometer. Mau nonton dimana saja boleh, asalkan jangan nyangkut di kelas VIP atau Skybox yang harga tiketnya diatas sejutaan. 


Welcome to Rocket Motor Circuit Samota !


Ini pertama kalinya MXGP diadakan di Samota,Sumbawa. Kece habis pastinya dan rasanya seperti mimpi saja. Biasanya nonton motorcross kelas elit di dunia dari tv dan youtube. Sekarang bisa nonton langsung panas-panasan ke sirkuitnya. 


Sesampai di lokasi menonton, saya dan Mas Anwar langsung mencari posisi yang nyaman dari pagi sampai sore nantinya. Kurang lebih selama enam jam kami berada di sirkuit ini. Jadi, harus benar-benar jaga kondisi biar gak dehidrasi.


Waktu itu para kroser sudah melakukan Free Practice 1, saat itu yang turun baru kelas MX2 (250cc). Saya berada persis di bawah tanjakan. Jadi bisa lihat secara dekat aksi para kroser yang melompat dan langsung berbelok di tikungan yang cukup ekstrem. Tenang saja, mereka sudah jago-jago. Jadi gak perlu khawatir tertabrak. Saya pun sangat menikmati tontonan yang pertama kali saya lihat secara langsung ini.












Indonesia menjadi seri ke-12 dari total 22 seri di ajang MXGP 2022 dan Samota terpilih menjadi tempat seri Indonesia selanjutnya. Kenapa Samota,Sumbawa ?. Menurut saya karena keindahan Samota yang berada di pinggir pantai dan merupakan daerah perbukitan yang cukup keren kalau dibuat sirkuit. 


Proses pembuatan sirkuit ini gak perlu ribet membuat undakan dan trek turun naik. Karena daerah sirkuit berupa perbukitan eks.ladang jagung. Jadi soal membuat trek turun naik secara alami, tinggal mengikuti sesuai desaign trek sirkuitnya. Menurut infonya, anggaran membuat sirkuit ini gak ada pakai APBD lhoo. Murni dari pihak swasta, keren dong. Untuk total anggarannya tanya sama yang buat ya, hehehe. 


Over all, secara keseluruhan sirkuit ini memang sudah siap digunakan untuk seri balapan MXGP Samota. Kalau ada yang kurang-kurang ya harap maklum saja. Namanya juga perdana menyelenggarakan event balapan bertaraf internasional. Ditonton jutaan orang di seluruh dunia lagi.







Kembali ke laptop !.


Setelah menyaksikan Free Practice 1 dan 2 MX2 (250cc). Kini saatnya menunggu Free Practice 1 dan 2 kelas MXGP (450cc). Nah, ini dia yang saya tunggu-tunggu dapat melihat secara langsung kroser andalan yaitu Tim Gajser beraksi. 


Ada beberapa kroser MXGP yang saya kenal antara lain Tim Gajser sendiri. Ada Jeremy Seewer dari tim Yamaha, Jorge Prado dari tim GasGas dan lain sebagainya. Harapannya yang bakalan jadi juara di MXGP Samota sih Tim Gajser. Amin.


Para kroser memulai star Free Practice. Satu per satu mereka menunjukkan skill dan kecepatan menunggangi motor masing-masing. Suara bising dari mesin dan knalpot motorcross 450cc memang beda ya. Meskipun bising tapi sangat sangar di lintasan tanah yang bercampur pasir dan krikil ini. 


Terlihat gak ada kesulitan dalam menaklukkan lintasan. Sudah jago-jago sih. Tapi kabarnya, para kroser mengagumi sirkuit ini. Salah satu komentarnya bahwa tingkat kesulitan sirkuit Samota tersulit di dunia. Ada salah satu titik dimana konsentrasi sangat diperlukan. Salah sedikit saja bisa fatal akibatnya. 


Tingkat kesulitan lainnya, sirkuit Samota mampu menyihir para kroser saat adu kecepatan di lintasan. Dimana mereka selalu terganggu dengan keindahan laut dari atas lintasan. "Keindahan Samota mampu menyihir dan mengganggu kami saat balapan", salah satu komentar kroser. Gak ada di dunia selain Sirkuit Samota yang memiliki paket lengkap. Ada bukit, pantai, laut dan sunset yang kece. 


Hebohnya lagi, di kelas MX2 ada beberapa kroser asal Indonesia lhoo. Kecenya lagi putra asli NTB ada yang ikut bertanding di kelas ini. Kalau gak salah panggilannya Makarim asal Kota Mataram. 


Untuk di kelas MXGP Indonesia punya satu kroser yang turun tanah. Sebut saja namanya, Farhan Hendro Fahrodjie dengan motor KTM. Patut dibanggakan para kroser Indonesia mampu bersaing di level Asia bahkan dunia. 


Di hari ketiga yaitu saat racenya, saya dan Mas Anwar gak nonton. Paginya kami sudah balik ke Lombok. Meskipun gak nonton racenya, tapi saya sangat bahagia. Di kelas MXGP yang keluar sebagai juara baik di race 1 dan 2 yaitu Tim Gajser dari tim Honda. Untuk di kelas MX2 yang menjadi juaranya yaitu kandidat juara dunia yaitu Tom Vialle dari tim KTM.


Sebagai orang awam, mungkin ini dulu yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman menonton langsung MXGP Samota. Pengennya sih cerita panjang lebar dari perjalanan ke Sumbawa Besar sampai dapat tiket nonton Kualifikasi MXGP Samota. Tapi saya pisahkan ceritanya biar gak terlalu panjang. Kalian tenang saja, cerita perjalanan dari Lombok ke Sumbawa akan saya tulis setelah cerita ini. Ditunggu saja ya !


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Thursday, 30 June 2022

Solo Touring ke Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa


Bisa dibilang, ini touring pertama saya semenjak Covid-19 muncul dua tahun yang lalu. Kebetulan tepat di Hari Minggu tanggal 12 Juni 2022, di Sumbawa Besar ada acara seminar Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kab. Sumbawa. So, saya gak berpikir dua kali untuk segera daftar. Sudah lama juga gak ikut seminar secara offline. Sudah bosen ikutan pertemuan secara daring atau online via zoom. Dan ini pertama kalinya saya ikut seminar di Kabupaten Sumbawa. Mantap.


Kali ini saya gak ngajakin anak istri karena kondisi yang gak memungkinkan. Berangkat dengan waktu yang sangat mepet dan bisa dibilang gak seperti biasanya saya melakukan perjalanan menggunakan motor. Dari Kota Mataram ke Kota Sumbawa Besar membutuhkan estimasi waktu enam jam perjalanan normal. Itu sudah termasuk dua jam penyeberangan kapal ferry dari Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur) ke Pelabuhan Pototano (Sumbawa Barat). 


Tiba di Pelabuhan Kayangan





Kebetulan juga acaranya Hari Minggu, jadi saya berangkat Sabtu sore sekitar jam lima.  Agak sedikit molor karena anak yang paling besar masih ngajakin ayahnya main dulu. Mulai berhitung waktu, saya harus sampai di Sumbawa Besar sebelum jam dua belas malam biar dapat istirahat gitu. Untungnya ada temen yang nawarin nginap di rumahnya juga. Jadi lumayan hemat nih, gak perlu nyari penginapan lagi.hahaha.


Singkat cerita, dalam perjalanan dari rumah ke Pelabuhan Kayangan agak sedikit molor juga karena sedang ramai-ramainya di jalan. Maklum malam minggu, jadi banyak kendaraan yang menuju ke kota. Sesampainya di Pelabuhan Kayangan saya sudah ditunggu sama temen yang kerja di ASDP sana.So, langsung masuk kapal saja.hehehe...(gak perlu dicontoh). 


Menyeberangi Selat Alas yang Terkenal dengan Arusnya




Kapal ferry yang saya tumpangi KMP Satya Dharma, salah satu kapal favorit nih karena kecepatannya yang bisa menempuh perjalanan satu jam saja (bila kondisi laut tenang). Tepat jam delapan malam, kapal segera berlayar ke Pelabuhan Pototano. Cuaca di Selat Alas saat itu kurang bagus. Langit malam sedikit mendung dan gerimis di tengah pelayaran. 


Gelombang juga lumayan besar. Cukup goyang dumang kita di tengah laut. Kurang lebih satu jam lebih lima belas menit, kapal tiba di Pelabuhan Pototano. Gak perlu menunggu antrian menunju dermaga, kapal langsung masuk ke dermaga satu. Masih agak gerimis tapi setelah turun dari kapal, saya langsung tancap gas menuju Kota Sumbawa Besar yang akan memakan waktu dua jam perjalanan. 


Alhamdulillah Sampai Kota Sumbawa Besar 


Jalan gelap berliku sepanjang perjalanan antara Pelabuhan Pototano menuju Kota Sumbawa Besar. Berbeda dengan jalan di Pulau Lombok yang ramai dan banyak perkampungan yang kita lewati, jalanan di Pulau Sumbawa hampir seluruhnya itu perbukitan yang berkelok-kelok. Melewati hutan dan perkebunan. Jarang sekali kita menemukan perkampungan apalagi lampu penerangan jalan yang minim. Tapi saya berusaha untuk santai. Jalan hati-hati yang penting sampai dengan selamat dan sehat.


Jam dua belas malam sesuai target, saya sampai di Kota Sumbawa Besar. Suasana perkotaan sudah agak sepi. Hanya beberapa tempat tongkrongan yang masih buka dengan jumlah pengunjung yang lumayan banyak. Maklum malam minggu, jadi anak-anak muda banyak yang nongkrong.


Perjalanan belum sampai disini. Teman saya sudah menunggu di sekitaran kota. Kami berdua bertemu di sebuah jalan dan dia langsung mengajak mencari tempat makan. Tujuan kami mencari Warung Padang. Lagi-lagi dimanapun tempatnya, Warung Padang menjadi pilihan terbaik. Perut sudah lumayan lapar nih. Perjalanan malam yang cukup seru dan dingin. Enaknya makan Nasi Rendang kali yaak. Oke sepiring Nasi Rendang segera terhidangkan.


Setelah makan, saya menuju rumah teman yang menunggu tadi. Maaf lupa perkenalkan, namanya Mas Amin. Orang asli Cirebon tulen. Dulu teman semasa kuliah di Yogya. Susah seneng selama menjadi mahasiswa Yogya bareng dengan Mas Amin. Dia dapat jodoh orang Sumbawa, jadi orang Samawa.


Di rumah Mas Amin, saya menginap semalam. Cukup jauh,sekitar dua puluh menit dari pusat Kota Sumbawa Besar kami menuju Kecamatan Lopok. Sebuah kecamatan yang ada di sebelah timur Kota Sumbawa Besar. So, saya bermalam dulu di Lopok. Suasana pedesaan khas Sumbawa dengan kondisi perbukitan hijau. 


Update Ilmu Dulu Sebagai Apoteker yang Baik !.





Keesokan harinya, saya bangun subuh. "Bangun tidur ku terus mandi", malah nyanyi. Bangun tidur, saya langsung bergegas ke kamar mandi dan bersih-bersih. Seger juga air disini. Mandi pagi emang paling enak pool. 


Saya dan Mas Amin bersiap-siap untuk melakukan kegiatan pagi ini di Kota Sumbawa Besar, tepatnya di Hotel Grand Samota. Hotel baru yang lokasinya berada di pinggiran Kota Sumbawa Besar dan dekat dengan pantai. Sirkuit motorcross yang diklaim menjadi satu-satunya sirkuit motorcross terindah di dunia. Sirkuit yang menjadi tempat berlangsungnya ajang balapan Motorcross dunia yaitu MXGP. Seperti Motogp di Mandalika, Sumbawa juga akhirnya punya event balapan motor kelas dunia di Samota.


Perjalanan menuju Kota Sumbawa Besar pagi itu cukup lancar dan menyenangkan. Saya bisa touring lagi bersama Si Blue kesayangan (NMAX Biru) menikmati jalanan Sumbawa yang berkelok-kelok dengan panorama alam perbukitan dan hutan meskipun tetap panas poll. Sesampainya di Sumbawa Besar, kami langsung menuju hotel. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 WITA, semua peserta sudah berada di ruang acara. Wah, seneng dong bisa berjumpa dengan teman-teman kuliah dulu. Mereka pun menyambut saya dengan suka cita. Sudah lama juga gak ngumpul dan ngopi bareng.


Kegiatan seminar yang saya ikuti pagi ini dengan Tema "Mengenal Bahaya dan Gejala Hepatitis Pada Anak". Materinya sangat update, mulai dari aspek klinisnya sampai ekonomisnya dibahas disini. Ada dua pembicara yaitu Mbak apoteker Candra dan Mbak apoteker Indah Komalasari. Keduanya merupakan apoteker senior dan ahli dalam bidangnya. Menarik bagi saya karena sempat di awal bulan lalu, kita dihebohkan dengan penemuan kasus Hepatitis Akut pada anak yang belum jelas penyebabnya. Apalagi saya sudah memiliki dua anak, jadi sangat penting bagi sebagai orang tua menjaga kesehatan anak-anak kita.  


Mengunjungi Lokasi Peroyek Sirkuit MXGP Samota




Kegiatan seminar dimulai sekitar pukul 10.30, hmmmm...agak molor dua jam dari jadwal sebenarnya. Semoga gak sampai sore saja acaranya biar bisa tengokin sikuit motorcross terindah di dunia (katanya sih) yang lokasinya gak jauh dari Hotel Grand Samota tempat kegiatan seminar.


Singkat cerita ! Setelah selesai kegiatan seminar, saya dan Mas Amin tancap gas ke lokasi sirkuit yang saat itu progres pengerjaannya sudah mencapai 90 persen. Nama sirkuitnya lumayan unik menurut saya yaitu Rocket Motor Circuit Samota.  Cepet juga ya sirkuit ini dibuat. Karena penasaran dengan sirkuitnya, perjalanan terasa lama, hahaha.


Yang saya suka menuju sirkuit yaitu jalannya yang penuh dengan view kece. Gimana gak kece, sebelah barat kita bisa melihat lautan luas dan sebelah timur terlihat perbukitan khas Sumbawa. Saat saya datang kesana, pergelaran event MXGP Samota akan digelar dua minggu lagi. Terlihat kesibukan para pekerja yang gak henti-hentinya bertugas demi kesuksesan MXGP dan mengharumkan nama bangsa Indonesia khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat. 


Sayangnya kami gak diijinkan masuk ke area sirkuit. Hanya sampai di pintu gerbangnya saja. Ada sih jalan menuju sirkuit tapi agak curam dan tanah. Ban motor gak cocok untuk kesana. Okelah, gak apa-apa. Yang penting sudah gak penasaran lagi.


Balik Pulau Lombok Lagi !





Sudah gak sabar nih datang nonton menyaksikan para pembalap MXGP dari dua puluh negera yang bertanding. Dan saya pastinya nonton dong. Untuk ceritanya saya tulis terpisah ya. Bakalan seru dan lucu ceritanya. Comming Soon !.


Gak terasa hari sudah beranjak sore saja. Waktunya saya harus balik ke Kota Mataram lagi. Capek sih ya tapi mau gimana lagi, besok sudah masuk kerja lagi. Touring dari Kota Sumbawa Besar ke Kota Mataram saya skipp saja ya. Alhamdulillah perjalanan balik ke Kota Mataram sampai di rumah berjalan dengan lancar.


Sebagai bonusnya, saya upload foto-foto moment perjalanan Sumbawa-Lombok menggunakan kamera hp Oppo A54. Cerita tentang Tana Samawa dalam menyambut event MXGP Samota 2022 belum selesai alias masih berlanjut. 


Bersambung 

Suasana sore hari dari Pelabuhan Pototano bersama KMP Garda Maritim II





Lokasi :