Saturday, 11 December 2021

Nonton Langsung World Super Bike 2021 : Pertamina Mandalika International Street Circuit, Indonesia


Akhirnya Indonesia sukses menggelar ajang balapan World Superbike 2021 (WSBK) guys !. Ada rasa bangga dan terharu, ditambahkan lagi saya berkesempatan datang langsung ke Sirkuit Mandalika buat nonton Si Toprak dan kawan-kawan balapan seri terakhir di musim ini. Pasti sudah gak sabar kan gimana keseruan pengalaman saya nonton langsung WSBK di Sirkuit Mandalika ?. Yuk langsung saja dibaca sampai habis !.


Pertamina Mandalika International Street Circuit, itulah nama resmi dari sirkuit yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah. Selalu mengikuti progres pembangunan sirkuit yang dibangun di salah satu pulau terkece yang Indonesia miliki, sebut saja Pulau Lombok. Siapa gak mengenal Pulau Lombok yang memiliki puluhan destinasi wisata alam yang sudah diakui dunia. Diantaranya Gili Trawangan, Gili Meno, Gunung Rinjani, Danau Segara Anak, Desa Sembalun, dan yang sedang nge-hits saat ini yaitu Kuta Mandalika karena disinilah Indonesia akan mengukir sejarah dengan menggelar ajang balapan dunia seperti World Supetbike, MotoGP, dan F1 nantinya.



Sirkuit ini dibangun kurang dari setahun lhoo, kece kan. Apalagi sirkuit ini berada di pinggir pantai dan dikelilingi perbukitan yang kece habis. So, menambah keindahan yang dimiliki dari sirkuit yang memiliki panjang lintasan 4,3 kilometer di lahan seluas 130 hektare ini. Jumlah tikungan di sirkuit ini sebanyak 17 tikungan dengan kesulitan yang beragam. 


Kecenya lagi, aspal yang digunakan merupakan aspal dengan tekhnologi terbaru yaitu Stone Mastic Asphalt. So, kelebihan dari jenis aspal ini, ban motor lebih lengket alias anti slip disaat kondisi trek basah. Untuk kondisi kering, aspal ini memanjakan para pembalap untuk menggeber motor mereka sampai kecepatan 320 kilometer per jam karena aspal ini memiliki keunikan dengan permukaan yang lebih kasar dari jenis aspal lainnya. Beberapa sirkuit yang sudah menggunakan jenis aspal ini antara lain Sirkuit Losail Qatar, Sirkuit Silverstone Inggris, Sirkuit Philip Island Australia dan Sirkuit Pertamina Mandalika Indonesia. Kece.... Gak kebayang kalau Valentino Rossi balapan disini. Sayangnya Abang Rossi sudang pensiun. 


Btw, gimana ceritanya saya dapat nonton langsung final race WSBK di Sirkuit Mandalika ?. Berawal dari teman-teman kantor yang mengajak saya nonton bareng di Hari Minggu, dimana bertepatan dengan final race WSBK. Cari-cari tiket via online, akhirnya dapat juga di tiket.com (maaf sebut merk). Untungnya lagi ada paket promonya, beli dua dapat tiga. Kami membeli tiket dengan harga 1,1 juta untuk bertiga. Bisa lebih irit dibandingkan dengan harga tiket di website lainnya, jauh lebih mahal dan ribet dapetinnya. Harga tiket WSBK kemarin itu berkisar dari 300 ribu sampai 2 jutaan. Ada juga yang kelas VVIP yang harganya super duper mahal yaitu belasan jutaan. 

Cara membeli tiket via tiket.com gak ribet. Pertama-tama buka aplikasinya. Cukup mengisi nama pemesan, nomor KTP, alamat email, nomor handphone, pilih mau nonton di grand stand yang mana, habis itu bayar melalui transfer debit atau kredit. Setelah itu kita mendapatkan e-tiket yang dikirimkan ke email apabila sudah membayar. Cukup mudah dijaman sekarang. Hal penting yang perlu diingat, ketika ingin membeli tiket, kita harus sudah vaksin kedua, swab antigen 1x24 jam dengan hasil negatif dan memiliki akun di aplikasi pedulilindungi yang ada di handphone. 

Saya dan teman-teman memilih grand stand atau tribun berwarna kuning yang berada di tikungan 13 dan 14 menuju tikungan 15 dan 16. Katanya sih ini tribun dengan view yang paling kece. Wah, sudah gak sabar nih menunggu hari-H buat datang langsung ke sirkuit. 

World Super Bike di Sirkuit Mandalika dihelat selama tiga hari yaitu dari tanggal 19 sampai 21 November 2021. Dimana di hari pertama dilakukan free practice 1 dan 2 atau bahasa awamnya latihan bebas. Kemudian di hari kedua yaitu kualifikasi 1 dan 2 yang kemudian dilanjutkan dengan race 1. Ohya, selama tiga hari, gak hanya WSBK saja yang digelar, tapi ada IATC dan World SuperPole dimana ini merupakan kelas dibawah WSBK. Seperti Moto3 dan Moto2 di MotoGP. 




"Bangun tidur ku terus mandi. Jangan lupa menggosok gigi !". Kayak lirik lagu. Hari yang sudah ditunggu-tunggu datang juga. Cuaca pagi itu lumayan mendung. Semoga saja selama balapan nanti gak turun hujan. Persiapan untuk menonton, saya membawa jas hujan yang paling penting, ada kamera dslr juga, cemilan dan minum pastinya. Lumayan lama nontonnya nanti, dari jam sepuluh pagi hingga sore hari. Jadi biar gak kelaperan, bawa bekal yang cukup.

Setelah semuanya dipastikan gak ada yang tertinggal, saya pun langsung bersiap-siap untuk jalan. Gak lupa pamitan dengan istri dan anak. "Maaf ya nak, ayah pergi nonton balapan dulu. Nanti pulangnya ayah belikan jajan" (ayah sekaligus suami yang baik). Setelah berpamitan, saya menunggu teman-teman buat jalan bareng.

Perjalanan dari Mataram memakan waktu satu jam setengah hingga sampai di lokasi. Saya kebetulan gak bawa motor alias numpang di mobil teman kantor yang bareng nonton juga. Sekitar jam delapan pagi kami berangkat menuju lokasi. Melalui Bypass Bandara International Lombok kemudian lanjut mengambil jalur baru yaitu Bypass Mandalika. Jalur yang baru saja diresmikan oleh Bapak Jokowi bersamaan dengan Sirkuit Mandalika pada tanggal 12 November 2021 kemarin.

Jalur ini bisa memakan waktu hanya lima belas menit saja hingga sampai di Kuta Mandalika dibandingkan dengan jalur sebelumnya yaitu melalui Desa Ende, Desa Sade dan Kuta Mandalika. Sebelum sampai di sirkuit, kita dapat menikmati view yang kece sepanjang jalur Bypass Mandalika. Jalur yang membelah bukit ini mampu membuat siapa saja yang lewat sini langsung jatuh cinta. Apalagi ada spot yang menarik untuk berfoto yaitu sebuah bukit yang bertuliskan Bypass Mandalika. Tapi saya belum berminat fotoan disini karena sudah gak sabar sampai di sirkuit,hehehe.

Sesampainya di lokasi parkir timur dua, kendaraan pribadi hanya bisa sampai disini saja. Kami turun semua dan melanjutkan dengan bus jemputan menuju parkir timur satu yang sudah disiapkan panitia. Suasana pagi itu sudah sangat ramai oleh penonton yang sedang menunggu bus juga. Kami pun menunggu bus yang datangnya selang lima menit sekali. Kenapa turunnya di parkir timur dua ?. Saat itu parkir timur satu sudah full. Jadi kendaraan dialihkan ke parkir timur dua yang lokasinya berdekatan. Saat itu kami hanya ikut saja aturan yang diberlakukan panitia.




Dengan penuh kesabaran, bus jemputan akhirnya datang juga. Bus hanya mampu menampung sekitar tiga puluh menumpang saja. Beruntungnya, saya dan teman-teman bisa naik ke bus disaat orang pada rebutan masuk ke dalam bus. Seperti musim mudik saja. Hahaha. Bus menuju ke parkir timur satu dimana disini tempat kita transit untuk menuju sirkuit. Setelah turun dari bus, kami langsung menuju penukaran tiket. Saat memasuki area loket, kami diharuskan untuk membuka aplikasi pedulilindungi di handphone masing-masing. 


Setelah dicek satu-satu oleh petugas, kami semua bisa masuk ke dalam dan selanjutnya menuju loket penukaran tiket. Gak menunggu waktu lama, kami semua sudah mendapatkan tiket gelang berwarna kuning sesuai warna grand stand yang dipasang di pergelangan tangan. Tiket ini gak boleh hilang dan rusak karena dengan tiket ini kita bisa keluar masuk sirkuit. Jadi harus dijaga baik-baik seperti menjaga hubungan kita gitu, Asyiiikkk.  


Setelah memasang tiket di tangan. Kami pun diperiksa lagi oleh petugas sebelum naik ke dalam bus sesuai dengan warna tiket. Kecenya disini bus-busnya sudah diatur mau ke grand stand mana. Jadi kita gak boleh salah naik bus ya. Nanti salah diturunkan oleh abang supir. Gawat nanti gak bisa liat abang Toprak dan Rea balapan di sirkuit. Para penonton naik ke dalam bus dengan teratur dan tertib. Pemandangan yang baru saya lihat di Indonesia. Sejauh ini semuanya aman tentram jaya.




Jarak dari parkiran timur ke lokasi sirkuit cukup jauh. Kurang lebih dua kilometer dengan memakan waktu sepuluh menit saja. Saya duduk di kursi nomor dua dari depan samping jendela. Memandang ke luar jendela sambil tersenyum. Ada rasa terharu, Pulau Lombok sudah ramai dikunjungi lagi. Jalanan yang berlelok-kelok menambah perjalanan semakin seru saja. Perjalanan yang cukup menarik buat saya pribadi. Bisa melihat perbukitan hijau Kuta Mandalika lagi. Sudah lama rasanya gak ngetrip kesini. Terakhir kali ke Kuta Mandalika saat bareng istri dan anak untuk melihat suasana sore di Pantai Kuta.

 

Bus yang mengantarkan kami ke sirkuit sudah sampai di pemberhentian terakhir penumpang. Terlihat dari kejauhan paddock yang dibangun kurang dari sebulan dan semua bahannya adalah karya anak bangsa. Kece kaan. Selain itu stand-stand UMKM juga sangat banyak jumlahnya. Ada yang menjual kaos Mandalika Sirkuit, mutiara, jajanan, Nasi Padang, junk food dan masih banyak lainnya. Uniknya lagi ada warung kopi lhoo disini. Ini merupakan warung kopi warga lokal yang diijinkan berjualan oleh pihak panitia. Btw, orang-orang yang berjualan kaos dan pernak-pernik yang kesannya memaksa pembeli gak terlihat di area dalam sirkuit. Emang mereka gak dibolehkan masuk oleh panitia, hehehe.


Welcome to Pertamina Mandalika Circuit !.


Setelah turun dari bus, kami harus berjalan kaki sekitar satu kilo jauhnya. Siap-siap jalan sehat kalau seperti ini. Cuaca di area sirkuit mendung dan gerimis. Meskipun demikian, gak menurunkan semangat kami untuk terus berjalan menuju grand stand. Selama berjalan kaki, saya melihat di beberapa titik tanah masih becek dan tergenang air. Maklum saja, sehari sebelumnya hujan turun sangat deras. Bertepatan di hari kedua dimana race 1 WSBK mau dimulai, hujan angin tiba-tiba datang selama beberapa jam. Akhirnya pihak panitia menunda race 1 dan dilanjutkan di hari ketiga. Saya pun sempat menonton di tv, tapi berhubung hujan deras, race ditunda. 


Benar kata orang tua dulu, hujan itu membawa berkah. Kenapa ?. Karena hujan dan race 1 ditunda, saya bisa nonton langsung race 1 di sirkuit. Memang rezeki itu gak kemana. 


Berjalan kaki menuju grand stand lumayan pegal juga. Maklum, sudah lama rasanya gak jalan kaki sejauh ini. Kecenya lagi kami harus melewati terowongan atau tunnel karena grand stand kami berada di tengah sirkuit. Saat berada di dalam terowongan, di atas kepala kita itu trek sirkuitnya lhoo. Setelah melewati terowongan, harus berjalan lagi sekitar seratus meter lagi. Terlihat ada panggung hiburan dan layar lebar. Jadi disini kita bisa menonton jalannya balapan yang disiarkan secara live di tv. 






Lumayan pegal nih kaki yang sudah lama gak diajak mendaki. Tapi rasa pegal hilang ketika sudah sampai di grand stand. Di setiap tangga grand stand, kami dicek kembali tiket gelang dan barang bawaan. Kita dilarang membawa botol mineral dan cemilan. Payung juga gak diperbolehkan digunakan disaat menonton. Dikhawatirkan payung bisa terbang dan mengenai pembalap yang sedang melintas. Konyol juga ya kalau salah satu pembalap ketiban sial kena payung warna unyu-unyu terus crash. Pasti jadi sorotan dunia dan viral dimana-mana. 


Setelah semua aman, saya naik ke atas grand stand. Untungnya langit lagi mendung, so gak kepanasan. Bayangkan saja, tiba di grand stand waktu menunjukkan jam sepuluh pagi. Kalau langit lagi cerah, pasti kami berjemur. Jadi disarankan memakai sunblock dan topi ya guys kalau ingin menonton. Beda halnya kalau nonton di grand stand dengan atap, kita sih santai saja. Mau panas atau hujan gak masalah, tapi harga tiketnya guys, mehong amat.


Suasana di atas grand stand sudah ramai oleh penonton lainnya. Terlihat pemandangan trek sirkuit dengan view Bukit Seger dan perbukitan lainnya pinggir pantai yang kece, seperti mimpi saja. Gak nyangka bisa berdiri di atas grand stand sirkuit kelas dunia. Sudah gak sabar melihat para pembalap Super Bike melintas di depan mata. 


Setengah jam menunggu, akhirnya race 1 WSBK segera dimulai. Terdengar suara mesin motor 1000 cc 4 silinder yang sebentar lagi akan digeber oleh para pembalap. Safety car sudah mulai mengecek persiapan balapan dan kondisi trek. Trek secara keseluruhan dalam kondisi kering. Ini artinya para pembalap akan menggeber motor mereka dengan kecepatan maksimal. Sudah gak sabar melihat motor 1000 cc yang melaju dengan kecepatan bisa sampai 320 km/jam. Kita tunggu saja !.





Warm up sudah dimulai !.


Suara sorakan penonton dari berbagai grand stand di sirkuit terdengar dengan meriahnya. Gak ketinggalan saya dan teman-teman juga ikutan berteriak. Ada dua nama yang selalu terdengar di telinga yaitu Rea dan Toprak. Wah, kedua bintang Super Bike ini menjadi idola dadakan di Lombok. Yang awalnya gak semua mengenal mereka, jadi terkenal karena ada Super Bike, keduanya menjadi idola. Kalau kamu idolanya siapa, Rea, Toprak atau saya ?. Hahahaha...gaje


Oke, setelah warm up sebanyak dua kali. Para pembalap sudah bersiap di posisi masing-masing di garis start untuk bertarung habis-habisan. Posisi pertama ada Toprak dengan nomor motor 54 dari Pata Yamaha, selanjutnya dibelakangnya ada Rea nomor 1 (Kawasaki Racing Team) dan Readding nomor 45 (Aruba.it Ducati) di posisi kedua dan ketiga. Jumlah yang ikut bagian di race 1 ada 23 pembalap dari 12 team. Dalam kondisi trek kering, bisa dipastikan jalannya balapan semakin seru. Apalagi dalam kondisi penentuan gelar juara dunia WSBK 2021 akan kita ketahui sebentar lagi di sirkuit ini.





Start !. Suara gemuruh motor yang digeber oleh para pembalap sudah melaju. Menunggu dan menunggu, akhirnya para pembalap sudah terlihat di tikungan kesepuluh menuju kesebelas dan seterusnya. Toprak masih memimpin jalannya balapan. Diikuti dari belakang oleh Rea dan Redding. Jumlah lap untuk race 1 sebanyak 20 lap. Serunya itu pada tikungan kelima belas dan keenam belas. Dimana pembalap harus mengurangi kecepatan dan menikung tajam sebelum menyentuh garis finish. Penentuannya ada di tikungan ketujuh belas. Kalau diperhatikan, setelah menikung tajam ke kiri, jalanan dalam kondisi menanjak. So, pembalap jangan sampai telat menggeber motor dalam kecepatan maksimal lagi. (Sok tau banget nih gue).


Entah di lap keberapa (saya lupa), Si Toprak mampu disalip oleh Rea. Seru nih pas kedua pembalap yang mati-matian memperebutkan juara dunia saling nikung. Emang gak enak ya ditikung, dibandingkan menikung sampai garis finish,hehehe....gaje. Dari segi point, Toprak masih unggul dari Rea. Jadi Toprak harus berusaha jangan sampai ditikung lagi sama Redding dan kalau bisa jangan crash gara-gara payung unyu-unyu milik salah satu penonton terbang ke arahnya kalau mau juara dunia. 


Di lap terakhir posisi masih belum berubah. Rea terdepan, Toprak kedua dan Redding ketiga. Para pembalap lainnya mengikuti dari belakang. Ada beberapa pembalap yang mengalami crash tapi gak fatal. Kecenya para marshall sigap melakukan tugasnya dengan cepat. Good Job Marshall, kalian memang keren !. 





Finish !. Rea pertama, Toprak kedua dan Redding ketiga. Btw, maaf ya hanya nyebut tiga pembalap saja soalnya pada belum kenal semua. Lanjut !. Artinya Toprak keluar jadi juara dunia Super Bike 2021. Ini artinya juga memutus dominasi Rea yang juara dunia enam kali berturut-turut dari 2015 sampai 2020. Juara dunia baru World Super Bike 2021 diambil oleh Toprak Razgatlioglu yang masih berusia 25 tahun dan berasal dari Turki.


Bagi para fans Toprak sangat bahagia hari itu,termasuk saya sendiri. Saya lumayan mengikuti World Super Bike dari tahun ke tahun. Dan mengenal Super Bike sekitar tahun 2010 disaat Max Biaggi pindah dari MotoGP ke Super Bike. Apalagi sekarang para pembalap Super Bike gak kalah jauh kualitasnya dengan MotoGP. Meskipun jenis motornya yang beda tapi mesinnya sama di 1000 cc. Salah satu bintang Super Bike saat itu ada Toprak Razgatlioglu, Jonathan Rea dan Scot Readding. 


Kecenya lagi, saya bisa melihat Toprak merayakan kemenangannya di depan grand stand tempat saya menonton. Mengganti pakaian balapnya dari warna sebelumnya dominan biru, jadi dominan gold. Begitu juga dengan bagian depan motornya, diganti dengan dominan gold. Gak lupa Toprak dan team berfoto bersama di pinggir trek. Kerennya lagi Toprak menunjukkan atraksi yang gak biasanya saya lihat yaitu standing kedepan dengan motor tunggangannya. Saya lupa namanya apa, ada yang tau apa namanya ?. Kece abis pokoknya, gila keren banget. 



Setelah race 1 WSBK selesai, saya dan teman-teman menuruni grand stand untuk mencari makan siang dulu. Syukurnya dari awal race sampai finish, hujan gak turun. Tapi kemungkinan di race 2 yang akan dimulai sekitar jam tiga sore nanti, bakalan hujan sepertinya. Dan benar saja, saat akan dimulai race kedua, hujan turun sangat lebatnya. Saya langsung memakai jas hujan dan menunggu race dimulai di atas teribun. Singkat cerita, race kedua ditunda sekitar satu jam menunggu hujan agak sedikit reda. Sampai race kedua hujan masih turun tapi sudah gak terlalu lebat. Race dilanjutkan dan yang menjadi juara di race kedua lagi-lagi Jonathan Rea. Sayangnya si Toprak gagal naik podium karena hanya berada di posisi keempat sampai garis finish.


Over all, saya merasa puas banget dapat nonton langsung World Super Bike di Pertamina Mandalika Circuit dan melihat langsung Toprak Razgatlioglu keluar sebagai juara dunia WSBK 2021 sekaligus mematahkan dominasi Jonathan Rea yang menjadi juara dunia selama enam tahun berturut-turut.


Selamat buat Toprak Razgatlioglu !.


Next time... Di tahun depan MotoGP akan digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Bakalan lebih seru lagi nih. Semoga pandemi Covid-19 kasusnya semakin menurun dan kita bisa dengan lancar menjadi tuan rumah MotoGP Indonesia di sirkuit kita tercinta ini. 


Sorry nih ya kalau selama bercerita, saya agak sok tau soal dunia otomotif. Emang sih bukan bidangnya menjelaskan. Tapi kalau menjelaskan ilmu dasarnya sedikit sih gak apa-apa kali ya. Sorry juga gak menjelaskan profil sirkuitnya secara lengkap karena lengkapnya bila sirkuitnya sudah jadi seratus persen. Oke, itu dia cerita singkat pengalaman saya nonton langsung World Super Bike di Sirkuit Mandalika. Sampai bertemu di MotoGP Mandalika Circuit tahun depan !.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 6 November 2021

Mencicipi Kani Mentai Rice dan Sushi Mix Sakura di The Hungry Sushi, Mataram

Sampai saat ini di penghujung tahun 2021, lagi-lagi saya belum kesampaian ke Jepang. Jangan kan ke Jepang, ke tetangganya Jepang saja belum. Belum lagi sudah dua tahun kita berperang dengan Covid-19, tambah niat buat ke Jepang kita tunda dulu. Duitnya ditabung buat renovasi rumah ala-ala Jepang gitu (fanatik sama Jepang). 

Maaf, sedikit curhat dari orang yang pengen banget ke Jepang tapi belum kesampaian. Maklum saja, saya dan istri emang hobi dengan yang berbau Jepang. Dari animenya, acaranya, film dramanya, artis-artisnya (sudah paham kan maksudnya, hehehe) sampai kuliner Jepang kami suka. Meskipun Jepang pernah menjajah Indonesia, tapi saya pribadi suka dengan negeri yang terkenal dengan bunga sakuranya ini.

Hal yang menarik dari Jepang yaitu kulinernya. Salah satu kuliner yang sangat terkenal dan favorit yaitu sushi. Sejenis makanan berat tapi makannya simple itulah sushi. Beberapa tahun belakangan ini, di Kota Mataram sudah berjamuran kedai sushi. Beberapa diantaranya pernah saya coba dan review di blog ini.


Nah, ada satu lagi nih kedai sushi yang buat kami penasaran pengen coba. Kata teman-teman yang sudah nyobain sih enak dan sushinya ada yang mateng. Berhubung istri gak doyan yang mentah, jadi cocok nih nyobain sushi satu ini. Sebut saja namanya, The Hungry Sushi. Berlokasi di Jalan Bung Karno No.81B, Kel. Pagesangan Timur, Kota Mataram. Tepatnya sekitar dua ratus meter berjalan kaki dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Kebetulan juga istri lagi ngidam pengen makan sushi, jadi saya gak berpikir dua kali buat nyobain sushinya yang lezat ini.

Sepulang saya kerja, kami bersiap-siap jalan ke lokasi. Si Kenzi juga sudah mandi. Tinggal ayah dan bundanya yang belum mandi. Akhirnya, ayahnya saja yang gak mandi gara-gara sudah pengen makan sushi.  

Menyusuri padatnya lalu lintas di Kota Mataram, maklum saja saat itu lagi jam-jamnya orang pulang kerja. Sepuluh menit waktu tempuh perjalanan dari rumah, akhirnya kami sampai di lokasi.

Sore itu belum ramai pengunjung. So,masih bisa bebas mencari tempat duduk. Kedainya gak terlalu luas. Hanya ada beberapa meja kursi kayu saja. Ada yang bentuknya lesehan gitu. Ada juga tempat duduk berbentuk sofa.

Ornamen-ornamen Jepang juga sangat kental disini. Masuk ke dalam kedai, suasananya seperti kedai di Jepang gitu. Ruangannya juga adem pool dan sangat nyaman.


Cara memesan menu disini, kita datang ke meja kasir, kemudian pilih menu di daftar menu yang ada di atas meja kasir. Terakhir langsung bayar dan siap menunggu pesanan di meja masing-masing. Bagi yang take away juga sama saja. Habis pilih menu dan bayar, tinggal nunggu di kursi kayu panjang yang sudah tersedia. Sambil menunggu pesanan datang, kalian bisa melihat mobil dan motor melintas di depan kedai ini. Siapa tau ada si doi atau mantan lewat. Bisa diajak gabung makan sushi bareng, hahaha

Kami memilih tempat duduk lesehan dengan meja di atasnya karena bawa anak kecil. Biar leluasa Kenzi kesana-kemari. Maklum saja, si kecil lagi aktif-aktifnya. Sambil menunggu pesanan tiba, saya dan istri bermain dengan si kecil. Semakin sore, pengunjung banyak yang berdatangan. Di dalam kedai sudah ramai oleh pengunjung. Tetap jaga jarak dan pakai masker ya. Agar kita terhindar dari penularan Covid-19.

Sudah gak sabar nih, saatnya nyicipin menu yang dipesan !. Kami memesan Sushi Mix Sakura, Kani Mentai Rice. Untuk minumannya kami memesan Stauberry Milkshake dan Mojito.


Sushi Mix Sakura

Buat kalian yang pernah kesini atau bahkan sering nongkrong disini, sudah gak asing dengan menu satu ini. Ya, seporsinya sebanyak 12 sushi dengan tiga macam perpaduan topping. Ada topping crab roll, tobikoishi dan mentayaki. Dengan harga seporsinya 20 ribu, Sushi Mix Sakura ini menjadi salah satu best seller di The Hungry Sushi. 

Bila diberi nilai, saya kasi nilai 9 dari 10. Sedangkan istri memberi nilai 9.5 dari 10. Lebih tinggi nih nilainya dari saya. Rekommended buat kalian yang bingung mau milih menu yang mana. Saya sarankan pilih menu Mix Sakura. Ohya, selain Sushi Mix Sakura ada saudaranya yaitu Mix Cheezy dengan perpaduan topping sushibon, cheezy roll dan katsuosushi. Kalau yang satu ini sih belum sempat kami cobain. Katanya sih sama-sama enak, tapi harus dicobain di lain waktu. Sabar yaak !. 


Kani Mentai Rice

Lanjut ke menu lainnya. Nah, Kani Mentai Rice, menu yang saya pesan. Gak sengaja memesan menu ini. Berhubung bingung mau pesan apa karena istri sudah pesan Sushi Mix Sakura. Pengen menu yang lainnya dong. Lihat di daftar menu, kok menarik ya. Untuk meyakinkan, saya tanyakan ke mbak penjaga kasirnya. 

Kata mbaknya Kani Mentai Rice juga best seller di The Hungry Sushi. Tanpa mikir lagi, saya langsung pesan Kani Mentai Rice. Apa ini ?. Setelah saya tanya-tanya, menu ini menarik. Dimana Kani itu daging kepiting imitasi yang dibuat dari tepung mirip kue gitu. Bentuknya persis seperti potongan daging kepiting. Sedangkan Mentai itu saus yang dibaluri dengan telur dan ada mayonesnya gitu. Rasanya lumer dimulut. Cara penyajiannya juga unik. Ditaruh di sebuah mangkuk dimana nasinya ditutup dengan Kani Mentai di atasnya. Enak dan rekommended.

Untuk nilainya, saya beri nilai 9.5 dari 10 karena rasanya enak, lumer dimulut, porsinya lumayan banyak, gak ribet cara makannya, nasinya gurih dan sausnya gak bisa saya lupakan. Seporis Kani Mentai Rice seharga 20 ribu. Cukup lumayan terjangkau kan. 

Saya dan istri sangat suka dengan kedua menu ini, baik Sushi Mix Sakura dan Kani Mentai Rice. Menikmati makan malam di The Hungry Sushi saat ini adalah pilihan yang tepat buat kami. Serasa makan sushi di Jepang meskipun bukan di Jepang tapi di Lombok, hahahaha. Kenzi juga menyukai sushi disini karena gak bikin cepat enek,kenyang dan membosankan. 


Setelah makan, gak lengkap kalau gak nyobain minumannya. Saya memesan Mojito rasa Lemon yang rasanya seger banget dengan perpaduan daun min, lemon dan soda pastinya. Sedangkan istri memesan Strauberry Milkshake dengan rasa buah Strauberry yang asem buat mata melek. 

Apalagi dicampurkan dengan susu vanila dan diberi es cream rasa vanila di atasnya. Untuk kedua minumannya saya beri nilai 8 dari 10. Harganya pun sama yaitu 15 ribuan saja. Cukup terjangkau bukan ?. Disini juga banyak promo-promo lho. Kalian bisa cek di akun Instagram resmi @thehungrysushi.

Berhubung ada menu Dimsum, Kenzi kami pesanin Dimsum tapi gak saya review ya :) 

Overall, gak salah pilih tempat menikmati makan sushi di Kota Mataram yaitu di The Hungry Sushi. Bukan ngendorse lhoo ya, tapi ini hasil review murni dari saya dan istri. Kalau mau diajak kerjasama untuk promote sih boleh-boleh saja. Tinggal hubungi saya melalui email atau akun blog ini. Siapa tau jodoh "Jodoh Pasti Bertemu", Asyik. 

Oke, jangan bosan-bosan mampir di blog saya ini. Next time, saya punya cerita baru lagi yang lebih seru dari dunia traveling dan kuliner pastinya. Ditunggu ya di blog ini. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday, 22 October 2021

Spot Melihat Sunset di Pulau Lombok : Pantai Lembayung Kuranji


Kasus positif Covid-19 sudah mulai menurun, kesembuhan sudah meningkat, program vaksinasi sudah mencapai target dan level pun sudah turun ke level aman. Angin segar buat kita yang sudah hampir dua tahun dilanda ketakutan oleh namanya Covid-19.

Tempat-tempat keramaian sudah mulai diperbolehkan dibuka buat umum. Destinasi wisata di beberapa daerah juga sudah mulai ramai dikunjungi. Gairah masyarakat untuk keluar rumah juga sudah meningkat. Perlahan kita semua sudah mulai terbiasa dengan kondisi saat ini. Terpenting tetap menjaga prokes yang ditetapkan pemerintah. 

Kabar gembira lagi, di Pulau Lombok dalam hitungan hari ini akan digelar event internasional yaitu World Superbike (WSBK) di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Kuta, Lombok Tengah.  Btw, kalian tau kan WSBK ?. Bagi penikmat dunia balap, pasti sudah familiar dengan ajang balapan motor tahunan ini. Yah, mirip-mirip Motogp lah. Hanya saja pembalapnya yang berbeda (yaiyalah berbeda, masak mau disamain). Kalau gak ada halangan, WSBK akan digelar di Lombok pada tanggal 19-20 November 2021. 

Btw, soal WSBK 2021 yang akan digelar dalam hitungan hari ini, gak kebayang Pulau Lombok akan dikunjungi dari berbagai penjuru dunia. Betapa ramainya para tourist yang akan datang ke Lombok untuk menyaksikan pembalap kesayangan mereka bertarung. 

Kita sebagai warga Indonesia, khususnya Pulau Lombok, harus siap menjadi tuan rumah yang baik buat tamu kita. Segala persiapan sudah mencapai tahap akhir. Sarana prasarana sedang on proses. Pengerjaan sirkuit juga sudah dalam tahap final. Semoga sebelum event berlangsung,  semuanya sudah siap dan membanggakan negeri kita tercinta ini. 

Kenapa sirkuit kelas dunia dibangun di Pulau Lombok ?. Kalau itu saya gak berani jawab. Khawatirnya ada yang keliru dari pernyataan yang saya tulis disini. Pastinya Pulau Lombok memiliki destinasi wisata alam yang sangat kece. Bisa dibilang paket lengkap meskipun disini gak ada kereta atau MRT. Tapi pulau ini memiliki keindahan alam yang gak semua daerah miliki (sombong dikit). Salah satunya sunset point di Pulau Lombok sudah terkenal sampai penjuru dunia. 




Gak usah jauh-jauh pergi untuk menikmati sunset. Hanya sepuluh menit dari rumah, ada sebuah pantai yang rekommended dijadikan tempat untuk menikmati sunset, sebut saja Pantai Lembayung Kuranji, Lombok Barat. Pantai yang masih asing ditelinga para travelers ini memiliki tempat untuk menikmati sunset yang kece lhoo. Untuk jalur menuju pantai ini, nanti saya cantumkan google mapsnya di akhir tulisan. 

Beberapa minggu yang lalu, tepatnya pas weekend, saya mengajak keluarga datang kesini. Pertama, karena penasaran sama tempatnya. Kedua, memang pengen nyari tempat dan suasana baru menghabiskan weekend bareng keluarga. Kebetulan bapak mertua dan adik ipar juga ikutan. Wah, pastinya semakin rame nih. 

Pantai Lembayung Kuranji berada di Desa Kuranji, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Kurang lebih delapan kilometer dari pusat Kota Mataram. Dulunya pantai ini hanya dikenal sebagai perkampungan nelayan. Hanya ramai dikunjungi disaat hari libur atau Hari Minggu saja. Tapi sekarang pantai ini didatangi setiap hari oleh pengunjung untuk duduk sambil bersantai di atas pasir, menunggu sang senja datang. 

Pantai Lembayung Kuranji gak seterkenal pantai-pantai berpasir putih yang ada di Pulau Lombok. Meskipun memiki pasir yang berwarna hitam, tapi pantai ini nyaman buat jalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin pantai. Kecenya pantai ini memiliki puluhan deretan pohon cemara. Sehingga kalau siang hari, di pantai ini sangat teduh. 

Apalagi sekarang sudah banyak cafe-cafe kece dibuka. Salah satu yang kami kunjungi yaitu The Lumiere Kuranji. Pertama kali melihat cafe ini di instagram. Saya tertarik ingin mencoba menu baksonya. Katanya sih baksonya enak. Oke, sebelum ngebahas baksonya, kita bahas tempatnya dulu ya. 



Sesampainya di area parkir yang berada di sebelah selatan dari perkampungan nelayan Desa Kuranji, kami disambut oleh karyawan dari The Lumiere Kuranji. Kebetulan lokasi cafe ini berada di posisi paling depan diantara deretan cafe-cafe lainnya. Kami langsung mencari tempat duduk. Kebetulan sore itu masih belum ramai oleh pengunjung. Gak ada juga yang sedang pacaran disini (apaan sih ?). Masih ada tempat duduk yang berada persis di depan pantai tepat di bawah pohon cemara. Biar gak terhalang oleh pengunjung lain saat menikmati moment matahari terbenam. 

Yang paling asyik di cafe ini, bean bagnya bersih. Varian warna bean bagnya juga cerah meriah. Cuaca sore itu juga cukup cerah. Angin pantai juga gak terlalu kencang. Hari yang indah menurut saya. Ketika matahari masih agak tinggi. Saya, istri dan Kenzi, memilih jalan santai di pinggiran pantai. Deburan ombak juga gak terlalu besar. Kondisi sangat aman. 

Melihat anak-anak kecil yang sedang bermain air. Ada juga beberapa ekor kuda yang ditarik oleh si empunya. Setelah ditanya, ternyata kudanya bisa disewakan untuk pengunjung yang mau menaiki kuda sambil berjalan mengitari pantai. Harga sewa sekali jalan itu 20 ribu. Cukup murah sih, tapi sepertinya masih pada takut naik kuda yaak. Pengen sih naik tapi kasian kudanya gak terlalu besar dibandingkan jika saya yang naik,hahaha. Lain kali saja !.






Suasana saat ini memang sangat pas buat menikmati matahari terbenam. Sambil menunggu senja tiba. Saya memesan seporsi Bakso Lumiere yang katanya enak. Sedangkan istri memesan kentang goreng dan mie goreng buat Kenzi. Bapak mertua hanya memesan kopi karena beliau sudah makan di rumah. Untuk minumannya, kami pesan bervariasi. Ada kopi, teh hangat, es teh, es jeruk dan  jus alpukat.

Untuk Bakso Lumiere nya, ternyata beneran enak. Kuahnya nendang banget, daging baksonya juga empuk. Gurih dan gak kenyel seperti bakso pada umumnya yang biasa saya makan. Bener-bener lumiere dimulut. Porsinya juga pas, gak banyak ataupun sedikit. Harganya juga terjangkau yakni 15 ribu saja. 

Saya sih pengen ngomentarin Mie Gorengnya. Rasa mienya sama seperti mie goreng Ind**mi yang biasa kami makan. Jadi, gak ada rasa yang spesial buat saya pribadi sih. Untung ada telur mata sapi dan kerupuk yang menambah rasa. Mengenyangkan buat Kenzi dan istri. 



Over all, pelayanannya cukup memuaskan. Tempat bersantainya juga nyaman. Apalagi kami sengaja bersantai disini sampai langit sudah gelap untuk menikmati cahaya lampu cafe yang teduh, menambah suasana menjadi romantis, Assyiiikk. Angin laut juga bersahabat, buat Kenzi betah disini. Pantainya pun sangat bersih. Menu-menu yang ada juga cukup terjangkau di kantong anak-anak sekolah. 

So, The Lumiere Kuranji atau tepatnya di Pantai Lembayung Kuranji, bisa dijadikan referensi buat kalian apabila ingin mencari tempat bersantai dan suasana baru untuk menikmati sunset terkece yang ada di Pulau Lombok. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 2 October 2021

Selamat Hari Kopi Sedunia 1 Oktober 2021 : Konyu Coffee and Space

Pertama-tama saya mengucapkan Selamat Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2021 lalu. Gak mau melewatkan moment dong. Saya bareng kedua teman kantor yakni Mas Anwar dan Mas Jirin berencana untuk pergi ngopi ke sebuah cafe yang baru saja launching di September ini. Sebut saja namanya Konyu Coffee dan Space. 

Lokasinya gak jauh dari kantor, bahkan beberapa kali saya melewati tempat ini saat pulang kantor. Karena penasaran gimana sih suasana di Konyu Coffee dan Space, akhirnya rencana pergi ngopi sepulang kerja terealisasi juga. Jam tangan sudah menunjukkan lima sore. Setelah bereskan dokumen dan laptop di atas meja, kami langsung tancap gas menunju lokasi. 

Konyu Coffee & Space berada di Jalan Caturwarga No.44, Kota Mataram. Tepatnya persis di depan Rota Kopi yang beberapa waktu lalu sudah saya review. Buka setiap hari dari jam delapan pagi sampai 10 malam. 

Bisa baca juga di link ini --- > Mencoba Kopi Baru di Rota Kopi



Gak sampai dua menit dari kantor menggunakan motor, kami bertiga sudah sampai di depan area parkir cafe. Ohya guys, ini bukan ngendorse lhoo ya. Ini murni saya hanya ingin menikmati suasana ngopi di cafe ini sambilan mereview di blog pribadi saja. Nambah-nambah koleksi review cafe di blog gitu. Meskipun beberapa diantaranya yang sudah saya review akhirnya gulung tikar dan hanya menjadi kenangan saja. Namanya juga bisnis, ada namanya pasang surut. Terpenting yang harus diingat, rezeki itu gak bakalan kemana, tapi harus kita cari guys !. Assyiikk. 

Curhat colongan..... !

Sore itu pengunjung cafe lumayan ramai. Kebanyakan sih anak-anak muda seperti kami gitu yang lagi ngumpul bareng sambil ngopi. Ada juga para cewek-cewek yang sedang asyik ngegosip. Bisa jadi ngegosipin gimana kelanjutan kisah Aldebara dan Andin di film Ikatan Cinta, hahahaha. 

Huuussshh.... Kembali ke laptop !.

Setelah memarkirkan motor, kami bertiga langsung masuk ke dalam cafe. Antrian di depan meja bar lumayan panjang. Oke, selama mengantri gak lupa saya berkeliling di area cafenya. Lumayan banyak ruang disini. Konsep dari cafe ini kalau dilihat dari bentuk bangunannya yaitu minimalis dengan campuran arabian. Bisa dilihat dari bentuk pintu dan jendelanya seperti pintu dan jendela rumah orang arab. Kusen pintu dan jendela yang tinggi dan di bagian atas berbentuk melengkung. Konsep yang baru dari cafe yang pernah saya datangi. 





Untuk ruangannya dibagi beberapa ruang. Bagi ahli hisap, gak perlu khawatir. Di Konyu, sudah disediakan ruang outdoor yang cukup kece dengan meja kursi dan ornamen yang minimalis. Ruang outdoornya ada di bagian belakang. Nah untuk ruang indoor ada dua bagian guys. Ada yang menggunakan AC dan tidak. Untuk yang menggunakan AC ada beberapa ruang dan tempatnya asyik banget buat nongkrong. Tersedia sofa panjang buat kita yang ingin bersantai sejenak. Sedangkan untuk ruang indoor yang gak pakai AC bisa digunakan juga buat ahli juga hisap guys. 

Ada juga ruang VIP yang digunakan untuk meeting dengan meja berukuran lebar dan beberapa kursi yang semuanya dari kayu. Lebih privat gitu dan pasti dijamin meeting kalian gak terganggu dan lebih nyaman. Over all, dari bangunannya terlihat simple dengan konsep minimalis dan lantai dari acian saja. Tapi sangat nyaman dan buat betah berlama-lama disini. 


Sampai juga di bagian menunya. Disini gak terlalu banyak menu yang ada. Dan niat kami bertiga hanya ingin menikmati kopinya saja. So, saya dan Mas Jirin memesan Red Mariko Coffee yaitu es kopi dengan campuran sirup strauberry dengan susu putih dan espresso. Kalau Mas Anwar memesan O-Ren Isii Coffee yaitu es kopi dengan campuran gula aren, susu putih segar dan espresso. Katanya barista disini ini es kopi yang best seller alias yang paling banyak dipesan oleh pengunjung. 

Berhubung saat kesana bertepatan dengan Hari Kopi Sedunia, jadi kami hanya ingin ngopi-ngopi saja. Untuk makannya kebetulan gak ada menu yang kami cari, So kami gak memesan makanan (ngeles saja,hehehe). Tapi herannya, saya gak melihat ada menu khas arabian ya, seperti kebab, kambing guling, nasi kebuli atau roti canai gitu. Yang ada malah menu Japanase gitu. Atau memang ini bukan cafe arabian kali ya. Tapi memang coffee shop dengan konsep minimalis. Koreksi bila saya keliru ya guys, hehehe. 

Ohya, Untuk menu lengkapnya bisa dilihat di atas ya !. 

Mumpung masih baru dan sangat rekommended buat yang sedang mencari suasana ngopi di tempat baru. Gak ada salahnya datang ke Konyu Coffee & Space. Cobain Red Mariko Coffee dan O-Ren Isii Coffee. Kedua es kopi ini buat saya rekommended buat dicoba. Selain rasa kopi espressonya yang sangat nendang, harganya juga lumayan terjangkau yaitu untuk Red Mariko Coffee 28K dan O-Ren Isii Coffee 25K. 

Satu lagi, disaat kita lagi ingin bersantai di cafe atau tempat ngopi, jangan lupa selalu menerapkan protokol kesehatan ya guys. Minimal pakai masker dan mencuci tangan setelah menyentuh barang apapun. Covid-19 masih mengintai di sekeliling kita, meskipun kasus sudah mulai berkurang tapi kita harus tetap waspada. 

Penulis : Lazwardy Perdana