Gak terasa Indonesia khususnya Pulau Lombok sukses menyelenggarakan MotoGP yang keempat kali berturut-turut. Tercatat di tahun 2025 ini, jumlah penonton tembus di angka 140 ribuan. Ini memecahkan rekor penonton terbanyak sepanjang MotoGP Mandalika Indonesia diselenggarakan.
Kita sebagai warga negara Indonesia turut berbangga dan bahagia sekali bahwa kita juga bisa menyelenggarakan event balap motor terbesar dunia di negeri kita tercinta ini. Dan saya pribadi sangat beruntung sekali sirkuit MotoGP dibangun di Pulau Lombok. Bahkan menjadi sirkuit terindah di dunia karena letaknya berada persis di pinggir pantai yang kita kenal sebagai KEK Mandalika.
Sebagai orang Lombok asli, saya gak menyia-nyiakan kesempatan buat nonton langsung ke sirkuit. Dapat tiket gratis dari kantor, saya dan teman kantor berangkat ke sirkuit untuk menonton sprint race yang dimulai pada Hari Sabtu.
Sengaja mengambil Hari Sabtu biar agak sepian karena racenya dimulai besok Minggunya dan dipastikan penonton bakalan membludak. Pengalaman dari tahun sebelumnya kalau nonton langsung racenya di Hari Minggu, bakalan rebutan suttle bus dengan penonton lainnya pas jam pulangnya. Jadinya ambil Sabtu agar bisa puas explore di dalam area sirkuit.
Berangkat jam dua belas siang dari Kota Mataram. Waktu tempuh kurang lebih setengah jam perjalanan menggunakan mobil. Kebetulan temen bawa mobil, jadinya saya ikut bareng dia.
Sepanjang perjalanan ramai lancar. Kecepatan mobil normal dan bawa santai saja. Setelah sampai di bundaran Bandara Internasional Lombok (BIZAM), kami diarahkan menuju jalur sesuai dengan zona tiket. Kebetulan kami berdua dapat tiket di zona H dan kami diarahkan masuk lewat Gate 1 oleh petugas. Jalur kami menuju arah Pantai Tanjung Aan melewati By Pass Mandalika.
Setelah sampai di bundaran By Pass Mandalika, mobil menuju ke arah parkiran mobil yang berada di sebelah timur. Mendapatkan tempat parkir mobil, kami berdua segera berjalan menuju tempat penjemputan penonton. Penonton dijemput oleh suttle bus menuju shelter center. Semua penonton dari semua area parkir berkumpul di shelter center untuk naik suttle bus lagi menuju sirkuit. Jadi kita naik suttle bus dua kali.
Gak usah ditanya cuaca gimana siang itu. Pastinya panas sekali dan langit cerah ceria alias gak ada awan. Kebayang dah gimana teriknya sinar matahari siang itu. Untungnya saya dan Bang Den bawa tabir surya dan air mineral yang banyak buat jaga-jaga agar gak dehidrasi.
Singkat cerita, setelah sampai di sirkuit dan turun dari suttle bus. Kami berdua berjalan menuju Gate 1 untuk melakukan pemeriksaan tiket dan barang bawaan. Gak ada drama saat pengecekan tiket dan barang bawaan. Setelah melewati area check, kami berdua memulai explore sirkuit.
Tujuan kami yang pertama yaitu Museum of Civilization Lombok -Sumbawa. Museum yang baru saja diresmikan pada tanggal 2 Oktober 2025 oleh Bapak Gubernur NTB, Bapak Lalu Iqbal atau disapa Mamiq Iqbal dan CEO Dorna Sport, Camelo Ezpeleta.
Museum ini dibuka untuk umum mulai tanggal 1 sampai 5 Oktober atau selama event MotoGP berlangsung karena masih dalam tahap uji coba. Lokasinya di area parkir Sirkuit Internasional Mandalika atau di depan paddock.
Buka dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore. Mungkin kedepannya nanti akan buka setiap hari.
Berhubung di hari kedua MotoGP, pengunjung masih belum ramai yang datang ke sirkuit. Dan pengunjung yang datang ke museum ini juga masih gak terlalu ramai.
Karena letaknya gak begitu jauh dari shelter pemberhentian suttle bus, saya dan Bang Den berjalan kaki menuju sebuah bangunan semi permanen yang cukup unik menurut saya.
Gaya bangunannya industrial dengan corak dinding warna warni. Ditopang oleh ratusan tiang besi dan tangga untuk menuju ke dalam museum.
Bangunan museum terbagi menjadi dua. Ada galeri utara dan selatan. Untuk galeri selatan kita bisa melihat beberapa koleksi lukisan lokal penuh dengan makna, arca, naskah Babat Sasak (Lombok), kain khas Lombok-Sumbawa, dan miniatur Gunung Samalas dimana asal mula adanya Gunung Rinjani dan miniatur Gunung Tambora.
Ruangannya sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan dan suasana yang sangat syahdu. Masuk ke dalam ruang museumnya terasa vibes Lomboknya dengan suara alunan musik gamelan Sasak.
Selama berada di dalam ruang museum, kita didampingi oleh beberapa staf museum dan memberikan informasi mengenai budaya Lombok - Sumbawa.
Berhubung ini masih dalam tahap uji coba, jadinya beberapa koleksi yang dipamerkan disini dipinjam dari Museum Provinsi NTB. Saya berharap kedepannya, museum ini lebih banyak lagi koleksi yang bisa dipamerkan terutama untuk mempromosikan wisata NTB.
Setelah berkeliling di ruangan galeri selatan, saya berpindah ke bangunan museum galeri utara. Disini kita bisa melihat layar besar menampilkan beberapa cuplikan video MotoGP Mandalika dari tahun ke tahun.
Ada juga koleksi asesoris MotoGP dan informasi tentang pembangunan Sirkuit Internasional Mandalika dari awal hingga digunakan untuk MotoGP pertama kali pada tahun 2022 dan balapan lainnyaa baik berskala nasional maupun internasional.
Yang menarik lagi ada beberapa games yang ada di galeri ini. Games yang paling saya suka di galeri ini yaitu mencoba simulator GT3 nya. Visual Sirkuit Internasional Mandalika-nya benar-benar keren dan terlihat seperti asli. Sudah dilengkapi dengan kursi balap yang super empuk, setir balap, pedal gas dan rem.
Saya dan Bang Den gak ketinggalan untuk mencobanya. Wah benar-benar seru dan ketagihan beradu balapan menguasai lintasan Sirkuit Internasional Mandalika.
Ternyata sirkuit ini benar-benar sulit. Pantesan saja Mbah Marquez selalu crash di sirkuit ini. Apalagi di race kemarin, si Mbah lagi kena apes saja. Disundul dari belakang sama Abang Bezzecchi.
Sudah jatuh ketimpa duren pula. Sudah crash eh malah kena mental sama batu-batu sirkuit. Sampai-sampai sirkuit kebanggaan kita kena hujat sama netizen Australia, hehehe.
Kembali ke laptop !.
Sambil menunggu sprint race dimulai, saya sama Bang Den main games race GT3 dulu di simulator. Hitung-hitung numpang ngadem di tengah cuaca sirkuit yang panas banget. Apalagi nanti nontonnya di tribun tanpa atap.
Harap maklum saja, namanya juga dapat tiket gratisan dari kantor. Mau nonton di VIP atau paddock yang harganya bisa beli motor beat satu tapi gak ada yang nawarin.hehehe.
Bangunan museum ini memiliki dua lantai. Dimana untuk museumnya sendiri berada di lantai dua. Sedangkan lantai satu merupakan stand yang menjual beberapa asesoris MotoGP dari kaos, topi, kacamata, helm dan lain-lain.
Museum ini bertema civilization atau peradaban untuk memperkenalkan sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Lombok dan Sumbawa kepada publik internasional dan domestik, khususnya pengunjung ajang MotoGP Mandalika 2025.
Museum ini memiliki fungsi yaitu menggabungkan sport tourism dengan cultural tourism. Museum ini memungkinkan pengunjung MotoGP gak hanya menyaksikan olahraga tetapi juga belajar tentang budaya dan sejarah NTB.
Fungsi lainnya sebagai ruang edukasi, dialog budaya, dan promosi warisan lokal serta memperkuat citra NTB sebagai destinasi pariwisata kelas dunia yang juga kaya budaya.
Akhirnya saya diberi kesempatan untuk berkunjung ke dalam museum ini. Untuk biaya masuknya masih gratis ya. Gak tau kedepannya apakah akan ada tiket masuk ke dalam museum atau tetap gratis selama event balapan ?. Kita lihat saja nanti.
Setelah puas berkeliling museum dan mencoba adu balapan di simulator GT3 nya, kami berdua lanjut berjalan kaki menuju tribun zona H.
Kurang lebih setengah jam lagi sprint race dimulai. Kami berdua jalan santai melewati tunel Gate 1. Suasana siang menjelang sore itu cukup ramai oleh penonton.
Melewati panggung konser yang megah. Area tenan-tenan kuliner. Stand-stand yang menjual asesoris MotoGP. Jangan tanya disini harga kaos atau topi originalnya berapa. Pastinya ada harga ada kualitas lah ya.
Penataan di tengah sirkuit sudah cukup lumayan baik dari tahun sebelumnya. Meskipun sangat terik tapi masih ada angin pantai yang sepoi-sepoi. Rasa gerahnya agak berkurang.
Kurang lebih sepuluh menitan berjalan kaki. Kami berdua sudah tiba di tribun zona H. Berhubung balapan kelas MotoGP-nya belum mulai, kita ngopi-ngopi dulu.
Kami memesan es kopi susu gula aren di salah satu stand UMKM binaan Bank NTB Syariah. Es kopinya seharga 20 ribu saja. Harga yang sesuai dengan tempatnya, ngerti kan maksudnya.hehehe.
Rasa kopi susu gula arennya cukup enak. Apalagi minum dingin-dingin di tengah cuaca panas. Tenggorokan langsung adem dan mata pun langsung melek.
Singkat cerita, sampailah di review jalannya balapan sprint race kelas MotoGP hari itu. Yang keluar sebagai juaranya yaitu Marco Bezzecchi dari Aprilia Racing. Urutan kedua ada Fermin Aldeguer dari Gresini Racing dan ketiga ada Raul Fernandez dari Trackhouse Racing.
Sayangnya Bang Pecco (Lenovo Ducati) jagoan saya hanya finish di urutan paling belakang. Menurut infonya ada masalah di ban belakang dan settingan mesin motornya.
Ya sudahlah, saya datang ke sirkuit buat happy-happy dan nyemangatin Bang Pecco !. Tenang bang, tahun depan harus lebih ngegass lagi motornya.
Selesai finish, tibalah moment perayaan kemenangan. Venue yang dipakai yaitu di panggung konser. Saya dan Bang Den berjalan cepat menuju bawah panggung buat melihat perayaan kemenangan.
Perayaannya cukup meriah dan terlihat sangat berbeda dari seri-seri MotoGP di tempat lain. Ini benar-benar dibuat megah dan mewah. Keren banget Indonesia !.
Info baiknya lagi, dengar kabar kalau MotoGP Mandalika akan diperpanjang lagi hingga tahun 2031. Wah, bakalan nabung lagi buat nonton di VIP atau paddock nih tahun berikutnya. Amin
Over all, dari berangkat ke sirkuit, naik suttle bus dua kali, lanjut ke museum civilization Lombok Sumbawa, nonton sprint race kelas MotoGP, lalu nyempati berkeliling menikmati sore hari, naik suttle bus lagi ke parkiran mobil hingga sampai rumah. Menurut saya hari itu cukup menyenangkan. Gak ada drama gak dapat suttle bus pas pulangnya.
Infonya di race hari Minggu banyak cerita dari teman yang nonton langsung, katanya banyak yang gak dapat suttle bus karena shuttlenya terjebak macet sehingga balik ke penjemputan jadinya terlambat.
Pas racenya kebetulan saya nonton di rumah saja bareng anak-anak. Jadinya untung gak ikut dalam drama war suttle bus hehehe.
Ada lagi kabar, banyak stiker VIP palsu yang beredar. Ditambah lagi banyak calo yang menawarkan tiket sampai hari H dengan harga yang gak wajar. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi dan memperbaiki segala kekurangan. PR buat penyelenggara nih !.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
0 comments:
Post a Comment