Friday, 30 May 2025

Keliling Kota by Trans Jogja : Tranportasi Favorit !


Bagi saya pribadi yang tinggal di Lombok, berharap sekali di kota tempat tinggal saya ada transportasi umum yang menghubungkan destinasi wisata yang satu dengan lainnya. Misalkan mau ke museum atau pantai, bahkan ke mall saja masih minim namanya angkutan umum. 

Sejauh ini hanya ada ojek online dan taxi saja yang bisa kita gunakan bila ingin ke tempat tujuan. Dulu masih ada namanya bemo atau angkot. Tapi sekarang seiring berjalannya waktu, kalah saing dengan kendaraan pribadi dan ojek online. 

Mungkin kalau dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, Lombok khususnya di Kota Mataram masih jauh dari namanya ramah transportasi umum. 




Saat berlibur ke Yogya beberapa bulan yang lalu, saya dan istri sudah memiliki banyak rencana mau berkunjung ke beberapa destinasi wisata. 

Gak perlu khawatir soal mau naik apa menuju lokasi tujuan. Di Kota Yogya sudah ada transportasi umum andalan warga kota yaitu Trans Jogya yang memiliki banyak jalur.

Mau ke Candi Prambanan, Malioboro, Keraton Yogya, Gembira Loka Zoo, Bandara Adi Sucipto bahkan ke Pantai Parangtritis atau Merapi pun sudah ada akses menuju ke lokasi. 

Hari pertama di Yogya, kami jalan-jalan ke Gembira Loka Zoo menggunakan Trans Jogya. Pulangnya pun pakai Trans Jogya dan turunnya tepat di depan penginapan. 

Entah kebetulan atau gimana, awalnya gak tau kalau di seberang jalan depan hotel, ada shelter semacam portable tempat menurunkan dan menaikkan penumpang Trans Jogya. Beruntungnya lagi, tempat-tempat yang akan kami kunjungi semuanya bisa diakses oleh Trans Jogya. 


Bagi kami sebagai tamu yang berlibur ke Yogya, sangat dimudahkan dengan adanya layanan transportasi seperti Trans Jogya.

Menurut website resmi Dinas Perhubungan DIY, Trans Jogya sendiri merupakan salah satu program penerapan bus bergaya angkutan cepat bus (BRT) yang dicanangkan oleh Departemen Perhubungan RI.  

Dikelola oleh dua operator yaitu PT. Jogya Tugu Trans dan PT.Anindya Mitra Internasional yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beroperasi mulai jam setengah enam pagi hingga sembilan malam (tergantung shelter/portable). Ditambah lagi memiliki banyak jalur dan saling terkoneksi satu sama lainnya. Mirip-mirip seperti layanan TransJakarta. 

Trans Jogya mulai beroperasi sekitar tahun 2008 lalu. Saat itu saya baru setahun kuliah di Yogya. Sangat bahagia menjadi orang yang pernah mencoba layanan Trans Jogya disaat pertama kali beroperasi. Dulu ada enam jalur antara lain ; jalur 1A,1B,2A,2B,3A dan 3B.





Berhubung istri dan anak-anak baru pertama kali ke Yogya, saya mengajak mereka berjalan kaki dari hotel ke shelter Malioboro 1 sambil menikmati suasana Malioboro di pagi hari. 

Jalan Malioboro sekarang ini sudah tertata rapi. Jalan-jalan sudah ada sebagian yang sudah diganti dari aspal menjadi papin blok. Seperti jalan disamping Malioboro Plaza dan Kantor DPRD Prov.DIY. 

Di jalur pejalan kaki Malioboro sudah gak ditemui parkiran liar motor lagi. Sekarang sudah tertata rapi dengan bangku-bangku dan lampu jalan atau taman khas Kota Yogya. 

Anak-anak sangat senang berjalan kaki disini. Udara pagi Jalan Malioboro masih sejuk. Banyak pepohonan di sekitaran jalur pejalan kaki. 

Gak terasa capeknya berjalan kaki dari hotel ke shelter Malioboro 1. Mungkin kalau siang hari cukup terasa capeknya karena di Yogya udaranya sangat panas. 

Untuk melihat jalur, jam kedatangan dan posisi armada Trans Jogya, lebih mudah dengan melihat di aplikasi Trans Jogya yang bisa kita download di play store. Bahkan untuk pembelian secara online pun bisa melalui aplikasi. 

Saya pun sudah mendownload aplikasinya. Jadinya bisa melihat jam kedatangan bus yang akan kita naiki dan posisi busnya sudah sampai mana. 

Untuk jalurnya, Trans Jogya sudah memiliki jalur yang cukup banyak. Selain jalur 1A sampai 3B, ada jalur baru yang belum saya coba yaitu jalur yaitu 4AB,5AB,6,8,9,10,11,12,13,14 dan ada juga Bus Elektric yang menggunakan listrik. Hanya saja jam dan jalurnya terbatas. Lebih lengkap dan jelasnya kalian bisa melihat jalurnya di aplikasi TransJogya. 



Kebetulan di hari itu saya dan anak istri ingin keliling Kota Yogya. Kami pun memulai perjalanan dari shelter Malioboro 1. Untuk metode pembayaran menggunakan layanan Trans Jogya ada beberapa cara. Bisa menggunakan kartu e-money, Flash, Multi Trip KRL, Brizzi, Gopay, Qris, kartu pelanggan khusus siswa sekolah dan lansia dan bisa juga dengan uang chas. 

Saya lebih memilih pembayaran dengan uang cash karena lebih simple dan mudah menurut saya. Kebetulan juga Qris saya lagi bermasalah. Kartu e-money atau Brizzi juga saldonya lagi kosong, hehehe. 

Oh ya, jadi lupa. Kita naik Trans Jogya dikenakan biaya Rp.3.500 per orang. Itu sudah sama transit di beberapa shelter untuk melanjutkan menggunakan jalur lainnya. Untuk kami berempat hanya dikenakan tiga orang saja karena anak paling kecil masih umur tiga tahun. So, dapat diskon satu orang saja. Lumayan !.

Untuk armadanya cukup banyak ya. Apalagi sekarang armada dari Trans Jogya terlihat masih bagus. Berbeda dari awal pertama kali beroperasi. Butuh peremajaan di setiap tahunnya. Bus yang digunakan berukuran lebih kecil dari TransJakarta.

Di dalam bus, udaranya cukup dingin. Kursinya juga cukup nyaman dengan konfigurasi menyamping. Ada kursi khusus untuk difabel juga. Bagi yang gak kebagian kursi, bus ini juga sudah dilengkapi pegangan tangan dari depan hingga bagian belakang bus. Jadi gak perlu khawatir gak kebagian bus. 

Etikanya lebih mengutamakan para anak kecil, ibu hamil, lansia dan orang sakit untuk diberikan tempat duduk. Petugas di dalam busnya juga cukup ramah. Terdiri dari satu supir dan satu kondektur berseragam rapi. 

Sedangkan di setiap shelternya juga ada petugasnya. Ada juga shelter atau disebut portable yang gak memiliki petugas. Tapi jangan khawatir, meskipun di shelter gak ada petugas, kondektur bus siap membantu tentang informasi jalur dan metode pembayaran kalian. 






Waktu menunggu busnya menurut saya gak terlalu lama. Kurang lebih sepuluh menit paling lama selama kami menggunakan layanan Trans Jogya saat itu. Apalagi saya selalu memantau posisi armada yang akan kami gunakan. 

Kami memilih naik jalur 1A yang mengarah ke Candi Prambanan. Kebetulan sekarang jalur 1A agak sedikit berubah jalurnya. Yang saya tau dulu jalur ini memilih jalur Gembira Loka Zoo tapi sekarang gak lagi. Dari Malioboro mengarah ke utara baru ke timur. 

Setelah menunggu di shelternya, akhirnya bus kami tiba juga. Terlihat dari kejauhan bus mini berwarna kuning dan hijau mendekat ke arah shelter. Para penumpang sudah siap memasuki bus.

Untungnya di dalam bus masih sepi penumpang. Kami masih bebas memilih tempat duduk. Anak-anak minta duduk di kursi paling depan. Katanya biar ngeliat pak supir. 

Enaknya duduk di depan itu bisa leluasa melihat ke depan tanpa terhalang oleh ornamen kaca depan busnya. Kaca busnya cukup besar, jadinya anak-anak senang duduk di depan sambil melihat pemandangan ramainya lalu lintas Kota Jogya pagi itu. 

Kecepatan busnya juga standar bus perkotaan pada umumnya. Gak seperti bus kota jaman dulu yang bisa dibilang super cepat untuk kejar setoran. Mana kaki sebelah belum menyentuh tanah, busnya sudah jalan lagi. Hahaha. 

Bus kami melewati beberapa shelter. Dari shelter Malioboro 1, kita mengarah ke selatan melalui Jalan Malioboro. Di shelter Malioboro 3, ramai juga penumpang naik dari sini. Otomatis bus langsung penuh didominasi oleh ibu-ibu yang akan berlibur ke Candi Prambanan. 

Setelah perempatan 0 kilometer, lalu berbelok ke timur melewati shelter Taman Pintar. Lanjut ke Jalan Mataram, melewati shelter Stadion Kridosono. 

Disini banyak yang turun untuk transit, tapi kami berencana untuk transit di shelter Bandara Adi Sucipto untuk melanjutkan jalur 3B menuju arah Universitas Gajah Mada (UGM). 

Dari Stadion Kridosono lalu mengarah ke arah Ambarukmo Mall atau Jalan Solo. Lanjut ke timur melewati shelter Jembatan Janti dan akhirnya kami turun di shelter Bandara Adi Sucipto untuk berganti bus. 

Disini kami pergunakan untuk ke kamar mandi yang lokasi berada di belakang shelter. Gak jauh dari shelter ada Stasiun Maguwo yang berada persis di depan bandara. Buat kalian yang akan naik KRL menuju Klaten atau Solo, sangat dimudahkan. 

Cukup lama menunggu jalur 3B disini tapi berhubung kami hanya sekedar keliling kota saja. Jadinya dibawa santai saja. 

Sekitar sepuluh menit lebih menunggu, bus kami tiba juga. Untuk livery busnya agak berbeda sekarang. Tadinya livery busnya berwarna kuning hijau. Sekarang warnanya full biru tua. Di dalam busnya juga agak sedikit berbeda. Dimana kursi paling depan posisinya agak tinggi. Sedangkan di tengah posisi kursinya agak rendah. Perjalanannya juga cukup lancar. 

Setelah kurang lebih satu jam berkeliling kota dengan Trans Jogya tibalah kami di shelter Malioboro 1 lagi. Berhubung bus kami gak melewati portable depan hotel, jadinya kami turun di Malioboro 1. It's oke. 

Untungnya siang itu langit sedang mendung, jadinya kami bisa berjalan kaki tanpa terkena teriknya matahari. Meskipun mendung tetap saja hawa panas Kota Yogya puanaaa poooll. 

Dari tadi saya bercerita banyak untungnya ya. Memang kami banyak beruntungnya saat berlibur di Kota Yogya. Over all, pasti kangen banget baik Trans Jogya lagi setelah balik ke Lombok nanti. 

Penasaran juga nyobain jalur lainnya, terutama ke arah Bantul dan Merapi. Next time kalau ke Yogya lagi ! Hehehe 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

2 comments:

  1. wah udah kayak jakarta, mobilitas semakin baik berarti di jogja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semakin teratur dan kalau kemana2 ada transportasi umumnya. Lebih hemat dan pastinya asyik keliling kota

      Delete