Tuesday, 16 August 2022

Menyemarakkan Kemerdekaan RI ke-77 dengan Senam Pagi dan Aksi Bergizi Bersama

Sudah dua tahun lamanya kita gak merasakan moment indah dalam perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Semenjak Covid-19 melanda di awal tahun 2020 lalu, kebebasan kita terusik. Dilarang berkumpul, harus menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitaizer, menjaga jarak dengan orang lain meskipun itu anak istri kita sendiri. Keadaan yang sangat menakutkan bagi saya pribadi dan keluarga di rumah. 

Sampai dalam merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dua tahun sebelumnya dengan online. Menyalakan laptop atau gadget, membuka aplikasi zoom, kemudian stay di depan kamera menggunakan busana nuansa merah putih atau pakaian adat dan memasang masker selama upacara bendera via zoom. Sungguh menyedihkan, tapi mau gimana lagi. Demi keselamatan kita dan keluarga di rumah dari serangan virus Covid-19, segala aturan yang dibuat pemerintah harus kita jalankan sebagai warga negara yang baik. 

Sepertinya hujan badai sudah berlalu. Kasus Covid-19 beberapa bulan belakangan ini sudah menurun meskipun di beberapa daerah masih ada peningkatan kasus tapi itu gak terlalu banyak. Vaksinasi dosis pertama, kedua dan booster tengah digencarkan. Sepertinya cahaya terang sudah menyinari ibu pertiwi dengan senyuman lebar bahwa kita semua dalam kondisi baik-baik saja. 

Aturan sudah dilonggarkan, berkumpul sudah diperbolehkan, masker juga sudah boleh dibuka dan buat emak-emak sudah boleh belanja di mall berjam-jam, hehehe. Meskipun tetap kita sadari bahwa Covid-19 masih ada di sekitar kita. Sewaktu-waktu masih bisa mengetuk pintu rumah tanpa kita sadari. So, kita harus tetap menjaga kesehatan. 


Di tahun ini tepatnya tanggal 17 Agustus 2022, Bangsa Indonesia berulang tahun yang ke-77. Pastinya senang dong iya. Apalagi beberapa hari yang lalu, Pak presiden kita sudah membolehkan merayakan kemerdekan Republik Indonesia dengan normal. Kita juga sudah diperbolehkan melaksanakan upacara bendera di sekolah-sekolah, perkantoran dan di kampung kita sendiri. 

Dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sejumlah agenda kegiatan yang gak boleh dilewatkan. Pada Hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 berlokasi di simpang empat Kantor Gubernur Provinsi NTB dengan melibatkan seluruh ASN lingkup Pemprov NTB dan Pemkot Mataram melaksanakan senam pagi dengan semarak. Menggunakan pakaian nuansa merah putih dengan bendera merah putih di genggaman, seluruh ASN yang datang pagi itu sangat bersemangat. 

Senam pagi dimulai pukul 07.00 WITA. Para instruktur sudah berdiri di atas panggung untuk memandu jalannya senam. Gak hanya dari kalangan ASN saja, siswa SMA/SMK di Kota Mataram juga ikut memeriahkan kegiatan hari itu. Semuanya berbaur menjadi satu dengan semangat yang sama. 

Suasana semakin semarak dengan kehadiran Ibu Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah,M.Pd., dan Sekda NTB Drs.H.Lalu Gita Ariadi,M.Si. Gak berapa lama kemudian bergabung Walikota Mataram H.Mohan Roliskana dan Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah,M.Sc ikut senam bersama dengan menyanyikan lagu-lagu perjuangan. 


Setelah senam, pembawa acara mempersilahkan Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB, Sekda NTB dan Walikota Mataram naik ke atas panggung untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam menyampaikan sambutan. 

Dari beberapa isi sambutan yang berhasil saya kutip antara lain; Walikota Mataram mengajak masyarakat di daerah untuk menyemarakkan HUT RI ke-77 dengan melakukan kegiatan yang positif. Sedangkan Wakil Gubernur NTB mengatakan dalam sambutannya, kegiatan senam bersama ini seharusnya gak hanya saat hari ini saja, tapi tetap rajin berolahraga di berbagai kesempatan. 

Beda halnya dengan Pak Gubernur NTB dalam memberikan sambutan. Beliau agak sedikit becanda di awal sambutan dengan mengatakan semua yang ikut senam ini akan mati. Termasuk siapa yang pidato yang ada di atas panggung juga pasti akan mati. Kata-kata beliau mengundang tawa seluruh yang hadir saat itu. Beliau berpesan agar anak-anak muda sekarang harus mau berbaris mengibarkan bendera merah putih seperti para pahlawan yang telah gugur saat melawan para penjajah dulu kala. Di akhir sambutan, semua yang hadir mengibarkan bendera merah putih bersama-sama sambil menyanyikan lagu Kebyar-Kebyar ciptaan Gombloh. 

Setelah senam dan diakhiri sambutan, dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Sebanyak 500 pelajar dari 8 SMA di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram berkumpul di Lapangan Bumi Gora untuk mengikuti Kegiatan Aksi Bergizi. Selain yang hadir secara langsung, kegiatan ini juga dilakukan secara daring oleh 61 sekolah di Provinsi NTB. 

Dari tim Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengajak peserta untuk melakukan kegiatan fisik, mencuci tangan pakai sabun, sarapan dan minum obat tablet tambah darah bersama-sama dengan serentak pada hari itu. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang gizi remaja dan pencegahan anemia dari hulu pada remaja. 

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Wakil Gubernur NTB. Bersama tim Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Wakil Gubernur memberikan semangat sekaligus mengedukasi semua pelajar yang hadir baik langsung maupun daring untuk menjadi Remaja Gemilang, cerdas, ceria dan bebas anemia. Menjaga asupan gizi dengan sarapan yang terpenting. Sarapan juga harus dengan makanan yang sehat dan bergizi. 

Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr.H.Lalu Hamzi Fikri,MM.,MARS menyampaikan bahwa Aksi Bergizi ini diintegrasikan dengan model sekolah sehat dengan harapan kegiatan Aksi Bergizi ini dapat diimplementasikan secara kontinyu di sekolah. 


Kegiatan di Jumat pagi saat itu sangat meriah. Terlihat dari para ASN yang hadir. Kita sudah merindukan moment-moment seperti ini. Sudah lama rasanya gak merayakan HUT RI ke-77 dengan masih menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan pakai sabun itu penting, memakai masker juga sangatlah penting. Terpenting lagi, selalu menjaga pikiran dan hati agar selalu sehat.

Doa kita bersama, Semoga di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 ini negara ini benar-benar merdeka dari segala macam bahaya yang mengancam. Salah satunya kita merdeka dari Virus Covid-19. Semoga kita dalam keadaan sehat semua. 

Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 !. "Pulih lebih Cepat Bangkit lebih Kuat"

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

 


Friday, 12 August 2022

Mencicipi Kuliner di Agro Wisata Golden Melon Kebun Ayu, Lombok Barat


Ada apa sih di Desa Kebun Ayu ?. Kok ramai sekali foto-fotonya di medsos. Belum lagi teman-teman yang sudah kesana pada posting foto di facebook dan story whatsapp. Ada yang eksis sambil makan sate, ada yang fotoan bareng sepedanya, ada yang lagi merenungi nasib, ada yang kepergok berduaan sama gebetan baru dan macam-macam gaya lainnya.


Seperti yang diberitakan di media sosial, di Pulau Lombok sudah memiliki banyak sekali tempat kuliner yang rekommended buat dicoba. Salah satunya yang lagi viral saat ini yaitu Agro Wisata Golden Melon Kebun Ayu. Lokasinya di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kab.Lombok Barat.




Dari Kota Mataram waktu tempuh sekitar dua puluh menit sedangkan dari Gerung, Lombok Barat hanya lima menitan saja menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Tapi biasanya pengunjung yang datang kesini dengan bersepeda (gowes) di akhir pekan. Sambil olahraga ya kita jalan-jalan melihat Golden Melon dan wisata kuliner pastinya. 


Kelebihan dari Desa Kebun Ayu sendiri dibandingkan tempat lainnya, disini selain berwisata Golden Melon, kita juga dapat mencicipi kuliner khas Lombok khususnya Desa Kebun Ayu sendiri. 


Wah, sudah gak sabar nih mereview Desa Wisata Golden Melon Kebun Ayu !.


Ini saya kasi foto Golden Melonnya biar ngiler !


Bangun pagi sehabis subuh, saya langsung bersiap-siap mengeluarkan sepeda dan memakai pakaian olahraga. Pagi itu anak-anak masih pada tertidur lelap sedangkan istri lagi beres-beres di dapur (namanya emak-emak).


Langit sudah terlihat agak terang di timur, kicauan burung sudah terdengar syahdu di telinga dan udara di Sabtu pagi sangat segar. Pamit sama istri, saya langsung mengayuh sepeda ke arah Desa Kebun Ayu yang jaraknya kurang lebih delapan kilometer dari rumah. Dengan waktu tempuh tiga puluh menit menggunakan sepeda MTB kesayangan.


Kebetulan saya gowesnya sendiri saja biar fleksibel gitu. Ini pertama kalinya saya gowes lagi di tahun ini. Sudah lama rasanya kaki ini gak mengayuh sepeda. Agak berat sih, nafas juga agak ngos-ngosan. So, ngayuhnya pelan-pelan saja yang penting sampai di tujuan dengan selamat.



Saya memilih melewati jalan raya Rumak-Gerung, jalur tercepat menuju Desa Kebun Ayu. Pagi itu juga kendaraan yang lalu lalang juga belum seramai biasanya. Jadi bisa lepas masker sambil menghirup udara pagi yang segar.


Setelah bundaran Gerung (Patung Sapi), saya mengarah ke pusat pemerintahan Gerung, kemudian mengambil jalur Desa Kebun Ayu dan melewati Jembatan Gantung tertua di Pulau Lombok. Untuk lebih jelasnya, saya cantumkan mapsnya di akhir tulisan.


Bisa baca disini : Gowes to Jembatan Gantung Lembar


Kebun Ayu merupakan sebuah desa yang memiliki panorama alam yang cukup indah. Diapit oleh perbukitan hijau dan hamparan persawahan membuat desa ini sangat menarik untuk dikunjungi. Apalagi saat ini Desa Kebun Ayu memiliki daya tarik tersendiri yaitu Buah Golden Melonnya. Kalau ditanya rasa, saya belum pernah mencobanya. Kata orang yang sudah mencicipi, rasa melonnya manis dan banyak airnya. Daging buahnya tebal dan mengeluarkan aroma yang harum. 




Lahan seluas kurang lebih 1 hektar ini mampu disulap menjadi tempat kuliner yang asyik dan kita bisa menikmati pertanian Golden Melon sambil foto-foto. Sistem penanamannya menggunakan teknik hidroponik atau dengan menggunakan air.


Untuk Golden Melonnya ini gak setiap hari dipanen melainkan dua minggu sekali. Jadi kalau kita kesana pas gak panen, ya harus bersabar. Tunggu waktu panennya tiba, baru kesana. Ada tapinya lagi lhoo, kita harus cepat-cepat kesana keburu Golden Melonnya habis dibeli pengunjung lain. 


Setibanya saya di lokasi, pengunjung sudah lumayan ramai yang datang. Dari pinggir jalan besar, tempatnya sudah terlihat. Memasuki gapura yang terbuat dari bambu dan ada tulisan Desa Wisata Melon Kebun Ayu. Berhubung pakai sepeda, jadi sepeda bisa masuk ke area tempat kulinernya. Sedangkan bila menggunakan motor atau mobil, kita bisa memarkirnya di tempat parkir yang sudah disiapkan oleh pengelola. Kemudian lanjut berjalan kaki melewati jalanan setapak yang sudah bagus menuju wisata kulinernya.




Terlihat banyak lapak-lapak sederhana. Terbuat dari bambu dan kayu serta atap dari alang-alang. Ibu-ibu penjual sedang sibuk melayani pembeli. Pagi itu cukup banyak menu yang dijual. Ada urap lontong, sate bulayak, pelecing kangkung, nasi campur, nasi daun, nasi kuning, kue serabi, kue lupis dan masih banyak lainnya. Kalau sudah lihat beginian, jadi lupa dan pengen pesen semuanya, hahahaha. 


Untuk harga menunya juga beragam, mulai 5 ribu sampai 15 ribuan. Cukup murah menurut saya. Tempat duduknya juga unik. Ada dari gazebo (berugaq), ada lesehan terbuat dari kayu, ada juga meja kursi dari kayu yang dibuat senyaman kita duduk sambil menyantap makanan.





Berhubung perut sudah lapar, saya memesan seporsi nasi campur seharga 10 ribu. Isinya ada nasi putih, ayam suir, abon ikan, sayur lebui (kacang ecis) dan sambel goreng kacang panjang. Nasi campurnya enak banget. Bumbunya pas dan rekommended buat dicoba. 


Untuk cemilannya saya memesan gorengan yang isinya ada pisang goreng, tahu isi dan tempe goreng. Lumayan buat jadi cemilan sehabis makan nasi campur. 





Biar pagi terasa lebih nikmat nan kece, segelas kopi susu hangat cukup untuk memulihkan tenaga yang habis saat mengayuh sepeda tadi. Total duit yang habis yaitu 20 ribuan. Itu sudah sangat kenyang sekali. Pengen sih nyobain urap lontongnya, tapi rasanya gak mungkin deh. Next time kali ya !.


Setelah menikmati makanan, saya menuju kebun Golden Melonnya yang lokasinya bersebelahan dengan tempat kulinernya. Sayangnya belum waktunya panen, tapi informasinya tepatnya tanggal 14 Agustus 2022 akan diadakan panen raya disini. So, disuruh datang lagi nih.


Btw, Wisata Kuliner Kebun Ayu bukanya setiap hari. Dari jam 6 pagi sampai 10 malam ( info dari salah satu ibu penjual). Buat kalian yang masih bingung mau cari tempat kuliner dengan menu tradisional khas Lombok di akhir pekan atau di hari biasa, datang saja langsung ke Wisata Kuliner Kebun Ayu. Atau buat kalian yang lagi mencari tempat ngopi malam, bisa nongkrong disini. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Saturday, 30 July 2022

Mengintip Hotel Terapung MXGP Samota Sumbawa : KRI Banjarmasin 592


Bertugas sambil jalan-jalan itu menurut saya bonus ya. Semenjak menjadi seorang ayah dan suami yang baik, bisa dibilang waktu buat traveling itu sangat langka. Pengen sih, tapi menjadi seorang imam di keluarga itu jauh lebih berharga, asyiiik (tumben bijak).


Melanjutkan cerita di Sumbawa Besar bulan Juni yang lalu. Ada satu cerita menarik yang pengen saya tulis yaitu tentang hotel terapung. Maksudnya, bukan hotel yang dibangun di atas permukaan air lhoo ya tapi ini sebuah kapal perang milik TNI yang difungsikan sebagai hotel terapung selama event MXGP Samota, Sumbawa.


Kok bisa dijadikan hotel terapung ya ?. Biar gak penasaran, dibaca terus ceritanya sampai selesai. 


Berawal dari ajakan teman (Mas Bama) yang mengantarkan saya dan Mas Anwar kesana kemari selama menjalankan tugas di Kabupaten Sumbawa. Setelah menyelesaikan kegiatan di salah satu rumah sakit pemerintah dan puskesmas, kami bertiga menuju Pelabuhan Badas. Pelabuhan barang dan penumpang yang lokasinya kurang lebih 10,5 kilometer dari Rocket Motor Circuit Samota. Memakan waktu tempuh kurang dari dua puluh menit menggunakan sepeda motor atau mobil.



Disana ada sebuah kapal besar milik TNI Angkatan Laut yang bersandar selama event MXGP Samota berlangsung. Perjalanan kurang lebih memakan waktu hanya lima belas menit saja melewati jalanan berkelok tepi laut menggunakan mobil pinjeman, hehehe.


Sesampainya di pelabuhan, mobil kami langsung menuju dermaga. Gak ada penjagaan ketat memasuki pelabuhan. Mobil langsung saja menuju dermaga dimana KRI Banjarmasin 592 bersandar. 


Kesan pertama melihat kapalnya dari dekat pastinya takjub banget. Ini kedua kalinya saya mendatangi kapal milik TNI AL yang sebelumnya dulu pernah naik KRI dr.Soeharso yang difungsikan sebagai rumah sakit terapung dan memiliki beberapa tugas termasuk dalam misi kemanusiaan. 


Baca juga : KRI dr.Soerharso 990


Setelah turun dari mobil, kami bertiga gak langsung menaiki anak tangga menuju dek atas KRI Banjarmasin 592. Kami berfoto-foto dulu di area dermaga. Saya tertarik dengan dipasangnya dua puluh bendera dari berbagai negara di pinggir dermaga yang dimana asal dari para kroser yang akan menjajal Rocket Motor Circuit Samota.




Btw, pemandangan di Pelabuhan Badas ini cukup menjadi daya tarik untuk wisatawan yang datang ke pelabuhan ini. Berada di teluk yang dikelilingi perbukitan dan memiliki air laut yang hijau dan biru jernih, membuat pelabuhan yang berada di Kecamatan Labuan Badas, Sumbawa Besar ini cukup kece. 


Setiap harinya Pelabuhan Badas ini sangat ramai disinggahi oleh kapal-kapal barang dan kapal penumpang milik Pelni dengan jurusan menuju Indonesia timur seperti Laboan Bajo, Makassar dan lain sebagainya. Dari informasi Mas Bama sendiri, sehari-hari pelabuhan ini diramaikan oleh truk-truk pengangkut jagung yang sudah diolah menjadi bahan mentah dan kemudian akan diekspor ke luar negeri. Tapi selama MXGP Samota berlangsung, kegiatan pengiriman jagung distop dulu untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penonton khusus yang menginap di kapal ini.



Gak mau dong melewatkan moment begitu saja. Saya pun sangat menikmati berada di pinggiran dermaga sambil minta difotoin oleh Mas Bama (fotografer dadakan) hahaha. Kalau Mas Anwar sih jangan ditanya lagi, koleksi fotonya full di handphone Mas Bama. 


Angin laut cukup kencang. Meskipun cahaya matahari terik tapi gak terasa panasnya karena badan kami terkena angin yang berhembus, asyiiik. Cuaca juga sangat cerah. 


Setelah selesai foto-foto di sekitar dermaga. Kami pun menuju kapalnya. Sempat ragu apakah diperbolehkan naik karena kami gak ada kepentingan. Tapi setelah minta ijin sama salah satu perwira yang berjaga di anak tangga, kami diijinkan naik kapal dan berkeliling. Untungnya masih pakai seragam, jadi dipercaya untuk naik ke dalam kapal, hehehe.


Sejarah KRI Banjarmasin 592


Sebelum mereview apa saja yang ada di dalam kapal selama berkeliling KRI Banjarmasin 592, mari kita belajar sejarah dulu tentang profil kapal ini !. 


KRI Banjarmasin 592 merupakan alat utama sistem senjata (alutsista) kapal perang yang dimiliki oleh TNI AL. Informasi yang saya dapatkan dari sumber terpercaya bahwa KRI Banjarmasin 592 ini memiliki tipe Landing Platform Dock (LPD) 125 meter yang merupakan salah satu produk unggulan dari PT PAL Indonesia bekerjasama dengan Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan. 


KRI Banjarmasin 592 (sumber picture: Kompas.com)


Kapal perang ini diresmikan pada tahun 2009 dan otomatis masuk dalam jajaran TNI AL dimana proses penyerahannya dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan saat itu Bapak Purnomo Yusgiantoro kepada TNI AL di dermaga divisi kapal niaga PT PAL, Ujung, Surabaya.


Sama seperti kapal jenis LPD lainnya, KRI Banjarmasin 592 memiliki kemampuan menampung 5 unit helikopter dimana 3 helikopter di dek dan 2 helikopter di dalam hanggar. Selain itu mampu mengangkut 22 tank, kombinasi 20 truk dan 13 tank, 560 pasukan dan 126 awak.


Kapal perang dengan panjang 125 meter dan lebar 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi Operasi Militer Selain Perang atau disingkat OMSP, seperti membawa logistik ke daerah bencana alam, operasi kemanusiaan dan lainnya. 




Infonya lagi, kapal perang ini memiliki berat 7.300 ton dan dapat berjalan dengan kecepatan maksimal hingga 15,4 knot. Kapal ini juga dipersenjati dengan satu unit meriam kaliber 57 mm dan 2 unit meriam kaliber 40 mm. 


Kalian pasti penasaran kenapa dinamakan KRI Banjarmasin 592. Kapal peran ini merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI AL. Dua unit kapal dibuat di Korea Selatan yaitu KRI Makasar 590 dan KRI Surabaya 591. Sedangkan dua unit lainnya dibuat di galangan kapal PT PAL Surabaya yaitu KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593 dengan prinsip Transfer of Technologi (ToT) dengan pengawasan para ahli dari galangan kapal Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan. 


Pemberian nama Banjarmasin berasal dari bentuk penghormatan atas perjuangan masyarakat Kalimantan Selatan pada masa kemerdekaan. Selain itu sebagai wujud nyata menyatukan TNI AL dengan masyarakat Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin. Nah sudah gak penasaran lagi kan kenapa nama kapal ini KRI Banjarmasin 592.


Pengalaman Pertama berkeliling KRI Banjarmasin 592


Yang saya lihat saat berkeliling kapal perang ini, perasaan pertama wow banget. Di dalam kapal ada dua unit kapal yang berukuran agak kecil. Baru pertama kali saya melihat isi dari kapal perang ini. Gak hanya itu saja, salah satu ruang tidur pasukan juga sangat rapi, bersih dan wangi. 


Dengan cat semuanya berwarna abu yang menjadi ciri khas kapal perang TNI AL ini terlihat sangat kokoh sekali. Sayangnya belum dapat kesempatan berlayar bersama kapal ini. Sudah dibayangkan betapa gagahnya kapal perang ini membelah gelombang disaat berlayar. 






Kapal perang ini merapat di Pelabuhan Badas sudah menyiapkan empat ratus hingga lima ratus tempat tidur bagi penonton MXGP Samota yang gak dapat penginapan karena sudah full. Bagi yang menginap di kapal ini, bisa menggunakan shuttle bus atau mobil jemputan menuju sirkuit. Gak dipungut biaya alias gratis.


Pengennya sih ikut menginap di kapal perang ini. Seperti apa sih kesan bermalam di kapal ini ?. Pastinya seru. Sayangnya saat itu tempat tidur sudah terisi semua. So, harapan itu pupus juga. Gak apa-apa, terpenting sudah pernah naik ke atas kapalnya. 


View yang dapat kita lihat dari atas kapal ini yaitu panorama Pelabuhan Badas sendiri. Dari kejauhan juga terlihat pinggiran Kota Sumbawa Besar, Jembatan Samota yang sempat viral dan kerennya dari atas kapal ini, kita bisa lihat Rocket Motor Circuit Samota lhoo. 


Selain menjadi hotel terapung, kapal perang ini juga menjadi destinasi wisata sejarah bagi masyarakat Sumbawa dan sekitarnya. Banyak warga yang datang ke Pelabuhan Badas untuk melihat dan menaiki langsung KRI Banjarmasin 592 selama event MXGP Samota, Sumbawa. 


Sampai jumpa lagi di lain kesempatan !. Semoga di MXGP Samota tahun depan kita bisa bertemu lagi dengan KRI Banjarmasin 592 atau KRI lainnya yang bertugas menjadi hotel terapung esok hari.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Sunday, 24 July 2022

Menginap di Exotic Rinjani Lodge dan Menikmati Kopi Sembalun di Kebon Kupi Sembalun


Mengunjungi Desa Sembalun, saya rasa gak membosankan. Apalagi tempatnya yang berada di ketinggian menjadikan desa ini sangat diminati banyak orang dari penjuru kota untuk datang sembari jalan-jalan bahkan sampai menginap. Banyak yang menyebutnya Desa Sembalun tempatnya camping terbaik di Pulau Lombok. 


Ada lagi satu cerita seru mengenai Desa Sembalun. Kali ini saya perginya bersama keluarga. Spesialnya lagi perginya bareng istri tercinta dan kedua anak yang sedang lucu-lucunya. Mungkin ceritanya agak sedikit panjang ya. Buat kalian yang kebetulan tertarik membaca blog ini, jangan bosan. Kalau bosan dan capek bacanya, boleh di-skipp saja !. 


Berawal dari keinginan saya dan istri untuk mengajak kedua buah hati buat jalan-jalan ke Desa Sembalun. Pengennya sih datang pas lagi musim buah strauberry karena di desa ini surganya buah yang terkenal dengan rasa asem manisnya ini. Setelah direncanakan dan memilih waktu yang tepat, akhirnya kami menentukan hari yaitu Hari Sabtu-Minggu, dimana hari saya libur ngantor. 


Gak hanya kami berempat saja, tapi bapak ibu mertua dan adek juga ikutan. Awal rencana maunya hanya jalan-jalan seharian di desa ini sambil memetik buah strauberry. Tapi berhubung bawa dua anak kecil, kami berdua putuskan untuk sekalian menginap saja.

 


Mencari penginapan di desa ini gak terlalu susah dan gak terlalu gampang. Kami harus menyesuaikan dengan kedua anak kami. Memilihnya harus selektif; nyaman dan aksesnya gak jauh dari jalan besar. Di Desa Sembalun sudah banyak sekali penginapan mulai dari low budget sampai yang mahal ada disini. Disesuaikan dengan selera dan isi dompet kita pastinya,hehehe. 


Butuh seminggu mencari penginapan yang cocok, akhirnya kami mendapatkan sebuah penginapan yang saya rasa sangat cocok buat kedua anak kami. Sebut saja, Exotic Rinjani Lodge. Lokasinya ada di Desa Sembalun Lawang tepatnya di samping kantor Taman Nasional Gunung Rinjani (pintu masuk menuju pendakian Gunung Rinjani). 


Untuk memesan kamarnya kebetulan istri yang pesan melalui whatsapp. Bisa juga memesan melalui platform seperti Tiket.com, Traveloka atau lainnya. Di Exotic Rinjani Lodge terdapat dua jenis kamar. Ada tipe homestay dan bungalow. Kami memesan dua kamar tipe bungalow dengan harga 300 ribu semalam. Bentuk bungalow-nya seperti rumah gitu. Kamarnya pun agak luas dibandingkan tipe homestay. Ada kamar mandi dalam, sudah lengkap dengan air panas dan dingin. Satu hal penting lagi, semua penginapan di Desa Sembalun gak pakai pendingin ruangan ya soalnya suhu di desa ini sudah dingin banget. 


Hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami berangkat dari rumah sekitar jam sembilan pagi. Sengaja berangkat pagi biar gak buru-buru dan menghindari kehujanan di jalan. Kami menggunakan kendaraan pribadi alias mobil bapak mertua. Jenis mobilnya juga keren yaitu Jeep Catana keluaran tahun 2000-an. Mobil yang khusus didesain di medan yang gak mulus alias offroad.


Melihat dari kondisi jalan yang akan kami lewati nanti menuju desa yang memiliki ketinggian sekitar 1200 mdpl ini, saya rasa dengan menggunakan mobil dengan tipe offroad, sangat bisa sampai ke lokasi.

 


Perjalanan dari Kota Mataram membutuhkan waktu tempuh dua jam hingga sampai di Desa Sembalun. Melalui jalur utama lintas Kota Mataram ke Kecamatan Aikmel, Kab.Lombok Timur. Cuaca di Hari Sabtu pagi cukup cerah. Dari Kecamatan Aikmel, mobil kami menuju arah Kecamatan Suela dimana ini merupakan jalur menuju Desa Sembalun. Jalan sudah mulai menanjak pertanda kami sudah berada di ketinggian dan mulai menghadapi rintangan yang sesungguhnya. 


Terlihat dari kejauhan puncak Gunung Rinjani yang sudah dekat dari posisi kami. Mobil mulai jalan pelan dan menanjak. Melewati jalanan berliku dan memasuki hutan dengan deretan pohon-pohon besar. Udara disini sudah mulai sejuk dan dingin. Turunkan kaca jendela mobil dan menikmati sisa perjalanan.


Kondisi jalan semakin menanjak sangat terjal. Untungnya mobil bisa sampai di atas puncak terakhir yang diberi nama Puncak Pusuk, Sembalun. Disini banyak warung kopi dan pengunjung yang beristirahat sambil bersantai. Pemandangan dari atas Puncak Pusuk juga sangat kece. Terlihat dari kejauhan Desa Sembalun, tandanya sebentar lagi kami sampai di penginapan. Sudah gak sabar rasanya.


Setelah beristirahat sejenak sambil mendinginkan mesin mobil, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Sembalun. Kondisi jalan yang tadinya menanjak, sekarang kami harus melewati jalanan yang menurun. Disini harus ekstra hati-hati karena turunannya cukup terjal dan berliku. Kondisi mobil harus baik terutama sistem pengereman. Jangan sampai rem kendaraan blong !.


Syukurnya, jalanan menurun berhasil kami lewati dengan mulus. Posisi kami sekarang sudah berada di hamparan persawahan luas dan perkebunan strauberry, Desa Sembalun. Ohya,di Sembalun sendiri terbagi menjadi dua desa yaitu Desa Sembalun Bumbung dan Desa Sembalun Lawang. 


Bila ingin mengenal lebih jauh dan lengkap Desa Sembalun, kalian bisa baca beberapa tulisan saya mengenai Desa Sembalun sebelumnya karena di desa ini banyak sekali destinasi wisata alam yang wajib kalian explore


Baca juga : Mendaki Bukit Pusuk Sembalun


Baca juga : Rumah Adat Desa Beleq Sembalun


Melalui jalanan Desa Sembalun Bumbung, kita sangat dimanjakan dengan pemandangan yang ada di depan mata kita. Terlihat deretan perbukitan yang namanya sudah sangat terkenal di kalangan pendaki. Beberapa diantaranya; Bukit Pergasingan, Bukit Anak Dara, Bukit Nanggi, Bukit Dandaun dan yang lagi ngehits saat ini yaitu Savana Propok yang lokasinya gak jauh dari Puncak Gunung Rinjani.


Selain itu kita terlihat para petani yang sedang bekerja di ladang sawah. Hasil pertanian di Desa Sembalun beragam, ada kentang, wortel, kubis, bawang merah dan yang terkenal yaitu buah strauberry dan kopi. Deretan rumah-rumah warga juga yang sudah lama saya gak lihat. Bisa dibilang hampir dua tahun lamanya saya gak menginjakkan kaki di desa ini.





Setelah melewati Desa Sembalun Bumbung, kami sudah berada di Desa Sembalun Lawang yang artinya pintu masuk menuju Desa Sembalun. Jadi Desa Sembalun bisa diakses melalui dua jalur ya. Bisa melalui jalur Kota Mataram- Kecamatan Aikmel, Lombok Timur dan bisa juga melalui Kota Mataram - Kecamatan Bayan, Lombok Utara.


Baca juga : Explore Bukit Pergasingan Sembalun


Sekitar jam dua belas siang, kami sudah sampai di penginapan. Syukurnya, kedua buah hari gak rewel selama di jalan. Mereka berdua sangat menikmati perjalanan. Yang satunya umur dua tahun dan yang kecil baru umur tiga bulan. 


Sampai di penginapan, kami disambut dengan ramah oleh pengelola penginapan. Setelah melalukan registrasi, kami diantar ke kamar yang lokasinya gak terlalu jauh dari reseptionis. Tempatnya sih kurang lebih cukup nyaman buat kami. Ada beberapa buah bangunan dengan halaman rumput yang begitu luas. Terpenting lokasi penginapan dekat dengan jalan besar dan view-nya sangat kece. Di depan kamar terlihat puncak Gunung Rinjani. Jadi bisa bersantai di teras depan kamar sambil ngopi menikmati view Gunung Rinjani.





Istri dan ibu mertua dibantu adik melanjutkan beres-beres, sedangkan saya dan bapak mertua mengajak dua krucil jalan-jalan ke samping penginapan. Disini view-nya keren, kita bisa melihat semuanya. Terlihat sangat dekat sekali dengan Bukit Pergasingan di sebelah barat dan sebelah timurnya Gunung Rinjani. Di samping penginapan juga ada perkebunan sayur-mayur. 


Jam satu siang, makanan sudah siap. Kami semua menikmati makan siang sebelum beristirahat dan tidur siang. Meskipun masing siang, suhu disini dingin banget kisaran 18-20 derajat. Jadi, jaket atau sweater tetap kami pakai. Begitupun dua krucil, lengkap jaket dan topi kupluknya.


Mau tidur siang tapi gagal. Cukup beristirahat di kamar sambil tiduran sudah cukup memulihkan tenaga untuk keluar sambil menikmati Desa Sembalun di sore hari. Suasana di desa ini sudah sangat ramai. Banyak terlihat para pendaki yang akan bersiap-siap melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. 


Menikmati Kopi Sembalun di Kebon Kupi Sembalun 


Rencana sore itu, kami akan menuju Kebon Kupi Sembalun. Tempat nongkrong baru yang sedang ngehits di media sosial.  Menuju Kebon Kupi Sembalun jalannya gak terlalu mudah. Berada di Desa Sembalun Bumbung, kami harus melalui jalan yang gak mulus. Berhubung penginapan kami berada di Desa Sembalun Lawang, kami harus menuju Desa Sembalun Bumbung terlebih dahulu. Waktu tempuhnya kurang lebih sepuluh menit. Sesampainya di Desa Sembalun Bumbung, kami berbelok ke arah jalanan yang lumayan sempit. Kondisi jalan juga gak sepenuhnya aspal. Bahkan jalannya berbatu dan tanah. Melewati kebun bambu yang cukup rimbun. Jalanan pun semakin menanjak dan berkelok. Bener-bener gak begitu mudah menuju lokasi cafenya. 


Mobil pun gak begitu kuat menanjak berhubung muatan juga banyak. Akhirnya kami memutuskan memarkir kendaraan di bawah cafenya dan kami harus melanjutkan berjalan kaki sambil sedikit mendaki. Lumayan olahraga nih sore-sore. Terlihat sebuah cafe yang berada di ketinggian sekitar 1277 mdpl. Dari sini kita bisa melihat view Desa Sembalun Bumbung dan Bukit Anak Dara dari kejauhan.

 





Udara semakin dingin, jaket dan mantelpun tetap melekat di tubuh. Kami sudah berada di depan halaman cafenya. Terlihat penampakannya cukup nyaman. Kami harus menaiki anak tangga untuk menuju area cafe. Disini kami disambut dengan hangat oleh para pegawai cafenya yang hampir semuanya laki-laki. 


Konsep yang dipakai di Kebon Kupi Sembalun ini yaitu outdoor. Alasan memilih konsep ini yaitu letak geografisnya. View yang dijual juga sangat kece yaitu panorama Desa Sembalun dengan petak sawah dan deretan perbukitan. Udara disini pun sejuk, jadi sangat nyaman berlama-lama bersantai disini sambil menikmati menu yang ada. 


Salah satu spot yang menjadi daya tarik disini yaitu Jembatan Kacanya. Kita harus membayar 10 ribu per orang (dewasa) untuk berfoto disini. Letaknya ada di atas cafenya. Untuk keamanan sudah dijamin aman untuk pengunjung. Kaca yang digunakan juga memang dikhususkan untuk jembatan kaca. Sangat tebal dan aman buat diinjak. Tapi meskipun aman diinjak, saya agak ngeri-ngeri sedap berjalan di atas kaca sambil melihat penampakan di bawahnya. So, demi sebuah foto bagus, rasa takut dihilangkan dulu. Mari kita menikmati moment yang ada di depan mata.


Es Kopi Susu Kebon Kupi


Sudah berada di Sembalun, gak lengkap rasanya kalau gak nyobain kopinya. Salah satu yang terkenal di Sembalun yaitu Kopi Sembalun yang katanya memiliki cita rasa yang kuat dan nendang. Kebon Kupi Sembalun menawarkan berbagai macam minuman kopi. Saya pun memesan Kopi Susu Kebon Kupi yang bahan dasarnya yaitu es Kopi Sembalun dengan campuran susu putih dan gula aren. 


Sedangkan yang lainnya memesan beberapa minuman antara lain Kopi Tubruk, Orange Squash dan Juice Avocado (Alpukat). Kami sengaja gak memesan makanan karena rencananya mau makan di tempat lain setelah dari Kebon Kupi Sembalun. Mungkin di lain kesempatan, saya akan datang lagi kesini bersama anak istri untuk mencicipi beberapa makanan favorit pengunjung disini. Doain saja semoga bisa balik lagi ke Kebon Kupi Sembalun. 


Next, hari sudah semakin gelap, saatnya balik ke penginapan !.




Menikmati Sunrise dari Desa Sembalun


Keesokan paginya, saya dan lainnya sudah bangun. Setelah menunaikan shalat subuh. kami keluar kamar untuk menghirup udara dingin pagi Sembalun. Kami berjalan-jalan di sekitaran penginapan. Untungnya di penginapan kami, terdapat halaman yang sangat luas. Ada halaman samping juga yang seukuran lapangan sepakbola. Disini kami bisa menikmati Puncak Gunung Rinjani secara utuh tanpa ada awan putih menyelimuti. Dari arah timur, tampak cahaya kemerahan dari balik perbukitan. Sebentar lagi terlihat matahari terbit. Benar-benar pagi yang sangat indah. Semuanya pun senang dan menikmati. 


Paginya, kami diberi sarapan nasi goreng dan teh hangat. Ini sudah satu paket dengan harga per malamnya. Rasa nasi gorengnya pun cukup enak. Tapi jangan kelamaan dimakan ya. Keburu nasi gorengnya dingin. Kalau sudah dingin namanya es nasi goreng,hahahhaa. 




Di akhir cerita kali ini, sebelum balik ke Kota Mataram, kami menyempatkan untuk membeli oleh-oleh yaitu buah strauberry dan sayur-sayuran. Rencananya mau petik strauberry tapi berhubung waktu sudah agak siang, kami putuskan untuk membeli strauberry saja di sepanjang jalan Desa Sembalun. Kebetulan lagi musim panen, strauberry harganya gak terlalu mahal. Beda dengan sayuran, harganya cukup mahal seperti kentang dan wortel. 


Sambil menunggu para emak-emak belanja, saya dan bapak mertua ngopi pagi sejenak di lesehan belakang warungnya. Disini view-nya cukup kece yaitu melihat para petani yang sedang bekerja di sawah dan beberapa pengunjung yang berlalu-lalang di sepanjang jalan Desa Sembalun. 


Over all, cerita menginap semalam di Desa Sembalun sangat menyenangkan. Apalagi ini pertama kalinya kedua buah hati kami ajak ke Desa Sembalun. Syukurnya mereka berdua sangat menikmati dan gak rewel. Alhamdulillah kami semua selamat dengan keadaan sehat sampai di rumah tercinta.


Informasi tambahan bila kalian yang akan ke Desa Sembalun dari Bandara International Zainuddin Abdul Madjid atau Pelabuhan Bangsal bisa menggunakan jasa Damri. Untuk jadwal dan tarifnya kalian bisa langsung akses website resmi dari Damri. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra