Thursday, 18 December 2025

Menginap di Tengah Kota Surabaya : Suites Surabaya Hotel


Pagi Surabaya !.


Setelah sampai di Surabaya malam hari, saya segera menuju ke penginapan sekaligus hotel tempat kegiatan pelatihan. Saya mengambil paket pelatihan sekaligus menginap selama empat hari tiga malam karena kegiatan berlangsung selama empat hari. Dimulai dari Kamis pagi sampai Sabtu siang. 


Tapi peserta sudah bisa check in di Hari Rabunya. Kali ini saya menginap di salah satu hotel yang berada di tengah Kota Surabaya. Tepatnya di Hotel Suites Surabaya Jalan Plaza Boulevard atau Jalan Pemuda no.33-37, Embong Kaliasin, Genteng, Kota Surabaya. 


Suites Hotel Surabaya merupakan sebuah hotel bintang empat. Hotel ini dibangun pada tahun 1993 menurut surabayasuites.com. Memiliki tujuh lantai. Dimana di setiap lantainya dapat diakses melalui lift yang ada di tengah bangunan hotel. 


Bisa dibilang hotel ini berada di kawasan pusat perbelanjaan, wisata kota dan pemerintahan kota. Di depan hotel ada WTC Plaza sedangkan di sampingnya ada Plaza Surabaya. Gak jauh dari hotel ada Museum Kapal Selam dan Stasiun KA Gubeng. 


Dari Bandara Juanda Surabaya, saya memilih menggunakan taxi ke hotel agar cepat sampai. Selain taxi ada juga transportasi umum lainnya seperti travel dan bus DAMRI bandara dengan tujuan Terminal Bungurasih, Sidoarjo. 


Untuk taxi saya memilih menggunakan mybluebird kelas gold nya. Penasaran sama pelayanannya eksekutifnya dan armadanya yang bagus. Kali ini saya dapat armada Kijang Inova hitam. Untuk biaya dari bandara ke hotel dikenai tarif 240 ribu, sudah termasuk masuk tol dan bebas parkir. 


Perjalanan dari bandara ke hotel cukup lancar. Pak supirnya juga ramah dan pembawaan mobilnya juga smoth alias kalem. Sambil duduk di kursi yang super empuk, saya menikmati Kota Surabaya di malam hari. Melalui jalan tol Waru, gedung-gedung tinggi, lampu-lampu jalan yang indah dan jalanan kota yang lebar nan padat. Bisa dibilang Kota Surabaya ini hampir mirip dengan Jakarta karena banyak gedung-gedung pencakar langitnya. 


Waktu tempuh kurang lebih empat puluh menit dari bandara, akhirnya sampai hotel. Suasana malam yang begitu ramai di depan hotel. Para pedagang kaki lima yang berjejer rapi di seberang jalan. Kendaraan yang melintas di depan hotel. Mall di seberang hotel yang masih ramai oleh pengunjung. Gak nyangka, lokasi hotel ini berada di tengah keramaian. 


Foto : Lazwardy Journal 


Sesampai di hotel, saya turun dari taxi dan segera masuk ke ruang lobi hotel. Petugas yang berjaga di depan pintu membukakan pintu dengan sambutan hangat. Ruang lobi yang begitu megah dengan ornamen-ornamen klasik perpaduan Eropa dan Jawa. 


Suasana lobi yang nyaman dengan lampu-lampu hias bercahayakan kuning. Ada sofa panjang dan kursi bernuansa klasik yang nyaman di tengah lobi. Saya berjalan menuju meja resepsionis untuk check in


Sejauh ini staf hotel sangat ramah dan bekerja secara profesional terhadap tamu hotel. Staf hotel memberikan saya kartu kamar. Kamar saya berada di lantai tiga dengan nomor 341. Untuk kelas kamarnya sepertinya superior pada umumnya. Untuk kamar sudah disiapkan oleh panitia. Di kamar saya gak sendirian, ada peserta lainnya yang sekamar sama saya. 


Setelah proses check in beres, saya menuju lantai tiga menggunakan lift. Liftnya berjumlah empat unit dan saling berhadapan. Ada cerita lucu saat masuk ke dalam lift. Saya masuk ke lift gak sendirian. Ada beberapa tamu hotel di dalam lift. Awalnya saya pencet angka tiga, tapi gak nyala. Sedangkan tamu lainnya pencet angka dan menyala. 


Setelah mereka keluar lift. Saya kembali pencet angka tiga tapi tetap gak menyala juga. Pintu lift tertutup lagi. Saya sendirian di dalam lift. Dan ternyata lift turun ke lantai satu lagi. Saya bingung, kenapa turun ke lobi lagi. Akhirnya saya keluar lift dan pindah ke lift satunya. Di dalam lift saya bersama seorang bapak yang mau menuju lantai lima. Saya pencet lagi angka tiga. Dan ternyata liftnya bergerak sampai ke lantai lima. Tambah bingung lagi, ini lift kenapa ngambek ya. Dan ternyata, pas bapak itu keluar lift. Beliau menyarankan saya untuk tab kartunya dulu baru pencet angka. 


Dan ternyata benar, angka tiganya menyala. Pintu lift tertutup lagi dan bergerak turun ke lantai tiga. Pintu lift terbuka, akhirnya saya sampai juga di lantai tiga. Ternyata beda hotel, beda juga cara naik liftnya ya. Atau saya saja yang katrok.hahaha 


Setelah keluar lift, saya mencari kamar. Untuk mencari kamar gak susah. Ada petunjuk menuju kamar sesuai nomor kamarnya. Untungnya posisi kamar gak begitu jauh dari lift. Dan juga lorong menuju kamar gak begitu horor. Cahaya lorongnya terang dan berlantai karpet tebal. 


Dari lift saya berjalan ke arah lorong sebelah kiri. Belok ke kanan setelah bertemu pertigaan. Setelah bertemu pertigaan lagi, belok kanan dan kamar saya berada di pojokan. 


Foto : Lazwardy Journal


Membuka kamar dengan tab kartu. Pintu kamar berbunyi dan taraaaaa...., kamarnya luas sekali. Saya menyalakan lampu kamar, lampunya remang-remang. Gila ini kamar apa rumah BTN, luas banget. Terdapat dua buah bed terpisah seukuran satu orang dewasa. Ada kursi sofa, lampu tidur, meja kerja, tv, lemari penyimpan pakaian, kotak brankas, alat pemanas air, cangkir, mini kulkas yang menyala dengan baik. 


Untuk botol air mineral gak tersedia disini karena hotel ini menerapkan "no sampah plastik". Jadinya pihak hotel menyediakan muk kosong dari kaca untuk dipakai mengambil air di dispenser yang tersedia di pojok-pojok lorong kamar. Semua hotel di Surabaya menerapkan hal demikian karena ini program Pemerintah Kota Surabaya. Salut !. 


Untuk kamar mandinya juga luas banget. Ada handuk dua buah,wastafel, kaca cermin lebar, closed duduk, bathub untuk berendam dan shower lengkap dengan sabun, shampo dan perlengkapan mandi lainnya. 


Sesampainya di kamar, teman satu kamar belum datang. Infonya beliau dari Madiun dan akan menginap di rumah mertuanya di Surabaya. Jadinya malam ini saya tidur sendirian di kamar yang luas banget. Terkesan horor, apalagi ada jendela besar ditutupi gorden putih. Apalagi lantai kamar dilengkapi dengan karpet tebal bergaya jadul gitu.  


Wajar saja kesannya jadi horor. Tapi karena sudah terbiasa di kamar hotel sendirian kalau perjalanan dinas, jadinya rasa takut saya lawan dengan menyalakan tv keras-keras. Untungnya chanel tv-nya cukup banyak. Jadinya gak bosen dan rasa takut berkurang selama di dalam kamar. 


Setelah beres-beres barang bawaan, saya pergi ke bawah dan mencari makan malam di depan hotel karena malam ini kami gak dapat jatah makan malam dari pihak hotel dan panitia. Waktu juga masih sekitar jam delapan malam. Kalau di Lombok sudah jam sembilan malam. Gak lupa berkabar dulu sama orang rumah kalau sudah sampai hotel. 


Sempat bingung mau makan apa. Di depan hotel ada beberapa cafe yang menjual makanan seperti pizza, dan masakan ala resto. Ada juga coffee shop yang menggoda. Tapi kali ini saya pengen makan makanan kaki lima saja. Lumayan untuk mensejahterakan usaha kecil dan UMKM. Nengok kanan kiri, saya melihat salah satu gerobak dimana menjual nasi goreng. 


Foto : Lazwardy Journal


Saya akhirnya pesan nasi goreng mawut satu porsi seharga 13 ribu. Uniknya porsi nasi gorengnya seukuran porsi kuli. Banyak amat, sampai kenyang banget. Nasi gorengnya enak, nasinya agak kering. Bumbu rempah-rempahnya nendang banget. Perpaduan antara nasi dan mie yang digoreng bersamaan. Maknyuuss ala mendiang Pak Bondan.


Setelah makan nasi goreng di depan hotel, saya kembali ke kamar dan beristirahat. Gak banyak kegiatan yang saya lakukan malam itu. Tidur sampai pagi dan keesokan paginya bisa bangun cepat dan bisa olahraga pagi. 


Bangun pagi, langsung shalat subuh dan bersiap-siap joging pagi. Pakai sepatu dan turun ke lobi. Langit Kota Surabaya pagi itu cukup cerah. Saya memutuskan untuk muter-muter sekitar hotel saja. Melewati Jembatan Boulevard, kemudian berjalan di trotoar sepanjang Jalan Ketabang Kali dan sampai di Jembatan Bendungan Karet Gubeng.


Bisa baca sini : Sensasi Berada di Kapal Selam KRI Pasopati


Suasana lalu lintas kota yang masih lengang. Melewati Museum Kapal Selam dan Plaza Surabaya. Udara Kota Surabaya pagi itu cukup segar. Banyak juga warga yang berolahraga. Ada yang bersepeda, joging pagi dan sekedar berjalan kaki seperti saya. 



Foto : Lazwardy Journal


Dua kali muter hotel, saya rasa cukup berkeringat. Lumayan olahraga pagi biar badan dan pikiran fresh sebelum memulai kegiatan seharian nanti. Sehabis olahraga, lihat jam tangan menunjukkan jam enam pagi. Saatnya kembali ke hotel. 


Sesampainya di ruang lobi, saya langsung menuju resto untuk sarapan. Untuk jadwal sarapan dimulai dari jam enam pagi hingga sepuluh pagi. Resto hotelnya berada di lantai satu tepat di depan lobi. Ruangan restonya cukup luas. Suasana resto bergaya klasik. Meja kursi bernuansa Eropa terbuat dari kayu jati. Dinding resto full kaca, sehingga kita bisa melihat ke arah luar hotel. 


Untuk menu sarapannya beragam. Ada menu nusantara seperti nasi goreng, nasi putih, mie goreng, mie mihun, soto ayam, ayam goreng, ayam bakar bumbu kecap, sayuran dan lain-lain. Ada juga spaggeti, kentang goreng. Untuk cemilannya ada bubur kacang ijo, bubur ketan hitam, bubur ayam dan lain-lain. 


Menu sehatnya ada buah potong, salad, jus buah, susu putih dan infus water. Selain itu ada minuman favorit saat pagi yaitu kopi susu dan kopi hitam. Habis makan enaknya ngopi. 



Foto : Lazwardy Journal


Ohya, setiap paginya menu-menunya berubah-ubah ya. Gak selalu sama seperti hari sebelumnya. Kalau untuk menu sarapannya saya suka banget. Banyak pilihan dan mengenyangkan. Kita bisa makan sepuasnya tapi ingat jangan berlebihan karena berlebihan itu gak baik bagi kesehatan. 


Untuk restonya terbagi dua ruangan. Ada ruang di dalam dan ada ruang makan di luar area resto tapi masih berdekatan. Letaknya semi outdoor gitu. Kita bisa nongkrong sambil melihat pemandangan sekitar hotel. Bisa melihat lift berjalan turun naik. Bisa melihat staf hotel yang cantik. Bisa ngopi pagi disini sambil ngobrol dengan tamu hotel lainnya. 


Untuk Suites Surabaya Hotel ini merupakan hotel lama kelas bintang empat. Bangunannya juga bisa dikatakan terawat dan adem. Dari ruang lobi yang adem dan sejuk. Tercium aroma wangi khas hotel berbintang. Lantainya berkarpet tebal. Ada sofa panjang dan kursi bergaya Eropa. Banyak tanaman hias hijau di area dalam hotel. Liftnya berjalan dengan baik sehingga gak buat saya khawatir. 


Kamar tempat saya menginap juga sangat bersih, luas, bed-nya kasurnya empuk, pendingin ruangan yang dingin, wifi-nya kencang, bed-nya empuk lengkap dengan bed cover dan bantal. Ada kursi dan meja. Belum lagi ada meja kerja. Tv yang memiliki banyak channel, ada lemari penyimpan pakaian, kulkas yang berfungsi dengan baik. 


Kamar mandinya juga luas banget. Mungkin bisa dibilang luas kamar mandinya seluas kamar tidur saya di rumah. Lantai marmer dan bersih. Semuanya berfungsi dengan baik. Gak kecewa kalau menginap di hotel ini. Menurut saya hotel ini saya kasi bintang lima. 


Selesai sarapan di resto, saya kembali ke kamar untuk bersiap-siap mandi dan memulai hari ini dengan belajar hal yang baru. Selama empat hari kedepan saya akan mengikuti Pelatihan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Level 1 yang diadakan oleh LPKN (Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Nasional) dan di hari terakhir, saya akan mengikuti uji kompetensi yang diadakan kerjasama LPKN dengan LKPP. 


Foto : Lazwardy Journal


Untuk kegiatannya dimulai pukul 08.00 WIB yang lokasinya berada di ruang Lengkuas lantai dua. Total peserta pelatihan berjumlah tujuh belas orang yang berasal dari berbagai daerah. Paling dekat dari Kota Malang dan paling jauh dari Maluku. 


Ini merupakan ilmu baru yang saya dapatkan dan ilmu ini juga gak jauh-jauh dari keilmuan profesi yang saya punya saat ini. Ilmu yang berkaitan dengan perencanaan dan pengadaan, tapi konteksnya jauh lebih kompleks. Bukan hanya perencanaan dan pengadaan obat dan alat kesehatan saja tapi pengadaan lainnya seperti bangun gedung, pengadaan barang lainnya, pemeliharaan dan konsultansi. 


Over all, menginap dan berkegiatan di Suites Surabaya Hotel sangat rekommended banget menurut saya. Lokasi hotelnya yang sangat strategis. Dekat dengan pusat perbelanjaan, destinasi wisata, pusat pemerintahan dan gak jauh dari stasiun kereta api yaitu Stasiun Gubeng. 


Untuk tarif menginap lebih jelasnya kalian bisa lihat di aplikasi seperti tiket.com, booking.com atau traveloka. Estimasi tarif per malam hotel ini untuk kelas superior seharga 400 hingga 500 ribuan (tergantung season). Harga bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. 


Pelayanannya juga sangat oke. Menu-menu makanannya juga gak mengecewakan. Saya suka dengan beberapa jajanan pasarnya yang enak-enak. Selama empat hari berkegiatan, saya gak pernah jajan di luar (makan di luar maksudnya). Dari pagi sampai malam, makan dari hotel saja karena panitia kegiatan menyediakan makan siang dan malam untuk peserta. Good Job !. 


Cukup sampai disini dulu cerita Suites Surabaya Hotel nya. Nanti kita sambung lagi di tulisan berikutnya. Jangan bosan dibaca !. Ditunggu ceritanya di minggu depan !.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


0 comments:

Post a Comment