Wednesday 5 February 2020

Kereta Keren Tapi Masih Sepi Penumpang : Railink Soekarno-Hatta


Bukan Jakarta namanya kalau gak langganan macet. Polusi disana-sini. Belum lagi kalau sudah terjebak macet. Tadinya jarak tempuh hanya sepuluh menit, bisa menjadi satu jam atau lebih. Bukan mengada-ngada, tapi ini realitanya. Yang sudah pernah ke Jakarta pasti punya pendapat yang sama. 
Mikir dua kali kalau mau keluar di jam-jam sibuk orang pulang kerja. Kalau saya sih baru beberapa kali ke Jakarta, tapi belum menemukan situasi yang bener-bener macet total (songong dikit). 

Pembangunan disana-sini membuat Jakarta menjadi kota metropolitan yang super megah. Jalan-jalan diperbaiki, taman-taman diperindah, moda transportasi diperbagus tapi masih banyak masalah dengan Jakarta diantaranya macet karena setiap tahun jumlah pendatang dan kendaraan semakin banyak dan banjir. Pak Jokowi juga sudah mengumumkan ibukota negara akan dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Timur. So, seperti apa Jakarta esok kalau sudah gak menjadi ibukota negara lagi ?. Kita belum bisa banyak berbicara. Kembali lagi, gak ada namanya kesempurnaan kecuali Sang Maha Pecipta yang Maha Sempurna. Bener kan ?. 

Beberapa bulan yang lalu, saya ke Jakarta lagi setelah sekian lama gak pernah ke ibukota.Terakhir kali saat baru masuk kuliah. Itupun pas bareng temen jalan-jalan hanya beberapa hari saja. Pas ke Jakarta kemarin, saya pengen banget mencoba rasanya naik kereta bandara. Katanya keretanya keren seperti di negara tetangga sebelah gitu. Jadi penasaran donk. Tapi situasi gak berpihak kepada saya. Sampai di hari balik ke Lombok lagi, belum sempat naik kereta bandara. Sedikit kecewa sih, tapi  mau bilang apa. 

Beberapa bulan berikutnya, eh dapat tugas dinas ke Bekasi. Jakarta ke Bekasi kan jaraknya deket. Gak mau buang kesempatan kedua kali lagi. Pokoknya harus bisa nyobain kereta bandara. Saat itu saya berangkatnya berdua sama temen satu ruang. Dari informasinya, bila mau ke Bekasi, kita tinggal nyari Damri yang jurusan Bekasi langsung. Bener saja, kami berdua akhirnya pakai Damri karena buru-buru harus sampai hotel sebelum magrib. Alamat gagal lagi nih nyobain kereta bandara (kata saya dalam hati).

Sebagus apa sih kereta bandara Soekarno-Hatta sampai dibela-belain buat dicobain ?. Nih saya kasi alasannya. 





Jakarta sudah banyak berbenah terutama di bagian infastruktrur dan moda transportasi yang semakin tahun menunjukkan trend positif. Seperti di tetangga sebelah, Jakarta sudah memiliki TransJakarta, Commuter Line (KRL), MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit) dan yang terbaru yaitu Railink atau biasa disebut KA Bandara. 

Untuk KRL dan MRT, saya pernah mencobanya saat ke Jakarta sebelumnya. Namanya travelers yang sedang menjalankan tugas negara, bela-belain nyari waktu longgar untuk nyobain KA Bandara. Kebetulan ada waktu yang tepat untuk menghilang dari hotel, saya berangkat ke Jakarta dari Bekasi menggunakan KRL terlebih dahulu. Berangkat dari Stasiun Bekasi sekitar jam dua belas siang. Sengaja mengambil jam segitu karena itu waktu dimana KRL lagi sepi-sepinya penumpang. Tujuan pertama menuju Stasiun Manggarai. 

Gak membutuhkan waktu yang lama, saya sudah sampai di Stasiun Manggarai. Situasi di dalam stasiun KRL saat itu cukup ramai karena Stasiun Manggarai merupakan stasiun transit teramai yang menghubungkan banyak stasiun, seperti Jatinegara, Bogor, RangkasBitung, Jakarta Kota, Tanah Abang, Bekasi dan lain-lain. 

Turun di Manggarai, saya lanjut menuju sebuah bangunan dua lantai yang terlihat masih baru. Tepat di sebelah barat Stasiun KRL Manggarai, terdapat stasiun KA Bandara. Saya bertanya ke petugas stasiun, dimana membeli tiket KA Bandara. Bapak petugas stasiun dengan sangat ramah mengarahkan menuju lantai dua. Setelah sampai di lantai dua, saya disambut oleh mbak-mbak yang menjadi petugas tiket. Mbaknya sangat ramah sekali. Memandu saya membeli tiket menggunakan vending machine ticket.

Sebenarnya untuk pembelian tiket KA Bandara sangat mudah. Pertama, kita bisa membelinya melalui aplikasi Railink yang bisa didownload dulu via Play Store atau IOS. Setelah itu buka aplikasinya dan ikuti prosedur yang ada. Di aplikasi Railink, kita bisa melihat jadwal keberangkatan KA Bandaranya. Jadi sebelum membeli, sesuaikan dengan jadwal penerbangan kalian ya. 

Kedua, pembelian bisa melalui go show atau beli melalui vending machine ticket yang sudah tersedia di dalam stasiun. Bagi saya lebih enak beli tiket secara go show dengan alasan gak buru-buru. Caranya sangat mudah, pertama kita berdiri di hadapan vending machinenya (jangan lupa senyum). Selanjutnya, tentukan tujuan mau kemana dengan menekan layar machine sesuai dengan stasiun yang dituju. Saya menekan Stasiun Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Ada lima pemberhentian khusus KA Bandara yaitu Stasiun Manggarai - Stasiun Sudirman Baru BNI City - Stasiun Duri - Stasiun Batu Ceper dan terakhir SHIA. Begitu juga sebaliknya. 

Setelah itu, masukkan nomor handphone yang masih aktif. Tujuannya sih saya kurang tau ya kenapa diminta nomor handphone. Biasanya sih ditransaksi lain mintanya kalau gak nama lengkap sesuai dengan KTP, ya nomor rekening, hehehe. Setelah memasukkan nomor handphone. Baru ke tahap selanjutnya yaitu pembayaran yang diterima berdasarkan non tunai, seperti menggunakan kartu debit atau kartu kredit, tap cach (T-Cash atau BRI Brizzi). Kalau saya, pakai kartu debit saja biar gak ribet. Harga tiket per orangnya sebesar 70 ribu. Buat kalian murah atau mahal ?. 

Setelah itu, tiket akan keluar secara otomatis dari machine. Di tiket sudah tertera stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan. Jadwal keberangkatan kereta dan masih banyak lagi keterangan yang ada tertera di tiket. Sejauh ini lumayan kece buat saya. Pertama kalian merasakan beli tiket kereta non tunai pakai kartu debit pula, hahaha...dasar anak pulau. 




Setelah tiket dicetak, saya diarahkan untuk menunggu di ruang tunggu penumpang. Penampakan di stasiun Railink Manggarai cukup kece, megah seperti di luar negeri. Gak kalah dengan stasiun MRT Jakarta yang pernah saya coba sebelumnya. 

Lagi-lagi tujuan saya ke Bandara Soeta bukan balik ke Lombok atau naik pesawat. Tujuan sebenarnya pengen nyobain Railink ini saja. Penasaran dari kata orang dan nonton di youtube betapa kerennya ini kereta. Dibilang kurang kerjaan sih gak juga. Tapi saya memang hobi nyobain moda transportasi yang bagi saya sangat menyenangkan melakukan perjalanan bersamanya, asyik kayak judul lagu saja. 

Dari informasinya, KA Bandara berangkat setiap setengah jam sekali. Jadwal lebih lengkapnya kalian bisa cek di aplikasi Railink ya. Disana sudah jelas keberangkatan awal dan terakhir baik dari Stasiun Manggarai maupun SHIA. Untuk sementara, jalur KA Bandara baru sampai Stasiun Manggarai. Wacananya akan diperpanjang hingga stasiun Bekasi. Semoga saja, Amin. 

Ada sisa waktu lima belas menit sebelum kereta berangkat, saya sempat berkeliling stasiun. Di dalam stasiun terdapat mushola, toilet dan ruang tunggu penumpang yang cukup bersih. Saya suka dengan fasilitas yang ada. Di dinding kaca, ada jalur lengkap perjalanan menggunakan KRL yang menghubungkan dengan KA Bandara. Ruangannya sangat adem dan sejauh ini pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Situasi di dalam ruang tunggu cukup ramai oleh penumpang yang akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Mungkin hanya saya saja orang iseng dan songong yang jalan-jalannya naik KA Bandara.






orang songong yang ketumbenan naik KA Bandara 

Tepat jam satu siang, kami dipersilahkan menuju kereta yang sudah nongkrong di jalur enam Stasiun Manggarai. Gerbong keretanya saya hitung berjumlah enam gerbong. Gerbongnya warna dasar putih dengan garis biru dan orange di bagian sisi bawah dan atas. KA Bandara buatan dari PT INKA Madiun. Keren !. 

Saya duduk di gerbong enam. Kita bebas mau duduk dimana saja karena di tiket gak tertera nomor seatnya. Tanya ke pramugarinya, "boleh duduk dimana saja ?". "Iya, silahkan mas", jawab mbak pramugarinya dengan senyuman manis (woi inget istri di rumah). 

Suasana di dalam kereta cukup lenggang. Hanya beberapa biji manusia saja yang nongol termasuk saya. Bisa dihitung dengan jari tangan. Buat saya sih nyaman dan asyik kalau sepi begini. Gak seperti suasana di dalam KRL saat jam sibuk. Kursinya empuk dan lebar, apalagi ada tempat colokan USB dan handphone. Jendelanya cukup lebar seperti jendela kereta eksekutif jarak jauh lengkap dengan tirainya. Ada tempat menaruh koper dan tas juga. Toiletnya juga super bersih, perut jadi mules liat toiletnya. Ruangannya adem banget dan yang paling penting keretanya jalannya mulus. 

Menurut jadwal sampai di Stasiun Soekarno-Hatta sekitar jam dua siang. Berarti perjalanan memakan sekitar lima puluh menit. Oke, saatnya bersiap memulai perjalanan. Tepat jam satu lebih sepuluh menit, suara "puoong" kereta terdengar. Artinya kereta akan berangkat dan ada waktu kurang satu jam menikmati perjalanan yang pertama kali buat saya.









Jalannya kereta cukup cepat. Sama seperti kereta jarak jauh. Saat duduk, saya gak merasakan banyaknya goyangan dari kereta. Keretanya sangat kece dan nyaman. Sayangnya, belum banyak orang yang mau naik kereta ini. Bisa dilihat dari suasana di dalam kereta yang cukup lenggang. Kita bisa duduk dimana saja. Mau berpindah tempat duduk juga bisa tanpa segan dengan penumpang lainnya. Tik Tok kan juga bisa asalkan jangan sampai mengganggu penumpang lainnya. 

Gak mau banyak berkomentar, saya hanya menikmati perjalanan sambil foto-foto pemandangan yang cukup keren buat saya. Melewati perkampungan kumuh di sekitaran Stasiun Tanah Abang. Berganti arah di stasiun Duri. Tadinya kita berjalan maju, tapi dari Stasiun Duri ke Soeta, kita berjalan mundur. Gak mau merasakan berjalan mundur, saya berpindah ke kursi yang berjalan maju. 

Pemandangan yang paling kece buat saya sepanjang perjalanan yaitu saat akan sampai di Stasiun Soeta. Kereta akan berjalan di sebelah runway 1 Terminal 1 Bandara Soeta. Banyak melihat pesawat yang parkir. Ada juga saya mendapatkan moment dimana ada pesawat yang take off dan landing. Sunggug pemandangan yang gak ada duanya. 

Gak lama kemudian, kereta sampai di stasiun terakhir (SHIA). Saya bersama penumpang lainnya turun disini. Penampakan stasiunnya luar biasa keren. Lebih keren dari stasiun KA Bandara lainnya yang saya lewati. Di dalam stasiun kereta Soeta cukup ramai. Ternyata banyak penumpang yang akan menaiki kereta dari sini. Tapi kembali lagi, masih jauh dari kata ramai. 

Fasilitas di dalam stasiun kereta bandara Soeta cukup lengkap. Dari layar jadwal KA Bandara. Ruang tunggu penumpang, tenan, dan akses menuju Terminal 1,2 dan 3. Untuk menuju ketiga terminal tersebut kita bisa melanjutkan perjalanan menggunakan Skytran atau bahasa kerennya "Kalayang". Sayangnya, saya belum sempat mencoba naik Kalayang. Next time pasti naik ini Kalayang. 

Istirahat sejenak di stasiun ini sambil cuci mata dan peregangan otot pantat dan pinggang. Setelah itu saya membeli tiket untuk balik ke Stasiun Manggarai. Kurang kerjaan kan ?. hahahhaa. Bagi yang membaca ini cerita, mungkin beranggapan saya kurang kerjaan. Tapi buat saya, ini namanya menikmati perjalanan, Asyik. 

Kesimpulan yang saya bisa dapatkan setelah mencoba KA Bandara ini yaitu tarif tiketnya masih mahal buat saya pribadi. Mungkin itu alasan utama kenapa kereta kece ini masih sepi penumpang. Sejak dioperasikan mulai 2 Januari 2018 lalu, kereta ini mengalami peningkatan dalam jumlah penumpang. Tapi masih saja jauh dari kata ramai. Saran saja buat yang membuat kebijakan, kalau bisa tarif tiketnya diturunkan. Kalau lebih murah lagi, saya jamin banyak yang menggunakan layanan kereta ini. Ya kan ?.

Kereta Bandara (Railink) bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan bagi kita yang datang dari berbagai daerah untuk melakukan pekerjaan dinas di ibukota Jakarta. Kembali lagi ke pilihan kita, mau naik moda transportasi lainnya dengan harga lebih murah tapi sewaktu-waktu terkena macet atau mencoba kereta bandara dengan harga yang lebih mahal sedikit, tapi sampai tepat waktu di tujuan. 

Pilihannya, ada di dompet kalian masing-masing. Sekian 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra



8 comments:

  1. Masnya naik di jam siang sih ya sama aja kaya krl yang siang juga sepi. Coba deh di jam peak hour kantor kaya jam 6-8 pagi dan 5-7 sore terutama jumat. Ngga bakal kebagian tiket mas. Bahkan yanh dari bandara pun, senin pagi rame banget. Kesian banget yang selalu bilang railink itu sepi. Padahal faktanya digunakan sebagai transportasi dari batu ceper ke jakarta PP sehari hari oleh warga tangerang. Mungkin bilangnya, di jam saya naik, ya sepi tapi ngga tau di jam lain. Ngga tau kan, grup railink itu punya member 1000 orang untuk bisa bepergian bersama karena harga grup lebih murah. Sepi sih sepi tapi ngga melihat secara keseluruhan situasi transportasi railinknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kpan2 sya coba naik Railink di jam sibuk mbak. Terimakasi infonya :)

      Delete
  2. bagi kita yang anak pulau, jauh dari kota besar, hal ini menjadi sangat WOW ya, heuheuheu . beruntung bisa punya kesempatan untuk mencoba moda transportasi baru,

    semoga pelayananan semakin baik dan selalu baik biar makin nyaman, mengurangi kemacetan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga lebih baik lg.amiin. berharap di kampung halaman jg segera ada KA Bandara. Amiiin lg

      Delete
  3. kayaknya pas waktu masih ke Bekasi jadi alternatif moda transportasi yang nyaman juga sih bagi para commuter. fakta seperti itu artinya mmg kebutuhan moda transportasi nyaman masih tinggi, sayang tidak diakomodasi dengan baik. KRL udah makin sesak, kebutuhan makin tinggi terhadap transportasi publik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat sya skrg kemana2 sudah praktis dan cepat. Sudah ada Railink,MRT,LRT dan KRL 😊😊😊

      Delete
  4. Rencananya aku mau nyobain naik Railink tapi beli tiketnya online biar ga mahal seperti di Manggarai. Iya ya sepi karena mungkin di siang hari. Keren fasiltas KA nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lain kali beli di aplikasinya saja mbak. Lebih murah lg hehehe

      Delete