Friday 24 November 2017

Duet Trip ke Pantai Mekaki, Lombok Barat


Minggu Pagi.

Bila mendengar dua kata di atas, rasanya pengen gowes, traveling atau bobok cakep, hehehe. Berhubung lagi males kemana-mana, bawaannya pengen tidur aja. Disaat lagi enaknya mimpi, saya terbangun dengan suara panggilan whatsapp. 

Ternyata grup whatsapp "Crew Patrick". 

Sudah lama rasanya grup ini membisu dan tumben-tumbennya terdengar kembali. Saat melihat isi dari chat grup, ternyata dokter gigi Irfan mengajak untuk ngetrip ke sebuah tempat yang belum terjamah. Gak mikir dua kali lagi, saya pun mengiyakan untuk ikut.

saya : "Emangnya kita mau kemana dok ? ".
dr Irfan : " Ayok aja ikut !, ketemuan di Bundaran By Pas Bandara Internasional Lombok jam 9 pagi ".
saya : " Oke... Siap-siap dulu ".

Dadakan sekali, tapi untungnya baterai kamera dslr dan handphone full terisi, Amaaann. Setelah cek kondisi motor dan semuanya aman-aman saja, dari ban depan belakang sampai lampu motor semua dalam kondisi baik. Gak lupa juga membawa jas hujan untuk persiapan bila nanti di perjalanan hujan turun. Setelah segala persiapan sudah beres, saatnya berangkat. Hal yang gak boleh lupa yaitu minta ijin sama orang tua kemana pun kita pergi. Doa orang tua itu sangat manjur (Iyee Pak Ustad).

Sesampainya di lokasi, dokter Irfan menjelaskan kepada saya bahwa kita berdua akan pergi ke sebuah pantai yang kece yaitu Pantai Mekaki. Sepintas di dalam pikiran saya, Pantai Mekaki itu sepi, gak seramai Pantai Kuta Mandalika atau Pantai Pink. Tapi berhubung ada temen buat kesana, jadi siapa takut.

saya : " Hanya kita berdua saja dok ?".
dr. Irfan : " Iya, kita duet trip ".
saya : Oke dok.. Keburu siang, ayok kita jalan.



Kita berdua membawa motor masing-masing karena melihat kondisi jalur yang nanti kita hadapi gak seperti biasanya. Gimana kondisinya ?, simak terus cerita saya sampai selesai,hehehe.

Jarak tempuh kurang lebih memakan waktu dua jam perjalanan dari Kota Mataram. Melewati Pelabuhan Lembar (penyeberangan ferry Lombok-Bali), kemudian lanjut ke arah Pelangan, Sekotong. Setelah bertemu dengan pertigaan di Desa Pelangan, ambil jalur ke kanan menuju Pantai Mekaki. Jadi jalurnya gak susah dan kita bisa menggunakan google maps agar lebih jelas jalur yang kita lalui, biar gak nyasar bagi yang baru pertama kali ke Pantai Mekaki.

Pantai Mekaki berada di Sekotong Barat bagian selatan. Daerah yang masih jarang dikunjungi oleh pengunjung. Hanya para pecinta traveling saja yang sudah pernah datang untuk mengexplore Pantai Mekaki (menurut versi saya). Mengenai isu yang beredar di tengah masyarakat tentang daerah sekitar Pantai Mekaki masih kurang aman, masih ada kasus pemalakan. Entah percaya atau gak, kembali ke diri kita masing-masing. Hal itulah yang membuat saya ingin membuktikan bahwa isu tersebut gak selamanya benar. Mari kita buktikan.





Sekitar jam sebelas siang, kami berdua sudah sampai di lokasi. Cuaca saat itu mendukung, melihat langit biru diselimuti dengan kumpulan awan putih, deretan perbukitan, pasir putih dan warna toska dari lautan dari atas bukit Pantai Mekaki. Kece... !

Tercium bau tanah yang menandakan sebelumnya telah turun hujan, menambah suasana menjadi syahdu. Apalagi sesampai di lokasi, gak banyak pengunjung yang berada di pinggiran pantai. Hanya sebuah mobil polisi yang terparkir di sisi sebelah barat pantai. Jadi untuk saat ini kita aman. Motor kami berdua pun terparkir di sebelah mobil polisi biar gak ada yang ganggu. 

Istirahat sejenak sambil membuka bekal yang kami beli di Indo****t. Ada cokelat, satu botol coffe dan snack lainnya, belum lagi bekalnya mas broo Irfan. Bisa buat sangu makan siang nanti, hehehe. 






Gak perlu berlama-lama, setelah menyantap bekal yang dibawa. Saya mengeluarkan kamera dslr dari dalam tas. Cuaca saat itu masih mendukung untuk mengambil foto. Deburan ombak dan biru toskanya laut dari Pantai Mekaki, menggoda saya untuk mendapatkan foto-foto kece. Penampakan dari Pantai Mekaki sama seperti pantai-pantai selatan di Pulau Lombok pada umumnya. Hanya saja kekhasan dari Pantai ini yaitu sepi dan banyak pohon kelapanya. Buat yang ingin menenangkan diri, bisa ke pantai ini, " Private Beach ".

Dari kejauhan beberapa orang yang sedang memancing di pinggiran pantai. Ada juga beberapa tenda terlihat, menandakan mereka sejak semalam menginap disini. Rasanya asyik rame-rame nge-camp disini. Tapi sayang sekali ada pemandangan kurang menggenakkan yang saya lihat sendiri yaitu sampah berserakan dimana-mana. Terlihat bahwa pengunjung yang sudah datang kesini, masih kurang sadar pentingnya gak membuang sampah sembarangan. Disamping mengurangi keindahan pantai, pantai juga bisa rusak dengan hal yang dianggap sepele tapi menimbulkan hal yang besar. Jadi harus buang sampah pada tempatnya atau sampah kita bawa pulang. Ingat itu !.






Disaat sedang asyiknya memandang lautan yang luas, deburan ombak dan menikmati angin sepoi-sepoi, langit yang tadinya cerah, mendadak gelap oleh awan mendung. Gak lama kemudian hujan turun. Cepat-cepat kami mengambil jas hujan untuk melindungi pakaian yang kami kenakan dan tas yang kami bawa biar gak basah kuyup. Bukannya terganggu oleh hujan, melainkan menjadi tambah enjoy. Suasana menjadi tambah syahdu, mendengar deburan ombak sekaligus menikmati suara rintik-rintik air hujan yang jatuh. Ini baru namanya berpetualang. Sudah siap dengan segala macam resiko yang terjadi di tengah perjalanan. 

Hujan yang turun gak berlangsung lama, sekitar setengah jam saja. Meskipun hujan berhenti, langit masih saja mendung. Biar gak kesorean, kami berdua memutuskan untuk meninggalkan lokasi karena masih ada satu tempat yang akan kami jelajahi. Apa itu ?, lanjut dibaca. 

Setelah Pantai Mekaki, kami berdua penasaran dengan lokasi pembangunan jalur baru yang proyeknya sedang berlangsung. Menurut informasi yang kami berdua dapatkan, nantinya jalur Pantai Mekaki akan menembus ke daerah Teluk Sepi yang panjangnya kurang lebih dua puluh kilometer (masih perkiraan).

Kurang lebih satu kilo dari pintu masuk Pantai Mekaki ke arah utara, kami bertemu dengan pertigaan. Dimana kalau kita ambil arah lurus, kita kembali ke Desa Pelangan. Sedangkan kalau ambil jalur ke kanan, kita akan menunju ke Belongas dan ujungnya sampai di Teluk Sepi, jalur yang saya maksud tadi. Meskipun proyek pengerjaannya sedang berlangsung, kami masih bisa melalui jalur ini meskipun di beberapa titik masih rawan karena kondisi jalan yang berlumpur dan licin. 








Mirip dengan jalan yang berada di sepanjang daerah Pantai Senggigi. Dimana di satu titik yaitu di atas perbukitan, kami bisa melihat dengan jelas penampakan Pantai Mekaki. Mungkin baru kami pengunjung yang sudah sampai di lokasi yang berlum terjamah ini (kepedean loe Dik), hehehehe. Sumpah..Kece sekali. Kalau saya disuruh balik lagi kesini, saya mau deh. Kereen soalnya, tapi rame-rame yaak,hehehe.

Di daerah tersebut, kami berdua berpapasan dengan masyarakat setempat. Mereka pun sangat ramah kepada kami, meskipun saya selalu curiga dengan mereka karena membawa parang dan sabit. Maklum saja, daerah yang sangat sepi dan jauh dari kota membuat saya agak sedikit berjaga-jaga apabila hal yang gak diinginkan terjadi seperti pemalakan dan lain sebagainya. Tapi rasa curiga itu hilang seketika melihat mereka sangat ramah kepada kami berdua.

Kami tanya dari mana, mereka menjawab ada yang lagi mencari rumput untuk pakan ternak dan ada juga yang menjawab baru pulang berkebun. Mereka pun gak pelit dengan senyuman. Kami berdua pun sangat ramah dan selalu menjaga sopan santun. Jadi isu itu belum tentu benar, mungkin saja ada beberapa pihak yang sengaja melakukan hal negatif tersebut untuk mencari keuntungan dan merusak nama daerah tersebut, bisa jadi kan ada hal seperti itu ?. My Be Yes My Be NO !








Perjalanan trip yang berkesan buat saya pribadi. Meskipun hanya berdua, tapi keseruan menjelajahi tempat yang sangat jauh dari kota dan sepi itu kece. Apalagi saat kami berdua mencoba jalur yang sedang dibuat sampai bertemu dengan jalur lumpur yang licin, seru euuuyy. Tapi ada dua orang warga yang melarang kami untuk melanjutkan perjalanan hingga tembus Teluk Sepi dikarenakan masih rawan. Akhirnya kami kembali ke pertigaan yang tadi dan memutuskan untuk kembali ke Kota Mataram biar gak kesorean sampai rumah. 

Disepanjang perjalanan balik ke Kota Mataram, kami bertemu dengan hujan yang sangat lebat. Seharian hujan turun dan seharian pula kami berhadapan dengan hujan sehingga membuat kami kelaparan. Sepertinya makan yang hangat-hangat enak nih. Beristirahat di Pelabuhan Tawun (penyeberangan ke Gili Nanggu-Sudak-Kedis) untuk menyantap ikan baronang bakar dan sayur daun  kelor sambil menikmati hujan turun. Makan siang yang syahdu.

Perjalanan yang seru.... Gimana, kalian ingin mencobanya ? Saya tunggu cerita kalian dengan pengalaman yang berbeda.

Video :


Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

7 comments:

  1. Cantik pantainya yaaa...tapi syepii bangeett untung aja nggak di culik 😌😌

    ReplyDelete
  2. aku dulu pernah ke Mekaki sendiri naik motor, heuheuheu
    Alhamdulilah aman aman aja

    wah kalau jalan tembusnya udah jadi, seru tuh... banyak pantai tersembunyi diantara Teluk Belongas/Sepi dan Teluk Mekaki

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Insyaallah aman... Yg penting slalu berdoa aj hehehe

      Delete
  4. Tadi sore baru aja lewat jalur yang baru itu, naik mobil. Cukup bikin jantung dag-dig-dug tiap tanjakannya yang uwooww.. Hahahaha. Mau putar balik, kok ya sama aja, akhirnya inilah kami yang tahu-tahu udah di Kuta aja. Hahahah. Dari Mataram, ke Sekotong, lewat jalur baru Mekaki itu, Selong Belanak, sampai deh Kuta.. jauh ya gaes...

    ReplyDelete