Bangun pagi, saya dan istri sudah merencanakan untuk ajak anak-anak motoran ke Kota Banyuwangi. Hari Minggu seluruh kegiatan sekolah dan perkantoran diliburkan. Kebetulan juga di Kota Banyuwangi hari itu ada car free day (CFD) di Jalan Diponegoro, Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi.
Berangkat dari rumah mbah uyut di Rogojampi menuju arah utara. Waktu tempuh kurang lebih dua puluh lima menit dengan jarak tiga belas kilometer dari Rogojampi ke Kota Banyuwangi. Anak-anak dari jam enam pagi sudah bangun karena sudah dijanjikan bakalan jalan-jalan pagi.
Cuaca pagi hari itu cukup cerah meskipun sehari sebelumnya Rogojampi dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Udara pagi sangat segar menemani kami diperjalanan. Arus lalu lintas berjalan dengan normal. Melihat aktivitas warga kota di hari libur.
Ada yang joging pagi, bersepeda, berbelanja ke pasar, dan ada yang jalan-jalan menuju Kota Banyuwangi. Kami perginya hanya berempat saja. Saya, istri dan anak-anak. Mereka berdua sangat antusias kalau diajak jalan bareng ayah bundanya. Kakak Ken yang sudah menginjak umur lima tahun dan Adeq Lala berjarak dua tahun dari kakaknya.
Pantai Marina Boom Banyuwangi
Tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Pantai Marina Boom Banyuwangi. Salah satu pantai yang menjadi ikon Kota Banyuwangi selain Pantai Watu Dodol yang ada di daerah Ketapang sana.
Pantai Boom terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Rute yang kami lewati menuju pantai bisa dimulai dari Simpang Lima Banyuwangi kemudian mengarah ke Jalan Dr. Sutomo, Taman Blambangan, menyusuri Jalan Nusantara dan Jalan Ikan Cucut hingga sampai di pintu gerbang Pantai Boom.
Lebih jelasnya kalian bisa buka google maps di smartphone masing-masing. Ketik Pantai Boom Banyuwangi. Lokasinya gak begitu jauh dari pusat Kota Banyuwangi.
Setelah sampai di pintu gerbang masuk menuju Pantai Boom, kami berhenti di pos loket untuk membeli tiket masuk. Harga masuknya relatif murah yaitu 7,5 ribu rupiah saja per orang. Berhubung bawa anak-anak dua orang diberi gratis sama petugasnya. Jadinya total biaya masuk 15 ribu rupiah saja.
Petugas loketnya ramah-ramah. Apalagi pas melihat plat motor dari Lombok, petugasnya langsung paham bahwa kami dari Lombok. Kesan baik yang kami dapatkan ketika awal masuk ke area destinasi wisata ini.
Setelah urusan tiket masuk selesai, kami berkeliling sejenak sekitaran pantai. Area pantainya luas banget. Jalannya juga kondisi baik yaitu aspal yang mulus.
Penataan area pantainya yang cukup baik. Bahkan lebih rapi untuk pantai yang ada di dalam kota. Plank petunjuk juga cukup lengkap. Jadinya kami gak kesasar mau kemana.
Disini ada beberapa area yang bisa kita explore. Ada dermaga kayu untuk kapal-kapal pesiar ukuran kecil. Ada bangku-bangku panjang di sekitar trotoar pinggiran dermaga. Cafe dan resto juga ada disini termasuk tempat nge-gym ada disini.
Selain itu ada patung macan yang menjadi simbol kekuatan dan keberanian masyarakat Osing Banyuwangi. Gak ketinggalan ada jembatan estetik dan area taman yang tertata rapi.
Mungkin di beberapa tempat yang saya lihat masih perlu dibenahi. Over all, kesan awal datang pertama kali kesini cukup menyenangkan.
Terlihat beberapa kapal pesiar bersandar di dermaga. Sempat bingung mau kemana dulu. Muter-muter sebentar, kami melihat dari kejauhan beberapa pengunjung lain yang sedang bersantai di pinggiran pantai.
Akhirnya kami kesana saja. Apalagi ada playground anak-anak disana. Ada penyewaan mobil remot, sepeda listrik dan beberapa wahana lainnya.
Melihat ada penyewaan mobil remot kontrol, anak-anak langsung kegirangan. Mereka berdua sangat suka main mobil remot kontrol.
Pantai Boom dahulu dikenal sebagai pelabuhan penting pada masa kolonial. Saat ini, area tersebut dikembangkan menjadi kawasan wisata pantai yang modern dan instagramable. Begitu memasuki area pantai, pengunjung akan disambut dengan ikon besar bertuliskan “Pantai Boom Marina Banyuwangi” yang sangat cocok sebagai latar foto.
Pantai yang sering disebut Pantai Marina Boom ini juga setiap tahunnya menggelar beberapa event. Salah satu event yang pengen saya nonton dari dulu yaitu Festival Gandrung Sewu.
Festival yang menampilkan seribu penari yang menggunakan pakaian khas penari Banyuwangi. Seribu penari menari di atas hamparan pasir pantai yang luas. Ini sudah agenda rutin tiap tahunnya yang selalu ditunggu banyak orang baik domestik maupun mancanegara. Keren kan !.
Kawasan Pantai Boom ini cukup luas sekali. Terbagi dari beberapa bagian. Ada berupa teluk yang terdapat beberapa dermaga kapal. Terdapat Eco Park Marina yang berada di sebelah utara dimana disini kita bisa melakukan kegiatan trekking dan berlari karena ada jalur track khusus berlarinya.
Sedangkan bagian pantainya dengan hamparan pasir yang begitu luas menghadap ke arah Selat Bali dan Pulau Bali
Di pantainya juga terdapat beberapa kursi santai dan diberi payung untuk bersantai dan berjemur sehabis mandi pantai. Sayangnya pagi menjelang siang tersebut sinar matahari menyengat sekali. Jadinya kami urungkan niat untuk berjalan menuju pinggir pantai. Cukup menikmati suasana pantai dari bawah pohon yang cukup rindang.
Disini juga ada penyewaan kuda. Kita bisa berkeliling pantai sambil duduk di atas punggung kuda dengan ditemani oleh yang punya kudanya. Sekali berkeliling dikenakan tarif dari 25 ribu saja. Cukup worth it me urut saya sih. Sayangnya kudanya gak terlalu besar. Jadinya ragu buat nyobain, hehehe. Anak-anak pun takut nunggang kuda.
Yasudah, kami menghabiskan waktu di Pantai Boom sambil menemani anak-anak main mobil remot saja. Harga sewanya 20 ribu per mobil dengan waktu hanya 15 sampai 25 menit saja.
Gak banyak kegiatan yang kami lakukan selain berkeliling motoran muterin kawasan pantai, duduk santai di bawah pohon rindang sambil menikmati view Selat Bali dan Pulau Bali dan anak-anak menghabiskan waktu bermain saja.
Berhubung waktu masih cukup pagi, tujuan selanjutnya kami akan ke Taman Blambangan sambil melihat suasana car free day khas Banyuwangi.
Taman Blambangan Banyuwangi
Taman yang berada di pusat jantung Kota Banyuwangi ini menjadi daya tarik bagi siapa pun yang melintas di tempat ini. Dikelilingi oleh jalan besar membuat akses ke tempat ini menjadi lebih mudah.
Jarak dari Pantai Marina Boom ke Taman Blambangan sangat dekat. Bahkan kedua tempat ini bisa dibilang satu jalur. Kurang lebih hanya lima menit waktu tempuh dari Pantai Marina Boom, kami sudah sampai di area parkir taman yang berada di sebelah barat.
Suasana sangat rindang dan asri sekali karena area parkirnya persis di bawah pohon-pohon besar seperti Pohon Beringin. Gak khawatir kepanasan dan udara disini sangat sejuk di tengah cuaca panas kota.
Taman Blambangan merupakan ruang terbuka hijau terbesar dan sekaligus ikon Kota Banyuwangi. Siapapun yang datang ke Banyuwangi, pasti pengen mampir ke taman yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berkumpul, berolahraga atau menghilangkan penat seharian bekerja.
Taman Blambangan memiliki sejarah panjang sebagai pusat kegiatan masyarakat. Letaknya yang berada di tengah kota menjadikannya titik strategis yang mudah diakses dari mana saja. Dikelilingi fasilitas publik, pusat belanja, hingga tempat wisata kuliner, taman ini setiap harinya digunakan untuk berolahraga.
Lapangan luas yang tertata rapi, mulai dari area olahraga, event seni, budaya, hingga kegiatan keagamaan skala besar sering digelar di sini.
Ada area untuk jogging, bermain basket, bermain bola, sampai ada beberapa fasilitas olahraga untuk orang dewasa dan anak-anak seperti jungkat-jungkit, alat nge-gym sederhana.
Dari beberapa review orang lain yang saya baca, biasanya pagi hari adalah waktu teramai bagi para pegiat kesehatan yang menikmati udara segar sambil menggerakkan badan.
Saat kami disana, kebetulan juga hari libur, ramai sekali warga yang datang ke taman ini. Ada yang duduk santai sambil berkumpul bersama teman, gebetan dan keluarga. Ada yang lagi asyik main basket. Ada yang asyik menyantap beberapa makanan khas daerah sini. Ada juga yang sekedar olahraga jalan kaki seperti saya dan istri (sambilan nurunin berat badan) hehehe.
Ada beberapa spot yang bisa dipakai untuk mengambil foto. Di bagian tengah taman, ada panggung permanen gitu dengan background bangunan khas Blambangan mirip seperti candi berwarna putih. Biasanya saya lihat bentuk bangunan ini di salah satu novel atau buku yang menceritakan tentang Kerajaan Blambangan dahulu kala.
Di kiri-kanan panggung, ada dua bangunan berbentuk joglo Jawa. Terlihat banyak pengunjung yang duduk sambil bersantai di bangunan ini.
Di sisi sebelah barat taman, ada surganya kuliner. Beberapa makanan khas sini, kami cobain seperti sego cawuk, sego tempong dan nasi pecel.
Dari ketiga makanan tersebut, yang paling saya suka yaitu nasi tempongnya. Berasa banget sambel tomat dan ikan terinya. Kalau datang ke Banyuwangi, gak lengkap rasanya gak nyobain nasi tempongnya.
Taman Blambangan juga sering dijadikan pusat penyelenggaraan acara besar seperti konser musik, festival budaya dan pasar malam.
Saat malam hari, suasana taman berubah menjadi tempat nongkrong yang seru. Banyak anak muda berkumpul untuk bermain musik, bersantai dengan komunitas, hingga mengabadikan momen dengan latar suasana Kota Banyuwangi. Gak sedikit juga yang memanfaatkan taman ini untuk membuat konten foto maupun video untuk dishare di tiktok, Instagram atau youtube.
Masuk ke Taman Blambangan ini gratis ya. Gak ada tiket masuk. Hanya bayar parkir motor saja 2 ribu rupiah. Bukanya dua puluh empat jam. Kapanpun bisa datang kesini.
Berhubung waktu sudah menjelang siang dan anak-anak sudah mulai capek dan ngantuk. Kami balik ke rumah mbah uyut.
Rasanya keliling kota belum cukup hanya dua tempat saja. Next time... Bakalan explore lagi ke tempat yang lainnya sekitaran Kota Banyuwangi.
Over all, jika kalian sedang berada di Banyuwangi, jangan lupa luangkan waktu sejenak untuk mampir dan menikmati atmosfer hangat di Pantai Marina Boom dan Taman Blambangan. Atau tempat lainnya yang menarik juga.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra














0 comments:
Post a Comment