Friday, 8 August 2025

Kalau Belum Coba Gak Bakalan Tahu : LRT Dukuh Atas - Halim


Sejak pertama kali dioperasikan (28 Agustus 2023) oleh Bapak Jokowi, saya pun antusias dengan adanya transportasi publik terbaru di Jakarta. Meskipun gak tinggal di Jakarta, saya ikut senang karena mau kemanapun, sudah terkoneksi oleh beberapa moda transportasi umum dan biaya yang kita keluarkan pastinya gak semahal naik taxi. 

Kebetulan sedang di Jakarta, tiba-tiba saya ingin naik LRT yang kata netizen, kondisi penumpang LRT lebih sepi dibandingkan kakaknya yaitu MRT yang terlebih dahulu ada di ibukota. Ada yang bilang juga, naik LRT itu gak seaman MRT. 

Ada juga yang berkomentar positif, yang nyaman dan suka naik LRT. Apapun komentar netizen, itu semua hak mereka. Kita boleh berpendapat, yang penting tetap menjaga suasana yang kondusif. 

Mungkin kalau saya sendiri, lebih percaya kalau sudah merasakan langsung. Kalau belum mencoba, mana kita tau rasanya. Pengalaman berharga itu akan kita dapatkan setelah kita merasakannya langsung. Betul gak ?. 

LRT yang akan saya coba kali ini yaitu LRT Jabodebek. LRT itu apa sih ?. Mungkin kalian sudah pernah melihat kereta listrik yang memiliki jalur khusus berupa rel yang melayang di medsos atau berita di tv. Dulu sempat viral karena terjadi insiden kecelakaan disaat uji coba. 

LRT (Light Rail Transit) adalah kereta ringan yang digunakan sebagai moda transportasi publik perkotaan. LRT dirancang untuk mengangkut penumpang dalam jumlah sedang hingga besar, terutama di kota-kota dengan lalu lintas padat.

LRT merupakan produk dari karya asli anak bangsa yaitu PT.INKA yang berada di Madiun, Jawa Timur.  Kereta ini dilengkapi dengan sistem otomatis tanpa masinis menggunakan teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) dengan otomatisasi tingkat GoA-3.

Kereta ini seluruhnya berjalan di rel layang atau permukaan dan membawa sekitar tiga rangkaian kereta saja. Digerakkan tanpa masinis tetapi tetap diawasi oleh petugas. Horor juga ya naik kereta yang digerakkan oleh sistem komputer alias tanpa masinis. Hehehehe. 

Mari kita coba ! 




Hari itu, Jumat pagi setelah sarapan di penginapan, saya ijin ke teman-teman untuk jalan-jalan sebentar. Jadwal pagi itu ada beberapa materi tapi saya gak ngikutin. Rencananya ngikut materi yang siang sampai sore saja. 

Karena sudah sering jalan sendiri kalau bepergian ke luar kota, saya sih enjoy saja muter-muter Jakarta sendirian tanpa khawatir jika bertemu sama orang jahat. Yang penting bawa diri pede saja. Jangan sampai terlihat sama orang kita kebingungan di jalan. O

Dari penginapan, saya memesan ojek online via aplikasi hijau. Rencana akan naik LRT dari Stasiun Dukuh Atas BNI Jalan Setia Budi karena jarak dari penginapan gak terlalu jauh. Siapin uang receh biar gak ribet nunggu kembalian. 

Buat kalian yang akan bepergian melalui Stasiun Dukuh Atas, apabila naik MRT bisa turun di Stasiun MRT Dukuh Atas. Atau yang dari Bandara Soeta, bisa menggunakan Kereta Bandara turunnya di Stasiun Sudirman Baru lalu jalan kaki kurang lebih seratus meter menuju Stasiun LRT Dukuh Atas BNI. Buat naik KRL juga bisa diakses oleh stasiun ini. 

Setelah si abang ojek datang. Saya pun berangkat menuju stasiun. Waktu tempuh hanya sepuluh menit saja melewati jalan pintas untuk menghindari macet. Untungnya hari itu hari libur nasional alias tanggal merah. Saya lupa hari besar apa itu. Jadinya di jalan gak begitu ramai kendaraan. Mungkin masih pada tidur di rumah masing-masing. 

Sesampainya di pintu masuk Stasiun Dukuh Atas BNI. Saya pun berjalan menaiki anak tangga menuju stasiun yang berada di atas jalan raya. Suasana stasiun Dukuh Atas BNI masih sepi. Mungkin hari libur dan saya datangnya terlalu pagi. 

Hanya beberapa calon penumpang saja yang terlihat. Sempat ragu jadi apa gak mau naik LRT. Sempat berubah pikiran untuk naik MRT saja ke Blok M. Tinggal nyeberang jalan ke Stasiun MRTnya. 

Tapi karena LRT belum sama sekali saya cobain. Sedangkan MRT sudah pernah beberapa kali. So, tetap pilihan jatuh kepada LRT. 

Pikir saya, enak lah naik kereta dalam keadaan sepi. Gak perlu rebutan kursi dan berdiri di dalam kereta. Tinggal duduk manis, bebas pilih kursi dan bebas buat konten pastinya. Hehehe. 




Suasana stasiunnya nyaman. Penampakannya keren dan mirip seperti Stasiun MRT. Hanya saja kalau MRT ada stasiun bawah tanahnya karena jalurnya ada lewat terowongan bawah tanah. Sedangkan MRT full rel layang di atas permukaan jalan. 

Fasilitas di dalam stasiun sangat baik. Ada toiletnya yang bersih. Dibedakan toilet laki-laki dan perempuan. Ada juga toilet khusus disabilitas. Petunjuk informasi sangat membantu. Gak perlu bingung melihat beberapa arah petunjuk. 

Layar lebar digital yang menunjukkan jadwal keberangkatan kereta dan beberapa informasi yang sangat membantu kita yang baru pertama kali mencoba layanan transportasi keren ini. 

Yang perlu diingat, di Stasiun Dukuh Atas ini ada dua jalur LRTnya yaitu dari Dukuh Atas menuju stasiun pemberhentian Stasiun Jati Mulya Bekasi via Stasiun Halim (Bekasi Line). Sedangkan ada juga jalur dari Dukuh Atas hingga pemberhentian terakhir di Stasiun Cibubur via TMII (Cibubur Line). 

Apabila buat kalian yang akan menuju arah Cibubur, kalian bisa turun di Stasiun Cawang untuk transit lalu lanjut LRT ke arah Stasiun Harjamukti. Bila masih bingung, kalian bisa bertanya kepada petugas yang ada di dalam kereta atau stasiun. 

Sebelum berangkat ke stasiun, saya mencoba mencari informasi cara pembelian tiket LRT lewat aplikasi KAI Accees. Tapi kebetulan aplikasi saya sedang trouble. Jadinya pakai cara lain yaitu lewat kartu e-money saja. 

Karena e-money belum diisi, saya pun mencoba membayar dengan kartu lain. Menggunakan kartu MRT ternyata gak bisa. Jadinya, beli kartu KRL yang bisa digunakan untuk LRT seharga 30 ribu. Ditambah top up 20 ribu. Jadi totalnya 50 ribu. Hitung-hitung nambah kartu perjalanan gitu. 

Jadwal keberangkatan LRT Jabodebek setiap sepuluh menit (koreksi bila keliru). Rencananya saya akan menuju Stasiun Halim. Alasan pertama, ingin melihat Stasiun KCIC Halim yang sedang viral dengan Kereta Woosh Jakarta - Bandungnya. Katrok amat yaa ! Hahaha. 

Setelah membeli kartu KRL Multi Trip di loket. Saya pun memasuki area tunggu penumpang dengan masuk melalui gate otomatis. Kartu tadi tinggal di tap di mesin scan otomatis. Lalu gatenya terbuka setelah tap kartu. 





Selanjutnya saya berjalan menuju area tunggu di peron. Terlihat hanya saya dan beberapa penumpang saja yang menunggu kedatangan kereta dengan arah yang sama. 

Waktu menunjukkan jam sembilan pagi. Kereta saya pun akhirnya datang. Dari kejauhan terlihat kereta berwarna dominan merah dengan ukuran lebih kecil dibandingkan kakaknya (MRT). 

Saya berdiri di depan pintu otomatisnya. Berdiri mengikuti tanda panah di lantai. Setelah kereta berhenti dengan sempurna. Pintu kereta dan pintu pembatas terbuka otomatis secara bersamaan. 

Setelah terbuka, saya pun langsung masuk ke dalam kereta. Karena gak ada penumpang turun, jadinya kita diperbolehkan langsung masuk. Tetapi kalau ada penumpang turun, kita dahulukan penumpang yang turun dulu. Setelah itu baru kita masuk. 

Suasana di dalam kereta dingin banget. Kaca kereta kinclong. Maklum saja, baru dua tahun kereta ini beroperasi. Kursi berwarna merahnya sangat empuk. Tapi jumlahnya gak sebanyak di MRT. Fasilitas di dalam kereta cukup lengkap.

Ada kursi empuk, pegangan tangan untuk penumpang yang berdiri. Ada alat pemadam kebakaran. Ada alat pemecah kaca yang digunakan disaat kondisi tertentu. Ada petugas keamanannya sehingga kita di dalam kereta merasa tenang. 





Papan informasi cukup lengkap dari jalur, stasiun pemberhentian hingga aturan gak boleh merokok dan makan minum selama di dalam kereta. Pastinya gak ada toilet di dalam kereta. 

Setelah duduk, saya melihat sekitar dalam kereta. Vibesnya seperti kereta kota di Jepang gitu meskipun belum pernah naik kereta di Jepang. 

Gak menunggu lama, LRT pun berangkat. Pintu otomatis sudah tertutup. Kereta pun bergerak secara perlahan lalu melaju dengan kencang sekitar 80 km/jam. Gak ada goncangan berarti. Jalan keretanya mulus sekali. Benar-benar dibuat nyaman. 

View yang kita lihat di perjalanan sungguh keren. Melewati gedung-gedung pencakar langit ibukota Jakarta. Cuaca juga cukup cerah. Jadi teringat film Spiderman. Dimana saat bang Spider sedang berantem di kereta dengan Prof.Octopus, hehehe.

Beberapa stasiun yang akan dilewati hingga ke Halim antara lain Stasiun Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran Bank BJB, Cikoko, Ciliwung, Cawang dan sampai di Stasiun Halim. 

Perjalanan diperkirakan sekitar lima belas menit saja. Jarak antar stasiun juga gak terlalu jauh, setiap lima menit kereta sudah sampai di stasiun pemberhentian. 

Gak banyak saya lakukan di dalam kereta. Hanya duduk sambil menikmati perjalanan. Buka handphone untuk mengambil beberapa foto. Sisanya benar-benar menikmati view yang ada di depan mata. 





Sudah melewati Stasiun Cawang, saatnya saya dan beberapa penumpang lainnya bersiap-siap turun di Stasiun Halim. Dari kejauhan sudah terlihat Stasiun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Halim dengan bangunan yang super megah dan cat dominan putih. 

Sempat melihat Kereta Whoosh di detik-detik keberangkatan menuju Stasiun Tegaluar, Kab.Bandung disaat LRT sampai di Stasiun Halim. 

Setelah berhenti dengan sempurna dan pintu otomatis LRT terbuka. Saya dan penumpang lainnya turun. Suasana masih sepi di stasiun padahal stasiun ini merupakan stasiun penghubung ke Stasiun KCIC Whoosh. Apa mungkin kebetulan pas saya kesini, stasiun masih sepi. 

Setelah keluar dari LRT, saya berjalan menuju pintu keluar. Untuk keluar stasiun masih menggunakan tap kartu. Jadi kartu yang kita pegang, jangan sampai hilang atau tertinggal. Kalau gak ada, kita gak bisa keluar stasiun. 

Pas saya tap, ternyata di layar mesin scan kartu tertera tarif yang saya sudah tempuh. Jadi dari Stasiun Dukuh Atas ke Halim, hanya 8,5 ribu saja dengan durasi lima belas menit. Cukup murah banget. 

Stasiun LRT Halim sangat modern. Apalagi stasiun ini nyambung dengan Stasiun KCIC Whoosh. Saya cukup berjalan kaki kurang lebih lima menit saja melewati lorong penghubung menuju stasiun Whoosh. 





Sesampainya di Stasiun Whoosh, suasana sangat ramai oleh calon penumpang yang akan menuju ke Bandung. Bisa jadi karena hari libur alias long weekends. Jadinya banyak warga Jakarta yang keluar kota. Tujuannya paling terdekat kalau gak ke Bandung ya ke Bogor. 

Sayangnya, saya belum sempat mencoba kereta Whoosh dikarenakan waktu yang gak memungkinkan. Besok pagi sudah balik ke Lombok. Next time kalau ke Jakarta lagi, diusahakan cobain Whoosh. 

Setelah berkeliling sebentar di dalam stasiun Whoosh yang super super ramai oleh para penumpang. Saya pun balik ke Stasiun LRT untuk balik ke Stasiun Duluh Atas lagi. 

Nah pas baliknya, saya mendapatkan LRT dengan kondisi penumpang ramai. Sampai-sampai gak kebagian tempat duduk alias berdiri di lorong kereta. 

Kesimpulan awal saya terbantahkan setelah melihat kondisi penumpang LRT dari Stasiun Jati Mulya Bekasi yang ramai sekali. Sebelumnya saya berpikir, kalau mau naik kereta sepi, bisa naik LRT. Ternyata baik MRT, KRL maupun LRT sama-sama menjadi favorit warga Jabodebek. 

Ini juga menjadi solusi tepat untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, Bekasi dan ke arah Bogor. Dengar-dengar juga, Jakarta sekarang ini sudah mulai gak terlalu macet. Sudah banyak warga yang sadar akan pentingnya naik moda transportasi umum. Bahkan pegawai pemerintahan di Jakarta, setiap hari Rabu harus menggunakan transportasi umum menuju ke kantor. Keren kan !. 

Kurang lebih satu jam waktu jalan-jalan saya menggunakan LRT. Perasaan saya senang sekali akhirnya bisa nyobain kereta ini. Bagi saya, LRT memiliki kelebihan dibandingkan moda transportasi lainnya yang ada di Jakarta. Salah satunya, setiap stasiun LRT memiliki akses ke Trans Jakarta, MRT, KRL dan KCIC. Jadi kita gak perlu bingung mau naik apa. Tinggal sesuaikan dengan waktu perjalanan kalian saja. 

Gak rugi naik LRT ! 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

0 comments:

Post a Comment