Gak terasa hampir seminggu kami liburan ke Yogya. Saatnya balik ke Lombok via jalur darat dan laut lagi pastinya. Tadinya mau lanjut ke Banyuwangi, tapi melihat kondisi anak-anak sudah letih sekali. Akhirnya saya dan istri memutuskan untuk langsung pulang saja lewat Surabaya.
Di awal itinerary yang saya buat sama istri, Banyuwangi menjadi destinasi terakhir dalam ekspedisi kami sekalian ingin silaturahmi dengan keluarga besar istri disana. Mumpung masih Bulan Syawal.
Tapi namanya rencana tetaplah rencana, kembali lagi yang punya kehendak yang di Atas. Next time,... Di tahun depan kami berencana touring ke Banyuwangi. Amin
Hari Jumat pagi sehabis shalat Subuh, kami bersiap-siap berangkat ke stasiun. Gak lupa mengecek kembali barang bawaan agar gak ada yang tertinggal di hotel.
Anak-anak syukurnya bisa bangun pagi. Sehabis semuanya sudah siap. Kami keluar kamar menuju ke lobi hotel untuk melakukan check out.
Sambil menunggu proses check out selesai, saya memesan grab untuk ke stasiun. Untungnya pagi itu gak ngantri lama untuk mendapatkan grab. Sepuluh menit menunggu, akhirnya mobil grab sudah datang dan semua barang bawaan, kami masukkan ke dalam mobil.
Setelah proses check out beres, kami menuju stasiun. Pagi yang cerah dari Kota Yogya. Waktu di jam tangan menunjukkan jam enam pagi. Kurang lebih sepuluh menit perjalanan dari hotel ke stasiun.
Di Yogya sendiri ada dua stasiun besar yaitu Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan. Karena kami akan menaiki kereta Sritanjung kelas full ekonomi, jadinya naiknya di Stasiun Lempuyangan yang khusus melayani perjalanan kereta kelas ekonomi dan Commuter Line.
Kondisi arus lalu lintas pagi itu cukup lengang. Belum terjadi kemacetan di beberapa titik rawan macet. Cuaca pagi yang bersahabat. Jam keberangkatan kereta masih cukup lama. Mobil kami berjalan cukup santai hingga tiba di stasiun.
Tepat di depan pintu kedatangan, mobil berhenti dan kami segera turun dari mobil. Mengecek barang bawaan agar gak ada yang tertinggal dan gak lupa bayar bapak grabnya, hehehe.
KA Sritanjung berangkat dari Stasiun Lempuyangan tepat jam tujuh pagi. Masih sekitar setengah jam lagi waktu kami check in. Mencetak tiket di ticketing machine. Lalu melakukan proses boarding.
Suasana di stasiun pagi itu cukup ramai oleh calon penumpang. Apalagi pagi itu cukup padat jam kedatangan kereta api baik dari arah barat maupun arah timur.
Kerennya, Stasiun Lempuyangan sudah banyak perubahan dari segi bangunan. Dulunya stasiun ini cukup kecil. Tapi sekarang peron sudah tinggi semua. Bangunan stasiun juga sudah direnovasi besar-besaran.
Stasiunnya juga sangat bersih dan tertata. Ada ruang tunggu penumpang yang nyaman, beberapa spot foto juga terlihat. Ada water station juga seperti di stasiun-stasiun besar lainnya.
Setelah melakukan boarding, kami bergegas menuju kereta yang sudah tersedia di jalur dua. KA Sritanjung membawa tujuh gerbong, satu gerbong makan dan pembangkit, satu gerbong barang.
Sayangnya file foto lokomotifnya terhapus di handphone karena pada saat mengirim file-file foto ke flashdisk, banyak yang hilang. Entah kena virus atau gimana.
Kalau gak salah lokomotif yang dipakai pada saat itu yaitu CC 203. Biasanya yang menarik KA Sritanjung ini yang CC 203 vintage berwarna kuning hijau. Sayangnya pas saat itu, bukan dia.
Untuk kereta ekonominya masih pakai versi lama alias kereta ekonomi vintage juga yang sudah diubah menjadi lebih baik. Konfigurasi kursi masih tetap 3-2 dan berhadapan dengan kapasitas penumpang 106 orang. Sudah dilengkapi dengan beberapa AC di setiap gerbongnya. Jendelanya juga sudah full kaca.
Kalian juga gak perlu khawatir apabila handphone lowbat, di setiap kursi sudah disediakan colokan listrik untuk handphone, laptop dan powerbank.
Untuk kenyamanan saya rasa kereta ekonomi versi lama sudah cukup nyaman meskipun kursinya masih tegak gitu. Bantalannya empuk dan anak-anak pastinya sangat nyaman dan happy.
Kami duduk di gerbong nomor dua yang posisinya nomor dua di belakang lokomotif. Bisa dibilang gerbong kami berada di barisan depan.
Setelah duduk di dalam kereta, gak lama kemudian kereta segera diberangkatkan. Tepat jam tujuh pagi, kereta berangkat menuju Ketapang Banyuwangi via Surabaya Gubeng.
Perjalanan pagi itu cukup baik. Memang paling syahdu itu kalau duduk di dalam kereta di pagi hari. Kita bisa melihat view persawahan dan perbukitan hijau. Masih ada sedikit kabut. Terlihat puncak Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dari kejauhan.
Melewati beberapa stasiun besar seperti Stasiun Klaten, Solo Balapan, Solo Jebres, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Wonokromo dan berhenti di Surabaya Gubeng.
KA Sritanjung masih melanjutkan perjalanannya sampai stasiun paling ujung timur Pulau Jawa yaitu Stasiun Ketapang Banyuwangi. Kapan-kapan kita full trip naik kereta ini. Jadi mengingat masa-masa kuliah dulu saat kereta ini masih berwarna orange biru, hehehe.
Kurang lebih lima jam perjalanan, kami sudah sampai di Stasiun Surabaya Gubeng. Kereta berhenti di jalur 2. Kami bergegas untuk turun dari kereta.
Over all, gak terasa perjalanan selama lima jam di dalam kereta. Pengennya berlama-lama di dalam kereta. Anak-anak juga masih tertidur saat mau sampai. Terpaksa saya bangunkan mereka. Maaf ya anak-anak ! Hehehe.
Keretanya sangat nyaman dan ruangannya dingin dan wangi. Toiletnya juga bersih. Sempat melakukan upacara minum teh juga di dalam kereta. Ikutan seperti Mas Ambul (Youtuber kereta api asal Jogya).
Setelah turun dari kereta, kami bergegas berjalan keluar dari stasiun melalui pintu barat. Makan siang dulu di sekitar stasiun. Kemudian lanjut menuju penginapan yang sudah kami pesan. Memesan grab menuju penginapan yang berlokasi di sekitar Pasar Turi.
Welcome to D'Carol Hotel Surabaya !
Seperti janji saya di cerita sebelumnya. Saya akan mereview penginapan tempat kami menginap setelah sampai di Surabaya saat berangkat dari Lombok.
Nah pas balik ke Lomboknya, kami menginap semalam di Surabaya sambil menunggu jadwal kapal keesokan harinya. Tepatnya di penginapan yang sama. Yaitu D' Carol Hotel. Buat kalian yang sudah ikutin cerita bersambung saya dan keluarga backpackeran ke Yogya, pasti sudah paham.
Banyak cerita yang saya skip karena sudah saya bahas di cerita sebelumnya. Jadi harus dibaca dari episode pertama ya. Asyiik !.
Pertama kali menginap di hotel ini, jadi sudah gak pengen mencoba di hotel yang lain. Banyak memang pilihan hotel murah dan nyaman di Surabaya. Tapi kami tetap memilih D'Carol Hotel karena lokasinya terdekat dari Pelabuhan Tanjung Perak dan Stasiun Pasarturi.
Jarak dari Stasiun Surabaya Gubeng juga ternyata gak jauh-jauh amat. Kami bayar grab aja sekitar 30 ribuan melewati jalan protokol yang cukup ramai lancar.
D'Carol Hotel beralamatkan di Jalan Gundih no 8, Gundih, Kota Surabaya. Tepatnya di area DUPAK Grosir Surabaya. Kalian bisa lihat google maps lebih jelasnya.
Waktu menunjukkan jam satu siang. Setibanya di depan hotel, kami naik ke lantai lima menggunakan lift. Kebetulan D'Carol Hotel letaknya di lantai lima.
Setibanya di lobi hotel, waktu check in masih sekitar setengah jam lagi. Sambil menunggu waktu check in, kami duduk di sofa merah depan lift atau lobi hotel. Suasana di lobi hotel cukup ramai oleh para tamu yang akan menginap juga. Rata-rata bawa koper semua.
D'Carol Hotel memiliki keunikan tersendiri dimana hotelnya berada di lantai lima dengan dinding warna-warni dari bangunan DUPAK Grosir Surabaya. Uniknya lagi, kamarnya berjumlah ratusan. Terdiri dari dua gedung yang dihubungkan dengan jembatan penghubung.
Tepat jam dua siang, nama saya dipanggil untuk melakukan check in. Setelah selesai proses check in, kami diarahkan untuk menuju kamar yang sudah dipesan. Untungnya dibantu oleh belboy untuk membawa barang bawaan yang cukup banyak, hehehe.
Setibanya di kamar, kami langsung happy. Dua kali menginap disini, dua kali pula mendapatkan kamar yang bersih dan cakep. Standar hotel bintang tiga, menurut saya sudah lebih dari cukup. Hanya saja kami gak mendapatkan fasilitas sarapan saat pesan di aplikasi tiket.com.
Ukuran kamarnya cukup luas. Bednya cukup luas untuk kami berempat. Kamar mandinya juga bersih dan fasilitas di dalamnya lengkap. Ada dua handuk, shower air panas dan dingin, closed duduk, dapat sikat gigi dan pasta. Lantai kamar mandinya juga gak licin. Ada wastafel juga dan cermin.
Hal wajib buat kami menginap di hotel itu yaitu harus ada tv, ac dan bednya yang empuk. Apalagi ditambah dengan kamar yang wangi, jadi betah berlama-lama di dalam kamar.
Menurut saya D Carol Hotel sangat cocok buat kita-kita yang sedang backpackeran atau transit di saat mau liburan ke Yogya atau kota-kota lainnya di sekitar Surabaya.
Harga per kamarnya juga cukup terjangkau. Saya saja saat itu dapat kamar harga di bawah 250 ribuan disaat long weekends. Kalau di hari biasa bisa harga di bawah 200 ribuan. Lebih lengkapnya kalian bisa cek di aplikasi online.
Setelah bersih-bersih, kami langsung istirahat. Anak-anak juga sudah lelah banget. Bangun tidur waktu sudah menunjukkan jam lima sore.
Agenda sore itu kami akan berkunjung ke rumah keluarga di Surabaya. Setelah mandi dan beres-beres, kami menuju rumah Bu De yang lokasi rumahnya di daerah Ketintang.
Alhamdulillah, transit di Surabaya sekalian bisa silaturahmi dengan keluarga yang sudah lama gak pernah berjumpa. Bisa kumpul bersama keluarga di Surabaya sambil nongkrong di sebuah cafe bernama Sodus. Sayangnya foto-fotonya banyak kehapus gara-gara flash disk kena virus.
Disana kami menikmati makan malam. Saya memesan Soto Kudus Daging Kerbau. Kuah sotonya nendang banget. Apalagi daging kerbaunya yang super empuk. Disajikan dengan nasi yang sudah dicampur jadi satu dengan soto kudunya di dalam sebuah mangkuk.
Sayangnya kami transit di Surabaya hanya semalam saja karena keesokan harinya kami harus balik ke Lombok. Jadwal kapal kami awalnya diberangkatkan pukul 11.00 WITA sesuai yang tertera di aplikasi DLU Ferry. Tapi malamnya kami mendapatkan pesan whatsapp dari pihak PT.Dharma Lautan Utama (PT.DLU) bahwa kapal kami mengalami keterlambatan keberangkatan. Awalnya pukul 11.00 WIB menjadi pulul 15.00 WIB dikarenakan masalah operasional.
So, kami bisa check out tepat waktu. Bisa santai-santai dulu di hotel. Keesokan paginya, setelah bangun pagi. Saya dan anak-anak, keluar kamar menuju ruang restonya. Berhubung gak mendapatkan service sarapan. Jadinya kami membeli sarapan sendiri.
Istri menyusul belakangan karena masih beres-beres barang bawaan. Anak-anak ngajakin main dulu di playground kids di depan restonya. Ruang restonya cukup luas. Dari restonya, kita bisa melihat view Kota Surabaya dari lantai lima gedung DUPAK Grosir. Terlihat juga atap dari Stasiun Surabaya Pasarturi dari hotelnya.
Over all, menginap di D'Carol Hotel Surabaya menjadi pengalaman berkesan buat saya dan keluarga. Tempat transit rekommended buat kita yang akan melanjutkan perjalanan ke daerah lain tapi sudah kemalaman di Surabaya.
Hotelnya cukup bersih dan nyaman. Kamarnya juga banyak, jadi gak khawatir kehabisan kamar. Tipe kamarnya ada superior twin, superior double, deluxe twin dan deluxe double. Tinggal pilih sesuai dengan budget.
Kalau kami memilih menginap di kamar superior double. Kamarnya bersih, sprainya juga cukup wangi dan bersih, kamar mandinya oke, kamarnya dingin, channel tvnya banyak terutama channel anak-anak.
Restonya juga cukup luas dengan meja panjang dan kursi yang nyaman. Di restonya kami memesan nasi goreng telur spesial diberi toping pangsit goreng sebagai wadah nasi gorengnya.
Rasa nasi goreng enak benar. Bumbunya nendang. Telur mata sapinta juga sesuai dengan pesanan. Gak mateng-mateng amat. Sebagai pelengkap, kami memesan teh manis hangat. Wangi tehnya seperti teh orang tua kita jaman dulu. Wangi dan hangat di tenggorokan.
Untuk area parkir kendaraan bagi yang menginap, kita bisa memarkirkan kendaraan kita di depan pintu masuk hotel yang berada di satu area dengan parkiran kendaraan DUPAK Grosir Surabaya.
Apalagi ya ?. Sepertinya review saya tentang hotel D'Carol Surabaya cukup sampai disini. Mungkin ada pengalaman teman-teman lainnya yang pernah menginap disini ada cerita yang berbeda. Silahkan bercerita di kolom komentar.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
0 comments:
Post a Comment