Monday 9 December 2019

Menginap Dua Malam di Yello Hotel Manggarai, Jakarta Selatan


Di hari pertama saya menginjakkan kaki di Jakarta, rasa pengen tidur itu semakin besar. Penerbangan dua jam dari Lombok Jakarta, belum lagi duduk manis satu jam di atas bus membuat mata ini pengen istirahat sejenak. Ini adalah cerita kedua saya di Jakarta. Biar nyambung, kalian bisa baca dulu cerita  sebelumnya tentang perjalanan dari Lombok ke Jakarta menggunakan Air Asia.

Setelah turun dari bus di daerah Pasar Minggu, saya bareng temen (Si Amri) menunggu ojek online yang sudah kami order menuju tempat menginap kami. Saya bareng Si Amri berbeda tempat menginap. Saya di Yello Hotel Manggarai dan Si Amri di hotel lainnya yang jaraknya gak begitu jauh dari tempat saya. Kenapa  berbeda ? Karena di hari yang sama, bapak saya ada di Jakarta ada urusan dinas. So, saya nebeng menginap disana. Lagi pula jarak dari hotel ke lokasi ujian gak begitu jauh. Jadi gak keluar duit hotel nih, rezeki anak sholeh.

Sebelumnya saya belum pernah menginap di Yello Hotel. Hanya melihat di medsos saja dan tampilan hotelnya lumayan keren kalau dari foto. Apakah aslinya sama kecenya dengan yang ada di foto ?. Yuuk simak terus cerita kali ini !.







Badan sudah pegel-pegel gak karuan. Tumben banget, padahal naik motor berkilo-kilo gak terlalu pegel. Apa karena saya lagi kurang sehat jadi cepet capeknya, mungkin saja. Jarak dari tempat kami menunggu ojek online ke lokasi hotel gak begitu jauh. Hanya sepuluh menit saja dan kondisi lalu lintas di perjalanan gak begitu macet.

Sesampainya di depan hotel, saya langsung sumringah. Pegel-pegel yang tadinya bersahabat sepanjang perjalanan, hilang seketika gara-gara lihat tampilan hotelnya yang wah banget. Ini baru namanya hotel 4.0, hotelnya anak milenials. Segera saja saya turun dari mobil membawa tas ransel dan koper. Tumben-tumbenan juga saya bawa koper karena saya akan berada di Jakarta selama seminggu, cukup lama juga ninggalin istri di rumah. Sedangkan Si Amri melanjutkan perjalanan ke hotelnya yang lokasinya persis di belakang hotel saya.

Tadinya sih gak masuk agenda mereview hotel selama di Jakarta. Pengennya fokus nyari tempat wisata dan kuliner disini untuk konten. Eh, pas lihat hotel ini, terpikir untuk mereviewnya. Di depan hotel, ada beberapa spot foto yang bisa anak-anak insta selfiean. Muralnya kece-kece semua. Berhubung pengen cepet-cepet masuk ke dalam kamar, jadi gak kepikiran selfiean juga. Saya bergegas menuju meja receptionis untuk mengambil kunci kamar. Dengan senyuman dan sapaan yang sangat ramah ke saya, salah satu karyawan menanyakan nama saya. Setelah saya memberitahu, kunci kamar yang berbentuk kartu berwarna kuning langsung diberikan kepada saya. Pelayanannya cukup oke nih (kesan pertama di dalam hati).

Sehari sebelumnya, bapak sudah check in disini. Jadi saya sekamar sama bapak. Saat saya sampai di hotel, bapak belum balik dari pertemuan di daerah Jakarta Pusat sana. Tapi gak apa-apa, daripada nungguin di lobi lebih enak istirahat di kamar dan terus mandi biar seger.

Secara keseluruhan seluruh dinding hotel ini didominasi cat warna kuning dengan mural-mural dan tulisan yang kece-kece. Konsep yang digunakan yaitu industrial sesuai dengan jaman sekarang. Jadi gak sabar ingin berkeliling sekitaran hotel. Meskipun gak terlalu besar, hotel ini cukup asyik buat saya. Keren pokoknya.






Lanjut .... !

Kamar saya berada di lantai tiga. Untuk menuju setiap lantainya gak disediakan tangga. Satu-satunya akses yang bisa digunakan melalui lift yang jumlahnya ada dua. Hotel ini total memiliki sembilan lantai dan gak ada lantai empat. Jangan bingung karena hampir seluruh hotel, gak ada yang memiliki nomor empat baik itu nomor kamar, lift bahkan nomor tempat tidur (untuk hotel kapsul).

Sesampainya di depan pintu kamar, saya mengeluarkan kartu yang diberikan tadi. Tinggal menempelkan di bagian sensornya, akhirnya pintu terbuka. Ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya sangat suka dengan tampilan kamarnya. Bener-bener keren dan jaman now banget. Masih didominasi dengan warna kuning dengan tulisan yang menempel di dinding. Tempat tidurnya pun cukup lebar dan luas menurut saya. Di pojokan ada jendela yang bisa dibuka tutup menggunakan penutup jendela terbuat dari papan kayu alias gak pakai gorden. Di pojokan juga terdapat sofa panjang yang menempel di dinding. Kita bisa rebahan disini, enak banget duduk disini.

Seperti kamar hotel biasanya, ada meja kerja, tv led,lemari pakaian, kotak pengaman, ada kamar mandi yang berukuran gak terlalu besar tapi gak kekecilan. Anak-anak yang suka dengan kamar minimalis pasti suka kalau tidur di kamar ini. Dibuat betah dan gak mau keluar kamar. Ruang kamarnya juga adem dan harum lemon atau citrus.

Saya sangat beruntung dapat kamar yang memiliki panorama indah, bisa lihat gedung-gedung tinggi Jakarta. Apalagi menikmati secangkir kopi hangat sambil bengong di depan jendela melihat gedung-gedung tinggi dan pedagang mie ayam yang lewat di depan hotel. Perut jadi laper karena belum sempat makan siang.

Berhubung perut sudah laper, saya langsung mandi. Masuk kamar mandi, saya melihat tampilannya oke juga. Bagian dinding kamar mandi diatur dengan suasana clean. Dipasang ubin diseluruh dindingnya dengan cermin yang diterangi dengan lampu. Rasanya kalau selfiean di dalam kamar mandi, keren juga kali yaak ! hahaha... skip.



Pintu kamar mandinya juga cakep karena multifungsi. Bisa langsung menutup tempat shower box bila ada yang mandi. Jadi, bila kita akan menggunakan toilet dan wastafel, satu kamar mandi bisa masuk dua orang tanpa saling melihat. Keren juga nih dibuat di rumah sendiri, hahaha...lirik istri.

Untuk perlengkapan di kamar mandi sama seperti hotel-hotel biasanya. Jadi saya gak perlu tuliskan disini yaak. Oke, setelah badan seger, saatnya turun ke bawah nyari makanan. Turun ke lobinya, kok pengen nyari makanan di luar hotel saja sambilan jalan-jalan sore.

Saya baru sadar, Yello Hotel lokasinya sangat strategis. Dekat sama shelter TransJakarta, Stasiun Manggarai, Terminal bus Manggarai dan area tempat makan. Dekat dari sini juga ada pusat perbelanjaan lhoo, namanya Pasar Raya.  Apabila kita akan menuju bandara menggunakan kereta bandara, bisa naik lewat Stasiun Manggarai. Mau kemana-mana bisa naik TransJakarta. Gak salah pilih hotel nih, hemat di ongkos broo.

Setelah perut kenyang, saya balik ke hotel. Santai-santai dulu di lobinya. Di lobinya dibedakan dua ruang, ruang smoking di teras luar dan ruang no smoking di area lobi. Lobi dan restaurantnya gabung jadi satu. Jadi untuk sarapan atau makan, bisa disini. Menu-menunya juga bisa dipesan sesuai dengan daftar menu yang tersedia. Disini juga terdapat netzone yang dilengkapi dengan sofa dan tablet. Sambil bersantai kita bisa internetan disini. Untuk lantai dua, terdapat empat ruang meeting yang letaknya gak jauh dari lobi dan restaurant.

Beberapa saat duduk bengong sambil buka handphone di lobi, bapak datang bersama rombongan. Saya disuruh naik ke kamar dan bengong time berakhir saat itu. Gak banyak kegiatan yang saya lakukan selain membuka materi ujian keesokan harinya dan keluar makan malam bareng bapak. Untuk malam pertama, ceritanya sampai disini dulu.

***

Keesokan paginya masuk hari kedua, saya sudah bersiap-siap menuju lokasi ujian. Di hari pertama hanya ada pembekalan saja sampai sore, jadi agak santai lah. Sebelum berangkat, ada jatah sarapan di restaurantnya. Saya bareng bapak turun ke bawah. Saya kira kami berdua kepagian turunnya, ternyata sampai di bawah, sudah banyak tamu yang sarapan bahkan sudah selesai. Jam berapa mereka sarapannya, padahal jam masih jam tujuh pagi waktu setempat.



Melihat makanan yang begitu banyak, selera makan saya timbul. Emang dasar doyan makan, jadi pengen nyobain semua menu yang ada. Hanya saja itu gak mungkin. Saya memilih sarapan dengan nasi goreng saja. Keliatannya cukup enak dan gak banyak minyaknya.

Disini saya gak akan mereview makanannya ya karena di postingan ini fokus dengan tampilan hotelnya saja. Setelah sarapan, saya pamit ke bapak dan rombongan untuk segera menuju lokasi ujian. Waktu menunjukkan jam setengah delapan pagi. Saatnya menyibukkan diri berkegiatan seharian. Saya pun berpisah dengan bapak. 

Kegiatan selesai jam enam sore, waktunya balik ke hotel. Bapak sudah menunggu saya di hotel untuk makan malam. Jarak menuju ke hotel gak terlalu jauh. Saya memilih untuk berjalan kaki dengan memakan waktu sepuluh menit saja. Seperti biasanya, sepanjang perjalanan kendaraan dan asap mengepul dimana-mana sudah menjadi hal yang wajar buat saya, Jakarta gitu. 

Sesampai di hotel, saya segera mandi dan keluar makan malam. Gak lama meninggalkan hotel, kami pun segera balik ke kamar setelah makan malam. Perut sudah kenyang, saatnya istirahat sejenak sambil belajar untuk ujian besok pagi. 

Saya ditinggal sendirian di kamar karena bapak keluar untuk ngepul alias ngerokok. Bosen di kamar, saya pun memutuskan menuju lantai sembilan yang katanya di atas ada cafenya. Bener saja, saya menuju lantai sembilan dan saat pintu lift terbuka, surprise !. Gila, pemandangan malam hari di Kota Jakarta ternyata kece guys. 







Cafe kece ini bernama Peron Sky Cafe. Menurut informasinya, cafe ini dibuka pada tahun 2018 lalu. Hari dan tanggalnya, saya kurang tahu. Nambah lagi nih bahan review saya. Tadinya gak kepikiran kalau di atas hotel ini ada sebuah cafe yang menawarkan pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian.

Tampilan cafe mengambil konsep industrial. Dari meja dan kursi ditata semenarik mungkin. Pembatas pun dirancang untuk tempat para pengunjung bisa menikmati keindahan ibukota. Melihat cahaya lampu dari gedung-gedung besar. Mirip seperti suasana di Singapore dan Kuala Lumpur meskipun belum kesampaian kesana (curhat).

Saya memutuskan untuk bersantai sejenak di cafe ini sambil membuka materi ujian esok hari. Saya suka dengan konsep dan suasana cafe ini. Dari semua cafe yang pernah saya datangi dan review, baru kali ini saya menemukan cafe kece (gak peres). Duduk merenung memandang kemegahan gedung-gedung pencakar langit di malam hari, jadi kangen sama istri di rumah. Seandainya dia ada disini, betapa romantisnya suasana malam itu (semoga dia baca tulisan ini). Amin. 

Di cafe ini setiap Jumat Malam ada BBQ night lhoo. Kebetulan banget nih, malam itu Jumat Malam. Pantes saja rame banget, entah tamu hotel atau pengunjung luar duduk meramaikan cafe. Banyak makanan enak-enak yang bisa kita cicip guys. Tapi ingat, harus bayar yaak. 

Alunan musik yang diputar malam itu menambah suasana menjadi syahdu. Doa saya saat itu, semoga gak hujan saja karena kalau hujan pasti kita semua basah kuyup dan BBQ night terganggu deh. Menikmati barbeque gak perlu mahal-mahal. Cukup datang Jumat malam ke lantai sembilan Yello Hotel, kita bisa menikmati pemandangan yang kece. Di malam kedua menginap di Yello Hotel saya merasa puas atas pelayanan yang diberikan sejak saya datang sampai di malam saya duduk termenung di Peron Sky Cafe. 



Kesimpulannya, Yello Hotel Manggarai dengan konsep industrial dan masa kini memberikan pelayanan yang sangat memuaskan. Keramahan para karyawannya yang gak segan-segan menawarkan bantuan kepada para tamu. Saya saja sampai grogi dengan keramahan para karyawannya, terutama yang cewek. Wooiii, inget istri di rumah woiii !. Iya... iya, namanya juga cerita. 

Penampilan hotelnya yang sangat menarik dan banyak spot yang bisa difoto. Tampilannya sangat instagramable banget. Cocok buat saya yang sangat hobi mereview hotel. Kamarnya juga bersih, wangi, keren dan utama yang wajib ada di hotel yaitu suasana ademnya. Kasurnya empuk, banyak fasilitas yang kita peroleh dari hotel ini. Pokoknya puas tidur sampai ngorok. 

Makanannya juga gak mengecewakan, meskipun di tulisan ini saya gak mereview makanannya. Mohon maaf ya teman-teman. Tapi, kalau saya nilai kelezatan makanannya, saya beri nilai 9 dari 10. Banyak mengangkat makanan nusantara dibandingkan makanan luar. 

Peron Sky Cafe yang berada di lantai sembilan juga menurut saya kece abis. Saran saja, kalau mau nongkrong di cafe ini enaknya menjelang sunset sampai malam hari. Pagi juga boleh sambil menikmati sunrise. Cafe ini buka dari jam tujuh pagi sampai tengah malam. Keren kan Yello Hotel Manggarai ?.

Buat saya gak rugi dua malam menginap di Yello Hotel Manggarai. Bagi kalian yang datang ke Jakarta mencari hotel yang memiliki lokasi strategis, bisa pilih Yello Hotel Manggarai (bukan ngendorse). Untuk pemesanan kamar, bisa melalui aplikasi online seperti traveloka atau tiket.com. Atau bisa juga langsung datang ke Yello Hotel Manggarai yang berada di Jalan Minangkabau no 9, Jakarta Selatan.

Oke... sampai jumpa lagi. Selamat Tidur guys ! :)


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Peta Google Maps



8 comments:

  1. Bener2 nuansa yellow yah. View saat malam top deh, betah citycation jadinya

    ReplyDelete
  2. serba kuning ya, sampe minuman dan piringnya pun kuning, heuheuheu
    tapi btw namanya Yello atau Yellow ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awalnya sih saya kira Yellow,ternyata gak pake W hahaha... unik banget ney hotel :)

      Delete
  3. ini hotel emang KECEH PARAH! :D aku pernah stay di cabangnya yg di harmoni mas. itu jg cakeeeeep bangettt, sama kayak yg di manggarai. kekurangannya cm 1 sih, ga ada pool aja. anakku yg hobi berenang jd sempet manyun :p. yg aku suka dr yello sih krn warna warninya itu, kesannya jd ceria banget yaaak. segeeer gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg satu kurangnya, gak ada poolnya.. Coba aj ada, tambah keren ney hotel :)

      Delete