Saturday 17 February 2018

Cerita dari Bukit Tembere, Batu Butir


Sejak pertama kali melihat di instagram, saya bertanya-tanya foto di atas lokasinya dimana yaak ? "Dimana-dimana kekasihku ?", (malah nyanyi). Ada beberapa info yang saya dapatkan meskipun sangat minim. Maklum saja masih baru dan masih belum banyak orang tau juga. Bisa dibilang saya blogger pertama yang menulis tentang tempat ini (mulai songong). Menurut informasi yang ada, tempat ini berada di Batu Butir, Gunung Sari. Nah lhoo, dimana tuh ?.

Pertama kali saya melihatnya di instagram orang. Di bawah komentar-komentar yang ada, gak disebutkan jalur menuju kesana secara lengkap. Ini orang ada niat buat kita penasaran atau apa ini ?. Nyari-nyari di google maps juga gak menemukan tempat yang dimaksud. Satu-satunya cara yaitu membuka kembali postingan di akun instagram yang sama. Siapa tau ada yang menjelaskan secara lengkap. Ibarat menunggu jawaban si dia mau apa gak sama saya, itu saja. Geje yaaak ?, emang geje jadi gak perlu diperpanjang,hehehehe.

Oke fine... Di keesokan harinya, ada orang baik yang menjelaskan jalur menuju kesana di kolom komentar di postingan foto yang berhasil buat saya ingin kesana. Mungkin saja orangnya sudah kesana bareng gebetannya atau bisa jadi dia warga sana, atau mungkin dia sok tau biar dibilang dialah orang pertama yang kesana atau entahlah. Yang jelas informasi yang diberikan sangat up to date dan lumayan terpecaya. 

Jujur saja, saya yang asli orang Pulau Lombok saja masih belum banyak tau beberapa tempat yang sangat asing di telinga. Contoh saja : Desa Penjor, Gangga atau Batu Butir, Gunung Sari. Ini sayanya yang kuper (kurang pergaulan) atau jarang keluar rumah. Anak traveling kok jarang keluar rumah sih ?, Ya keluar kamar lalu melakukan perjalanan ke kamar mandi juga itu bisa disebut traveling untuk menikmati kenikmatan surga dunia lhooo (pu***).

"Banyak basa-basinya loe Dik", Iyee.. namanya juga saya lagi usaha buat si pembaca tulisan ini jadi penasaran, apalagi cewek yang jadi model saya kali ini (lihat foto di atas). Pasti kalian penasaran kan dan bertanya-tanya kok ada dia di dalam tulisan saya kali ini ? hehehe. 

***







Kebetulan ada hari libur, tepatnya Hari Tahun Baru China atau biasa kita menyebutnya Hari Raya Imlek. Biasanya menjelang Imlek, cuaca gak menentu. Kadang panas, kadang hujan. Hujannya gak nanggung-nanggung. Bisa seharian gak berhenti-berhenti. Sampai kamar saya bocor dan numpang tidur di kamar si doi. "Lhoo kok kamar si doi ?, jauh amat Dik". "Kan numpang tidur saja, gak ngapa-ngapain". hehehe. Itu kepepet atau memang modus dan berharap hujan terus biar numpang tidur di rumah si doi. Tau-taunya salah kamar, masuk ke kamar bapak ibunya. Lalu keesokan harinya, saya disidang di hadapan penghulu. Yang jelas saya gak punya si doi lagi. Dia sudah pergi entah kemana. Tadi itu cuma ngarep saja,lupakan hehehe.

Cuaca pagi sangat cerah sekali. Hari yang sangat bersahabat saat itu. Saya sudah bertekad untuk pergi. Awalnya sih ingin pergi sendirian, tapi ada seseorang yang saya ajak dan dia pun mau. Asyiik nih ada temennya kesana. Setelah kita janjian ketemuan di salah satu rumah sakit. Lhoo kenapa di rumah sakit, siapa yang sakit atau dia pegawai rumah sakit juga yaak ?. Jawabannya, yang memang kita janjian ketemuan di rumah sakit dan gak ada yang sakit. Hanya menitipkan kendaraan dia di parkiran rumah sakit saja. #GakUsahKepo 

Setelah semuanya siap, kami berdua langsung capcus ke TKP. Jarak tempuh gak jauh-jauh amat. Kurang lebih lima belas menit dari Kota Mataram kita sudah sampai di Desa Kekait, Gunung Sari. Karena gak menemukan lokasi di google maps dan hanya modal informasi yang seadanya, saya pun ada niat kalau tersesat tinggal nanya di warga sana. Berharap mereka juga tahu lokasi yang saya maksud. Gak lama, kami sudah tiba di jalan persimpangan yang katanya ada jalan kecil di sebelah kanan. Ternyata benar, di sudut jalan persimpangan, ada papan petunjuk bertuliskan "Batu Butir". Nah ini dia petunjuk pertama. Kesenengan seperti mencari harta karun saja nih.

Saya pun mengarahkan motor ke arah Batu Butir. Kami melewati sebuah perkampungan yang sangat asri dan nyaman. Warga desa juga ramah-ramah. Gak segan melepas senyum kearah kami saat kita berpapasan. Udara pagi yang sangat sejuk menemani kami di sepanjang perjalanan. Jalannya pun sudah beraspal dan mulus. Tetapi lima puluh meter sebelum sampai di lokasi parkiran, kondisi jalan masih berbatu. Harap hati-hati karena jalur disini menanjak. 

Gak memakan waktu lama, akhirnya kami sudah sampai di lokasi parkiran. Kondisi masih belum ada pengunjung. Hanya beberapa pemuda warga desa setempat. Masih pagi juga, jadi pengunjungnya masih tidur di rumah masing-masing,hehehe. Lirik kanan-kiri, saya kebingungan ke arah mana nih lokasi rumah pohonnya. Saya pun bertanya ke salah satu pemuda yang kebetulan penjaga lokasi wisata baru ini. Kami diarahkan mengikuti petunjuk yang sudah dibuat. Lumayan dua puluh meter kami harus berjalan kaki  melewati perkebunan warga, mengikuti arahan si papan petunjuk. Breaking News nya saat itu kondisi cuaca sangat cerah, Alhamdulillah. 

Welcome to the Bukit Tembere !

Rasa penasaran terpecahkan saat melihat secara langsung keindahan dari tempat ini. Bukit Tembere, bukit yang berhasil membuat saya jatuh cinta. Galau saya kepada Milea hilang sekejap, sudah move on dari Milea (korban film Dilan). Bisa dibilang Rumah Pohon Bukit Tembere paket lengkap. Dari kejauhan, kami bisa melihat lautan luas Selat Lombok, perbukitan hijau, perkampungan yang terletak jauh di bawah sana. Kece sekali !










Berhubung pagi itu masih sepi, kami berdua bisa mengexplore tempat ini tanpa terganggu sama Kids Jaman Now yang tau sendiri kalau sudah selfiean, mulut dimonyongin pake gaya samping biar gak terlihat gendut dan hanya wajah saja yang terlihat. Kalau kami berdua sih beda,hahahaha 

Spot foto di rumah pohon ini juga sangat banyak. Saking banyaknya saya gak sempat mengambil gambar semuanya. Hanya beberapa saja yang saya anggap kece dan rekommended. Ada namanya Jembatan Cinta, spot foto ini paling laris di antara spot yang lain. Sebuah jembatan bambu yang menjorok ke jurang bukit dan gak terlalu panjang, hanya beberapa meter saja. Uniknya disini, banyak payung warna-warni yang terpasang. Biar kesannya romantis dan ceria. Di ujung jembatan juga disediakan sebuah kursi untuk para pengunjung yang akan difoto. Tapi jangan lama-lama yaak, kasian pengunjung yang lain. Budayakan hidup antri !.

Masih belum banyak pengujung yang datang, kami berdua mencoba spot yang lainnya. Ada rumah pohon yang hampir mirip bentuknya dengan tempat lain yang sudah saya datangi. Ada juga ayunan yang bisa digunakan untuk merenung meratapi nasib dan keadaan mantan yang sedang apa dan dimana. 

Ada juga beberapa gazebo / berugaq untuk dijadikan tempat kumpul dan beristirahat pengunjung. Warung-warung juga ada. Lengkap sekali fasilitas yang ada disini meskipun sederhana ala-ala destinasi perkampungan tapi gak kampungan. Bagi saya ini tempat perlu dicontoh buat desa-desa lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Menciptakan lapangan pekerjaan dan pemasukan buat desa.






Dari informasi yang saya dapatkan. Wisata Bukit Tembere baru seminggu dibuka semenjak saya menulis tempat ini. Alam yang kece, tempat yang cocok untuk dijadikan tempat menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, sahabat, gebetan. Ada satu hal yang menjadi perhatian saya saat itu yaitu lantunan ayat-ayat suci Al-Quran yang terdengar dari atas bukit ini. Asal suara lantunan ngaji tersebut dari sebuah masjid di terletak di perkampungan di bawah Bukit Tembere. Kita bisa melihatnya dari atas bukit. Nilai tambah dari destinasi ini yang membuat saya tenang dan menikmati keindahan Bukit Tembere. 

Saran saya, bila ingin mendapatkan pengalaman datang ke Bukit Tembere seperti saya. Bisa mengambil Hari Jumat pagi karena selain menikmati keindahan alam dari Bukit Tembere, kita juga mendapatkan bonus mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, Subhanallah. Maha Suci Engkau yang menciptakan keindahan yang gak ternilai ini. 

Waktu terus berjalan, pengunjung sudah mulai berdatangan. Ada perkumpulan bapak-bapak yang habis gowes dengan sepeda-sepeda kece mereka dan selfiean di spot foto Bukit Tembere. Saya dengan Si Kiki duduk santai di salah satu gazebo sambil ngobrol-ngobrol mengenai perkembangan destinasi wisata di Pulau Lombok khususnya. Ohya, saya belum kenalkan Si Kiki, hehehe..Sorry Ki lupa kenalin. Si Kiki teman saya, kebetulan sering ketemu di beberapa event wisata gitu. Kita berdua juga sama-sama anak Genpi Lombok Sumbawa. Punya hobi sama yaitu traveling cuma dia anak rumahan dan jarang kemana-mana. Beda sama saya yang kalau hari libur bukan dipakai buat istirahat di rumah tapi dipakai untuk mencari tempat yang kece dan dipamerin di blog pribadi saya pastinya hehehe. 

Kami sudah akrab dan karena punya hobi sama, jadi saya gak susah mengajak dia untuk mencari tempat baru yang siap diexplore. Bisa dibilang ini pengalaman pertama saya ngetrip bareng dia. Anaknya asyik dan tau gak dia itu sering curhat. Curhat apa yaak ? hehehe... Peace ki. 


Ada satu hal unik juga yang saya temukan di tempat baru ini. Beberapa tulisan yang menurut saya menggelikan tapi menarik untuk dibaca dan ditertawakan. Ada satu kalimat yang menurut saya membawa pesan moral. " Fokus Bahagia Jangan Galau ". Cocok sekali buat kita-kita yang lagi galau kalau datang kesini galaunya agak berkurang setelah melihat keindahan alam Bukit Tembere dan cewek-cewek bening pastinya (mulai dah ini orang).

Kalimat-kalimat yang lain juga masih banyak. Hampir semuanya berbau cinta dan patah hati. Penasaran ? Langsung saja datang ke wisata Bukit Tembere mumpung belum banyak orang tau. Kids Jaman Now yang tersebar di Pulau Lombok saja masih belum banyak yang tahu. Ayoook Buruan !!!

Rekommended untuk mencari jodoh lhooo !!! hehehehe #Bukan Promosi

Catatan :
- Rumah Pohon Bukit Tembere, Dusun Batu Butir, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat.
- Jalur : Kota Mataram - Gunung Sari (menuju ke Pusuk) - Pom Bensin Gunung Sari, nanti ada jalan kecil di kiri jalan setelah Pom Bensin Gunung Sari, selanjutnya ikutan jalanan aspal yang menanjak.
- Biaya Parkir 2 ribu.
- Biaya Masuk 3 ribu.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

11 comments:

  1. Wah masih sepi, baguss
    Bentar lagi pasti nge hits nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru dibuka seminggu yg lalu mas broo hehehe.. Bagus tmpatnya

      Delete
  2. Sperti mengenal modelnya.. hehe

    ReplyDelete
  3. Cakep tempatnya... Ayo bang ke sini lagi

    ReplyDelete
  4. tulisannya keren. kayaknya next trip musti ikut lagi biar gag di bilang anak rumahan lgi 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah modelnya ngoment..hehehe okeh neng.. Qta cari tempat yg kece lg :)

      Delete
  5. Kak, ini lokasi jalannya sebelum kolam cafless? Buka tiep hari?

    ReplyDelete
  6. Wah, kelihatannya tempatnya keren nih. (Tapi buat saya Lombok itu jauh ... )

    ReplyDelete
    Replies
    1. Skrg udh bnyak promo pnerbangan k Pulau Lombok hehehe

      Delete