Friday, 8 May 2015

Kesejukan Taman Narmada


Sore hari setelah pulang kerja, saya ingin sekali jalan-jalan ( cuci mata ) sekalian hunting foto. Sayangnya pas saat itu habis hujan besar di sekitaran Kota Mataram. Males juga mau ngetrip ke tempat yang jauh dari rumah. Akhirnya ada ide untuk jalan-jalan ke Taman Narmada juga. Setelah sms ke temen-temen, saya bersama beberapa dari " kru patrick " yang lain menuju ke Taman Narmada.


Gak jauh dari pusat Kota Mataram, sekitar 15 menit kita sudah sampai di taman yang terkenal dengan air awet mudanya ini. Sebagian besar agen travel disini, mengantar tamunya ke tempat ini untuk melihat replika dari Gunung Rinjani bersama Danau Segara Anak. Emang bener sih jika dilihat sekilas, bentuknya seperti Danau Segara Anak yang berada di Gunung Rinjani. Bisa teman-teman buktikan sendiri bila berkunjung ke tempat ini, he..he..he.


Ini taman bukan sembarang taman yang kita bayangkan. Walaupun taman rekreasi, tapi ini tempat peribadatan umat Hindu yang berada di Pulau Lombok dan sekitarnya. Bisa dilihat dari banyaknya ornamen-ornamen suasana Bali, seperti Pura yang merupakan tempat persembahyangan umat Hindu dan bentuk bangunan Bali lainnya. Jadi kita bila berkunjung ke tempat ini, harus jaga tata krama dan sopan santun. Saling menghargai antar agama pastinya. 




Berada di tempat ini membuat pikiran kita kembali jernih setelah seharian beraktivitas mencari duit. Udara yang sejuk, jauh dari polusi, kolam taman yang jernih, air pancuran yang adem, rumput dan pepohonan yang hijau, ditambah dengan ornamen-ornamen yang menjadi ciri khas dari Taman Narmada, seolah-olah berada di Bali.




Taman Narmada dibuat pada saat Raja Anak Agung Ngurah Karangasem yang merupakan raja dari Kerajaan Karangasem berkuasa hingga ke Pulau Lombok. Jadi gak heran jika bentuk tamannya sekilas seperti taman yang berada di Karangasem, Pulau Bali. 



Saat kami berada di Taman Narmada, sedang berlangsung upacara sembahyang oleh umat Hindu. Bau dupa yang dibakar bersama wangi-wangian yang khas dari Bali membuat suasana menjadi hening dan sangat nyaman untuk menenangkan pikiran.  


Berjalan ke sisi selatan Taman Narmada, banyak sekali tempat-tempat yang cocok untuk fotoan. Salah satunya foto yang ada di atas, keren bukan?. 






Di sisi paling selatan dari Taman Narmada, kita akan menjumpai sebuah waduk buatan yang lumayan luas. Wah, keren banget waduk ini. Disini kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan, seperti memancing, sekedar duduk-duduk menikmati waduk, dan berfoto pastinya yang membawa kamera.



Untuk teman-teman pecinta fotografi, kalian bisa ke tempat ini. Ini tempat keren habis. Sebuah saluran air yang bentuknya seperti tangga yang dibuat untuk pengairan ke beberapa tempat di sekitar Taman Narmada. Para masyarakat setempat memberikan sebutan untuk saluran ini dengan nama "Seribu Anak Tangga". Jika dilihat sepintas mirip seperti ular raksasa. 

Gimana tentang Taman Narmada, Keren bukan???.

Catatan :
- Jarak Taman Narmada dari Kota Mataram kurang lebih 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram.
- Bagi teman-teman yang menginap di seputaran Kota Mataram, gak terlalu jauh bila berkunjung kesini.
- Jalur yang dapat ditempuh : Kota Mataram - Taman Narmada.
- Tiket masuk menuju area taman yaitu sebesar Rp.6.000,- untuk tourist lokal dan Rp. 12.000,- untuk tourist asing.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Sunday, 3 May 2015

Legenda Putri Mandalika, Pantai Putri Nyale


Pernah mendengar legenda Lombok yang bernama Putri Mandalika ?. Konon katanya sang putri menyeburkan diri ke laut dari atas batu, tak lama kemudian keluar cacing laut berwarna-warni yang dikenal di kalangan masyarakat Suku Sasak ( Suku Asli Lombok ) dengan sebutan nyale dan dipercaya bahwa nyale tersebut adalah penjelmaan dari Putri Mandalika, sehingga Putri Mandalika dijulukin Putri Nyale. 

Begini cerita lengkapnya, konon pada jaman dahulu kala di pesisir selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tanjung Bitu dengan rajanya yang terkenal bijaksana bernama Raja Tonang Beru. Raja ini memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik bernama Putri Mandalika. Dengan kecantikannya itulah menyebabkan banyak pangeran dari berbagai daerah khusunya dari Pulau Lombok ingin melamarnya menjadi istri.


Putri Mandalika tak kuasa menolak lamaran-lamaran yang datang dari para pangeran tersebut, sehingga ia memutuskan untuk mengumpulkan seluruh pangeran di sebuah pantai yang sekarang dikenal dengan sebutan Pantai Putri Nyale atau Pantai Seger.

Di pantai inilah Putri Mandalika berdiri di sebuah batu yang terletak di tepi pantai untuk memberikan kata-kata terakhirnya kepada seluruh pangeran yang ingin menjadikan ia istri. Secara tiba-tiba Putri Mandalika terjun ke pantai dan hanyut bersama air laut sehingga akhirnya gak ada satupun pangeran yang bisa memilikinya. 


Para masyarakat segera mencari sang putri yang hanyut ke laut namun pada akhirnya sang putri gak ditemukan. Bukan sang putri yang ditemukan tetapi makhluk kecil seperti cacng laut yang berwarna-warni. Dan akhirnya masyarakat sekitar mempercayai bahwa cacing itu adalah jelmaan Putri Mandalika.

Legenda itulah yang kemudian menjadi tradisi masyarakat Suku Sasak khususnya daerah pesisir selatan Pulau Lombok yang dikenal dengan sebutan Tradisi Bau Nyale. Bau Nyale diadakan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam hitungan tahun Sasak atau sekitar bulan Februari dalam hitungan tahun Masehi. Acara ini gak hanya diikuti oleh masyarakat setempat namun para pengunjung baik lokal maupun mancanegara sangat antusias mengikuti acara yang diadakan setiap sekali dalam setahun ini.


Begitulah cerita legenda dari Putri Mandalika ( Nyale ) yang saya ketahui dari cerita orang tua saat saya masih kecil. Menjelang tidur malam, orang tua selalu menceritakan legenda-legenda yang berasal dari Pulau Lombok terutama tentang Putri Mandalika. Dalam pikiran saya, pasti Putri Mandalika cantik sekali walaupun hanya bisa mendengar ceritanya saja. 

Karena ingin merasakan suasana pada saat itu, saya bersama teman-teman jalan yaitu "kru patrick" berkunjung ke Pantai Putri Nyale atau lebih dikenal dengan sebutan Pantai Seger. Niatnya sih berlibur sambil belajar tentang legenda Pulau Lombok yang sudah mendarah daging di masyarakat Suku Sasak ini.


Lokasi Pantai Putri Nyale ini berdekatan dengan Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan. Jadi bila teman-teman berkunjung ke Pantai Kuta, gak ada salahnya berkunjung juga ke Pantai Putri Nyale yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari Pantai Kuta.

Yang saya suka dengan pantai ini yaitu bentuk pantainya, disini ada jembatan penyeberangan yang terbuat dari bambu, perbukitan pinggir pantai yang bisa kita daki, dan yang paling saya suka yaitu di pantai ini ada patung Putri Mandalika bersama para pangeran yang menandakan di situlah lokasi sang putri terjun ke laut dan gak ditemukan sampai saat ini.


Agak sedikit ke arah barat, berdiri sebuah penginapan yang bernama Novotel Hotel. Satu-satunya hotel berbintang yang berada di wilayah Pantai Putri Nyale. Keseruan kami yang berjalan di pinggir pantai sambil bermain pasir, membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Apalagi saat itu habis turun hujan sehingga membuat udara menjadi lebih segar dan membuat pikiran kita lebih segar lagi pastinya.


Di sebelah timur, ada sebuah bukit yang bisa didaki. Dari atas bukit ini kita bisa melihat deretan pantai-pantai dari Pantai Kuta, Pantai Putri Nyale atau lebih dikenal dengan Pantai Seger, dan pantai-pantai lainnya. Gak puas rasanya bila kami gak mencoba untu mendaki bukit ini dan melihat pemandangan yang sangat cantik dari atas bukit Pantai Seger ini. Dingin, angin kencang, udara segar bercampur jadi satu.


Puas rasanya kami berkunjung ke pantai-pantai di wilayah Kuta dan sekitarnya. Dari ngetrip ke Pantai Tanjung Aan, mencoba mendaki Bukit Merese dan terakhir nyangkut di Pantai Seger atau Pantai Putri Nyale yang saya beri nama sendiri karena berhubung pantai ini memiliki kisah legenda Putri Mandalika, jadinya saya lebih suka menyebutnya dengan Pantai Putri Nyale dibandingkan sebutan Pantai Seger. 

Menghabiskan satu hari ngetrip bersama anggota "kru patrick" membuat saya senang bisa menjadi guide sekaligus leadernya para "kru patrick" yang baik dan gak mengecewakan. Saya menjadi lebih semangat ngetrip ke tempat lain lagi dan dengan cerita yang baru pastinya. Ditunggu cerita ngetrip saya selanjutnya dan selamat berlibur buat teman-teman pecinta traveling ! :)

" My Trip My Adventure "

Catatan :
- Jalur menuju Pantai Putri Nyale : Kota Mataram - Gerung ( Baypass BIL ) - Penujak - Bandara Internasional Lombok ( BIL ) - Desa Sade - Pantai Kuta Mandalika - Pantai Putri Nyale ( Hotel Novotel ).
- Tarif masuk ke pantai Rp. 5.000,- sudah termasuk parkir
- Waktu yang paling baik berkunjung yaitu pada sore hari atau menjelang sunset dan pagi hari menjelang sunrise.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Saturday, 2 May 2015

Terdampar di Bukit Merese, Lombok Island


Pulau Lombok gak ada habisnya bila berbicara soal destinasi yang baru terkenal di kalangan para pecinta traveling dan photografi. Satu per satu tempat-tempat kece yang siap memanjakan mata pecinta traveling bermunculan. Dari Pantai Pink, Pantai Semeti yang terlebih dulu terkenal. Sekarang ada lagi tempat kece yaitu Bukir Merese, Tanjung Aan.


Sebenarnya ini lanjutan cerita para " kru patrick " di Tanjung Aan pada artikel sebelumnya. Awal cerita dari asyiknya menikmati laut Tanjung Aan dari atas perahu boat, karena pemilik kapal menawarkan kami untuk singgah di salah satu tempat kece yang ada di sekitaran Tanjung Aan. Akhirnya perahu boat kami sampai juga di bukit yang sangat kece bernama Bukit Merese. Para " kru patrick " pun terdampar di bukit ini.


Saya sebagai travel blogger, sangat mengagumi bukit ini. Keindahan yang diberikan membuat siapa saja yang memijakkan kakinya di bukit ini pasti dibuat jatuh cinta. Baru kali ini saya dibuat sangat terkejut, ternyata di Lombok ada bukit sekece ini.



Deretan perbukitan hijau, hempasan ombak menerjang pinggir tebing berbatu, laut berwarna turquoise menjadi tontonan saya bersama teman-teman dari atas Bukit Merese ini. Bahkan sinar matahari yang sedang teriknya pun gak terasa di kulit kami.


Rupanya  bila dilihat sekilas, kita bisa bermain bola disini. Rumput di atas bukitnya hijau mbak broo.. Apalagi bermain bola bersama mbak broo berbaju biru,he..he..he.. peace. Bermain bola sih bisa, tapi anginnya mbak broo, kenceng sekali. Yah, namanya juga bukit di pinggir laut apalagi langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.


Eh ngapain Odi ngajakin para cewek-cewek berpegangan tangan ?, kayak super model alay gitu. Maklum si Odi itu cowok rempong ciiinn ( ha..ha..ha ). Untung saya baik hati fotoin kalian bertiga, Hati-hati entar jatuh terjun ke laut si Odi !. Kalo Odi jatuh ke laut entar berubah jadi nyale berwarna kuning  ( ha..ha..ha..).



Kita tinggalkan dulu para model saya. Ini dia penampakan Bukit Merese hasil jepretan saya sendiri tanpa model, gak kalah kerennya dengan menggunakan model. Bagusan mana ? ( hi..hi..hi..).


Keasyikan jepret sana sini, ketemu lagi sama mbak bro berjilbab biru berbaju pink kemerahan. Yasudah, karena mbaknya pengen difotoin, saya langsung saja mengambil gambar yang terbagus buat jadi kenang-kenangan. Di kejauhan terlihat Batu Payung Beach dari Bukit Merese yang terletak di sebelah timur dari bukit ini.


Sekitar satu jam saya bersama para " kru patrick " berada di atas Bukit Merese, akhirnya kami memutuskan untuk segera balik ke Pantai Tanjung Aan karena saat itu cuaca tiba-tiba berubah menjadi mendung.


Saat dalam perjalanan balik ke Tanjung Aan, cuaca sudah berubah menjadi gelap gulita, berarti menandakan akan turun hujan.


Walaupun panas-panasan di atas Bukit Merese ditambah lagi menjadi tukang foto para model-model alay, tetapi saya sangat bahagia bisa ngetrip bareng teman-teman yang semuanya asyik diajak ngetrip. Ingin sekali suatu saat nanti bisa balik ke tempat ini, Amiin.

Keindahan yang Allah SWT berikan, membuat saya semakin cinta dengan dunia traveling dan meningkatkan iman saya kepada Allah SWT. Dengan traveling, kita bisa mensyukuri apa yang Allah SWT berikan kepada kita dan ini semua adalah titipan Allah SWT  yang harus kita jaga, bukan untuk merusaknya.

Gimana, keren bukan Bukit Merese ?

Teman-teman yang kebetulan datang ke Lombok, wajib ke tempat kece ini. Selamat berlibur !.

Baca juga cerita tentang Tanjung Aan with Kru Patrick

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 30 April 2015

Tanjung Aan Beach with Kru Patrick


Si Didik Punya Catatan kali ini bercerita tentang catatan perjalanan liburan bersama teman-teman baru dan dalam suasana yang baru pula. Memiliki teman baru yang gila ngetrip itu menambah perbendaharaan perjalanan saya di Pulau Lombok ini.

Selamat datang di cerita Tanjung Aan Beach, Lombok bersama para " kru patrick " ( Tokoh Patrick di dalam film Spongebob ) !. Sebutan yang bagi saya sangat cocok untuk kami karena kami semua suka dengan laut. Tanjung Aan yang selama ini kita sudah kenal memiliki panorama  pantai yang sangat indah dan menjadi salah satu destination pilihan di Pulau Lombok oleh para pecinta traveling baik lokal maupun internasional.


" kru patrick " semua berprofesi sebagai tenaga medis di beberapa rumah sakit yang ada di Pulau Lombok. Dari yang berprofesi sebagai dokter umum, apoteker, perawat, asisten apoteker, radiografer, dan refraksionis optis, semuanya ada. Walaupun demikian, saya dengan teman-teman memiliki hobi yang sama yaitu ngetrip ala backpacker.

Sebelum memulai cerita, saya perkenalkan teman-teman yang ikut ngetrip terlebih dulu. Dari ujung kiri ke kanan; Hakim alias Si Edho, Abas, Novi, Ocha, Dila, Iza, Lisa, Windi, Odi si cowok rempong, Nova, Si manis Lini, dan yang paling cakep pake switer hitam berkacama yaitu Mas Junk. Kalo saya cuma kebagian jadi tukang foto saja dan jangan heran jika kali ini sedikit sekali penampakan saya di beberapa foto yang saya upload.



Sedikit bercerita tentang Pantai Tanjung Aan yang sudah mainstrem. Tanjung Aan merupakan salah satu pantai yang ada di Pulau Lombok yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Terletak di Kabupaten Lombok Tengah alias berada di sebelah timur Pantai Kuta Mandalika, Lombok. Bisa dibilang pantai ini termasuk dalam deretan pantai-pantai yang berada di bagian selatan Pulau Lombok dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.


Sesampai di Tanjung Aan, kami bertemu dengan Pak Ahmad sang pemilik perahu boat yang setiap harinya menawarkan jasa kepada para pengunjuung untuk menikmati pantai ini dengan berkeliling sekitar pantai dan siap mengantar ke beberapa tempat yang sangat keren di sekitar pantai ini.

Akhirnya kami memilih untuk berkeliling di sekitaran pantai sambil menikmati keindahan Tanjung Aan dari atas perahu boat dengan harga yang sudah disepakati bersama. Menikmati Tanjung Aan dengan cara yang berbeda itu menambah catatan perjalanan liburan saya bersama teman-teman baru.



Di perjalanan berkeliling sekitar Tanjung Aan, akhirnya penampakan saya muncul juga bersama sahabat baru yaitu Odi si cowok rempong. Angin sepoi-sepoi duduk di atas perahu boat ditambah dengan keindahan perbukitan hijau dan laut berwarna turquoise membuat hati bahagia dan gak mau pulang ke rumah.


Penampakan perbukitan hijau serta pasir putih dan laut berwarna turquoise yang dimiliki oleh Pantai Tanjung Aan. Sangat beruntung bagi kami datang ke pantai ini saat musim hujan karena saat musim hujan rerumputan yang berada di perbukitan berwarna hijau bila dibandingkan saat musim kemarau, rerumputan akan berwarna kekuningan.


Memiliki banyak teman yang memiliki hobi yang sama apalagi bisa ngetrip bareng, rasanya ingin sekali mengunjungi beberapa tempat yang keren-keren dan masih sedikit orang datang kesana. Saya masih ingin mengelilingi Pulau Lombok, bahkan ingin ke semua tempat yang ada di pulau yang terkenal dengan Pelecing Kangkungnya ini.

Inilah awal dari perjalanan para " kru patrick " menaklukkan Pulau Lombok. Setelah bercerita tentang Tanjung Aan Beach, saya akan bercerita tentang perjalanan menuju Bukit Merese bersama para 
" kru patrick ". Ditunggu cerita kami selanjutnya. 

Catatan :
- Tanjung Aan bisa ditempuh dengan motor atau mobil dari Kota Mataram kurang lebih 1,5 jam dan hanya 20 menit dari Bandara Internasional Lombok.
- Sewa perahu boat berkeliling Tanjung Aan Rp. 10.000,- per orang udah pulang pergi.
- Masuk Tanjung Aan hanya Rp.5.000,- per motor
- Jalur menuju Tanjung Aan : Kota Mataram - Gerung - Bandara Internasional Lombok - Desa Sade - Pantai Kuta Mandalika - Tanjung Aan.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday, 21 April 2015

Si Kembar dari Desa Santong, Lombok : Tiu Teja Waterfall


Bila berbicara soal Pulau Lombok, gak ada habisnya memang cerita-cerita dari tempat yang sangat keren, baik yang sudah terkenal maupun yang baru muncul di dalam dunia pariwisata Pulau Lombok.

Masih bercerita tentang air terjun yang berada di Lombok Utara, tepatnya di Desa Santong, Kecamatan Kayangan. Kurang lebih memakan waktu dua jam perjalanan dari Kota Mataram hingga sampai di pintu gerbang air terjun yang baru dibuka beberapa tahun yang lalu. Selamat datang di cerita Si Kembar dari Desa Santong " Tiu Teja Waterfall ". 


Tepat jam sebelas menjelang siang, kami yang terdiri dari empat cowok-cowok single alias belum menikah, akhirnya sampai di pintu masuk menuju Air Terjun Tiu Teja dengan selamat. Kebetulan sekali pada saat itu hujan turun cukup deras, akhirnya saya bersama ketiga sahabat saya berteduh di sebuah peristirahatan yang sengaja dibangun untuk para pengunjung. 


Selama berteduh, disana kami berkenalan dengan petugas yang bernama Pak Syamsuri. Beliau yang bertugas memberikan keamanan bagi para pengunjung yang menuju Air Terjun Tiu Teja. Kami asyik berbicara ngalor ngidul sampai hujan berhenti turun. Banyak sekali hal yang beliau ceritakan kepada kami tentang Air Terjun Tiu Teja itu sendiri. 

Gak lupa juga beliau menceritakan soal Air Terjun Sekeper yang kebetulan satu jalur dengan Air Terjun Tiu Teja, cuman kami gak bisa pergi kesana karena cuaca yang gak memungkinkan, sehingga kami cuman diizinkan untuk menuju Air Terjun Tiu Teja yang lebih dekat. Next time pastilah ke Air Terjun Sekeper, Amin. 


Bayangan saya jalur menuju Air Terjun Tiu Teja sebelumnya itu akan jarang bertemu dengan perkampungan dan pedagang. Ternyata tepat di pintu masuk air terjun, ada beberapa pedagang yang menunggu si pembeli untuk sekedar beristirahat dan membeli dagangan mereka. Kami pun lega karena ada jual nasi bungkus dan minuman dingin dan hangat. Sebelum turun, saya membeli nasi bungkus dan beberapa makanan kecil untuk makan siang kami. 


Inilah kami berempat ( dari kanan ke kiri ) Saya, Kipli, Irfan dan Ardi yang akan menaklukkan Air Terjun Tiu Teja ( lebaaayy). Sebelum memulai treking, gak lupa saya meminta tolong kepada Pak Syamsuri untuk memfoto kami di depan pintu masuk menuju Air Terjun Tiu Teja buat kenang-kenangan. "Terimakasih Pak sudah memfoto kami berempat !". 


Karena jalur treking menuju Air Terjun Tiu Teja menuruni anak tangga, seperti kita menuruni anak tangga di Air Terjun Sendang Gile, jadinya tenaga kami gak terkuras sampai ke air terjunnya. Sepanjang perjalanan menuruni anak tangga, saya takjub dengan panorama pegunungan dan hutan Desa Santong yang baru pertama kali saya lihat. Keren pokonya, bagaikan lukisan tiga dimensi yang menyegarkan mata memandang. 



Di satu titik, kita bisa melihat penampakan Air Terjun Tiu Teja dari kejauhan. Ternyata jika dilihat dari jauh, seperti air terjun kembar yang di atasnya ada air terjun yang bentuknya agak kecil. Sungguh luar biasa alam Lombok ini. Karena letak dari air terjun ini di bawah pegunungan, jadinya kita bisa melihatnya dari atas bukit dengan jelas. 



Kondisi anak tangga menuju Air Terjun Tiu Teja yang sengaja dibangun oleh penduduk di sekitar menurut saya sudah sangat baik. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah setempat yang sudah membangun daerah wisata di Desa Santong ini dengan cukup baik. Sekarang tugas kita semua untuk selalu menjada dan merawat alam ini dengan sebaik-baiknya.



Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan air terjun berbentuk kecil yang bisa dibilang air yang mengalir cukup deras. Saya pun bertanya kepada petugas disana nama air terjun tersebut, tetapi mereka belum memberi nama air terjun yang berada di jalur menuju Air Terjun Tiu Teja ini.


Kurang lebih lima belas menit treking menuruni anak tangga, sampailah kita di Air Terjun Tiu Teja. Saya pun merasakan sapaan dari air terjun ini, hembusan airnya sangat terasa sampai jarak 50 meter. Kamera saya pun hanya sampai batas sini saja bila gak mau terkena hembusan air yang cukup deras dari air terjun ini. 


Sayang, kamera saya gak bisa terlalu dekat untuk mengambil foto, akhirnya cuma bisa narsis kira-kira jarak 50 meter dari air terjunnya. Kebetulan hujan mulai turun lagi, jadinya memberi kesan keren sekali. Walaupun kondisi tubuh kedinginan, gak mengurangi rasa bahagia saya bisa melihat secara langsung penampakan Air Terjun Tiu Teja. 


Kamera DSLR gak bisa, kamera hp 8 MP merk yang lagi naik daun pun jadi. Ini sih saya saja yang nekat menggunakan kamera hp saya karena sayang sekali bila gak bisa fotoan dalam jarak yang cukup dekat dengan air terjun ditambah hujan pula. " Narsis dulu mbak broo !!! ". 


Gak puas rasanya bila ke air terjun gak terjun untuk mandi. Saya dengan para sahabat ingin cepat-cepat turun ke kolam air terjunnya yang gak terlalu dalam, cuman sampai dada orang dewasa saja kedalamannya. Dingin sekali airnya, walaupun airnya keruh karena hujan turun serta semakin lama debit air yang turun cukup deras, saya ingin berlama-lama disini sambil mandi hujan di bawah air terjun. 


Semakin cinta saya dengan alam Indonesia ini, khususnya alam Pulau Lombok yang gak ada habisnya untuk diperbincangkan. Karena saya sudah bingung mau menulis apalagi di cerita ini, saya akhiri dengan sebuah kalimat yang saya buat untuk teman-teman pencinta alam alias para backpacker dimanapun berada, " Alam ini harus selalu kita jaga mulai dari diri kita sendiri, kalo bukan kita siapa lagi ? ". 

Selamat berpetualang mencari tempat yang indah teman :) .

Catatan :
- Air Terjun Tiu Teja berarti Air Terjun Pelangi, kita bisa melihat pelangi di air terjun ini pada saat musim kemarau.
- Jalur menuju Air Terjun Tiu Teja : Kota Mataram - Gunungsari - Pusuk ( Monkey's Forest ) - Pemenang - Bangsal - Tanjung - Gangga - Kayangan - Desa Santong - Tiu Teja dan Tiu Sekeper.
- Jalur lainnya : Sengggi Beach - Malimbu - Bangsal - Tanjung - Gangga - Kayangan - Desa Santong - Tiu Teja dan Tiu Sekeper.
- Tarif masuk menuju Tiu Teja, 5 ribu rupiah per motor dan 3 ribu per orang.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra