Saturday, 6 February 2021

Gowes Sambil Wisata Kuliner ke Desa Tempos, Lombok Barat


Siapa yang gak jatuh cinta kalau sudah melihat pemandangan yang kece seperti hijaunya area persawahan yang sangat luas, menyajikan panorama deretan perbukitan hijau dengan kabutnya menyejukkan mata. Merasakan hangatnya sinar mentari pagi yang timbul dari celah-celah perbukitan. Didukung dengan jalanan aspal pedesaan yang mulus lengkap dengan rambu-rambu lalu lintasnya. Semuanya bisa kalian lihat bila bersepeda ke Desa Tempos, Kabupaten Lombok Barat. 

Gowes atau bersepeda disaat ini menjadi primadona bagi kalangan masyarakat kita yang ingin mencari keringat. Bersepeda dianggap menjadi olahraga pilihan yang tepat disaat pandemi Covid-19 ini. Gak sedikit yang rela membeli sepeda untuk menjaga imunitas agar tetap baik. Ada juga yang bersepeda hanya sekedar ingin eksis di media sosial dengan foto-fotonya yang super duper keren. Gak bisa disalahkan memang, itu hak setiap orang. Harus kita maklumi bersama. 

Tapi buat saya pribadi bersepeda itu bisa buat happy, fresh kembali setelah semingguan bekerja di kantor, dan terpenting saya bisa berbagi cerita pengalaman bersepeda kepada teman-teman di blog ini. Sejak kecil saya memang suka bersepeda. Pergi ke sekolah selalu menggunakan sepeda. Sampai diterima jadi pegawai negeri, saya akhirnya bisa membeli sepeda sendiri di tahun 2017 lalu. Sepeda yang saya pakai dan bisa kalian lihat di setiap cerita edisi gowes di blog ini. Sudah ada beberapa cerita gowes yang saya ceritakan di blog. Dan yang terbaru, cerita gowes ke Desa Tempos. Lokasinya gak jauh dari rumah, hehehe. 






Desa Tempos merupakan sebuah desa yang memiliki jalan raya yang ramah buat para pecinta bersepeda.  Bisa dilihat dari banyaknya warga yang bersepeda melalui jalur ini disaat akhir pekan. Demi gowes kesini banyak diantara yang rela bersepeda jauh-jauh dari Kota Mataram. Apalagi yang memang hobi dan sudah menjadi kegiatan rutinitas setiap minggunya. Jarak gak menjadi penghalang buat yang ingin mencari jalur yang ramah sepeda dan memilki panorama alam yang indah nan kece. 

Semenjak pindah rumah di daerah Rumak, Kecamatan Kediri, Lombok Barat, saya sudah tiga kali gowes ke desa ini. Sudah menjadi jalur favorit saya untuk bersepeda bareng temen maupun sendirian. Kebanyakan sih gowes sendirian karena bebas mau kemana saja dan pulang kapanpun saya mau, hehehe. Ramai-ramai juga lebih asyik buat saya. Apalagi ke tempat yang kece dan belum sama sekali saya datangi (tergantung sikon juga). 

Dengan kondisi alam yang dikelilingi oleh deretan perbukitan di lereng Gunung Sasak, Desa Tempos memiliki luas wilayah sekitar 4,10 km persegi dan memiliki jumlah penduduk sekitar 3.940 jiwa (sumber BPS Lombok Barat).  Mata pencaharian penduduk sebagian bersumber dari pertanian  seperti padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai sisanya bersumber dari peternakan.






Kurang dari setengah jam waktu tempuh mengayuh sepeda dari rumah hingga sampai di desa ini. Melewati jalanan yang gak begitu ramai di pagi hari. Hanya saja di perlintasan jalan provinsi yang menghubungkan Kota Mataram dengan Kota Gerung,Lombok Barat dan Bandara Internasional Lombok, kita harus ekstra hati-hati karena banyak sekali kendaraan besar yang melewati jalur ini. 

Setibanya di bundaran Gerung atau orang menyebutnya Bundaran Patung Sapi, kita mengambil jalur yang menuju Pusat Pemerintahan Lombok Barat atau biasa disebutnya Giri Menang. Jalur ini gak terlalu ramai disaat akhir pekan. Saya bisa agak lebih tenang dan santai mengayuh sepeda ke tujuan. Kecepatan sepeda normal, saya jalan santai saja karena waktu lumayan masih pagi. 

Melintasi area perkantoran dan persawahan membuat hati senang. Terlihat dari kejauhan deretan perbukitan dan persawahan. Salah satu diantaranya yaitu Gunung Sasak. Itu artinya lokasi yang menjadi tujuan saya gak telalu jauh lagi. Melihat senyuman warga desa di pagi hari, menyapa setiap orang yang bersepeda melewati rumah mereka. Gak terasa saya sudah sampai di Desa Tempos. Terlihat gapura yang sangat besar bertuliskan "Selamat Datang di Desa Tempos".

Semakin ke dalam memasuki kawasan Desa Tempos, pemandangan yang disungguhi semakin kece saja. Melintasi area persawahan dan deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Melihat aliran air yang mengalir di parit-parit pinggir jalan. Sungguh bersih dan jernih. Beristirahat sejenak sambil mengatur nafas. Sepeda saya letakkan di pinggir jalan. Duduk sejenak sambil menikmati keindahan surga yang dimiliki desa ini. Melihat hilir mudik warga desa yang memulai aktifitas di pagi hari.  Ada yang akan pergi ke sawah, ada yang berjualan di pasar, dan lain sebagainya. Warga desa sangat ramah terhadap pendatang. Gak lupa bertegur sapa dengan para goweser lainnya yang kebetulan lewat.

Setelah beberapa menit beristirahat, saya melanjutkan perjalanan lagi. Setibanya di jalanan lurus dengan kiri-kanan persawahan yang membentang luas. Terlihat jelas deretan perbukitan, dimana diantaranya adalah Gunung Sasak yang menjadi landscap dari Desa Tempos. Ada lagi Gunung bernama Gunung Mareje yang terlihat dari kejauhan juga. "Kenikmatan mana lagi yang kamu dustakan". 

Disini kita akan bertemu dengan orang-orang yang bersepeda juga. Ramai sekali yang lagi beristirahat sambil bersenda gurau bareng temen lainnya. Ada juga emak-emak bersepeda yang sibuk fotoan dan tiktokan. Maklumin saja karena sekarang ini lagi musim tiktokan. Saya bertemu dengan beberapa orang saya kenal. Seru juga bisa bareng bersepeda di jalur yang sudah buat saya jatuh cinta.






Menyusuri jalan pedesaan Desa Tempos, sampailah saya di sebuah pertigaan kecil. Ambil jalur ke kanan, kita berjumpa dengan para pedagang jajanan pasar yang berjejer sepanjang jalan.  Biasanya sangat ramai yang berjualan. Di saat Covid-19 ini penjual jajanan pasar sangat sedikit. Begini saja sudah ramai sekali. Apalagi ditambah dengan para pembeli yang rela mengantri untuk mendapatkan jajanan yang dipesan. Jajanan pasar yang ada berupa kue lupis, serabi, kludan, ketan merah, ada urap, pelecing kangkung dan masih banyak lainnya.

Sedihnya, sebagian besar para penjual dan pembeli banyak yang gak menggunakan masker dan gak menjaga jarak. Padahal pandemi Covid-19 kasusnya di Provinsi NTB masih meningkat. Selalu menerapkan 5M; Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas yang gak penting. Sebelumnya jangan salah paham dulu dengan foto di atas ya !. Saya pakai masker kok tapi pas foto saya buka dengan masker kain masih berada di leher. Saat membeli kue lupis dan serabi, saya berusaha selalu menjaga jarak dan selalu membawa handsanitaizer. 

Lanjut ceritanya !

Pas banget nih perut sudah mulai keroncongan. Sarapan dulu dengan kue lupis dan serabi. Harganya gak mahal kok alias sangat terjangkau sekali. Kita bisa beli mulai dari seribu rupiah lhoo. Saya membeli seporsi kue lupis dicampur serabi seharga lima ribu saja. Itu saja porsinya lumayan banyak. Wah, kenyang nih sarapan dengan kue lupis dan serabi dengan taburan parutan kelapa dan gula merah. Rasanya maknyus dan sangat gurih. Makan selagi hangat ditemani dengan segelas kopi hitam panas. Dijamin betah berlama-lama nongkrong disini. 

Langit yang sudah mulai cerah meskipun menyisakan aroma hujan semalam. Ditambah lagi dengan menghirup udara sejuk khas pedesaan Desa Tempos membuat perjalanan gowes ke Desa Tempos menjadi cerita kece di awal tahun 2021. Waktu gak terasa bila bersepeda menyusuri jalanan pedesaaan Desa Tempos. Sudah jam sembilan pagi, waktunya balik ke rumah. Gak lupa mengabadikan moment-moment disini dalam sebuah foto. Beberapa foto saya bersama teman-teman ada di postingan ini. Buat kalian yang punya sepeda, sayang sekali gak digunakan untuk bersepeda ke Desa Tempos. Ngayuh sepeda gak perlu buru-buru. Jalan santai saja, dan gak terasa kita sudah sampai di Desa Tempos. 

Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan Jangan ragu untuk divaksin ! #SukseskanVaksinasiCovid19 #CegahCovid19

Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Saturday, 30 January 2021

Bermain dengan Ikan Koi di King Koi 98 Lombok

Kalau ditanya,"di tahun 2021 ini mau kemana saja ?". Jawabannya, "mau ajakin anak dan istri traveling dan kuliner ke tempat yang baru dan kece". Apalagi sekarang banyak destinasi baru yang bermunculan. Dari air terjun, desa wisata, pegunungan, wisata kuliner, dan masih banyak lainnya. 

Di Kota Mataram dan sekitarnya, banyak sekali tempat nongkrong berjamuran. Dalam suasana Covid-19 saat ini pun, sudah banyak yang berani buka. Keren emang, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker yang baik dan benar, cuci tangan pakai sabun sehabis menyentuh benda asing, jaga jarak dengan orang sekitar, jauhi kerumunan dan mengurangi kegiatan. Dan paling penting menyediakan handsanitizer dan thermalgun untuk mengecek suhu badan pengunjung.

Awalnya sempat bingung mau kemana dalam suasana Covid-19 ini. Mau ngajakin ke pantai, pantai ramai pengunjung. Mau ke arena permainan anak, jangan dulu deh. Ke kolam renang ngajakin anak renang saja, sangat beresiko. Ditahan-tahan dulu jalan-jalannya. Tapi namanya saya dan istri gak bisa tahan gak jalan dan makan-makan. Bahkan di rumah saja bisa boring dan stress. Kebalik memang,hahaha.  

Buka-buka instagram, ada salah satu tempat bersantai dan bermain  yang cocok buat si kecil. Keliatannya juga tempatnya gak terlalu ramai (waktu-waktu tertentu). Diskusi dengan istri di rumah, akhirnya kami sepakat untuk jalan-jalan ke tempat yang kami tuju.



Oke, akhirnya bisa ngajakin si kecil dan emaknya touring ala-ala ke salah satu tempat yg letaknya di dalam perumahan elit di Kota Mataram. Sebut saja namanya, King Koi 98. Sebuah resto & bar yang sedang menjadi buah bibir di kalangan anak muda yang suka nongki. 

Tempat ini sedang ngehits di Lombok. Foto-fotonya berjamuran di media sosial. Ini juga yang membuat saya ingin datang kesini bareng keluarga karena penasaran. Sebagus apa tempatnya, gimana pelayanannya dan fasilitas apa saja yang kita dapat. Jarak dari rumah gak terlalu jauh. Sekitar lima belas menit kita sudah sampai di King Koi 98. Untuk lebih jelasnya, nanti saya kasi alamat restonya di akhir tulisan. 

Di akhir pekan kami datang ke King Koi 98 sekitar jam sepuluh pagi. Sebelum datang kesini, sebenarnya kami ada acara ngumpul-ngumpul bareng. Berhubung yang punya acara lagi dapat musibah keluarga, akhirnya acaranya ditunda. Akhirnya kami memilih King Koi 98 untuk menemani kami seharian. Bosen juga di rumah, gak kemana-mana di akhir pekan. Setelah bersih-bersih rumah, kami berangkat. Cuaca cerah namun gak terlalu terik. Masih nyamanlah menggunakan motor dari rumah ke lokasi. 

Gak ada kemacetan yang kami lewati di dalam perjalanan. Melewati jalur pinggiran kota merupakan pilihan yang tepat. Kebetulan juga lokasi tempatnya berada di pinggiran kota, jadi bisa memangkas waktu tempuh dari rumah ke lokasi. 

Masih dalam perjalanan, kami sudah berada di daerah Selagalas, Kota Mataram. Gedung tinggi salah satu rumah sakit swasta "Rumah Sakit Harapan Keluarga" yang cukup terkenal di Kota Mataram pun sudah terlihat jelas. Tepat sebelum melewati rumah sakit, ada pintu masuk perumahan bernama Permata Kota. Lokasi restonya kita memasuki kawasan perumahan. Setelah melewati portal pos satpam, kami melihat pemandangan yang gak biasanya. Gila, rumah-rumah disini besar dan bertingkat. Namanya saja perumahan elit. Ini rumah berapa harganya ya kalau dijual ?,hahaha. 

Bertemu dengan perempatan pertama, kami berbelok ke kiri. Setelah itu belok ke kiri lagi. Jarak beberapa meter, belok ke kanan dan ikuti saja jalan besarnya. Kami sudah dekat dengan lokasi. Dari kejauhan, kami melihat bangunan dua lantai. Ada rooftopnya dan terlihat tulisan King Koi 98 di tembok pagarnya. Gak terlalu lama menemukan lokasinya meskipun sempat muter-muter dulu dan salah jalan,hahaha.



Suasana masih sepi dan hening. Hanya kami bertiga di depan restonya. Setelah memarkirkan motor di persisi di samping pintu masuk resto, kami memasuki area resto. Gak ada siapa-siapa yang kami temui. Terlihat kolam-kolam ikan Koi dan beberapa meja dan kursi yang tertata rapi. Kesan pertama, ini tempat keren banget. Sudah lama gak datang ke tempat seperti ini lagi. 

Gak lama kemudian, ada salah satu pelayan resto yang menghampiri kami. Saya pun bertanya, "apa restonya sudah buka?". Jawaban masnya, "sudah buka mas". Beruntung juga kami datang pagi, sekitar jam sepuluh pagi pengunjung hanya kami saja. Bisa dengan leluasa nih memilih tempat untuk nongkrong. Di hari Sabtu dan Minggu, resto ini buka jam delapan pagi sampai sepuluh malam. Sedangkan hari Jumat buka mulai jam dua siang sampai sepuluh malam. Senin sampai Kamis buka jam sepuluh pagi (koreksi bila keliru).






Semua lokasi tempat duduknya semi outdoor. Gak ada ruangan ber-Ac. Kami memilih meja dan kursi yang paling nyaman dan cocok buat si kecil. Letaknya ada di depan kolam renang. Ada juga ruangan tempat bermain anak-anak. Wah, Kenzi pasti suka kalau diajak main disini. Di lantai dua juga nyaman dan kece. Hanya saja, berhubung bawa anak kecil, jadi kurang aman bersantai di lantai atas. Kurang lebih tempat duduk di resto ini semuanya nyaman. 

Yang menjadi ciri khas dari tempat ini yaitu Ikan Koinya. Ikan Koi mulai dikenal dari negeri asalnya yaitu Jepang. Menurut sejarah, Ikan Koi diyakini sebagai ikan membawa keberuntungan. Siapa saja yang memelihara ikan ini, maka akan mendapat keberuntungan. Kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Boleh percaya atau gak. Buat saya pribadi memelihara ikan Koi akan mendatangkan kebahagiaan.

Ada puluhan ikan Koi yang dipelihara sangat baik. Terlihat dari air kolamnya yang jernih dengan kedalaman sekitar dua meteran. Belum lagi ukuran Si Koinya gede-gede. Pasti kuat makan dan minum. Si Koinya lucu-lucu dan menggemaskan. Ada lagi tempat foto-foto yang kece. Berbentuk tempat duduk yang melingkar dan dikelilingi oleh kolam ikan. Ada sedikit kaca seperti akuarium mini untuk bisa melihat ikan dari balik kaca. 






Perlu diingat, jangan sembarangan beri Si Koinya makanan ya !. Apalagi beri makan pizza atau nasi goreng, No no no !. Pagi hari ikan-ikannya diberi makanan khusus ikan oleh pengelola restonya.  Selain bermain dengan ikan, kita juga bisa melihat ikan-ikannya sarapan guys. Tapi ingat jangan sampai nyemplungin diri ke dalam kolam ikannya. Nanti dikira ikan pesut, hahaha..becanda. Kalau mau renang, sudah disediakan kolam renang yang ukurannya lumayan besar. Untuk saat ini, kolam renangnya belum bisa digunakan karena pandemi Covid-19 (info dari karyawan restonya).

Buat saya sendiri, melihat ikan-ikan Koi berenang kesana-kemari, membuat hati tenang dan pikiran freesh kembali. Begitu juga dengan Kenzi dan istri tercinta, sangat senang melihat ikan. Penasaran dengan ikan-ikan sampai ingin memegang rombongan ikan Koi yang menghampiri kami. Dikira mau diberi makan kali ya, hehehe. 



Yang menarik dari resto selain ikan Koinya yaitu ada arena bermain anak-anaknya. Bagi yang membawa anak, gak perlu khawatir bila anak rewel karena bosan. Kita bisa bermain mobil-mobilan, prosotan dan lain-lain. Dijamin gak buat anak bosan dan kita bisa bersantai lebih tenang dan nyaman. Begitu juga dengan Kenzi, sangat suka bermain motor-motoran sambil jalan kesana-kemari. Hitung-hitung sambil belajar jalan. Satu hal yang paling penting lagi yaitu jangan lewatkan untuk berfoto-foto. Disini banyak sekali spot-spot foto yang bisa diposting di instagram.

Habis berkeliling melihat para ikan Koi, saatnya mencicipi makanan dan minuman yang sudah dipesan. Saya memesan satu porsi Affogato Ice dan Rice Bowl Chiken Cheese. Sedangkan istri memesan Pancake dan Vannila Milkshake Ice. Kalau Kenzi pesen apa ya ?. Berhubung belum bisa ngomong, apa yang emaknya pesen pasti dicicipi sama Kenzi juga, hehehe. Kita review satu-satu menu yang kami pesan.


Affogato Ice 25K

Menu satu ini bisa dibilan cemilan yang seger abis. Gak nyesel pilih karena rasanya enak banget. Ada dua skup ice vannilanya yang ditaruh dalam sebuah gelas kecil kemudian ditaburi cokelat cair. Kalau bahasa awamnya ini ice cream. Enak-enak dan pengen nambah lagi karena kurang banyak porsinya, hehehe. Seporsi affogato ice diberi harga 25 ribu. Standar harga resto pastinya. Bila datang kesini, rekommended buat dipesan. 



Vannila Milkshake Ice 29K

Minuman satu ini sudah jelas rasanya vannila. Sangat enak dan seger bila diminum disaat cuaca lagi panas-panasnya. Ukuran porsinya juga lumayan besar. Segelas Vannila Milkshake Ice diberi harga 29 ribu. Cukup mahal menurut saya dibandingkan di tempat lain yang pernah saya pesan. Tapi istri sangat suka, jadi gak apa-apa. 



Rice Bowl Chiken Cheese 25K

Nah ini menu yang sering saya pesan jika ada tempat yang menghidangkan rice bowl. Makanan berat tapi cara menghidangkannya yang simple yang membuat saya suka. Terdiri dari nasi putih, telur mata sapi, potongan daging ayam dan saos tomat dan cabai. Dihidangkan dalam sebuah mangkuk pelastik. Mencium aromanya saja membuat saya tambah lapar. Porsinya juga lumayan banyak. Jadi cukup mengenyangkan buat saya pribadi. Soal rasa, lumayan enak tapi kurang nendang saosnya. Satu porsi rice bowl chiken cheese seharga 25 ribu. Cukup terjangkau menurut saya. 



Pancake 28K

Menu penutup yang kami pesan yaitu pancake. Ini juga dipesan buat Kenzi. Si kecil sangat suka dengan pancake. Ukuran porsinya juga sangat besar. Terdiri dari dua pancake lengkap dengan taburan gula halus, ice cream strauberry dan madu. Manis, gurih, dan berasa adonan pancakenya. Menu ini menjadi menu favorit di King Koi 98. Bila datang kesini, menu wajib buat dipesan. Seporsi pancake diberi harga 28 ribu. Hmmmm, gimana menurut kalian dengan harga pancakenya ?. Jawab di kolom komentar. 

Over all, menghabiskan hari libur bersama keluarga di King Koi 98 menjadi pilihan yang tepat. Bukan ngendorse atau promosi, pelayanan disini sangat memuaskan. Para karyawannya sangat ramah terhadap pengunjung, waktu tunggu pesanan juga gak terlalu lama, penataan restoya juga sangat baik, kolam ikan dan kolam renangnya sangat bersih. Ada tempat bermain anak-anaknya juga yang membuat kami sekeluarga sangat senang datang kesini. 

Gak perlu jauh-jauh ke negeri Sakura, Jepang untuk melihat ikan Koi. Di Indonesia khususnya di Pulau Lombok sudah banyak tempat untuk melihat ikan Koi. Salah satunya ada di King Koi 98. Salah satu tempat bersantai, menghabiskan waktu libur kerja yang cocok buat keluarga, teman dan gebetan pastinya. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday, 20 January 2021

Mencicipi Timbel Gepuk, Masakan Khas Sunda Di Panyawangan Resto


"Nasinya hangat dan pulen, dibungkus dengan daun pisang membuat aromanya semerbak kemana-mana. Dimakan dengan lauk daging sapi nan empuk dengan berbagai macam lalapan. Gurih dan rasanya unik. Apalagi ditambah sambal dadak yang pedas. Maknyus... !".

Meskipun telat ngucapin selamat tahun baru 2021 di blog, gak apa-apa. Daripada gak sama sekali ngucapin kepada para pembaca setia blog ini. Tulisan pertama saya di tahun 2021 sekaligus review pembuka di awal tahun ini. Terasa lama sekali gak ngeblog dikarenakan awal tahun lagi sibuk-sibuknya pindahan rumah, beradaptasi dengan suasana baru. Belum lagi kerjaan kantor yang tau sendiri di awal tahun banyak laporan yang harus diselesaikan. 

Sampai saat ini juga kalian sudah tau pandemi Covid-19 masih menghantui kita. Sudah banyak korban yang berjatuhan dari tenaga kesehatan sampai masyarakat umum. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari bencana. Amin. Biar imun kita selalu terjaga, kita bahas tentang kuliner saja. Namanya makan itu bisa menghibur diri lhoo. Gak percaya, buktikan saja !.

Kembali ke laptop !.




Sudah lama gak datang ke Panyawangan Resto lagi. Pertama kali kesini sekitar 2017 lalu. Cukup lama juga ya. Ceritanya sempat saya tulis di blog, bisa kalian mampir nantinya. Kesan pertama kali kesini dulu, saya puas banget. Menu-menu hampir semuanya enak. Kesan temen-temen juga kebanyakan suka sama tempat dan menunya. God Job buat Panyawangan Resto. 

Baca juga disini : Bersantai di Panyawangan Resto

Beda dulu beda sekarang. Alasan saya datang kesini lagi karena penasaran dengan Timbel Gepuknya. Kata temen menu satu ini enak banget. Rekommended buat dicoba bila datang kesini. Biar percaya dan gak penasaran lagi, saya coba memesan satu porsi Timbel Gepuk. 

Oh ya, saya datang kesini gak sendirian. Saya bareng temen satu kantor. Akhir tahun kemarin kami berencana nyari tempat makan siang yang kece dan nyaman di sekitaran Lombok Barat. Akhirnya jatuhlah pilihan ke Panyawangan Resto. 

Biar gak terlalu panjang saya menuliskan jalurnya disini, lokasinya bisa dilihat di google maps. Tepatnya resto ini berada di daerah Bengkaung, Sandik, Lombok Barat. Kurang lebih lima belas menit dari kantor di pusat Kota Mataram. Berada di atas perbukitan, membuat tempat ini sangat nyaman dengan udaranya yang sejuk. Kondisi jalannya juga sudah aspal mulus  berkelok dan sedikit menanjak. Buat kita yang membawa mobil harus ekstra hati-hati. Jangan salah atur gigi kopling !. 




Panyawangan Resto sudah lima tahun buka. Namanya pun gak pudar oleh waktu. Dibandingkan tempat lain yang sudah pernah saya review dan kebanyakan sudah gulung tikar, tapi resto ini selalu disebut-sebut oleh kebanyakan orang. Menu-menu ditawarkan juga gak pernah buat para pengunjung kecewa termasuk saya sendiri. Apa saja menu-menunya, sabar dulu ya !. Kita review tempatnya dulu.

Ukuran resto ini gak terlalu besar dan luas. Tempat duduknya dibagi dua ruang. Ada bagian indoor dan outdoor. Meskipun gak terlalu luas, tapi pemandangan yang dimiliki sangat kece sekali. Bila menghadap ke arah barat, kita bisa melihat perbukitan Batu Layar dan lautan. Keren buat menunggu sunset disini. Bila menghadap sebelah utara, kita bisa melihat perbukitan hijau. Apalagi sekarang ada destinasi wisata baru bernama Taman Langit Lombok yang jalurnya satu arah dengan resto ini. 

Kami memilih tempat di dalam saja biar bisa bareng-bareng satu meja. Suasana di ruang dalam cukup lengang karena hanya rombongan kami saja. Sedangkan pengunjung lainnya berada di meja luar. Buat saya sih lebih santai duduk di luar daripada di dalam karena sambil menikmati hidangan, kita bisa melihat pemandangan kece. 

Lirik kanan-kiri, saya melihat resto ini menyiapkan tempat cuci tangan dan handsanitaizer. Saat sekarang hal ini wajib dilakukan untuk mencegah kita dari penularan virus Covid-19. Sebelum makan, kita bersihkan tangan dulu dengan mencuci tangan pakai sabun atau handsanitaizer.




Sampai juga di topik utama yaitu menikmati Timbel Gepuknya. Kok ada menu khas Sunda di resto ini ?. Sebagai informasi, pemilik resto ini orang asli Sunda. Para karyawannya pun saat berbicara menggunakan logat Sunda atuh mah. Dari suasana dan udara disini, sangat cocok memang dengan menu khas Sunda. Berasa seperti di daerah Puncak Bogor atau Ciwidey,Kab.Bandung, hahaha.

Saya sendiri memilih menu Timbel Gepuk karena penasaran dengan rasanya. Sebelumnya tau dari temen-temen yang katanya Timbel Gepuk disini enak banget. Gak mikir dua kali, langsung saja bilang tetehnya Timbel Gepuk dan segelas es kopi susu. 

Menu makan siang Timbel Gepuk saya rasa pas banget. Timbel Gepuk merupakan masakan khas Sunda yang terdiri dari nasi yang dibungkus dengan daun pisang sehingga memiliki aroma yang super duper lezat. Ini pertama kalinya saya mencicipi jenis masakan khas Sunda ini. 

Yang masih penasaran dengan apa sih Timbel Gepuk ?. Konon katanya Timbel Gepuk atau nasi timbel awalnya dibuat sebagai bekal para petani di ladang. Agar lebih peraktis, nasinya dibungkus dengan daun pisang. Sebagai pelengkap, ditemani dengan tahu, tempe, sayur asem, lalapan dan sambel dadak. Daging empalnya disajikan dengan taburan serundeng dan bawang goreng di atasnya. Teksturnya super duper empuk dan mudah disuwir. 

Soal rasa gak perlu diragukan lagi. Rasanya gurih dan manis. Saat gulungan daun pisang dibuka, aroma wangi nasinya tercium. Nasi putih yang pulen ini makin menggoda karena berbaur dengan aroma daun pisang yang wangi. Disuap bersama sambel dadak yang disajikan di atas piring. Ditambah lalapan segar.

Gak sadar karena enaknya, nasi timbelnya ludes. Ini karena emang laper atau doyan ya ?. Beda-beda tipis lah. Apalagi ditemani dengan sambel dadak dan sayur asem, membuat nafsu makan semakin bertambah. Cuaca siang itu juga agak sedikit mendung. Lengkap sudah makan siang hari itu, ditemani dengan segelas es kopi susu sebagai minuman penutup pula.

Soal harga sih menurut saya lumayan mahal juga ya. Satu porsi Timbel Gepuk diberi harga 45ribu. Saya kurang tau juga, apa emang di tempat asalnya harganya memang segitu ?. Mungkin ada bisa bantu menjawab ?. Menurut saya sih kemahalan, tapi balik lagi ke si pemilik resto. Mungkin ada alasan tertentu yang membuat menu satu ini lumayan mahal. Tapi gak apa-apa, biarpun harganya lumayan, soal rasa gak mengecewakan. Apalagi restonya yang kece, buat kita-kita pengen balik lagi kesini. 




Saya gak bisa satu per satu mereview menu yang ada. Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat foto di atas untuk daftar menu dan harganya. Rekommended buat kalian yang sedang bingung mau makan dimana. Panyawangan Resto bisa kalian jadikan referensi kuliner di tahun ini (bukan endorse).

Bila kalian masih penasaran sama review tempat dan menu-menu disini. Kalian bisa mampir di tulisan saya sebelumnya tentang Panyawangan Resto. Link nya ada di atas. 

Over all, meskipun saat ini banyak sekali resto atau tempat nongkrong yang ngehits di Pulau Lombok, Panyawangan Resto selalu eksis sampai sekarang. God Job !.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Maps Panyawangan Resto