Tuesday, 22 April 2014

Selfieterapy

Helloo kawan... 
Gimana kabar hari ini ? Semoga sehat dan tetap semangat pastinya. Amiiin. Pada saat ini terjadi fenomena yang sangat menarik buat diri saya pribadi atau teman-teman juga pasti tidak asing lagi dengan fenomena yang saya maksud yaitu berfoto selfie alias berfoto dengan gaya narsis. Entah kapan dan darimana munculnya fenomena ini di kalangan para remaja Indonesia sampai anak kecil bahkan orang tua pun tidak ketinggalan untuk mencoba gaya berfoto semacam ini. Aneh sih kedengarannya tapi kalo yang punya hobi difoto bahkan memfoto dirinya sendiri untuk didokumentasikan sudah tidak aneh lagi bahkan rasa malu pun sudah hilang jika memfoto dirinya di tempat-tempat umum seperti di terminal, pasar, bahkan saat banjir pun masih sempet-sempetnya melakukan hal semacam itu. Luar biasa memang, tapi saya gak habis pikir yang melakukan gaya selfie di depan cermin toilet Mall atau di toilet hotel, istimewanya apa coba? saya sampai geleng-geleng kepala melihatnya.  Apa itu semacam kebetulan saja habis dari toilet atau memang sudah hobi bergaya selfie di depan cermin toilet? Tidak apa-apalah kalo sekedar narsis di depan cermin toilet, asalkan tidak mengganggu orang yang ada di dalam toilet aja.

Ngomong-ngomong soal berfoto gaya selfie, saya juga pernah beberapa kali berfoto semacam ini tapi dulu masih belum seheboh sekarang. Nama selfie dulu masih jarang disebut-sebut bahkan tidak sama sekali disebut selfie pada jaman dulu, paling disebut gaya narsis doang. Sebenarnya berfoto gaya ini bisa dijadikan terapi untuk menghilangi perasaan sedih, cemas atau stress karena putus dari si doi, kalo saya kasi nama ya namanya yaitu " Selfieterapy ". Teman-teman bisa dicoba sendiri karena saya sudah beberapa kali mencobanya, hasilnya lumayan buat perasaan jadi senang asalkan jangan sampai over dosis aja berselfieterapynya,nanti dikira sama orang kayak orang gila atau memang kenyataannya gila kali..hehehe. Berselfie ini bisa dilakukan dimana aja dan kapan aja tergantung mood juga sih sebenarnya. Bisa sambil makan siang sama teman-teman di kantin, bisa pas lagi berenang sama si doi, dinner sama si doi, dikejar anjing juga bisa, bahkan habis diterima jadi pacarnya si doi dan masih banyak tempat lain lagi. Asalkan jangan sambil mandi dan boker saja berselfienya karena itu dilarang dan termasuk kriminal. Okeeh.. 

Kalo membahas soal selfie, pada saat ini kalo kalian perhatikan di media sosial bahkan di TV dari semua profesi punya gaya selfie yang khas. Pilot yang berselfie saat menerbangkan pesawat tempurnya tanpa ada rasa takut sedikitpun jika keasyikan selfie tiba-tiba pesawatnya akhirnya nyium gunung, atau pramugari yang berselfie di dalam kabin pada saat semua penumpang belum naik ke pesawat, atau para pembalap dunia yang berselfie disaat merayakan kemenangan mereka. Hampir semua jenis profesi memiliki cara masing-masing untuk mengekspresikan diri mereka dari sebuah kamera beberapa ... MP. Berselfie juga bisa dijadikan media untuk berkomunikasi dengan orang lain misalkan " ada teman kita yang menanyakan kita ada dimana dan kita sendiri memfoto diri kita dengan gaya narsis dengan background tempat asli kita dimana, nanti kita kirim ke teman kita biar jadi bukti kita ada dimana " atau bisa dijadikan alat untuk mengungkapkan perasaan kita saat itu "lagi sedih, lagi senang dan lain-lain " agar orang yang kita ajak berkomunikasi itu tahu perasaan kita gimana. Dan masih banyak lagi manfaat dari selfie yang tidak bisa saya jelaskan lebih detail lagi. Mungkin saja ada teman-teman yang mempunyai pengalaman bisa di share disini. 

Ini ada beberapa foto saya sendiri bersama orang-orang terdekat saat berselfie. Saya juga suka gaya berfoto semacam ini lhoo hehehe.... 


" Berselfie ala trio oneng saat berpusing ria ngerjain laporan praktikum "


" Berselfie dengan duo racun di laboratorium analisis "


" Baru punya laptop, langsung pasang gaya ala "



" Berfoto bareng si doi ( ke-2 ) saat bawa kabur dari rumah calon mertua "


" Si doi ( ke-1 ) baru beli laptop langsung ngajakin selfiean "


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Monday, 7 April 2014

Asem Manis Road to Tugas Akhir " Skripsi "

Sebagai alumni dari salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, saya paham gimana rasanya menjalani kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua dan keseringan merasakan yang namanya penyakit " Kanker " alias " Kantong Kering " kalo udah waktunya. Perjuangan seorang mahasiswa yang tiap hari naik angkot pergi ke kampus dengan tujuan yang mulia " kuliah " dan tujuan sampingan " tebar pesona buat memikat hati wanita " sudah saya rasakan semuanya. Dari kemaleman pulang kuliah, kehujanan nyari tempat jual pulsa buat sms si doi, kelaperan sampai kehilangan hp juga pernah. Beda banget pokoknya dari zaman SMA " masa cabe-cabean dan terong-terongan " apa-apa tidak diambil pusing, cuman pusingnya pada saat Ujian Nasional sama jauh dari si doi. Kalo kuliah itu apa-apa harus sendiri, kecuali klo naik angkot " harus diantar pake angkot karena gak bisa bawa angkot sendiri ". Butuh perjuangan dan semangat 45 yang disertai dengan niat yang tulus dan doa pastinya.

Awal semester 1 dan 2 adalah masa kejayaan buat kita sebagai seorang mahasiswa karena berbangga diri bisa masuk ke jurusan yang diinginkan serta kuliahnya di Yogyakarta. Apalagi mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta sangat diperhitungkan oleh orang luar Yogya, jadi bisa buat pamer di calon mertua. Masuk di semester 3 - 5 adalah masa kebosenan, yang tadinya rajin masuk kuliah dan datang sebelum dosen tutup pintu kelas dari dalam, jadi sering sms temen kelas buat TA " Titip Absen " dan kalo ada niat kuliah, keseringan tutup pintu kelas dari luar " disuruh sama dosen " dan akhirnya nongkrong di kantin dengan pasang muka bengong " kesepian " karena temen-temen yang lain masih ada jam kuliah. Kalo beruntung sih ada saja yang bening-bening lewat di depan kantin, dari wajah yang imut-imut sampai wajah amit-amit " pake bedak ketebelan" jadi hiburan tersendiri, asalkan jangan dosen-dosen perempuan juga yang dipelototin, ntar jatuh image sebagai pecinta wanita. 

Masuk di semester 6 adalah masa pembentukan karakter diri, dari yang tadinya agak kalem, sekarang sudah bisa ngerayu temen-temen cewek buat bisa diajak dinner atau nonton bioskop apapun filmnya gak penting, asalkan bisa jalan bareng gebetan aj. Yang tadinya pernah nyontek kalo otak lagi buntu pada saat ujian semesteran, jadi suka minta jawaban temen bila waktu ujian sudah mau berakhir ( Sama Saja ). Tapi kalo dipikir-pikir hasilnya tidak memuaskan seperti kita ngejawab dengan jawaban kita sendiri. Jadi buat temen-temen yang masih merasakan yang namanya ujian, jangan pernah yang namanya nyontek atau dicontek karena itu adalah sikap yang tidak terpuji, Alaaaaahhh sok Idealis nih.  Masuk di semester 7, itu adalah semester yang paling galau sedunia. Galau karena melihat temen-temen seangkatan bahkan dramatis melihat adik-adik tingkat yang tanpa pemirsi buat langkahin kakak tingkatnya satu per satu untuk lulus duluan.he..he..he.. Alhamdulillah akhirnya barengan juga wisudanya dengan adik-adik tingkat yang " sok rajin dan pinter " dan bahagia bisa bareng pake baju toga dengan temen-temen satu perjuangan.


                                  " Pasang muka imut disaat otak lagi mumet dan amit-amit"

Sebelum merasakan yang namanya wisuda, saya masuk di dunia skripsi. Kata orang sih, skripsi itu ada enak dan gak enaknya. Enaknya, kita diliat sama orang tua dan keluarga bentar lagi mau lulus kuliah dan punya keistimewaan tersendiri karena kalo minta apa-apa sama orang tua pasti dikasi asalkan lagi butuh Contoh :  " Ma, isikan pulsa buat nelpon dosen pembimbing ! Terimakasi ". Padahal gak semua pulsa dihabiskan buat nelpon si dosen, tapi kebanyakan dipake buat sms atau beli paket bbm ke si doi. Masuk ke gak enaknya skripsi. Gak enaknya, kita terlalu banyak ngeluarin biaya dari biaya bensin motor ( Akhirnya dibelikan motor sama ortu ) sampai biaya masuk lab dan beli bahan buat penelitian skripsi. Bisa dibilang zaman skripsi adalah zaman lagi bokek. Yang paling tidak enaknya itu kalau hasil penelitian yang didapat tidak sesuai dengan harapan kita dan dosen pembimbing, satu dua kali sih gak masalah, tapi ini udah berkali-kali dan hasilnya tetap aj nihil. Butuh kesabaran, apalagi kalo ngeliat temen-temen yang berhasil rasanya pengen cepet-cepet selesai. 

Punya waktu 2 bulan buat nyelesaiin penelitian akhirnya hasilnya bisa dijadikan pembahasan di dalam skripsi walaupun hasilnya kurang bagus, tapi hati berkata " langsung ngajuin seminar proposal saja biar cepet sidang". Alhamdulillah karena doa dari semuanya, saya akhirnya bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya, bukan tepat waktu. Yang tadinya galau mulu selama hampir 3 bulan, sekarang galaunya sudah berubah menjadi tegang karena bentar lagi mau seminar proposal dan dosen pengujinya gak sesuai dengan harapan, tapi ada dosen pembimbing jadi bisa berharap skripsi saya lolos dan lanjut ke tahap sidang skripsi " pasang muka melas dengan senyuman " . Awalnya sih grogi, bukan karena dosen penguji atau isi tampilan slide skripsi tapi groginya banyak temen-temen cewek yang nonton bahkan salah satu diantara mereka ada yang saya taksir. Seiring berjalannya waktu, seminar proposal saya selesai juga dengan hasil skripsinya dilanjutkan di sidang. Alhamdulillah sekali, yang tadinya tegang kalo skripsinya disuruh ulang atau ganti judul, jadi berubah menjadi senang dan tegangnya masih ada karena skripsi dilanjutkan di sidang skripsi. Awalnya sih gak percaya, tapi jadi percaya pada saat salah satu dosen penguji saya berkata " Waiting for you, road to Final " dari kalimat itu saya percaya bahwa dosen penguji menunggu saya di sidang skripsi yang diadakan satu bulan kedepan.  Skripsi yang saya kerjaikan murni sendiri dari sampul depan sampai bab 5 terasa sangat berharga buat hidup saya, karena dengan beberapa lembar kertas yang ada tulisan dari buah pikir saya sendiri yang dijadikan menjadi sebuah buku yang sederhana, bisa mengantarkan ke kehidupan selanjutnya. Dan saya sadar akhirnya saya bisa melakukan ini, padahal dulu pada waktu saya SD sampai SMA kalo melihat kakak-kakak lagi ngerjain skripsi memakai mesin tik " alat ngetik zaman dulu " rasanya berat sekali dan mumet keliatannya, tapi pada saat udah ngejalaninnya jadi terasa berharga. Saya sadar kalo kita mau berhasil itu harus melewati yang namanya rintangan yang berat dengan jalan yang berkelok-kelok. Kalo perjalanan kita tidak ada rintangannya, itu bukan namanya berhasil tapi mencari aman buat hidup. 

Akhirnya waktu sidang skrispi telah datang, saya datang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan buat mempersiapkan semuanya dari persiapan konsumsi buat dosen penguji dan temen-temen yang setia menunggu di luar ruang sidang sampai persiapan mental yang jauh lebih penting. Sekitar 15 menit saya persentasi di hadapan tiga dosen penguji, kemudian 1 - 1,5 jam mengalami yang namanya perang sebenarnya yaitu menghadapi serangan dari pertanyaan dosen penguji yang bertubi-tubi, tapi Alhamdulillah semuanya bisa dijawab dengan jawaban yang seidelais mungkin dengan pasang muka melas. Setelah 1,5 jam ditanya-tanya, akhirnya dosen memberikan keputusan hasil sidang saya. Saya dinyatakan lulus dengan nilai A, pertama sih saya dikerjain sama salah satu penguji. Beliau berkata " Kamu kalo lulus mau ngapain ? " Saya bilang saja " Saya mau lanjut ke profesi bu dan balik ke kampung halaman saya di Lombok sana". Kemudian beliau berkata " Kalo kayak gtu kamu gak usah lanjut profesi dulu, kamu urus saja skripsimu sampe kelar". Saya bengong tidak bisa berkata apa-apa lagi. Saya pikir, saya disuruh ngulang sidang, tapi gak lama kemudian beliau berkata lagi " Kamu urus saja skripsimu dulu ampe kelar dijilid dan ngajuin yudisium baru daftar profesi, Kamu dinyatakan lulus dengan nilai yang memuaskan". Alhamdulilllah... akhirnya saya lulus juga. 


" Narsis dulu menjelang masuk ke dalam ruang wisuda "

Setelah lulus dari sidang, saya mengurus buat yudisium. Kebetulan yudisium akan diselenggarakan 2 minggu lagi, jadinya saya persiapkan secepat mungkin. Akhirnya saya bisa yudisium tepat pada waktunya. Dan 2 bulan kemudian saya wisuda dimana hari itu hari bersejarah buat saya karena hari itu buat pertama kalinya merasakan yang namanya wisuda dengan didampingi orang tua serta keluarga disaat moment-moment terindah itu sangat menyenangkan. Asem manis perjalanan saya hingga mendapat gelar sarjana farmasi dari salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta akhinya selesai juga. Bahagia rasanya dapat gelar sarjana dan bisa membahagiakan orang tua karena apa yang orang tua harapin jadi kenyataan, tapi sedihnya ya kangen sama yang namanya skirpsi " sok kangen ". Sedikit cerita pengalaman dari saya semoga bisa dijadikan inspirasi buat temen-temen yang membacanya. Yang baiknya diambil, yang jeleknya jangan diambil cukup dibaca saja. Salam Olahraga " Ala Alm.Ricky Joe ".

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday, 1 April 2014

Perjalanan ke Lombok ala Backpackeran

Halloo para sahabat saya dimana saja berada. Apa kabar ?. Saya mau berbagi pengalaman saya kepada teman-teman gimana caranya ke Lombok dengan biaya murah dan tidak perlu banyak ngeluarin duit biar sampai di Lombok. Yang paling beruntung sih kalau punya kenalan orang Lombok jadi bisa nebeng untuk bermalam apalagi kalau punya temen atau gebetan orang Lombok,bisa-bisa dapet gratisan selama ada di Lombok.he..he..he..Peace. Okeh, kembali ke topik awal gimana sih caranya biar ke Lombok itu gak terlalu banyak ngeluarin duit ?. Saya punya strateginya broo, kalian penasaran? sama saya jugak ( Ala Acara Susu di MNCTV ). Ngomong-ngomong mungkin teman-teman sudah membaca beberapa blog yang membahas tentang perjalanan murah ke Lombok, tetapi saya punya cerita yang agak sedikit berbeda dengan pembahasan yang di blog teman-teman yang lain.

Begini ceritanya, kebetulan saya asli orang Lombok yang lagi kuliah di Yogyakarta. Kalau pas liburan semesteran datang, saya beserta teman-teman yang asli Lombok juga sering pulang dengan mengeluarkan duit murah meriah. Pertama-tama kita naik kereta kelas ekonomi AC yang jurusan Lempuyangan-Banyuangi via Surabaya Gubeng ( Sritanjung ), harga tiketnya sih tahun yang lalu ( 2013 ) Rp.50.000,- naiknya di Stasiun Lempuyangan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 14 jam. Berangkat pukul 07.45 dan tiba di Stasiun Banyuangi Baru / Ketapang skitar pukul 21.00 malam atau lebih tergantung di perjalanan. Jangan khawatir, sekarang kereta kelas ekonomi AC sangat nyaman sekali dan dipastikan dapat tempat duduk, beda dengan kelas ekonomi zaman dulu yang panas dan penuh sesak jika penumpang ramai. Bebas dengan preman juga tetapi teman-teman harus hati-hati juga sama yang namanya pencopet. Begitu tiba di Stasiun Banyuangi Baru ( stasiun terakhir ), kita turun dan jalan kaki ke Pelabuhan Ketapang karena jarak antara staisun dan pelabuhan tidak begitu jauh kira-kira 200 meter sudah sampai. Teman-teman di Pelabuhan Ketapang jangan mau dirayu sama banyak calo bus-bus yang jurusan Denpasar dan Mataram karena biasanya mereka pasang harga sangat mahal sekali. Langsung saja teman-teman jalan kaki masuk ke dalam tempat penjualan tiket kapal ferry. Harga tiketnya tahun lalu ( 2013 ) Rp.6.500,- jadi tidak begitu mahal karena jarak penyebrangannya sangat dekat antara Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali sana. Jarak tempuh penyebrangan kurang lebih satu jam karena ada perbedaan waktu satu jam antara Bali dan Jawa jadi teman-teman tidak usah bingung liat jam tangannya, jika kapal kita berangkat pukul 21.00 malam, maka sampai di Bali pukul 23.00 malam karena waktu di Bali lebih cepat satu jam daripada di Jawa.

Okeh, jika teman-teman sudah sampai di Pelabuhan Gilimanuk misalkan pukul 23.00 sampai pelabuhan, maka saya sarankan beristirahat dulu di mushola pelabuhan atau cari travel yang tujuan Denpasar dan Padangbai, bisa ditawar kok kalo mau tapi agak sedikit mahal daripada naik bus angkutan umum di Bali. Jika teman-teman memilih untuk beristirahat dulu di mushola, nanti pukul 00.30 teman-teman bisa melanjutkan perjalanan menuju terminal Pelabuhan Gilimanuk yang letaknya di sebelah barat pelabuhan, kalo bingung, bisa ditanya di petugas pelabuhan. Ohya, jangan lupa mempersiapkan KTP yang masih berlaku atau gak KTM jika KTPnya mati, gak apa-apa kok bilang saja mau ke Lombok dan mahasiswa dari Yogya sama petugasnya karena mahasiswa asal Lombok sering melakukan perjalanan estafet kayak begini jadi petugasnya sudah paham. Okeh,.. setelah melewati pos pemeriksaan pelabuhan, teman-teman menuju terminal pelabuhan dan mencari bus angkutan umum yang menuju Denpasar dan Padangbai. Busnya mulai beroperasi pukul 01.00. Harga tiketnya sekitar Rp.50.000 kalo tahun lalu, kalo sekarang mungkin naik sedikit. Kalo mereka pasang harga sekitar Rp.70.000,- jangan mau, tawar sampai Rp.50.000,- atau maksimal Rp.60.000,- itu sudah sampai Pelabuhan Padangbai.

Perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk sampai di Pelabuhan Padangbai memakan waktu 4 jam kalo kondisi jalan normal. Biasanya nanti bus nya ngetem dulu di terminal Ubung, Denpasar untuk bongkar muat penumpang tapi tidak lama, cuma sebentar saja jika penumpang sudah full. Biasanya sih jam-jam segitu penumpang banyak yang ke Pelabuhan Padangbai karena isinya penumpang yang mau nyebrang ke Lombok. Selanjutnya, setelah sampai di Pelabuhan Padangbai, teman-teman yang ingin beristirahat dulu bisa mengunjungi warung-warung di sekitar pelabuhan atau yang ingin langsung naik ke kapal ferry juga alangkah lebih baik, jadi bisa beristirahat di dalam kapal. Teman-teman bisa langsung membeli tiket penyebrangan ferry di loket tiket penumpang yang ada di dalam bangunan utama. Teman-teman jangan khawatir penyebrangan kapal ferry ke Lombok itu 24 jam, jadi jangan takut gak dapat kapal ferry. Kapal-kapalnya keren-keren dan nyaman. Setelah tiket sudah didapat, teman-teman bisa langsung masuk ke kapal yang sudah diarahkan oleh petugas pelabuhan. Perjalanan menyebrangi Selat Lombok ( antara Pulau Bali dan Pulau Lombok ) sekitar 4 sampai 5 jam tergantung cuaca. jika cuaca bagus dan air tenang, bisa 4 jam bahkan kurang. jika lagi musim ombak dan cuaca kurang bagus bisa 5 sampai 7 jam perjalanan.

Di dalam kapal ferry biasanya ditawarkan kamar untuk beristirahat oleh ABK kapal sekitar Rp.50.000,- sampai Rp.75.000,- per kamar,jika teman-teman berminat bisa langsung diantar ke kamar yang sudah disediakan, kamarnya dijamin nyaman dan aman. Paling asyik jika menyebrang pas waktu sunrise, indah banget pemandangannya dijamin tidak bosen di atas kapal. Sekitar 2 jam perjalanan yang ditempuh dari Pelabuhan Padangbai, Bali, teman-teman sudah bisa melihat ekor dari Pulau Lombok karena kalo dilihat dari peta, Pulau Lombok itu seperti hewan ubur-ubur yang memiliki ekor di bagian barat pulau. Disana banyak sekali obyek wisata yang bisa dikunjungi antara lain Gili Gede, Pantai Bangko-Bangko, Gili Nanggu dan Pantai Sekotong. Indah banget pokoknya dan sayang sekali tidak diabadikan melalui beberapa jepretan dari atas kapal. he..he..he... Akhirnya setelah 4 jam perjalanan, sampai juga kita di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Sebelum kapal merapat ke dermaga, banyak sekali ojek-ojek yang naik ke kapal melalui perahu untuk menawari jasa buat para penumpang untuk diantar ke tempet tujuan, agak mahal sih. Saran saya, teman-teman bisa cari angkutan umum di luar pelabuhan atau naik ojek buat diantar ke tempat taksi. tarif taksi dari pelabuhan sampai pusat kota tidak terlalu mahal, kurang dari Rp.100.000,-

Sekian sedikit cerita dari saya yang Insyaallah bisa bermanfaat bagi teman-teman yang belum nyoba seperti pengalaman yang saya lakukan bersama para sahabat tercinta. Ohya, bagi teman-teman yang dari luar Yogya yang mau melakukan perjalanan seperti saya sebenarnya sama saja cuma bedanya tarif tiket keretanya, Jika teman-teman melakukan perjalanan dari Jakarta atau dari Jawa Barat,nanti pakai kereta ekonomi jurusan Yogya atau Surabaya, habis itu anjut pake kereta ekonomi jurusan Banyuangi. Terimakasih sudah membaca artikel ini, semoga bisa menjadi referensi buat teman-teman sekalian. Hanya tiga kata yang ingin saya sampaikan ke temen-temen sekalian " Lombok itu Indah ". Sekian terimakasih.Wassallaaaamm. 

Lampiran :
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama perjalanan :
1. Tiket kereta kelas ekonomi AC ( Sritanjung ) Rp.50.000,-/ orang  ( hari normal )*
2. Tiket kapal ferry ke Bali Rp. 6.500,-/orang* 
3. Tiket bus angkutan umum di Bali Rp. 50.000,-/ orang*
4. Tiket kapal ferry ke Lombok Rp. 40.000,-/orang*
5. Taksi ke pusat kota - Rp.100.000,-/ taksi*
6. Biaya tak terduga Rp. -
7. Biaya konsumsi di perjalanan ( tergantung teman-teman )

Ket * :
Harga setiap tahun naik tapi tidak terlalu jauh naiknya. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Monday, 31 March 2014

Ogoh-Ogoh is Bali Culture Ceremony, Lombok Island

Travel Lombok, West Nusa Tenggara is not always associated with temples and beaches. There is a parade of ogoh-ogoh each Nyepi Day is always held. Starting as a religious ritual, ogoh-ogoh parade has now also become a tourist attraction. Although Hindus is not the majority religion in Lombok, but that does not mean breath religinya absolutely nothing. Hindus have lived and rooted in Lombok, including those from Bali. Yes, ethnic Bali Lombok has long been inhabited for generations. Various cultures and traditions of the Balinese people live and co-exist with native culture and tradition of the people of Lombok. At least 500 thousand inhabitants of the city of Mataram, 30 percent of whom are Hindus. That's why every day before Nyepi or New Year Saka 1936 warning ogoh-ogoh parade held to invite the attention of all citizens, particularly the city of Mataram which is precisely Muslim majority.
In a welcome Nyepi is a day of purification and Bhuana Alit Bhuana Supreme Tawur Kesanga implemented which aims to neutralize the negative forces of Bhuta Kala . Tawur Kesanga Sasih Tileming Kesanga held on the day before the Nyepi Day . In the West Lombok and Mataram city Tawur ceremony Kesangan Ogoh- ogoh parade coupled with, Ogoh-Ogoh is creativity Hindus in Bali and Lombok to visualize Bhuta Kala, Bhuta Kala Personification is intended to establish confidence and improve concentration in performing the ceremony Tawur Kesanga is one form Yadnya Bhuta . Ogoh-Ogoh parade depicting the arrival of various Bhuta Kala from all directions of the compass to the execution ceremony Kesanga Tawur to get offerings . After the Bhuta Kala is getting offerings they returned to their respective positions for later in melting by using the power of Agni.

Ogoh-Ogoh parade became an annual tradition for Hindus in Indonesia, not least of Hindus in Mataram, Lombok. As usual, Ogoh-Ogoh parade held in Mataram during the day, ie the day before Nyepi day is March 30, 2014, because this year's Nyepi Day falls on March 31, 2014. Ogoh ogoh parade started 12.00 pm, along Jalan Pejanggik - Mayura, Mataram. But the Ogoh - Ogoh some already gathered at the Start location starting at 10 am. Hindus in Mataram, West Lombok and Central Lombok, West Nusa Tenggara, parading around 120 ogoh-ogoh (giant doll with creepy face) in the parade ahead of Nyepi Day, New Year Saka 1936. The giant puppets and paraded carried tinged with spinning action makes the atmosphere more festive dna lively. Ogoh-ogoh are made with various forms of creepy height of approximately two to three meters to spend around R1 0.5 to 2 million / unit with a production time of approximately two weeks. 

For more details , Meaning of ogoh - ogoh is a statue which symbolizes Buta Kala is expected to neutralize the evil spirits that dominate human nature between good and evil that can be called the " balance of the world " . Various kinds of ogoh-ogoh Buta Kala commonly made ​​by people is Kala Bang , Ijo Kala , Kala Dengen , lampah Kala , Kala Ireng and several other forms as a symbol of the negative traits that must be melted so as not to interfere with human life . Ogoh-ogoh Buta Kala created then dihaturkan offerings " natab caru pabiakalan " which is a meaningful ritual " nyomia " , restore the properties to their home Buta Kala . The ritual was followed by a parade . The whole community together carry ogoh-ogoh streets surrounding the village and surrounding catus as a symbol of the sacred cycle turnaround time to get to the turn of the new year Çaka . After that , ogoh-ogoh is melted or burned . The procession ogoh - ogoh is a series with Tawur Kesanga .


Ogoh-ogoh parade became a regular event every day before Nyepi this could be part of your holiday events. Of course, complete with some of the other beautiful locations such as Senggigi beach in Lombok, Kuta Beach, Gili Trawangan, Gili Naggu, Gili Kondo, Belanak Selong Beach, Mawun Beach, Semeti Beach, Tanjung Aan Beach, Pink Beach, Sendang Gile Waterfall, Tiu Kelep Waterfall, Segare Anak Lake, and Sade Village, Sembalun Village

Happy Holidays

Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Thursday, 27 March 2014

Ekspedisi Pink Beach, Lombok Island

Kalo ngebahas masalah touring, saya punya cerita yang menarik dan bisa dijadikan agenda buat kalian yang ingin liburan ke tempat yang tidak biasanya yaitu ke Pantai Pink. Pantai ini pasirnya berwarna agak pink karena berasal dari pecahan terumbu karang yang berwarna merah yang tersebar di sepanjang pantai ini. Untuk anda ketahui pantai yg berpasirkan pink ini dapat kita temukan di dua tempat di Indonesia yaitu di Pulau Lombok dan Pulau Komodo. Kalo di Pulau Lombok, pantai satu-satunya yang memiliki pasir yang berwarna pink yaitu Pantai Tangsi. Karena pasirnya yang berwarna agak pink inilah maka Pantai Tangsi disebut juga dengan sebutan Pantai Pink. Sehingga bagi para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri banyak yang pergi kesini untuk menyaksikan panorama alam yang tidak biasanya dan juga melakukan berbagai macam kegiatan antara lain berenang, berendam, snorkeling, main kano atau berkeliling di sekitar pantai dengan perahu-perahu nelayan yang disewakan. Untuk kalian tahu saja di Pantai Pink ini kita tidak hanya melihat pemandangan berupa pasirnya yang berwarna agak pink, tapi kita juga bisa menikmati keindahan Gunung Rinjani dari kejauhan serta pulau-pulau kecil ( Gili ) yang ada di sekitar pantai.

Kata Tangsi sendiri itu berarti "Barak atau Markas" jadi oleh sebab itu dahulu pantai ini dijadikan barak atau markas penjajah yang bisa dibuktikan dengan adanya bekas meriam dan peninggalan penjajah zaman dulu. Sehingga Pantai Pink atau Tangsi ini sangat menarik buat kita kunjungi, lagipula jalur yang kita tempuh ke pantai ini tidak lumayan sulit akan tetapi sekitar 9 - 10 km sebelum mencapai pantai ini jalannya agak rusak jadi saya sarankan kalo yang gak kuat naik motor ya pake mobil tetapi bagi yang suka sama tantangan, naik motor jauh lebih asyik dan memuaskan. Waktu tempuh dari Kota Mataram sampai Pantai Pink sekitar 2-3 jam waktu normal karena medan yang kita lewatin di sekitar daerah Jerowaru Desa Sekaroh cukup memakan waktu lama dan jalannya yang tidak begitu bagus. Adapaun jalur yang dilewatin untuk mencapai pantai ini yaitu ada dua jalur. Yang pertama, kalo kalian dari Lombok Timur ( Selong ) bisa lewat Tanjung Luar atau lewat Sakra. Nanti kalo sudah sampai di sekitar Kecamatan Jerowaru, kalian akan bertemu dengan pertigaan yang dimana ada pohon besar yang berada di tengah-tengah pertigaan itu, kalian belok kiri. Selanjutnya kalian akan bertemu dengan pasar dan pertigaan juga, kalian belok kanan saja karena disana tidak ada plank. Kemudian bertemu lagi dengan pertigaan, kalian belok kiri. Ikutin saja jalan besarnya. Kemudian kalian akan bertemu pertigaan yang ada planknya tetapi tidak ada tulisan Pantai Pink. Cukup kalian lihat kalo ada tulisan Tanjung Ringgit, kalian ikutin jalur k Tanjung Ringgit. Nanti di pertigaan kelima kalian akan melihat ada tulisan Pink di sebelah kiri jalan. Nah kalian ikutin saja arah dari plank itu.

Tidak usah senang dulu karena dari pertigaan kelima itu letak Pantai Pink masih jauh, jadi kalian harus tetap semangaat :). Nanti dari pertigaan itu menuju Pantai Pink sekitar 3 km  kondisi jalannya masih mulus, setelah itu tantangan segera dimulai seperti apa yang saya bahas sebelumnya yang jalannya masih rusak. Kenapa Pemda tidak memperbaikinya ya ? atau mungkin saja sengaja biar kalo ke Pantai Pink ada tantangannya dan biar seru. Jadi inilah alasan kenapa saya bilang Pantai Pink itu istimewa dan tidak biasa ya karena tantangan yang kita hadapi dari awal perjalanan sampai ke Pantai Pink itu seru sekali, tidak akan bisa dilupakan pengalaman pertama ke pantai cantik dan manis ini. Okeeh, kembali ke topik awal. Setelah sekian lama menempuh jalan yang masih rusak, nanti kalian akan bertemu dengan pertigaan lagi dan ada pos penjaga dimana di sekitar pos ada plank yang bertuliskan Pink. Akhirnya sudah sampai di Pantai Pink. Eeets, tidak usah senang dulu, mang sih sudah sampai di kawasan pantai yang dituju tapi jalur terakhir untuk mencapai bibir pantai tidak mudah seperti apa yang kita bayangkan. Saya sih jujur saja, saya kira gak ada jalan model kayak beginian tapi setelah saya rasakan ini jalan lebih menjengkelkan daripada jalan sebelumnya. Sama-sama dalam kondisi rusak, tapi jalur terakhir ini kondisinya menurun, sudah berbatu, tanah dan menurun lagi. Jadi saran saya lagi ya sebelum ke pantai ini tolong kalian persiapkan kendaraan yang akan kalian gunakan, jangan sampai kondisi rem kendaraan anda agak ngeblong dan cek kondisi ban kalian, jangan sampai lupa ngisi angin. he..he..he..

Ohya, sampai lupa menjelaskan ke kalian yang dari Kota Mataram atau Lombok Barat dan Lombok Tengah, jalur yang kalian  lewatin sebenarnya sama saja cuman bedanya kalian lewatin Kota Praya dulu terus saja ke timur dan melewati daerah Mujur hingga sampai di daerah Jerowaru yang ada pertigaan yang saya sudah jelaskan sebelumnya yaitu pertigaan pertama tadi di sekitar daerah Jerowaru yang ada pohon besar di tengah-tengah pertigaan. Kalo sudah sampai di pertigaan ini, kalian belok kanan saja yang mengarah ke Jerowaru dan Tanjung Ringgit, jika kalian lurus nanti kalian tembusnya Tanjung Luar dan Selong. Nah itu dia jalur-jalur yang menuju Pantai Pink. Semoga saja bermanfaat tentang penjelasan yang saya tulis di blog ini. Mengenai penjelasan kondisi Pantai Pink lebih jauhnya tidak usah saja saya jelaskan, biar kalian yang belum pernah ke Pantai Pink di Lombok merasakan sendiri jika berlibur ke pantai cantik ini dan biar tambah penasaran. Jujur saja saya sebelum ke Pantai Pink ini dibuat penasaran dan tidak sabar ke tempat ini karena mendengar cerita-cerita dari teman dan melihat foto-foto teman yang buat saya jadi tambah penasaran sebagus apa sih Pantai Pink ini. Kalo lihat foto-fotonya dan membaca blog orang lain mengenai pantai ini rasanya tidak puas. Jadi kalo kebetulan di Lombok ya harus kesini biar gak penasaran lagi. he..he..he.. Sekiaaan.. Ditunggu cerita perjalanan saya selanjutnya... Cekidooottt

Ini salah satu bukti kalo pasir di Pantai Pink berwarna agak pink ke orange karena ada campuran dari pecahan terumbu karang yang berwarna merah yang bercampur dengan pasir yang berwarna putih sehingga dari jauh kelihatan berwarna pink. Dan jika dilihat dari dekat ya begini hasilnya kayak yang ada di foto sebelah kiri ini. Kalo mau dibawa pulang pasirnya juga gak apa-apa sebagai kenang-kenangan kalo udh pernah ke Pantai Pink. 










Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 15 March 2014

Mawun Beach is Beautiful

Buat kalian yang orang asli tinggal di Lombok atau yang liburan ke Lombok tidak ada salahnya kalian menyempatkan diri untuk singgah di pantai yang sangat cantik dari pantai-pantai yang ada disekitar pantai selatan Lombok, itu sih bagi saya sangat cantik sekali pantainya dari segi bentuk dan kenyamanan. Namanya Pantai Mawun, salah satu pantai yang ada di Kabupaten Lombok Tengah bagian selatan Pulau Lombok. Letak Pantai Mawun di sebelah barat Pantai Kuta Mandalika. Jadi buat kalian yang belum pernah ke Pantai Mawun, tidak usah takut karena nyasar. Jadi kalian yang dari sekitaran Lombok Timur maupun Lombok Tengah, cukup lewat jalur ke Pantai Kuta Mandalika dan Desa Sade. Nanti sekitar 500 meter nyampe Pantai Kuta kalian akan bertemu dengan perempatan, jika mau ke Pantai Kuta belok kiri, jika mau ke Pantai Mawun belok kanan. Ambil jalur yang ke Pantai Mawun. Beda halnya jika kalian dari Kota Mataram atau Lombok Barat, kalian bisa lewat Penujak sebelum Bandara BIL, nanti ada jalan di samping masjid besar disana, belok ke jalan itu. Sekitar 1 kilo kalian akan bertemu dengan jembatan dan pertigaan, kalo lurus kalian ke Bandara BIL dan jika belok kanan ke arah Selong Belanak. Jadi lewat arah yang menuju Selong Belanak. Jangan khawatir soal kondisi jalan menuju kesana. Jalannya bagus kok teman-teman :).

Sekitar 20 menit sudah sampai di pertigaan menuju Pantai Mawun. Disana ada plank yang bertuliskan Mawun Beach, kalian belok kiri dan sampai di pintu gerbang Mawun. Pantai yang bagi saya punya daya tarik tersendiri untuk menyendiri karena Pantai Mawun cukup tenang dan sunyi dengan panorama yang sangat indah. Pantai yang berbentuk teluk dengan diapit dua buah bukit kecil di bagian kiri dan kanan serta memiliki ombak yang cocok buat surfing dan memiliki air yang tenang di pinggiran pantai yang dilengkapi dengan kejernihan airnya dengan pantulan warna langit sehingga warnanya menjadi biru muda dan biru tua. Bagus sekali pokoknya, tidak bisa dijelaskan secara detail. Pokoknya dirasakan sendiri jika sempat ke pantai ini. Kalo pendapat saya sih enakan kesana sekitar sore hari biar tidak begitu panas. 

Kalo saya besok punya istri dan anak, saya akan bawa istri dan anak saya kesini. Mandi di pantai, nongkrong di pinggiran pantai, jalan-jalan sepanjang pantainy yang melengkung kalo bisa sih ajak daki bukitnya dan tidak lupa foto-foto serta yang paling fardu ain yaitu bawa bekal makanan dan minuman kesini biar lengkap rasanya. Amiiin, jadi curhat niiih.he..he..he. Biaya kesini sih tidak mahal-mahal amat, cukup bayar uang parkir 5ribu untuk motor dan mobil 10ribu. Cukup murah bukan teman-teman :). Apalagi ya yang perlu saya jelaskan tentang keindahan Pantai Mawun, rasanya cukup itu saja biar teman-teman yang belum kesini atau sudah lihat info dan foto-foto tentang Pantai Mawun dari blog tetangga sebelah tapi belum kesini penasaran dan ingin ke Pantai Mawun segera. Dijamin tidak kecewa walaupun lama perjalanannya yang cukup lama tapi itu tidak masalah bagi teman-teman yang memiliki hobi jalan dan tantangan. Saya akan bagikan foto-foto saya dan adik saya pas ke Pantai Mawun beberapa waktu lalu. semoga bermanfaat,Amiiin.

" Mawun Beach, Lombok Island "












Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday, 14 March 2014

Welcome to Sabalong Samalewa Island

 Kapal Ferry yang siap berlayar ke Pelabuhan Poto Tano

Bukan hanya Pulau Lombok yang dikenal sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, tetapi jangan dilupakan Pulau Sumbawa yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. Walaupun tidak begitu terkenal di kalangan para wisatawan atau backpaker tetapi apa yang diberikan dari Pulau Sumbawa tidak kalah jauh dari apa yang ada di Pulau Lombok. Panorama pantai yang berpasir putih dengan air lautnya yang jernih berwarna hijau biru serta deretan pegunungan yang sangat indah melengkapi pemandangan yang siapa saja yang berkunjung ke pulau yang terkenal dengan peternakannya sapi,kerbau dan kudanya ini pasti akan betah berlama-lama disini.

Punya pengalaman ke Pulau Sumbawa adalah impian bagi banyak orang karena pulau yang paling besar dari Pulau Lombok ini memiliki banyak flora dan fauna yang masih belum banyak diketahui oleh para wisatawan termasuk diri saya. Saya sejak kecil sering diajak ke Sumbawa tepatnya ke Sumbawa Besar. Untuk kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya menuju pulau Sumbawa. Tujuan saya yaitu ke Kota Sumbawa Besar dahulu sampai sekarang kota ini menjadi ibukota kabupaten Sumbawa dan rencananya Kota Sumbawa Besar akan menjadi ibukota Provinsi Pulau Sumbawa karena Pulau Sumbawa akan memisahkan diri dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kita lihat saja di tahun selanjutknya apakah Pulau Sumbawa akan memisahkan diri dengan NTB, kita semua belum tahu. Okeeh.. kembali ke topik sebelumnya. Jalan-jalan saya ke Sumbawa Besar diawali perjalanan dari Kota Mataram sekaligus merupakan ibukota Provinsi NTB yang letaknya di Lombok bagian barat.

Perjalanan saya tidak sendiri, saya berangkat bersama keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan kedua adik. Kami menggunakan salah satu transportasi andalan orang Lombok maupun orang Sumbawa yaitu travel ( Mobil tipe Elp ). Dulunya sih sering pake bus besar, tetapi sekarang kebanyakan orang menggunakan bus travel karena dengan biaya yang cukup terjangkau yaitu Rp.140.000,- dari Mataram - Sumbawa Besar dan lama perjalanan memakan waktu sekitar 5 - 6 jam saja. Tepat pukul 09.00 WITA kami berangkat dari kantor agen travelnya menuju ke Pelabuhan Kayangan yang letaknya di Lombok Timur. Sepanjang perjalanan kami melewati desa yang cukup ramai. Cuaca pada saat itu cerah sekali dan tidak begitu panas juga. Akhirnya sekitar pukul 11.00 WITA travel kami sampai di Pelabuhan Kayangan. Supir travel langsung membeli tiket masuk ke Kapal Ferry. Transportasi laut yang dipakai menyebrang ke Pulau Sumbawa yaitu Kapal Ferry sehingga para traveler tidak usah khawatir jika besar gelombang laut karena dengan menggunakan Ferry, Insyaallah aman-aman saja. Menunggu masuk ke kapal lumayan lama, jadi saya meluangkan waktu untuk jalan-jalan sekitar pelabuhan untuk melihat pemandangan kaki Gunung Rinjani yang jaraknya begitu dekat dengan pelabuhan ini.

Gunung Rinjani yang terlihat dari Pelabuhan Kayangan,Lombok Timur

Saya berjalan menuju kapal Ferry, Pelabuhan Kayangan,Lombok Timur

Dan saya menyempatkan diri untuk mengambil foto buat jadi kenang-kenangan sambilan menunggu masuk ke kapal. Kira - kira pukul 12.00 WITA travel kami pun masuk ke dalam parkiran kapal. Saya dan keluarga segera naik ke ruang penumpang untuk mencari tempat duduk. Akhirnya dapat tempat duduk yang cukup untuk lima orang. Ketika saya melihat arah jarum jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WITA, kapal yang kami tumpangi segera berangkat menunju Pelabuhan Poto Tano yang terletak di Pulau Sumbawa. Cuaca di Selat Alas lumayan cerah dengan sedikit arus laut yang sedang-sedang saja dengan sedikit goyangan kapal yang bagi saya goyangan yang sedang-sedang saja, tidak begitu besar. Tetapi pada saat ditengah laut, gelombang laut cukup besar sehingga membuat kapal yang kami tumpangi sedikit oleng kiri kanan. Gak masalah asalkan kapalnya dalam kondisi yang cukup baik untuk berlayar. Setelah dua jam berlayar dari Pelabuhan Kayangan, akhirnya kapal kami pun sampai di Pelabuhan Poto Tano. Welcome Sabalong Samalewa.
Pulau Sumbawa yang terlihat dari atas kapal ferry

Pelabuhan Poto Tano,Sumbawa

Pelabuhan Poto Tano

Kapal segera bersandar di dermaga yang sudah disiapkan dan satu persatu kendaraan segera keluar dari parkiran di dalam kapal. Kalo boleh cerita sesudah sampai di Pulau Sumbawa, suasananya pun akan berbeda karena deretan bukit-bukitnya yang cukup gersang, bentuk rumahnya yang khas yaitu rumah panggung dan bahasanya pun berbeda dengan bahasa di Pulau Lombok. Itulah keistimewaan yang ada di Pulau Sumbawa. Selanjutnya bus travel kami segera meninggalkan Pelabuhan Poto Tano dan selanjutnya berjalan menuju Kota Sumbawa Besar. Di sepanjang jalan pemandangannya indah sekali, melewati hutan mangrove, melewati pinggiran pantai, bukit-bukit serta perkampungan warga asli Sumbawa. Rute yang kami lewati dari Pelabuhan Poto Tano yaitu Pelabuhan Poto Tano kemudian bertemu dengan pertigaan, ambil rute yang menuju Sumbawa Besar, selanjutnya melewati Desa Labuhan Mapin, Desa Alas, Desa Utan, Labuhan Badas dan akhirnya sampai di Kota Sumbawa Besar. Perjalanan memakan waktu kira-kira dua jam sampai di kota tujuan.
Welcome Pelabuhan Poto Tano

Sesampai di Kota Sumbawa Besar, saya dan keluarga segera turun di salah satu hotel " Hotel Tambora" yang terletak di sebelah barat kantor Bupati Sumbawa Besar. Hotel ya berkelas melati, tapi sangat nyaman dan bersih, kamarnya pun luas, ada AC dan TV plasmanya pula. Kebetulan saat itu malam minggu jadi kami bermalam minggu di Sumbawa Besar. Tujuan pertama saya dan keluarga yaitu makan di warung sate khas Madura karena di Sumbawa Besar banyak pedagang sate madura yang berhijrah kesini. Ada untungnya juga mereka berjualan disini, jadi bisa merasakan enaknya sate dan soto kambing dan ayam khas dari Madura tanpa harus naik pesawat ke Pulau Madura sana.he..he..he.. Tidak hanya satenya saja yang enak tapi soto dan es campurnya juga tidak kalah enaknya, Jadi pas saat itu saya memesan semua menu yang ada, rakus pas saat itu gak apa-apa. Kapan lagi ada kesempatan ke Sumbawa Besar kalo bukan sekarang. he..he..he.
Makan sate dan soto kambing khas Madura

Sehabis makan, saya beserta keluarga berkunjung ke rumah salah satu kerabat yang sudah kami anggap saudara sendiri. Disana saya bertemu dengan teman bermain sejak kecil karena dulu saya sempat tinggal di Sumbawa Besar. Ada rencana besok pagi kami semua mau ke peternakan sapi milik bapak yang kebetulan di pelihara oleh Om Din namanya. Om Din beserta keluarganya ini udah kami anggap satu keluarga. Beliau punya tiga orang anak yang sudah besar-besar dan dua diantaranya sudah menikah dan memiliki masing-masing satu orang anak. Pertemuan malam pada saat itu sangat seru, saling menceritakan pengalaman hidup masing-masing, kalo istilah sekarangny itu ya curhat. Saking asyiknya bercerita satu sama lain gak terasa malam semakin larut, saya beserta keluarga segera pamit untuk kembali ke hotel. Sebenarnya sih disuruh menginap di rumah om, tapi kami tidak mau merepotkan mereka. Akhirnya kami segera pamit dan menuju hotel.
Peternakan Sapi

Pemandangan di bukit tempat peternakan sapi

Esok paginya saya beserta keluarga menuju rmh om lagi dan bareng-bareng pergi ke peternakan sapi. Sapi-sapinya besar-besar dan sehat-sehat dan tempat ternaknya di atas bukit jadi sangat bagus buat tempat tinggal sapi. Sekitar satu jam an di peternakan sapi, kami pun segera menuju rumah salah satu anak dari Om Din,namanya Kak Win. Orangnya sangat baik dan ramah, istrinya juga sangat ramah. Kami semua makan siang di sana, habis makan siang kami ngobrol-ngobrol sambil minum kopi hangat. Maknyuusss rasanya !!!.
Tidak terasa waktu sudah menjelang sore. kami pun segera balik ke rumah Om Din untuk siap-siap balik ke Mataram lagi. Walaupun cuma satu hari di Sumbawa Besar tapi saya sudah cukup puas. Akhirnya malam pun tiba dan bus travel datang menjemput kami sekeluarga. Saya dan keluarga berpamitan dengan Om Din dan keluaraganya. Bus travel yang kami tumpangi akhirnya meninggalkan Kota Sumbawa Besar. Sampai bertemu di lain kesempatan lagi Sumbawa Besar.. Thank You .....
Keluarga besar Sumbawa Besar

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday, 4 March 2014

Ngebolang ke Pantai Semeti : Pantai Tersembunyi di Pulau Lombok


Haaiii..Haaiii.. Gimna kabar ?. "Memang benar Pulau Lombok tidak ada abisnya". Untuk kesempatan kali ney saya akan menceritakan perjalanan saya ke salah satu pantai yang kata orang sih pantai yang tersembunyi dan hanya sedikit orang tahu letak pantai ini berada. Gimana awal ceritanya saya pun datang kesini untuk melihat secara langsung keindahan Pantai Semeti. Sebelum datang kesini saya diberitahukan oleh adik saya yang kebetulan punya temen yang sudah ke pantai ini. Akhirnya adik saya mengajak saya kesana, tapi sebelum esok harinya berangkat ngebolang, saya pun nyari info-info dulu di Google tentang Pantai Semeti. Akhirnya saya mendapatkan informasi yang dilengkapi dengan foto-foto yang diposting di Google. Setelah mendapatkan informasi yang bagi saya sangat kurang karena jalur menuju kesana agak kurang jelas tapi saya bersama adik nekat pergi kesana.

Sehabis shalat subuh rencana kami untuk mulai ngebolang. Pada akhirya mang bener kami sehabis shalat subuh berangkat juga menuju pantai yang ingin kami temui. Udara pagi hari yang sangat dingin tidak menyurutkan bagi kami untuk tetap menuju pantai tersembunyi ini. Setelah keluar dari Kota Mataram karena saya bersama adik saya tinggal di Kota Mataram, jadi agak jauh menuju Pantai Semeti. Tapi syukurnya jalan masih tidak terlalu ramai sehingga pas saat itu saya yang memegang kemudi motor memakai kecepatan 80 km / jam biar cepat sampai. Maaf Pak Polisi !!! he..he..he. Pada saat itu jam tangan saya menunjukkan pukul 07.00 pagi dan kami akhirnya sampai di kawasan Pantai Kuta karena kami memilih jalur Pantai Kuta biar bisa menikmati pemandangan dari sana. Sebelum Pantai Kuta kami bertemu dengan perempatan dan kami belok ke kanan yang menuju ke Pantai Mawun, Pantai Tampah dan Pantai Selong Belanak. Menurut informasi yang didapat, Pantai Semeti terletak setelah Pantai Mawun dan Tampah dan kurang lebih 3-5 Km sebelum Pantai Selong Belanak. 

Pemandangan Pantai Kuta dari atas bukit disaat perjalanan menuju Pantai Semeti

Awalnya kami bingung letak pantainya dimana, Akhirnya saya berhenti dan turun dari motor untuk bertanya sama pemilik warung tempat kami membeli air minum. Si ibu tempat kami bertanya menjelaskan kalo Pantai Semeti deket sama Pantai Mawi. "Pantai mana lagi tuh? " Pikiran saya pas saat itu. Si ibu tersebut menjelaskan lagi kalo Pantai Semeti jalannya masih kurang bagus. Waaahh dalam pikiran saya "ini dia tantangannya". Ibu itu juga memberikan petunjuk rute menuju kesana. Beliau berkata memakai bahasa Sasak ( Bahasa Lombok ) " Bares lamun bedait kance rurung saq araq plank tulisane Pantai Mawi kace tulisan 3 Km Pantai Selong Belanak iye wah no, bares belok kiri beketuan kance dengan leq to embe Pantai Semeti?" Kira-kira begitu kata ibu itu yang artinya : "Nanti kalo kalian bertemu dengan jalan yang ada tulisan Pantai Mawi dan 3 Km Pantai Selong Belanak, belok kiri dan tanya sama orang disana dimana Pantai Semeti". Untung saya orang Lombok tulen jadi mengerti bahasa Sasak walaupun logatnya agak sedikit berbeda dengan logat di Mataram.

Akhirnya kami berpamitan sama ibu pemilik warung dan segera melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanan pemandangannya bagus sekali. Aspalnya udh lumayan bagus jadi bisa pasang kecepatan 60 km / jam. Setelah melewati Pantai Mawun dan Pantai Tampah. Kira-kira 3 km lagi sampai di Pantai Selong Belanak, kami bertemu dengan pertigaan dimana di sana ada plank yang sengaja dipasang yang bertuliskan seperti kata si ibu pemilik warung tadi. Saya pun senang rasanya akhirnya bertemu juga sama plank itu. Saya pun membelokkan motor ke kiri dan kira-kira 100 meter kami bertemu dengan pos penjaga dan portal. Disana ada dua orang bapak-bapak yang lagi ngobrol di pos penjaga. Saya pun memberhentikan motor saya dan turun dari sepeda motor. Saya bertanya ke bapak-bapak itu di mana letak Pantai Semeti. Salah satu bapak tersebut menjelaskan kalo inilah jalur menuju Pantai Semeti. Nanti akan bertemu dengan pertigaan, kalo belok kiri ke Pantai Semeti dan kalo belok kanan ke Pantai Mawi. Akhirnya saya dan adik saya tersenyum, " Kami menemukan pantai tersembunyi tersebut".
 

Tidak terlalu parah walaupun jalannya tanah

Kami pun meminta ijin untuk masuk ke Pantai Semeti  kepada kedua bapak itu dengan membayar uang masuk sebesar Rp.5.000,- per motor, cukup murah lah. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan karena kurang lebih 1-2 kilo lagi baru sampai di Pantai Semeti. Busyeteettt..jalan awalnya sih aspal tapi lama-lama kok jadi jalannya tanah. Untung gak musim hujan,kalo musim hujan gak tau sudah nasib kita. Tapi untunglah saya bersama adik saya buat temen ngobrol disepajang jalan, jadi tidak terlalu jenuh mencapai bibir pantai tapi kasian motor saya kena air lumpur dimana-mana. It's oke gpplah sekali-kali jadi obat penasaran. he..he..he. Tepat pukul 08.00 kami sampai di bibir Pantai Semeti. Gilaaaa.. Ini pantai masih perawan sekali karena cuma kami berdua yang ada di pantai ini. Rasa penasaran saya bersama adik saya terbayarkan sudah dan ada bahan buat diceritakan ke temen-temen yang belum ke tempat itu. Saya pun segera menceburkan diri ke pantai tersebut, karang dan batu-batu yang bisa dilihat dari permukaan air laut karena air laut yang sangat jernih, pasirnya yang putih dan bentuknya kayak biji merica sama seperti pasir di Pantai Kuta. Pokoknya gak bisa dijelaskan dengan kata-kata lagi tentang keunikan Pantai Semeti. Maunya kalian datang langsung saja kesini biar tahu keadaan Pantai Semeti kayak apa. 

Itu dia catatan perjalan saya bersama adik saya ke Pantai Semeti. Semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang kebetulan datang ke Lombok untuk berlibur. Tidak ada salahnya kalian ke tempat ini untuk merasakan tantangan dan keindahan Pantai Semeti. Ohya, di pantai ini ada tebing bebatuan yang dimana bentuk batunya kayak batu Krypton yang ada di film Superman. Unik sekali batunya dan bisa dipanjat untuk mencapai puncak tebing batu. Pokoknya manteeeppp dah... Selamat berlibur !!!

Foto-foto yang sempat kami abadikan :) 

Saya bersama Pantai Semeti,Lombok Tengah

 
Adik saya bersama Pantai Semeti

 
Bebatuan di Pantai Semeti


 
Tebing bebatuan di Pantai Semeti


 
Tampak dari sisi kiri Pantai Semeti


 
Deburan ombak dari sisi kanan Pantai Semeti



Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday, 26 February 2014

Sunset di Bukit Malimbu : Pantai Vulkanik Nipah

Sambil nunggu buka puasa tiba, enaknya itu jalan-jalan sambil cuci mata. Cuci mata sambil liat suasana kota apalagi liat yang bening-bening ( dedare inges ) kayaknya sudah bosan. Pantai beserta lautnya kayakny pas banget itu dikunjungi sambil menunggu buka puasa tiba. Apalagi pergi ke pantai dan menunggu sunset itu sangat menyenangkan. Kebetulan saya punya hobi jepret sana sini karena ketularan oleh adik saya yang seorang fotografer amatiran, jadi saya berdua iseng-iseng ke daerah Lombok Barat bagian utara tepatnya di kawasan Pantai Vulkanik Nipah.

Cuaca pada saat itu sangat cerah sekali, anginpun tidak begitu kencang sehingga cocok sekali buat jalan-jalan sambil mencari view yang bagus untuk menambah koleksi foto tentang daerah sendiri, sambilan promosi. he..he..he.. Sungguh beruntungnya saya yang tinggal dan asli orang Lombok karena tidak jauh-jauh pergi ke Lombok dengan mengeluarkan uang yang lumayan besar untuk bisa berlibur ke pulau yang terkenal dengan "Pulau Seribu Masjid". Tepat pukul 17.30 saya berangkat bersama adik saya menggunakan sepeda motor dari Kota Mataram menuju ke arah bukit Malimbu. Kira-kira kurang lebih 45 menit lama perjalanan kami menuju tempat tujuan, cukup lama juga mas / mbak bro. Kondisi jalan yang dilewati sangat mulus dan nyaman untuk dilewati. Sepeda motor adalah jenis kendaraan yang sangat cocok buat dijadikan pilihan untuk jalan-jalan di Lombok, tapi kalau kalian yang gak tahan dengan angin pantai atau pergi ketempat yang memakan waktu yang cukup lama ya pakai mobil saja. Sama saja nyamannya, tergantung selera kalian.

Sepanjang jalan kami melewati pinggiran pantai karena jalur yang menuju ke Bukit Malimbu dari Mataram sebagian besar jalannya di pinggiran pantai. Jadi dari daerah Batu Layar sampai Bukit Malimbu sana kami melewati pinggiran pantai dan tebing. Sebelah kiri pantai dan sebelah kanan kami kalau gak tebing ya hotel-hotel. Banyak sekali hotel-hotel di daerah sana dari yang tarif per malamnya murah sampai mahal. Kalian tenang saja suasana di jalan sangat ramai kok, jadi tidak perlu khawatir jika anda tersesat, tinggal nanya saja ke orang-orang yang lewat. Dijamin orang-orang Lombok itu ramah-ramah termasuk saya gtu lhooo. he..he..he.. 

Kurang lebih 45 menit lama perjalanan, Akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju. Langsung saja saya memakirkan motor saya dan langsung menuju tempat view yang bagus untuk mengabadikan sunset yang kami kejar-kejar dari Mataram ke Malimbu. Tempat ini sangat bagus untuk mengambil view sunset bahkan tempat yang paling terbaik dari tempat-tempat yang ada. Pokoknya lebih jelasnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Paling enak dirasakan sendiri oleh kalian. Kami beruntung sekali karena cuaca di Pulau Bali juga sangat cerah walaupun dilihat dari Lombok agak berawan. Tapi yang paling beruntungnya kami bahwa Gunung Agung yang ada di Pulau Bali terlihat jelas di tempat kami pada saat itu. Jadi kami mendapatkan point plus. Langsung saja kami mencari-mencari tempat yang cocok buat diambil gambarnya. Adik saya yang memegang kamera dan mencari-cari view yang bagus dan saya juga tidak mau kalah, kami berdua mencari view yang bagus. Tidak lama kemudian apa yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sunset yang kami cari pun sangat indah sekali. Apalagi dilatar belakangi dengan Gunung Agung di Bali dan Selat Lombok sangat membuat hati kami bercampur aduk. Sungguh besar kekuasaan Allah SWT yang menciptakan itu semua dan harus selalu disyukuri. 

Itulah cerita ngabuburit saya dan adik saya ke Bukit Malimbu untuk melihat sunset. Mohon maaf kalau ceritanya kurang panjang dan menarik. Cerita ini juga sebagai informasi kepada teman-teman yang ada di luar Pulau Lombok yang belum pernah berlibur ke Lombok, jangan sampai tidak ketempat yang saya ceritakan. Ntar nyesel jika tidak kesini, kalau cuacanya cerah siih. hehehe. Pokoknya Pulau Lombok itu kalau ngomongin masalah panorama alamnya itu tidak ada tandingannya, "apa saja ada di Lombok. apa yang ada di Bali pasti ada di Lombok, sedangkan apa saja yang ada di Lombok, belum tentu ada di Bali". Selamat berlibur di Pulau Lombok kawan. :)

Beberapa foto-foto yang sempat diabadikan, Cekidooott "
                                                                                                                                                                   
 










Penulis : Lazwardy Perdana Putra