Saturday, 20 October 2018

Berburu Buah Strawberry ke Desa Sembalun, Lombok Timur


Horeee... Touring lagi kita!

Disaat orang-orang masih enggan keluar rumah dan masuk mall karena khawatir gempa, kita berdua sudah nonton film favorit di bioskop. Paling parahnya kita sudah jalan-jalan explore alam Lombok disaat banyak destinasi wisata di Lombok yang terkena dampak dari gempa di Bulan Agustus yang lalu.

Kalimat di atas merupakan ungkapan takjub si doi di atas motor saat kami berdua mengexplore salah satu destinasi favorit di Pulau Lombok. Antara nekat atau lucu saja kalau diinget-inget. Banyak hal yang kita bicarakan sepanjang jalan antara Kota Mataram dan Desa Sembalun. Dari ngomongin kondisi para korban gempa saat ini, ngalor ngidul dan ujung-ujungnya ngomongin hal privasi. Apa itu? Mau tau aje kalian, gak boleh. Ini rahasia dan hanya kita berdua yang tau. #MalahCurhat

Di tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang touring kami berdua mengexplore Desa Sembalun,  Lombok Timur. Faktanya, desa tertinggi di Pulau Lombok ini merupakan salah satu titik gempa yang terjadi di Bulan Agustus lalu. Cukup parah kerusakan yang terlihat dari desa ini. Rumah warga banyak yang runtuh, masjid juga semuanya rusak serius. Parahnya lagi, deretan bukit-bukit yang menjadi tujuan pendakian mengalami longsor. Desa Sembalun berduka saat itu.

Sejak gempa terakhir yang mengguncang Desa Sembalun cukup parah, saya belum pernah ke desa ini lagi. Kebetulan saat itu hari libur dan gak ada kegiatan,  saya bareng si doi janjian buat touring. Tujuan kami mencari tempat yang sejuk dan jauh dari polusi. Mau ke pantai, panas coy. Mau ke mall, tiba-tiba inget harus nabung. Mau trauma healing, kurang personel. Yasudah, kita berdua mencari destinasi yang kece sambil hunting-hunting foto dan trauma healing berdua.

Bisa dibilang ini kencan yang kesekian kali kami berdua. Pas banget juga si doi lagi persiapan ujian penerimaan cpns tahun ini. Jadi dia lagi mencari tempat yang nyaman buat belajar. Jauh amat belajarnya yaak?. Gak apa-apa,  dimanapun belajarnya, yang penting berkualitas. Ada pepatah, belajarlah sampai ke negeri China. Nah, kita saja disuruh belajar sampai China. So.. Belajar ke Desa Sembalun sih mah deket banget dari rumah. Pertanyaannya ini beneran belajar atau kencan yaak? Hahaha.

Kalau mau tau belajar atau kencan,  dibaca sampai habis yaak guys !



Berangkat jam tujuh pagi dari Kota Mataram memakai Si New Blue soalnya Si Blue sudah dijual. #GakNanyak. Jemput si doi, kemudian langsung tancap gas ke lokasi tujuan. Cuaca pagi itu cukup cerah, gak ada kemacetan sepanjang perjalanan. Hanya saja setiap kami bertemu dengan pasar tradisional, cukup membuat macet tapi gak terlalu berarti. Waktu tempuh dari Kota Mataram menuju Desa Sembalun sekitar dua jam perjalanan (ngegass normal).

Kurang lebih satu jam perjalanan,  kami sudah berada di sepanjang jalan Kebun Raya Lombok, Lemor menuju Desa Sembalun. Melewati jalan menanjak, berkelok-kelok dan kiri-kanan hutan belantara. Udara yang sangat sejuk, berkabut dan hijaunya pepohonan yang membuat mata dan hati adem. Seadem melihat senyummu dari spion motor yang duduk di belakang.

Gak begitu lama melewati jalan menanjak tengah hutan belantara, kami berdua sudah sampai di Puncak Pusuk, Desa Sembalun. Dari atas puncak ini kita sudah bisa melihat Desa Sembalun di kejauhan. Desa Sembalun gak berkurang keindahnya.

Tapi sayangnya disaat kami berdua berada disana, suasana masih sepi pengunjung. Entah masih pagi atau gimana, saya pun bertanya ke salah satu pedagang cilok (bakso tusuk) di atas Puncak Pusuk Sembalun. Beliau bercerita kalau saat ini masih sepi pengunjung dikarenakan Desa Sembalun masih dalam masa pembenahan pasca gempa. Banyak warga lokal baik dari Lombok maupun luar Lombok yang masih enggan datang ke Sembalun. Mungkin saja masih takut bepergian disuasana bencana yang gak henti-hentinya melanda negeri kita tercinta ini.

Sedih juga sih,  tapi buat kami berdua datang ke Desa Sembalun itu sangat menyenangkan disaat suasana seperti ini. Disamping touring dan liburan kece,  kita juga bisa bersosialisasi dengan warga desa yang menjadi korban gempa lalu.





Next... Sampai juga kami di salah satu rest area yang berada di pinggir jalan Desa Sembalun. Pemandangan dari rest area ini cukup kece. Ada berugaq (gazebo) untuk siapa saja yang ingin beristirahat sejenak. Melepas lelah sambil menikmati pemandangan persawahan yang hijau, bukit-bukit yang masih kering dikarenakan belum kunjung datangnya musim penghujan. Tapi overall semuanya masih mempesona. Benar apa yang saya lihat diberita dan beberapa foto teman-teman media. Bukit-bukit yang menjadi tujuan pendakian di Desa Sembalun hampir semuanya mengalami longsor. Parahnya jalur pendakian ditutup karena titik longsor ada di jalur pendakian tersebut.

Memandang ke arah barat, Lereng Gunung Rinjani yang menjadi jalur pendakian pun terlihat ada sisa-sisa longsoran. Serem juga bentuk jalur longsornya, tapi itulah kekuasaan Sang Pemilik Alam ini. Apapun yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.

Waktu masih panjang, kami berdua duduk santai di atas berugaq (gazebo) sambil ngobrol ngalor ngidul. Itulah kami berdua, ada saja yang dibahas dan didiskusikan. Berhubung sudah bawa buku bahan-bahan ujian cpns, saya menemani si doi belajar di atas berugaq sambil menikmati alam pedesaan Sembalun.

Suasana belajar disini memang sangat asyik. Terbukti buat kami berdua yang nyaman sekali belajar dan diskusi tentang apa saja yang berkaitan dengan Indonesia dan dunia. So.. bagi kalian yang punya pasangan dan akan ujian masuk cpns atau kerja apa saja, bisa belajar disini. Dijamin seru, asyik dan nyaman. Apalagi sama pasangan, pasti betah dah. Tapi inget jangan niat kencan yaak, niatnya belajar berdua sambil melemparkan senyuman dan pujian buat dia ya dia #PodoWaeRek.

Gak terasa sudah dua jam kami di berugaq sambil belajar. Memberi soal-soal ke doi. Dan doi pun menjawab dengan benar. Soal-soalnya beragam. Dari soal nama ibukota, undang-undang, nama presiden, siapa nama pedagang cilok yang kita ajak ngobrol sampe mau kemana kita setelah ini, cieee... Dududududu.

Pas asyiknya belajar, datang seorang bapak-bapak pake motor membawa dagangannya. Terlihat buah strawberry yang sudah dibungkus dengan plastik mika. Bukannya menawarkan dagangannya, tapi bapak tersebut mau berjualan di berguaq ini. Waduh, merusak suasana nih. Awalnya bapak tersebut malu-malu mau mengusir kami, tapi kami berdua tau maksud bapak tersebut grasak grusuk menyiapkan buah strawberry yang akan dijual.

Akhirnya kami berdua menyudahi belajar saat itu dan berencana untuk ke tempat selanjutnya. Melihat buah strawberrynya yang merah-merah. Saya pun bertanya kepada si bapak, "Pak, sudah masuk musim strawberry ya? ".

"Sudah mas", kata si bapak. Wah, langsung saya ngajak si doi buat metik buah strawberry di kebunnya langsung. Keliatannya ini hari pas buat berburu strawberry karena pas banget lagi sepi pengunjung.











Cari-cari kebun strawberry, akhirnya kami menemukan salah satu kebun strawberry yang keliatannya cocok buat kami. Berada di pinggir jalan Desa Sembalun Bumbung. Sepanjang jalan ini banyak sekali kita jumpai pedagang strawberry.

Kami berdua pun menepi dan berkenalan dengan pedagang strawberry sekaligus petaninya. Kalau gak salah namanya Ibu Suri. Seorang ibu yang menjadi korban ganasnya gempa Lombok saat itu. Rumah beliau roboh dan sekarang beliau masih tinggal di tenda pengungsian. Yang saya salut dari beliau adalah beliau masih semangat untuk berjualan dan mencari rezeki ditengah duka yang beliau alami. Semoga sehat selalu ibu. Doa kami berdua yang terbaik buat ibu.

Setelah ngobrol sebentar, kami berdua langsung menuju kebun strawberry yang tepat berada di belakang warung Ibu Suri. Lahan kebunnya lumayan luas. Kurang lebih empat are, luas juga ya. Buah strawberrynya sudah merah-merah dan besar-besar. Sudah waktunya dipanen nih. Hanya kami berdua yang berada di kebun strauberry. Puas milih-milih.

Untuk menuju kebun dan memetik langsung buah strawberry, kami dikenakan biaya masuk 5 ribu per orang. Itu sudah sama makan langsung buah strawberrynya. Cara pinter, makan sepuasnya di dalam kebun dan pilih yang bagus-bagus buat ditimbang dan dibawa pulang hehehe.

Gak lupa kami berdua eksis foto-foto disini. Meskipun terik matahari yang menyengat tapi gak terasa di kulit, kami berdua sibuk mencari spot fotoan. Bukan pencitraan tapi inilah kami berdua yang sudah keluar konyolnya.

Sambil bawa keranjang buah, mencari strawberry yang kondisinya bagus, kami berdua menikmati dan bahagia saat itu. Bahagia dengan cara sederhana ditengah duka yang masih terasa. Apalagi bersamamu, bahagia lebih terasa dan waktu pun gak terasa sudah menjelang sore hari.

Setelah dirasa sudah cukup metik strawberrynya. Buah yang kami petik kemudian ditimbang dan saat itu kami membayar 12 ribu, itu sudah termasuk duit masuk ke dalam kebun. Murah kan dan tergantung berapa hasil petikannya sih.

Melihat buah strawberry yang sudah dibungkus ke dalam plastik mika. Berjejer rapi dan menunggu si pembeli datang. Kami berdua tergoda untuk membeli yang sudah dibungkus. Satu plastik mika dikenakan harga 5 ribu. Kami berdua berencana mau membeli banyak. Akhirnya saya menawar 5 bungkus 20ribu. Setelah lama tawar menawar, akhirnya ibunya nyerah dan memberikan kami seharga tawaran tadi. Horeee...

Gak sampe itu saja, kami melihat ada sayur wortel yang baru saja dipanen. Wah.. Tergoda lagi untuk menawar. Untuk ini kami gak tega, harga wortel kami gak tawar. Kami membayar dengan harga yang dikasi Ibu Suri. Cukup strauberry saja yang ditawar hehehe.

Hari sudah menjelang sore dan kami berdua segera balik ke Kota Mataram biar gak kemalaman. Membawa buah strawberry dan wortel buat dijus nantinya. Pulau Lombok sudah aman dikunjungi. Meskipun masih ada beberapa destinasi yang belum dibuka untuk umum, tapi gak sedikit destinasi wisata yang sudah bisa didatangi dan dinikmati karena Pulau Lombok banyak memiliki destinasi wisata yang kece-kece.

Jangan ragu untuk berlibur ke Pulau Lombok karena Pulau Lombok selalu aman dan kece untuk Indonesia.

#LombokBangkit

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday, 12 October 2018

Happy Birthday Genpi Lombok Sumbawa !!! : Narmada Botanic Garden


Kembali lagi ke cerita Narmada Botanic Garden.

Sudah pernah baca tulisan saya tentang Narmada Botanic Garden sebelumnya?. Bagi yang belum sempat baca, bisa dilihat di postingan sebelumnya biar gak gagal fokus sama isi cerita saya kali ini. 

Bisa baca disini : Narmada Botanic Garden

Berawal dari chat salah satu komunitas di grup whatsapp yang berisi undangan acara ulang tahun komunitas tersebut, sebut saja namanya Genpi Lombok Sumbawa.

Tempat diadakannya acara ulang tahun Genpi Lombok Sumbawa yaitu di Narmada Botanic Garden (NBG). Pas banget nih acara ngumpul-ngumpulnya di tempat yang kece dan favorit saya banget. Kebetulan juga si doi salah satu panitia acara ulang tahun tersebut. So.. beberapa persiapan seperti nyiapin konsumsi, saya menemani si doi untuk ngurusnya.














Sebelum bercerita jalannya acara ulang tahun, saya akan sedikit membahas apa saja sih yang berbeda dari Narmada Botanic Garden sebelum-sebelumnya. Di tulisan saya yang lalu, saya banyak bercerita tentang jenis tanaman yang ada di kebun bunga ini.  Salah satu yang menjadi ikon kebun bunga ini yaitu Bunga Mataharinya. Sudah banyak kita lihat di medsos,  terutama di instagram. Banyak anak muda penggemar fotografi yang mengabadikan foto-foto mereka bersama Sun Flower. Kece-kece lagi fotonya. 

Saat ini gak hanya Bunga Matahari saja yang menjadi primadona. Beberapa tanaman seperti Bunga Lavender, Gemitir dan Flamboyan juga gak kalah indahnya dari Sun Flower. Narmada Botanic Garden banyak menawarkan berbagai jenis tanaman dan spot-spot foto yang memanjakan pengunjung. Dulu di kebun bunga ini belum ada spot foto berupa papan kayu yang bertuliskan "Narmada Botanic Garden", sekarang sudah ada dan berada di bagian depan pintu masuk kebun bunga. 

Belum lagi spot baru yang gak kalah kecenya, seperti quote-quote yang bertuliskan kalimat yang menggelikan tapi ngena di hati. Buat yang lagi kasmaran atau lagi pedekate dengan gebetan, bisa jadi tersindir kalau bacanya. Quote-quote tersebut berada di bagian belakang kebun bunga. Ada juga kebun buah jambu biji kristal yang rasanya gurih dan segar. Tinggal petik buah yang mateng dan jangan lupa dibayar di kasir yaak,hehehe. 

Hanya membayar tiket masuk 5K saja, kita sudah puas foto-fotoan dimana saja. Yang penting bisa jaga sopan santun dan mengikuti aturan yang ada. Sebagai contoh, boleh dimana saja foto-foto tapi jangan sampai merusak tanaman bunga apalagi memetiknya. Sangat dilarang !. 

Bertemakan taman edukasi, selain tanaman bunga disini juga ada wahana bermainnya seperti ayunan, memanah dan rumah-rumahan. Semuanya wahana baru yang ada di Narmada Botanic Garden. Ada juga kandang kelinci dimana saya melihat ada dua ekor kelinci yang lucu-lucu dan menggemaskan. Gemasnya seperti kamu ya kamu.

Kecenya lagi, sekarang di kebun bunga ini ada cafenya lhoo. Di tulisan saya sebelumnya, saya pernah bilang akan ada cafe kece di Narmada Botanic Garden, ternyata rencana itu terealisasi juga. Konsep cafenya sendiri yaitu outdoor. Desain yang sederhana dan ramah lingkungan pastinya. Semuanya terbuat dari kayu dan bila malam tiba, lampu cafenya keren habis. Disini banyak menjual menu yang lezat dilidah lhoo. Apa saja?. Di tulisan saya berikutnya akan saya bahas tentang kulinernya. Harap bersabar yaak,hehehe. 

Itu dia sekilas tentang Narmada Botanic Garden, masih banyak sebenarnya yang akan saya tulis. Tapi berhubung masih ada satu cerita lagi tentang Narmada Botanic Garden, cerita lainnya saya simpan dulu yaak.  





Kembali ke cerita utama !!!

Tujuan saya bareng si doi ke Narmada Botanic Garden sore itu untuk menghadiri ulang tahun Genpi Lombok Sumbawa. Sudah tau kan Genpi itu apa ?. Genpi singkatan dari Gerakan Pesona Indonesia. Bahasa sederhananya Genpi itu komunitas yang bergerak mempromosikan destinasi-destinasi wisata Indonesia melalui media online maupaun offline. Gak hanya destinasi wisata saja, tapi beberapa event wisata di Indonesia juga dipromosikan melalui media sosial baik twitter, instagram maupun facebook gitu. Sudah ada sekitar dua puluh provinsi atau daerah yang ada Genpinya. Target akhir tahun ini, semua provinsi di Indonesia ,ada Genpinya. Kece kan ? hehehe.

Di tahun 2018, Genpi Lombok Sumbawa sudah berumur dua tahun. Gak terasa memang dengan seiring berjalannnya waktu, siang berganti malam, malam berganti pagi. Status jomblo, sekarang sudah persiapan menikah (gagal fokus),hehehe. 

Untuk merayakan ulang tahun yang kedua, kami keluarga besar Genpi Lombok Sumbawa mengadakan kumpul-kumpul kecil sekalian syukuran atas selamatnya salah satu sahabat kita dari bencana gempa dan tsunami Palu beberapa saat yang lalu.

Yang hadir saat itu ada dari blogger, vlogger, selebgram, dan teman-teman dari Genpi sendiri. Ada juga dua teman kami yang ikut hadir yaitu Bang Ubay dari Genpi Sumatera Selatan dan Mbak Leni dari Genpi Bintan. Keren sekali datang jauh-jauh dari kampung mereka demi menghadiri acara ulang tahun Genpi LS di Narmada Botanic Garden. Mantap !!!.

Acara sore itu sangat meriah. Kami diwajibkan menggunakan pakaian serba merah biar terlihat kompak gitu.  Pembawa acara membuka acara dengan bahasa santai. Kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan cerita dari Bang Jack, sahabat kami yang selamat atas bencana gempa dan tsunami Palu disaat bertugas dalam sebuah event disana. 

Malam pun tiba, setelah selesai shalat magrib, acara pun dilanjutkan menonton beberapa video tentang perjalanan Genpi LS selama dua tahun. Setelah itu, acara utama tiba yaitu potong nasi tumpeng sekaligus doa bersama. Doa kami, semoga Genpi LS semakin kompak dan solid. Tetap semangat dalam mempromosikan wisata Indonesia baik di online maupun online. 

"Salam Pesona Indonesia, Wonderfull"

"Salam Genpi. Gasss"

"Bersambung"

Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Thursday, 4 October 2018

Menikmati Sore di Pantai Kuta Mandalika : Lombok Tengah


Hello Lombok, How Are You !!!

Gimana kabar kalian semua para pembaca setia www.lazwardyjournal.com ?. Semoga sehat-sehat semua. Amiiin. Sudah siap membaca cerita jalan-jalan saya kali ini?. Pasti sudah siap dong. Siapin pisang goreng dan kopi hitam yaak ! Hehehe.

Okeh.. Dimulai saja curhatnya, eh cerita maksudnya. Maaf agak grogi, soalnya di dalam cerita ada seseorang yang sangat spesial, Asyiik. So.. Harap maklum kalau ada kalimat-kalimat yang mengarah ke arah romantisme gitu.  Jangan baper yaak!  (apaan sih). 

Gempa sudah berlalu, beberapa destinasi wisata di Lombok sudah mulai dibuka kembali. Ada juga beberapa destinasi yang masih ditutup untuk umum dikarenakan faktor keamanan.  Gunung Rinjani, Air Terjun Tiu Kelep dan Air Terjun Mangku Sakti contohnya. Tapi gak sedikit juga destinasi kece lainnya yang sudah dibuka untuk umum. Masyarakat Lombok sudah move on dari gempa dan mulai bangkit. Beberapa kegiatan trauma healing terus dilakukan untuk menghilangkan rasa ketakutan dan trauma yang masih menghantui. Promosi wisata juga sudah gencar dilakukan pasca gempa.








Perjalanan ke Pantai Kuta Mandalika

Ngomong-ngomong soal trauma healing, beberapa hari yang lalu sepulang kerja saya bareng si doi pergi touring ke Pantai Kuta Mandalika. Saya sudah beberapa kali menulis tentang pantai ini, bisa dicek langsung di daftar tulisan saya yaak !.

Sudah pada tau kan Pantai Kuta Mandalika dimana ?. Yuups, benar. Pantai Kuta Mandalika berada di daerah Lombok Tengah bagian selatan. Lima belas menit waktu tempuh perjalanan dari Bandara Zainudin Abdul Madjid, "Bandara ZAM" (eks.Lombok International Airport). Sedangkan dari Kota Mataram, kita menempuh waktu kurang lebih tiga puluh menit menuju pantai ini.

Perjalanan sore hari cukup lancar. Langit biru dengan awan putih membentuk lukisan yang sangat indah. Perbukitan sepanjang jalan By Pass Bandara ZAM masih agak menguning dikarenakan jarang turun hujan. Motor yang kami kendarai agak sedikit oleng karena angin sore itu cukup kencang. Tapi kondisi jalan aspal dari Kota Mataram sampai di lokasi pantai sudah mulus. 

Melewati Bandara Internasional ZAM, kemudian say hello dari motor dengan para warga Desa Sade dan gak terlalu jauh dari desa wisata "Desa Sade", Pantai Kuta Mandalika sudah menunggu kami berdua.
Sekitar jam lima sore, kami berdua sudah sampai lokasi. 

Meskipun di hari biasa, pantai ini gak pernah sepi dari pengunjung dan pedagang souvenir. Terlihat deretan penginapan, conttage, cafe dan resto yang berada di sepanjang jalan kawasan Pantai Kuta Mandalika. Jalan di sepanjang pantai sudah diganti menjadi paving block yang sudah tertata rapi dan mempunyai kesan estetika yang kece.

Berbeda dengan kondisi dua tahun yang lalu, dimana kawasan Pantai Kuta masih belum sebagus dan serapi sekarang. Masih terdapat bangunan liar, warung-warung dengan tenda-tenda berwarna biru. Belum lagi para pedagang souvenir khas Lombok yang sedikit memaksa kepada para calon pembelinya. Terkadang agak sedikit buat risih sih. Beda dulu beda sekarang, dimana sudah gak terlihat lagi bangunan liar dan tenda-tenda biru. Namun, ya gitu tadi. Para pedagang souvenir masih membuat risih para pengunjung yang agak sedikit memaksa untuk menawarkan dagangan mereka (pengalaman pribadi).




sebelum ditegur sama pak satpam,hehehehe




antara maen COC, Mobile Legend atau AOV


The New Mandalika Kuta Lombok

Pantai Kuta Mandalika termasuk dalam kawasan KEK Mandalika yang diresmikan oleh Presiden Indonesia, "Pak Jokowi" di tahun 2017 lalu. Memiliki nama baru yaitu "The Mandalika Kuta Lombok", tapi saya lebih senang menyebutnya dengan nama Pantai Kuta Mandalika biar terkesan Indonesia gitu, hehehe.

Mandalika diambil dari cerita rakyat Suku Sasak, dimana ada seorang puteri raja yang sangat cantik bernama Puteri Mandalika yang berubah menjadi "nyale" (cacing laut) setelah menceburkan dirinya ke laut. Legenda ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Lombok dan pengunjung yang berlibur ke Pulau Lombok.

Selain menawarkan keindahan pantai yang sangat kece, di kawasan Pantai Kuta Mandalika juga punya beberapa fasilitas baru lhoo. Jalan sudah dipaving semua dan dikhususkan untuk pejalan kaki. Ada juga playground gratis untuk anak-anak seperti perosotan dan ayunan. Sayangnya, posisi playgroundnya di area terbuka gitu. Gak kebayang dah kalau siang hari, pasti panas banget dan gosong. 

Setelah memarkirkan motor di tempat khusus parkir motor, kami berdua melihat-lihat situasi saat itu ;

Saya : "Kita kemana dulu ?".
Si doi : "Enaknya kita jalan-jalan ke arah playground dulu saja yuuk !". 
Saya : "Yang penting jangan dinaikin ya ayunannya, kita berat soalnya. Entar putus lagi ayunannya".
Si doi : (gak berkomentar dan jalan di depan saya).

Gak jauh dari playground, terdapat sebuah bangunan baru. Saya pikir bangunan ini tribun penonton. Mirip soalnya, tapi pikir-pikir lagi, masak sih ini tribun penonton. Mendekati bangunan putih nan kece ini, ternyata ini tempat untuk menitipkan barang bawaan, semacam locker gitu. Selain itu digunakan sebagai toilet, tempat bilas dan ganti pakaian. Keren banget, mirip seperti fasilitas di pantai luar negeri gitu (liatnya di tipi). 

Fotoan disini sepertinya kece nih. Si doi saya suruh duduk di atas rumput hijau depan bangunan. Hasil fotonya keren sih, tapi ada cerita lucunya. Saat sedang mengambil foto, pak satpam datang dan menegur kami berdua. "Mbak, rumputnya gak boleh diduduki !". Hahahaha, mau ketawa kok gak bisa ditahan yaak. Si doi yang tadinya senyum-senyum, jadi senyum sumringah. Kami berdua minta maaf, lalu pergi. Untung sudah dapat foto kecenya. Kalau belum dapat, nyesel banget pastinya (fotonya ada di atas ya broo).









Hari semakin sore, kami pun menghabiskan waktu untuk menikmati Pantai Kuta Mandalika. Duduk santai menunggu senja tiba, sunsetan, main pasir, melihat para pengunjung yang mencari ikan disaat air laut lagi surut, melihat bule yang sedang jalan-jalan sore, melihat cabe-cabean yang sedang kenalan sama terong-terongan, memperhatikan seorang remaja laki-laki duduk santai seperti di warung kopi sambil main handphone, sepertinya dia sedang maen COC, Mobile Legend atau mungkin saja main AOV yang ada Wiro Sablengnya, kepo amat sih loe ?. Gak penting juga,hehehehe. 

Terpenting di sore itu, bisa melihat senyuman si doi, jalan dan ngobrol berdua sambil menikmati apa yang bisa dinikmati saat itu. Ngobrol tentang masa depan kita berdua dan disana saya meyakini si doi untuk menjalani hubungan yang lebih serius lagi. Si doi pun menerimanya. Pantai Kuta Mandalika menjadi saksi hubungan kami berdua. Thanks ya sayang !

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan tentang Pantai Kuta Mandalika. Biar penasaran, cerita touring kami berdua dilanjutkan di postingan berikutnya saja, hehehe. 

"Bersambung"

Penulis : Lazwardy Perdana Putra