Thursday, 5 February 2015

Lukisan Senja Pantai Ampenan


Kota Tua Ampenan memiliki beberapa macam daya tarik tersendiri yang membuat minat para wisatawan berkunjung ke kota ini sangat besar. Selain bangunan di kota tua ini yang memiliki cerita sejarah zaman kolonial dulu, di samping itu juga terdapat sebuah tempat yang dijadikan untuk menikmati matahari terbenam di kala senja datang. Apalagi akhir-akhir ini Pulau Lombok menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun luar negeri, sehingga banyak sekali orang datang berlibur ke Pulau Lombok.


Sebut saja namanya Pantai Ampenan atau orang sering menyebutnya Eks Pelabuhan Ampenan. Dulu pantai ini adalah sebuah pelabuhan dagang terbesar yang ada di Pulau Lombok bahkan di Provinsi NTB. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih ada sisa-sisa bangunan dan tiang-tiang bekas dermaga yang tetap dibiarkan begitu saja hingga sekarang. Dengan berjalannya waktu, bekas pelabuhan ini berubah fungsi menjadi pantai yang cukup indah untuk menikmati matahari terbenam. Terbukti para pengunjung banyak yang datang kesini untuk duduk-duduk di pinggir pantai menunggu senja tiba. Disini juga banyak warung yang menawarkan dagangan mereka. Tempat ini masih tergolong baru termasuk beberapa bagian dari bangunan lama yang baru selesai direnovasi.


Para nelayan yang baru pulang ngelaut, kemungkinan besar membawa hasil tangkapan yang lumayan banyak. Bisa dilihat dari laju perahunya yang cukup kencang, gak sabar sampai di daratan untuk menjual sebagian hasil tangkapanny kepada calon pembeli yang sudah menunggu di bibir pantai. Pemandangan yang cukup indah bagi saya apabila berkunjung ke pantai ini. 


Di sebelah utara pantai ini, terdapat sebuah kilang minyak yang dimiliki oleh Pertamina. Jadi para kapal tanker yang membawa berbagai macam bahan bakar minyak dari daerah lain, berlabuhnya di pantai ini. Selain menikmati pemandangan Selat Lombok, kita juga dapat melihat kapal tanker yang berlabuh di pantai ini. 


Suasana Pantai Ampenan yang sudah ramai bagai para penikmat sunset yang bisa dilihat dari atas sebuah bangunan yang baru selesai dibangun. Dari sini kita dapat melihat dari ujung selatan sampai ujung utara Pulau Lombok tanpa ada yang menghalangi. Di sebelah selatan pantai ini, kita dapat memandang deretan perbukitan nah jauh disana. Deretan perbukitan yang indah merupakan perbukitan yang termasuk dalam wilayah Lombok Barat. 



Akhirnya matahari sudah mulai terbenam, pemandangan kayak begini yang saya suka sejak kecil. Saya gak mau melewatkan peristiwa ini tanpa harus didokumentasi. Di dalam beberapa foto saya ini, membuktikan bahwa yang namanya sunset itu tetap cantik apalagi cuaca di Pantai Ampenan pada saat itu lagi cerah-cerahnya. Di dalam sebuah foto saja udah cantik, apalagi melihatnya secara langsung oleh mata. Membuat masalah seketika hilang karena merasa takjub oleh ciptaan Allah SWT ini. 



Sebagai orang asli Kota Ampenan, saya sangat bangga di kota kelahiran masih ada tempat yang nyaman untuk melihat matahari terbenam selain Pantai Senggigi atau Gili Trawangan yang sudah sangat terkenal sampai ujung dunia. Saya sejak kecil sering ke pantai ini untuk bermain bola pantai bersama teman-teman sampai matahari terbenam. Suatu kenikmatan yang wajib kita syukuri dan harus kita jaga agar gak rusak oleh ulah dari tangan manusia yang gak bertanggung jawab. Saya berharap, lukisan senja di Pantai Ampenan ini selalu terlihat indah dan selalu ada untuk kita bersama-sama menikmatinya hingga hari kiamat kelak. Amiin.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Monday, 2 February 2015

Mandi Pagi di Air Terjun Benang Stokel


My trip kali ini masih di wilayah Pulau Lombok yaitu ke salah satu keindahan di tengah hutan daerah Lombok Tengah. Sebut saja namanya Air Terjun Benang Stokel yang terletak di Desa Teratak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Sebelumnya saya sudah bercerita tentang air terjun ini di postingan beberapa bulan yang lalu, tetapi bedanya my trip kali ini saya mencoba untuk menikmati kesejukan air terjun ini dengan cara duduk di atas batu yang terletak tepat di bawah air terjun, seperti orang bersemedi ( lihat foto di atas ) dan menurut saya, cuma orang stres yang melakukan hal demikian, hahahaha, jadi curhat.


Ini dia semacam papan informasi untuk meyakinkan wisatawan lokal maupun mancanegara bahwa memang benar disini tempat wisata Air Terjun Benang Stokel. Saya sendiri gak mau melewatkan papan yang sengaja dibangun oleh pemerintah setempat dengan mengambil sebuah foto biar jadi kenang-kenangan. Jika dilihat banyak sekali informasi yang tertulis di papan ini mengenai asal usul air terjun ini dan saya gak bisa menjelaskan secara rinci, jadi teman-teman baca sendiri saja, peace.


Nah, ini dia salah satu tempat yang saya suka. Setelah 10 menit berjalan kaki dari pintu gerbang menyusuri hutan, sampailah kita di atas sebuah bukit dimana dari sini kita bisa melihat pemandangan Air Terjun Benang Stokel. Gak hanya itu saja, di sekelilingnya kita dapat melihat pemandangan yang menyejukkan mata. Melihat rimbunnya pepohonan dan kicauan burung-burung penghuni hutan, yang gak kalah asyiknya, kita dapat mendengar suara monyet-monyet yang bergelantungan di atas pohon. 


Sebelum sampai di air terjun, saya disambut oleh jembatan kecil yang dialiri oleh sebuah aliran sungai dan air terjun mini yang ada di sebelah kiri jembatan. Airnya sangat jernih sekali membuat saya gak sabar untuk menyeburkan diri ke dalam air. Butuh beberapa meter lagi kita sudah sampai di depan air terjun. 



Ini dia air terjun mini yang saya ceritakan tadi dengan ketinggian kurang lebih hanya 10 meter, cukup tinggi juga. Di bawahnya terdapat berupa kolam yang cukup dalam, jadinya banyak anak-anak muda yang memiliki nyali besar untuk memberanikan diri terjun dari atas air terjun ini. Sayangnya, pas saya lewat, gak ada anak-anak muda yang melakukan hal demikian, jadinya gak ada fotonya.


Perlu diketahui saat musim hujan, Air Terjun Benang Stokel ini memiliki dua air terjun. Sebelah kiri, saya menyebutnya air terjun kedua karena jika musim kemarau datang, air terjun ini gak ada karena kering, sedangkan air terjun yang di sebelah kanan saya menyebutnya air terjun pertama karena walaupun musim kemarau, air terjun ini tetap ada. Jika dilihat seperti air terjun kembar saja. 

.

Foto di atas adalah saya dengan air terjun pertama.  Jika dilihat walaupun air yang jatuh dari atas itu jernih, tetapi kolam yang berada di bawah air terjun berwarna cokelat karena dasar kolam itu sebagian besar berupa tanah sehingga warnanya cokelat. Gak masalah sebenarnya karena dijamin aman buat teman-teman untuk mandi di bawah air terjun dan kolamnya gak dalam, hanya sedada orang dewasa, saya sudah membuktikannya.


Kalo yang ini saya bersama air terjun kedua, air yang jatuh sama deras dan sama asyiknya berada di bawah air terjun. Kolamnya juga gak terlalu dalam seperti kolam di air terjun kedua. Saya pun gak mau melewatkan moment ini untuk mengambil foto biar jadi kenang-kenangan di masa muda. 


Habis berfoto, saya langsung menyeburkan diri ke dalam kolam alami dan berdiri di bawah air terjun. Seger sekali airnya, kapan lagi merasakan kesejukan air seperti ini. Bisa dibilang my trip kali ini saya hanya pergi mandi pagi karena saya belum mandi pagi dari rumah. Kelihatannya konyol, tapi memang benar saya belum mandi dari rumah dan niatnya kesini untuk mandi. Kelihatan orang kota yang tergila-gila dengan kesejukan air terjun, hahaha. 


Lokasi di balik air terjun, seperti lekukan menyerupai setengah gua. Suara air yang jatuh dan sejuknya jika disentuh, membuat seluruh tubuh mendapatkan suatu kenyamanan. Sungguh indah air terjun ini, saya mulai menyukai tempat ini. Gak jauh dari rumah dibandingkan air terjun yang lainnya, membuat saya berencana akan kembali ke tempat ini untuk menenangkan pikiran di tengah kesibukan bekerja.


My trip kali ini saya memiliki pesan buat teman-teman semua, daripada melakukan hal yang gak berguna dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, lebih baik pergunakan masa-masa mudamu dengan melakukan hal yang bermanfaat buat diri sendiri, keluarga dan orang lain. Salah satunya dengan traveling ke tempat-tempat yang indah untuk menenangkan pikiran di tengah kesibukan kita sehari-hari. Gak mesti ke tempat yang sangat jauh dari rumah, di sekitar tempat tinggal kita juga bisa dijadikan tempat berwisata. Semua tempat bisa kita jadikan tempat wisata asalkan tempatnya yang baik, bukan tempat yang kurang baik.

" Kita Dapat Belajar Banyak Hal yang Berguna Bagi Kita dan Orang Lain dengan Cara Traveling "

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 29 January 2015

Keliling Dunia dengan Membaca


Traveling itu gak mesti harus bepergian ke daerah yang indah dan kental akan budaya dari daerah tersebut. Kita bisa traveling ke tempat yang diinginkan bahkan keliling dunia dengan cara membaca. Banyak sekali media yang bisa kita jadikan media untuk membaca, antara lain media elektronik atau bahkan media cetak. Salah satunya yaitu dari kita membaca sebuah buku. Buku dari catatan traveling seseorang, novel tentang kisah hidup seseorang, buku tentang sejarah dan sains atau bahkan buku tentang ajaran agama kita masing-masing. Secara gak langsung dengan membacanya kita sudah melakukan sebuah perjalanan. 


Begitu juga dengan jalan-jalan saya sore hari ke salah satu toko buku yang lumayan terkenal di daerah tempat saya tinggal, gak lain yang saya lakukan yaitu meluangkan waktu untuk membaca sebuah buku, buku apa saja yang menarik bagi saya pribadi. Kadang-kadang rasa jenuh untuk traveling ke tempat yang jauh itu pasti akan dialami. Begitu juga dengan kita yang ingin ke suatu tempat tetapi gak ada seseorang menemani dan waktu karena sibuk bekerja, itu yang saya sering alami ( malah curhat ). Cara saya mengobati diri biar gak bosan apabila gak sempat traveling yaitu membaca buku.

Saya memiliki beberapa judul buku yang menjadi favorit dan menjadi inspirasi saya untuk melakukan suatu perjalanan dan menulis pengalaman perjalanan saya walaupun ada beberapa tempat yang ingin saya kunjungi tetapi belum ada kesempatan buat kesana antara lain buku novel Gajah Mada dari seri 1 sampai 5 penulisnya Langit Kresna Hariadi yang menceritakan kisah kejayaan kerajaan Majapahit pada masa lalu. Ada juga buku yang berjudul Love Journey #2, yang banyak sekali menceritakan perjalanan traveling di Indonesia, Ada juga yang berjudul Travel 101 Writing, yang mengupas tuntas cara mudah dalam membuat artikel dan foto perjalanan dan masih banyak lagi buku yang menjadi favorit saya yang gak bisa disebutkan satu per satu.


Banyak yang mengatakan bahwa buku itu adalah jendela dunia dan membaca adalah kacamatanya. Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan membaca kita dapat melihat dunia dan menjadi orang yang beruntung mengetahui apa yang orang lain belum tentu mengetahuinya. Kalau saya, bisa dibilang gak terlalu hobi membaca buku tetapi menjadi keharusan bagi saya untuk mengetahui apa yang saya cari. Bukannya terpaksa, tetapi menjadi kewajiban saya untuk membaca agar kita gak terlalu bodoh di depan orang lain. 


Dengan membaca secara gak langsung saya sudah merasakan perjalanan yang diceritakan oleh penulis buku tersebut. Perjalanan menyenangkan, menyeramkan atau bahkan penuh dengan ketegangan adalah seni yang saya dapatkan apabila berhasil masuk di dalam alur cerita. Suatu keunikan memang, karena keunikan tersebut saya menemukan banyak sekali inspirasi dalam menulis suatu kisah perjalanan saya. Kesimpulan yang saya dapatkan adalah belajar itu awalnya dari membaca, tanpa membaca kita gak bisa belajar yaitu belajar dari mengenal lingkungan tempat tinggal kita, mengenal negara kita dan akhirnya kita akan bisa mengenal dunia. Gak ada kata telat dalam belajar untuk bekal kita di dunia selanjutnya yaitu di akhirat kelak. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday, 20 January 2015

Berziarah ke Masjid Kuno Bayan Beleq


Selain wisata alam, budaya dan kulinernya yang sudah terkenal sampai ke luar negeri, Pulau Lombok juga menyimpan berbagai macam peninggalan sejarah, salah satunya yaitu Masjid Kuno Bayan Beleq yang menceritakan awal mulanya ajaran Islam masuk ke Pulau Seribu Masjid ini. Bisa dibilang ini perjalanan spiritual yang pertama saya tulis di dalam postingan blog sendiri. Cukup menarik bagi saya karena secara gak langsung kita dapat belajar tentang sejarah yang ada di Pulau Lombok. 


Awal mulanya dari kebetulan menjadi suatu keberuntungan bagi saya bersama kedua sahabat saya yang datang berziarah ke masjid tertua di Pulau Lombok. Kebetulan cuaca lagi cerah sehingga kami bertiga beruntung datang ke masjid kuno ini. Masjid Kuno Bayan Beleq berada di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara dan gak jauh dari wisata Desa Senaru. Hanya 10 menit dari wisata Desa Senaru ke Masjid Kuno Bayan Beleq. 


Dengan dipandu oleh seorang guide atau pemandu dari warga desa setempat yang mengantar kami melihat-lihat bangunan masjid serta bangunan yang ada di sekitar masjid dengan menceritakan sejarah masjid ini berdiri. Dari isi cerita si pemandu, Islam pertama kali masuk di Pulau Lombok yaitu dari Desa Bayan dimana Masjid Kuno Bayan Beleq berdiri. Konon yang menyebar ajaran Islam yaitu  Kyai Gus Abdul Rozak walaupun sebenarnya belum jelas siapa dan mulai kapan Islam diajarkan di Lombok ini. Dengan mendengar secara langsung cerita dari warga setempat, saya baru paham sejarah dari Masjid Kuno Bayan Beleq. Sangat menarik, setelah itu saya lanjut menanyakan tentang hal lain dari masjid kuno tersebut.


Dilihat dari bentuknya, bangunan masjid kuno ini mirip seperti bangunan tradisional Suku Sasak yang ada di Desa Bayan dengan ukuran 9 x 9 meter persegi, memiliki atap berbentuk tumpeng dimana atap dan dindingnya terbuat dari bilah-bilah bambu yang dipasang secara kuat dan rapi dan lantai dari tanah liat yang dipadatkan dengan dilapisi anyaman bambu, serta pondasi yang terbuat bongkahan batu-batu gunung yang disusun secara rapi juga. Uniknya, bangunan masjid serta bangunan sekitarnya berada di sebuah bukit kecil sehingga suasananya sangat sejuk. Pepohonan yang sangat rindang menambah suasana mistis dari masjid ini dan lumayan membuat bulu kuduk saya merinding berada di sekitar bangunan masjid.



Di sebelah kiri dan kanan bangunan masjid berdiri bangunan seperti rumah ( Bale Bedeq ) dan ternyata itu adalah makam-makan para tokoh-tokoh desa yang membantu menyebarkan Islam serta membangun Masjid Kuno Bayan Beleq ini hingga wafat, beliau-beliau di makamkan di sekitar bangunan masjid kuno. Sangat terawat sekali bangunan tersebut dan saya suka sekali dengan masyarakat disana mau menjaga dan memelihara bangunan yang memiliki sejarah religi yang sangat tinggi nilainya. 



Setelah bertanya-tanya panjang lebar, saya ingin sekali melihat ruangan dalam dari masjid. Ternyata gak diperbolehkan masuk ke dalam karena hanya anak keturunan tokoh-tokoh agama yang membantu menyebarkan Islam dulu saja yang boleh masuk. Kami juga gak beruntung dapat melihat acara besar di masjid ini yang biasa diadakan pada saat Maulid Nabi secara adat maupun secara agama Islam. Gak apa-apalah, yang penting kami dapat mengetahui secara langsung dari pemandu kami yang asli dari warga desa sana tentang sejarah masuknya ajaran Islam pertama kali di Pulau Lombok. Pesan dari cerita di atas,bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus menjaga dan memelihara tempat-tempat yang bersejarah untuk kita dapat belajar dan paham tentang berbagai macam sejarah yang ada Indonesia. "Jangan Merusak !!! ".

Notes: 
- Masjid Kuno Bayan Beleq terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.
- Tiket Masuk seikhlasnya ( ngasi sumbangan )

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Sunday, 18 January 2015

Mimpi Jadi Kenyataan with Air Terjun Tiu Kelep


Pulau Lombok harus bangga memiliki air terjun yang begitu indah dan sudah terkenal sampai ke luar negeri. Air Terjun Tiu Kelep yang begitu indah dan menjadi buar bibir bagi para traveler sekaligus pencinta fotografi. Saya pun sangat mengagumin air terjun ini sejak lama meskipun dulu masih belum diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung pemandangan indah yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani ini.


Ini dia kali pertamanya saya dan kedua sahabat saya yang sudah lama gak melakukan ngetrip bareng, akhirnya dapat ngetrip lagi yaitu ke air terjun indah ini. Kedengarannya sih agak aneh, kami yang asli dan menetap di Pulau Lombok baru pertama kali ke tempat yang sudah terkenal beberapa tahun yang lalu. No problemo bagi saya, yang penting saya sudah melihat secara langsung kemegahan yang luar biasa dari ciptaan Allah SWT ini. Yang saya suka di kawasan ini yaitu di awal perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep, kami disambut oleh sebuah jembatan yang cukup tinggi dan sangat unik yaitu ada lorong saluran air, dimana airnya sangat jernih dan dingin, Mantaapp


Setelah itu kami disambut oleh lebatnya hutan yang harus kami lewati untuk menuju ke Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya mengabadikan suasana di dalam hutan yang hening dengan suara kicauan burung penghuni hutan dan suara air sungai yang mengalir, begitu tenang rasanya bila berada di tempat ini. Rasa capek yang tadinya terasa dalam perjalanan dari Kota Mataram menuju Desa Senaru ( letak Air Terjun Tiu Kelep ), tiba-tiba hilang karena kesejukan dan keindahan dari hutan dan aliran sungai yang harus kami lalui. Rasa penasaran yang udah memuncak yang membuat kami sangat semangat hingga sampai di tujuan.


Nah ini dia rintangan yang harus kami lewati yaitu menyebrang sungai berbatu yang arusnya gak begitu deras. Disini kami harus berhati-hati karena bebatuan yang ada di sungai ini sangat licin karena saat itu lagi musim penghujan, bisa dikatakan di kawasan ini setiap hari turun hujan lebat sehingga membuat bebatuan disini menjadi licin. Tapi jangan cemas, walaupun harus menyebrangi sungai, tapi pemandangannya sangat memukau. Ini baru namanya kami benar-benar di dalam hutan belantara, suatu keberuntungan buat kami masih diberikan stamina yang kuat hingga sampai di kawasan ini. 


Setelah menyebrang sungai yang pertama, kami pun harus menyebrang sungai untuk kedua kalinya. Disini medannya cukup sulit dibandingkan menyebrang yang pertama tadi. Kami harus menyebrangi sungai dengan bebatuan yang sangat licin dengan arus yang cukup deras. Untung saja gak terlalu dalam, jadinya cuma sedengkul kaki dalamnya. Beberapa kali saya hampir jatuh karena menginjak bebatuan yang licin. Lumayan membuat telapak kaki pegel-pegel terkena batu-batu yang berukuran besar sampai kecil. Disarankan memakai sendal gunung jika ketempat ini karena lebih nyaman dan aman.


Setelah menyusuri hutan belantara dengan aliran sungai sampai harus menyebrang sungai segala, sampailah kami di Air Terjun Tiu Kelep. Akhirnya air terjun yang menjadi tujuan kami sudah kelihatan dari kejauhan. "Welcome di Air Terjun Tiu Kelep", hati saya berkata. Gak sabar rasanya kami ingin cepat-cepat sampai dan mandi di bawah air terjun, gak lupa juga kami berfoto-foto di sini. 


Akhirnya kami langsung menyeburkan diri ke sebuah kolam alami yang berada di bawah air terjun. Gak terbayangkan sebelumnya jika air kolamnya jernih sekali sehingga bebatuan di bawah dasar kolam sangat jelas terlihat, jika ditanya dingin gak ?, ya pastinya dingin mas broo. Sebelumnya di air terjun tempat lain yang udah saya kunjungi, belum ada kolam alami di bawah air terjun yang sangat jernih seperti di Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya mengabadikan foto kami di bawah pancuran air terjun ini. Disini kamera DSLR Canon yang saya miliki, gak berfungsi karena saya gak membawa pelindung air sehingga hanya memakai kamera smartphone 8 MP, tapi lumayan bagus hasilnya. 


Selfien dulu mas broo...!!!, Kapan lagi kami bisa seperti ini bersama Air Terjun Tiu Kelep. Saya sendiri sama kedua sahabat saya yaitu Kipli serta Irfan telah berhasil menjalankan misi kami yang sempat tertunda beberapa waktu yang lalu, alaaah lebaay. Cerita ini saya tulis dengan rasa sangat kagum, betapa indahnya alam yang ada di Indonesia terutama yang ada di Pulau Lombok ini. Saya yakin di tempat lain masih banyak tempat-tempat yang sangat indah yang wajib kami kunjungi. Semoga saja masih diberikan umur panjang dan kesehatan biar dapat traveling lagi, Amiiiin. 


Sebelum kami kembali ke Kota Mataram, saya sempat memandang air yang begitu indahnya turun dengan derasnya sehingga menciptakan hembusan air yang menyerupai air yang terbang biar gak turun hujan sekalipun, jika kita berada agak dekat dengan air terjun, kita akan tetap basah olehnya. Makanya dari namanya saja Tiu Kelep yang artinya Air Terbang, cocok menurut saya atas penamaan ini.  Mimpi saya yang udah menjadi kenyataan melihat secara langsung kemegahan Air Terjun Tiu Kelep. Hanya bisa berkata "Sungguh indah, Is Amazing !!!".

Notes :
- Air Terjun Tiu Kelep berada di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kab.Lombok Utara dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok.
- Waktu tempuh dari Kota Mataram menuju Desa Senaru yaitu 2,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
- Jalur yang dapat ditempuh : 1.Kota Mataram - Gunung Sari - Pusuk ( Monkey Forest ) - Pemenang - Bangsal - Tanjung - Gangga - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
2. Kota Mataram - Senggigi - Malimbu - Bangsal - Tanjung - Gangga - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
3.Dari Lombok Timur : Sembalun Bumbung - Sembalun Lawang - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
- Tiket masuk menuju air terjun ini yaitu 5 ribu rupiah per orang ( sudah termasuk kawasan Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep ).
- Bagi yang ingin menginap di kawasan Desa Senaru, disini banyak sekali penginapan berupa homestay dari harga yang paling murah sampai paling mahal per malamnya.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday, 14 January 2015

Terdampar di Pantai Ngobaran, Gunung Kidul


Udah lama gak bercerita tentang Yogya lagi. Untuk mengobati rasa kangen saya terhadap Yogya, saya akan menceritakan petualangan saya ke salah satu pantai yang sebelumnya saya bersama teman-teman gak menyangka akan terdampar di pantai yang sungguh indah ini. Setelah saya bertanya-tanya kepada warga disana, ternyata nama pantai ini yaitu Pantai Ngobaran. Gak lupa setelah itu saya membuktikan lewat mencari pantai ini di Google, ternyata eh ternyata foto-foto pantai ini udah ada yang upload di blog. Saya yang emang gak pernah buka internet atau emang pantai ini baru muncul di dalam wisata Yogya ya ?, saya tersenyum sendiri.


Kembali ke sekitar tahun 2009 yang lalu dimana saat saya pertama kali ngetrip ke salah satu pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Pantai Ngobaran yang begitu unik bagi saya dan memberikan gambaran jika pantai ini sangat alami dan terasa mistisnya karena pengaruh dari cerita legenda dari Nyai Ratu Roro Kidul atau dikenal dengan sebutan Ratu Pantai Selatan. Akan tetapi kali ini kita buang jauh-jauh soal hal mistis dari cerita Ratu Pantai Selatan, yang ada saya akan bercerita tentang keindahan Pantai Ngobaran yang saya lihat bersama teman-teman beberapa tahun yang lalu. 



Dengan modal sepeda motor dan  kamera yang pas-pas-an alias menggunakan kamera hp 5 MP pada saat itu, saya dan teman-teman akhirnya sampai di pantai ini. Entah bagaimana kita tiba-tiba sampai juga di pantai ini, prinsip kami kemana motor ini berhenti berjalan disitulah garis finis perjalanan kami yaitu di Pantai Ngobaran. Salah satu pantai yang indah untuk dikunjungi di bagian selatan Kota Yogya ini. Di Pantai Ngobaran berdiri sebuah pura persembahyangan bagi umat Hindu sehingga pantai ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan beberapa pantai yang ada di selatan Yogya.



Selain itu di bukit sekitar pantai ini berdiri juga sebuah masjid yang arahnya menghadap ke selatan. Dari sini saya berpendapat bahwa begitu unik dan kerennya suatu umat yang memeluk agama yang berbeda dapat hidup rukun secara berdampingan. Saya pun gak tahu pasti sejarah dari kedua bangunan ini, antara pura dan masjid ini jika saya tebak, ini bangunan ada hubungannya dengan Kerajaan Majapahit dan Mataram atau bahkan keturunan dari raja-raja kerajaan Hindu pada waktu itu. 



Jika dilihat dari jaraknya, lokasi pantai ini sangat berdekatan dengan Pantai Ngerenehan yaitu sekitar 2 km. Sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Yogya, kita sudah sampai di kedua pantai yang saling bertetangga ini. Yang pastiya jika teman-teman berlibur ke Pantai Ngrenehan,jangan lupa mampir di Pantai Ngobaran. Disini juga ada patung-patung para dewa umat Hindu yang menambah daya tarik dari pantai ini.


Daya tarik yang lain dari pantai ini yaitu jika air laut surut, kita akan bisa melihat hamparan alga hijau serta landak laut yang ada di sekitar pantai. Waktu yang pas bila kita ingin melihat air laut yaitu pada saat sore hari menjelang senja. Gak bosan-bosannya saya mengatakan bahwa ini indah sekali, tebing bebatuan yang kokoh, perbukitan yang hijau, serta alga hijau yang selalu menghiasi pantai ini jika air laut surut. Suatu saat nanti saya akan kembali ke pantai ini dengan cerita yang baru. 

Notes :

                                                       http://rossidrowmaens.blogspot.com

- Jalur yang dapat ditempuh yaitu Yogya - Piyungan - Pathuk - Sambipitu - Gading ( Lapangan Terbang ) -
  ada pertigaan belok ke kanan arah ke Playen - Paliyan - Trowono - Kanigoro - Pantai Ngerenehan -
  Pantai Ngobaran.
- Jika anda dari Pantai Parangritis : naik menuju Panggang - Pasar Trowono - Kanigoro - Pantai Ngobaran -
  Pantai Ngrenehan.
- Usahakan membawa kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan karena alat transportasi susah jika ke
  Pantai Ngobaran.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra