Sunday 18 January 2015

Mimpi Jadi Kenyataan with Air Terjun Tiu Kelep


Pulau Lombok harus bangga memiliki air terjun yang begitu indah dan sudah terkenal sampai ke luar negeri. Air Terjun Tiu Kelep yang begitu indah dan menjadi buar bibir bagi para traveler sekaligus pencinta fotografi. Saya pun sangat mengagumin air terjun ini sejak lama meskipun dulu masih belum diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung pemandangan indah yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani ini.


Ini dia kali pertamanya saya dan kedua sahabat saya yang sudah lama gak melakukan ngetrip bareng, akhirnya dapat ngetrip lagi yaitu ke air terjun indah ini. Kedengarannya sih agak aneh, kami yang asli dan menetap di Pulau Lombok baru pertama kali ke tempat yang sudah terkenal beberapa tahun yang lalu. No problemo bagi saya, yang penting saya sudah melihat secara langsung kemegahan yang luar biasa dari ciptaan Allah SWT ini. Yang saya suka di kawasan ini yaitu di awal perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep, kami disambut oleh sebuah jembatan yang cukup tinggi dan sangat unik yaitu ada lorong saluran air, dimana airnya sangat jernih dan dingin, Mantaapp


Setelah itu kami disambut oleh lebatnya hutan yang harus kami lewati untuk menuju ke Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya mengabadikan suasana di dalam hutan yang hening dengan suara kicauan burung penghuni hutan dan suara air sungai yang mengalir, begitu tenang rasanya bila berada di tempat ini. Rasa capek yang tadinya terasa dalam perjalanan dari Kota Mataram menuju Desa Senaru ( letak Air Terjun Tiu Kelep ), tiba-tiba hilang karena kesejukan dan keindahan dari hutan dan aliran sungai yang harus kami lalui. Rasa penasaran yang udah memuncak yang membuat kami sangat semangat hingga sampai di tujuan.


Nah ini dia rintangan yang harus kami lewati yaitu menyebrang sungai berbatu yang arusnya gak begitu deras. Disini kami harus berhati-hati karena bebatuan yang ada di sungai ini sangat licin karena saat itu lagi musim penghujan, bisa dikatakan di kawasan ini setiap hari turun hujan lebat sehingga membuat bebatuan disini menjadi licin. Tapi jangan cemas, walaupun harus menyebrangi sungai, tapi pemandangannya sangat memukau. Ini baru namanya kami benar-benar di dalam hutan belantara, suatu keberuntungan buat kami masih diberikan stamina yang kuat hingga sampai di kawasan ini. 


Setelah menyebrang sungai yang pertama, kami pun harus menyebrang sungai untuk kedua kalinya. Disini medannya cukup sulit dibandingkan menyebrang yang pertama tadi. Kami harus menyebrangi sungai dengan bebatuan yang sangat licin dengan arus yang cukup deras. Untung saja gak terlalu dalam, jadinya cuma sedengkul kaki dalamnya. Beberapa kali saya hampir jatuh karena menginjak bebatuan yang licin. Lumayan membuat telapak kaki pegel-pegel terkena batu-batu yang berukuran besar sampai kecil. Disarankan memakai sendal gunung jika ketempat ini karena lebih nyaman dan aman.


Setelah menyusuri hutan belantara dengan aliran sungai sampai harus menyebrang sungai segala, sampailah kami di Air Terjun Tiu Kelep. Akhirnya air terjun yang menjadi tujuan kami sudah kelihatan dari kejauhan. "Welcome di Air Terjun Tiu Kelep", hati saya berkata. Gak sabar rasanya kami ingin cepat-cepat sampai dan mandi di bawah air terjun, gak lupa juga kami berfoto-foto di sini. 


Akhirnya kami langsung menyeburkan diri ke sebuah kolam alami yang berada di bawah air terjun. Gak terbayangkan sebelumnya jika air kolamnya jernih sekali sehingga bebatuan di bawah dasar kolam sangat jelas terlihat, jika ditanya dingin gak ?, ya pastinya dingin mas broo. Sebelumnya di air terjun tempat lain yang udah saya kunjungi, belum ada kolam alami di bawah air terjun yang sangat jernih seperti di Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya mengabadikan foto kami di bawah pancuran air terjun ini. Disini kamera DSLR Canon yang saya miliki, gak berfungsi karena saya gak membawa pelindung air sehingga hanya memakai kamera smartphone 8 MP, tapi lumayan bagus hasilnya. 


Selfien dulu mas broo...!!!, Kapan lagi kami bisa seperti ini bersama Air Terjun Tiu Kelep. Saya sendiri sama kedua sahabat saya yaitu Kipli serta Irfan telah berhasil menjalankan misi kami yang sempat tertunda beberapa waktu yang lalu, alaaah lebaay. Cerita ini saya tulis dengan rasa sangat kagum, betapa indahnya alam yang ada di Indonesia terutama yang ada di Pulau Lombok ini. Saya yakin di tempat lain masih banyak tempat-tempat yang sangat indah yang wajib kami kunjungi. Semoga saja masih diberikan umur panjang dan kesehatan biar dapat traveling lagi, Amiiiin. 


Sebelum kami kembali ke Kota Mataram, saya sempat memandang air yang begitu indahnya turun dengan derasnya sehingga menciptakan hembusan air yang menyerupai air yang terbang biar gak turun hujan sekalipun, jika kita berada agak dekat dengan air terjun, kita akan tetap basah olehnya. Makanya dari namanya saja Tiu Kelep yang artinya Air Terbang, cocok menurut saya atas penamaan ini.  Mimpi saya yang udah menjadi kenyataan melihat secara langsung kemegahan Air Terjun Tiu Kelep. Hanya bisa berkata "Sungguh indah, Is Amazing !!!".

Notes :
- Air Terjun Tiu Kelep berada di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kab.Lombok Utara dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok.
- Waktu tempuh dari Kota Mataram menuju Desa Senaru yaitu 2,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
- Jalur yang dapat ditempuh : 1.Kota Mataram - Gunung Sari - Pusuk ( Monkey Forest ) - Pemenang - Bangsal - Tanjung - Gangga - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
2. Kota Mataram - Senggigi - Malimbu - Bangsal - Tanjung - Gangga - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
3.Dari Lombok Timur : Sembalun Bumbung - Sembalun Lawang - Bayan - Desa Senaru ( Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep ).
- Tiket masuk menuju air terjun ini yaitu 5 ribu rupiah per orang ( sudah termasuk kawasan Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep ).
- Bagi yang ingin menginap di kawasan Desa Senaru, disini banyak sekali penginapan berupa homestay dari harga yang paling murah sampai paling mahal per malamnya.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

0 comments:

Post a Comment