Saturday 27 February 2021

Nama Menu Makanan Minuman yang Unik di Warung Meekow


Kalau hujan gini, enaknya ngebahas tentang makanan kali ya. Udara dingin dikala hujan menggoda, ujung-ujungnya larinya ke perut, laper guys. Nah, ngebahas makanan, saya punya review sebuah warung makan yang rekommended buat dicoba. Namanya Warung Meekow. Sudah pasti di media sosial tepatnya instagram, sudah ramai sekali ini tempat tongkrongan. Kalau gak salah sekitar akhir tahun 2020 lalu, tempat ini dilaunching. Sayangnya saya gak sempat datang di acara launchingnya, lebih tepatnya gak diundang,hehehe...curhat. 

Kenapa saya review tempat nongkrong ini ?. Alasannya, karena beberapa teman menyarankan untuk datang mencicipi menu-menu enaknya. Jadi penasaran dong, so akhirnya saya datang untuk pertama kalinya bareng temen-temen kantor di jam makan siang. Gak puas hanya datang sekali, seminggu kemudian, saya kesini lagi bareng anak istri. Over all, pelayanan yang cukup memuaskan dan makananya enak, jadi saya review (gak ngendorse). 

Dari informasi yang saya dapat, pemilik Warung Meekow gak lain gak bukan yaitu dokter Jack, Direktur Rumah Sakit Kota Mataram. Yang saya kenal meskipun dokter Jack belum kenal saya, beliau orangnya gahul dan pekerja keras pastinya. Berbisnis di dunia kuliner, sangat luar biasa meskipun beliau adalah seorang dokter dan super sibuk di rumah sakit. Berbisnis apalagi bisnis di luar profesi kita, siapa saja boleh. Asalkan ada modal, usaha dan berdoa paling penting. Semoga pak dokter lidahnya gak kegigit sendiri karena saya omongin,hehehe 








Lokasi Warung Meekow beralamatkan di Jalan Lingkar Selatan No. 99, Pagutan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Buka setiap hari dari jam 9.30 pagi sampai 21.30 malam. Khusus Jumat, istirahat shalat Jumat dari jam 12.00 sampai 13.00 siang. 

Jarak dari rumah gak begitu jauh, kurang dari sepuluh menit sudah sampai di lokasi. Sempat lirik kanan-kiri posisi ini warung sambil boncengin anak istri pake Nmax kesayangan, eh malah kelewatan. Akhirnya balik arah lagi, untungnya gak jauh muternya. 

Dari jalan besar memang gak terlihat bangunan warungnya. Jadi wajar dong saya kelewatan. Memasuki area parkir yang lumayan luas, saya memarkirkan motor. Terlihat banyak pepohonan di area parkirnya. Cukup terlindungi dari panasnya sinar matahari siang hari. Saat itu juga habis turun hujan, jadi udaranya adem dan syahdu. 

Memasuki warungnya, kami terlebih dahulu mencuci tangan pakai sabun di tempat yang sudah disediakan. Selanjutnya cek suhu badan oleh petugas. Alhamdulillah suhu badan kami bertiga dibawah 37 derajat Celcius. Terlihat masih banyak meja kursi yang tersedia. Kami langsung menuju meja kasir untuk memesan makanan. Aturannya, memesan menu langsung dimeja kasir. Setelah memesan, langsung membayar sejumlah menu yang dipesan dan mendapatkan nomor meja. 

Untuk mejanya gak ditentukan oleh nomor meja yang didapat dari meja kasir. Bebas mau duduk dimana saja. Disini ada beberapa tipe tempat duduk. Ada meja kayu berbentuk bundar dikelilingi oleh empat kursi kayu dan ada payung di tengah-tengahnya. Ada juga tempat duduk ala meja kantin. Bila ingin tambah adem, disediakan juga ruangan ber-AC yang ukurannya gak begitu luas, untuk sekitar 20 orang saja. Menariknya, disini ada area bermain untuk anak-anak. Jadi cocok bawa si kecil kesini. 

Over all, semua tempat duduknya nyaman dan luas. Ada juga panggung hiburan untuk mengadakan live music. Berhubung saya datangnya siang hari, jadi gak ada yang konser karena konsernya setiap malam kecuali malam Jumat lhoo ya (waktunya orang yasinan). 

Gak hanya itu saja, disini juga ada pajangan yang menarik untuk dijadikan spot foto. Ada mobil offroad dan motor trill dari si pemilik. Terlihat dari tulisan dr. Jack 74 di liverynya. Si kecil sangat senang tunggangin mobil offroadnya meskipun hanya pajangan saja. Sampai-sampai gak mau dilepas dari mobil. "Btw boleh dibawa pulang gak, buat pajangan di rumah ?", hahahaha. 

Katanya kalau malam, tempatnya semakin kece karena ada lampu-lampu gantungnya. Pengunjung juga banyakan datangnya malam hari. Untuk saat ini sih, saya lagi menghindari tempat yang banyak orangnya. Tau sendiri kita masih dihantui oleh pandemi Covid-19. Jadi, saya agak khawatir bawa anak istri ke tempat yang ramai. 



Mie Angel dan Mie Setan level 2 (atas ke bawah) 10K

Mie Iblis level 2 10K

Nah ini dia yang ditunggu-tunggu. Sesuai dengan judul tulisan diatas, kenapa nama menu disini unik-unik ?. Dari menu makanannya, ada Mie Angel, Mie Setan dan Mie Iblis. Sedangkan nama minumannya ada Es Genderuwo, Es Tuyul, Es Pocong dan Es Sundelbolong. Mau nyebutnya gak tega, takut ada yang marah, hahaha. Gak ngerti juga kenapa nama-nama menunya demikian. Saya pun gak peduli sama namanya, yang jelas soal rasa gak perlu diragukanlah. Saya sudah membuktikan.

Pertama ada Mie Setan dan Mie Iblis yang kami pesan, sedangkan untuk si kecil emaknya pesanin Mie Angel karena tergolong aman. Mie Setan, mie dengan level pedas mulai level satu sampai delapan. Rasanya gurih, ada asinnya, pedas pastinya dengan tambahan toping kerupuk pangsit, pangsit goreng, ayam cincang, bawang goreng, dan daun bawang.

Untuk Mie Iblis, hampir sama dengan Mie Setan. Hanya saja ada tambahan kecap manis sehingga dari warna mienya tampak agak gelap. Menurut saya lebih enakan Mie Iblis karena ada rasa manisnya. So, kembali lagi soal selera. Untuk harga sangat terjangkau sekali, satu porsi mienya seharga 10 ribu saja kecuali nambah level, hanya nambah seribu saja. 

Untuk Mie Angel, dari penampilan hampir sama dengan kedua mie di atas. Hanya saja gak memakai cabai. Jadi, rasanya aman buat si kecil meskipun ujung-ujungnya babe dan emaknya yang habisin, hehehe. Untuk harga, masih sama 10 ribu seporsinya. 

Siomay 9,5K

Udang Rambutan 9,5K

Tambahannya kami memesan Siomay dan Udang Rambutan. Siomaynya dari campuran daging ayam yang dibalut dengan kulit siomay rebus yang tipis dengan rasa yang kenyal, gurih dan lembut. Disajikan saat kondisi hangat dan dicocol dengan saus sambal.

Udang Rambutan merupakan pentol yang terbuat dari udang dan dilapisi kulit pangsit yang tipis dengan tekstur kenyal dan krispi. Disajikan saat kondisi hangat dengan cocolan saus sambal. Apalagi dinikmati disaat hujan begini, pengen nambah lagi rasanya. Maknyus.  

Es Pocong 9K

Es Sundelbolong 7K

Sebagai penutup kami memesan Es Pocong dan Es Sundelbolong. Namanya ngeri-ngeri sedap ya, tapi penampakkannya gak seserem yang dibayangkan. Kalau Es Pocong itu perpaduan antara sirup leci, lemon dan perasan jeruk dengan penambahan buah-buahan strauberry, pear, belimbing dan toping jelly dengan cita rasa asem, manis membuat lidah bergoyang.

Satu lagi, es Sundelbolong. Minuman ini favorit banget karena campurannya hanya sirup mocca dan susu UHT saja. Rasanya manis dan menyegarkan. Segelas Es Pocong diberi harga 9 ribu dan Es Sundelbolong seharga 7 ribu saja. Masih banyak lagi menu-menu yang gak sempat saya review. Lebih lengkapnya bisa lihat foto menu di atas atau buka saja langsung akun instagram warung meekow @warunk_meekow . Disana lengkap info tentang warung meekownya. 

Rekommended buat yang sedang mencari tempat nongkrong yang gak memerlukan budget banyak di sekitaran Kota Mataram. Tempatnya asyik, kece dan sangat cocok buat anak-anak muda buat nongkrong seperti saya dan istri ini, hehehe.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 6 February 2021

Gowes Sambil Wisata Kuliner ke Desa Tempos, Lombok Barat


Siapa yang gak jatuh cinta kalau sudah melihat pemandangan yang kece seperti hijaunya area persawahan yang sangat luas, menyajikan panorama deretan perbukitan hijau dengan kabutnya menyejukkan mata. Merasakan hangatnya sinar mentari pagi yang timbul dari celah-celah perbukitan. Didukung dengan jalanan aspal pedesaan yang mulus lengkap dengan rambu-rambu lalu lintasnya. Semuanya bisa kalian lihat bila bersepeda ke Desa Tempos, Kabupaten Lombok Barat. 

Gowes atau bersepeda disaat ini menjadi primadona bagi kalangan masyarakat kita yang ingin mencari keringat. Bersepeda dianggap menjadi olahraga pilihan yang tepat disaat pandemi Covid-19 ini. Gak sedikit yang rela membeli sepeda untuk menjaga imunitas agar tetap baik. Ada juga yang bersepeda hanya sekedar ingin eksis di media sosial dengan foto-fotonya yang super duper keren. Gak bisa disalahkan memang, itu hak setiap orang. Harus kita maklumi bersama. 

Tapi buat saya pribadi bersepeda itu bisa buat happy, fresh kembali setelah semingguan bekerja di kantor, dan terpenting saya bisa berbagi cerita pengalaman bersepeda kepada teman-teman di blog ini. Sejak kecil saya memang suka bersepeda. Pergi ke sekolah selalu menggunakan sepeda. Sampai diterima jadi pegawai negeri, saya akhirnya bisa membeli sepeda sendiri di tahun 2017 lalu. Sepeda yang saya pakai dan bisa kalian lihat di setiap cerita edisi gowes di blog ini. Sudah ada beberapa cerita gowes yang saya ceritakan di blog. Dan yang terbaru, cerita gowes ke Desa Tempos. Lokasinya gak jauh dari rumah, hehehe. 






Desa Tempos merupakan sebuah desa yang memiliki jalan raya yang ramah buat para pecinta bersepeda.  Bisa dilihat dari banyaknya warga yang bersepeda melalui jalur ini disaat akhir pekan. Demi gowes kesini banyak diantara yang rela bersepeda jauh-jauh dari Kota Mataram. Apalagi yang memang hobi dan sudah menjadi kegiatan rutinitas setiap minggunya. Jarak gak menjadi penghalang buat yang ingin mencari jalur yang ramah sepeda dan memilki panorama alam yang indah nan kece. 

Semenjak pindah rumah di daerah Rumak, Kecamatan Kediri, Lombok Barat, saya sudah tiga kali gowes ke desa ini. Sudah menjadi jalur favorit saya untuk bersepeda bareng temen maupun sendirian. Kebanyakan sih gowes sendirian karena bebas mau kemana saja dan pulang kapanpun saya mau, hehehe. Ramai-ramai juga lebih asyik buat saya. Apalagi ke tempat yang kece dan belum sama sekali saya datangi (tergantung sikon juga). 

Dengan kondisi alam yang dikelilingi oleh deretan perbukitan di lereng Gunung Sasak, Desa Tempos memiliki luas wilayah sekitar 4,10 km persegi dan memiliki jumlah penduduk sekitar 3.940 jiwa (sumber BPS Lombok Barat).  Mata pencaharian penduduk sebagian bersumber dari pertanian  seperti padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai sisanya bersumber dari peternakan.






Kurang dari setengah jam waktu tempuh mengayuh sepeda dari rumah hingga sampai di desa ini. Melewati jalanan yang gak begitu ramai di pagi hari. Hanya saja di perlintasan jalan provinsi yang menghubungkan Kota Mataram dengan Kota Gerung,Lombok Barat dan Bandara Internasional Lombok, kita harus ekstra hati-hati karena banyak sekali kendaraan besar yang melewati jalur ini. 

Setibanya di bundaran Gerung atau orang menyebutnya Bundaran Patung Sapi, kita mengambil jalur yang menuju Pusat Pemerintahan Lombok Barat atau biasa disebutnya Giri Menang. Jalur ini gak terlalu ramai disaat akhir pekan. Saya bisa agak lebih tenang dan santai mengayuh sepeda ke tujuan. Kecepatan sepeda normal, saya jalan santai saja karena waktu lumayan masih pagi. 

Melintasi area perkantoran dan persawahan membuat hati senang. Terlihat dari kejauhan deretan perbukitan dan persawahan. Salah satu diantaranya yaitu Gunung Sasak. Itu artinya lokasi yang menjadi tujuan saya gak telalu jauh lagi. Melihat senyuman warga desa di pagi hari, menyapa setiap orang yang bersepeda melewati rumah mereka. Gak terasa saya sudah sampai di Desa Tempos. Terlihat gapura yang sangat besar bertuliskan "Selamat Datang di Desa Tempos".

Semakin ke dalam memasuki kawasan Desa Tempos, pemandangan yang disungguhi semakin kece saja. Melintasi area persawahan dan deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Melihat aliran air yang mengalir di parit-parit pinggir jalan. Sungguh bersih dan jernih. Beristirahat sejenak sambil mengatur nafas. Sepeda saya letakkan di pinggir jalan. Duduk sejenak sambil menikmati keindahan surga yang dimiliki desa ini. Melihat hilir mudik warga desa yang memulai aktifitas di pagi hari.  Ada yang akan pergi ke sawah, ada yang berjualan di pasar, dan lain sebagainya. Warga desa sangat ramah terhadap pendatang. Gak lupa bertegur sapa dengan para goweser lainnya yang kebetulan lewat.

Setelah beberapa menit beristirahat, saya melanjutkan perjalanan lagi. Setibanya di jalanan lurus dengan kiri-kanan persawahan yang membentang luas. Terlihat jelas deretan perbukitan, dimana diantaranya adalah Gunung Sasak yang menjadi landscap dari Desa Tempos. Ada lagi Gunung bernama Gunung Mareje yang terlihat dari kejauhan juga. "Kenikmatan mana lagi yang kamu dustakan". 

Disini kita akan bertemu dengan orang-orang yang bersepeda juga. Ramai sekali yang lagi beristirahat sambil bersenda gurau bareng temen lainnya. Ada juga emak-emak bersepeda yang sibuk fotoan dan tiktokan. Maklumin saja karena sekarang ini lagi musim tiktokan. Saya bertemu dengan beberapa orang saya kenal. Seru juga bisa bareng bersepeda di jalur yang sudah buat saya jatuh cinta.






Menyusuri jalan pedesaan Desa Tempos, sampailah saya di sebuah pertigaan kecil. Ambil jalur ke kanan, kita berjumpa dengan para pedagang jajanan pasar yang berjejer sepanjang jalan.  Biasanya sangat ramai yang berjualan. Di saat Covid-19 ini penjual jajanan pasar sangat sedikit. Begini saja sudah ramai sekali. Apalagi ditambah dengan para pembeli yang rela mengantri untuk mendapatkan jajanan yang dipesan. Jajanan pasar yang ada berupa kue lupis, serabi, kludan, ketan merah, ada urap, pelecing kangkung dan masih banyak lainnya.

Sedihnya, sebagian besar para penjual dan pembeli banyak yang gak menggunakan masker dan gak menjaga jarak. Padahal pandemi Covid-19 kasusnya di Provinsi NTB masih meningkat. Selalu menerapkan 5M; Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas yang gak penting. Sebelumnya jangan salah paham dulu dengan foto di atas ya !. Saya pakai masker kok tapi pas foto saya buka dengan masker kain masih berada di leher. Saat membeli kue lupis dan serabi, saya berusaha selalu menjaga jarak dan selalu membawa handsanitaizer. 

Lanjut ceritanya !

Pas banget nih perut sudah mulai keroncongan. Sarapan dulu dengan kue lupis dan serabi. Harganya gak mahal kok alias sangat terjangkau sekali. Kita bisa beli mulai dari seribu rupiah lhoo. Saya membeli seporsi kue lupis dicampur serabi seharga lima ribu saja. Itu saja porsinya lumayan banyak. Wah, kenyang nih sarapan dengan kue lupis dan serabi dengan taburan parutan kelapa dan gula merah. Rasanya maknyus dan sangat gurih. Makan selagi hangat ditemani dengan segelas kopi hitam panas. Dijamin betah berlama-lama nongkrong disini. 

Langit yang sudah mulai cerah meskipun menyisakan aroma hujan semalam. Ditambah lagi dengan menghirup udara sejuk khas pedesaan Desa Tempos membuat perjalanan gowes ke Desa Tempos menjadi cerita kece di awal tahun 2021. Waktu gak terasa bila bersepeda menyusuri jalanan pedesaaan Desa Tempos. Sudah jam sembilan pagi, waktunya balik ke rumah. Gak lupa mengabadikan moment-moment disini dalam sebuah foto. Beberapa foto saya bersama teman-teman ada di postingan ini. Buat kalian yang punya sepeda, sayang sekali gak digunakan untuk bersepeda ke Desa Tempos. Ngayuh sepeda gak perlu buru-buru. Jalan santai saja, dan gak terasa kita sudah sampai di Desa Tempos. 

Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan Jangan ragu untuk divaksin ! #SukseskanVaksinasiCovid19 #CegahCovid19

Penulis : Lazwardy Perdana Putra