Saturday 31 August 2019

Alur Cerita dan Efek Film yang Kece Abis : Review Gundala


(foto : screenplay films)

Hallo pembaca setia lazwardyjournal. Sudah lama nih saya gak mereview film lagi. Film yang menjadi korban untuk direview kali ini yaitu Gundala (Negeri Ini Butuh Patriot). Kalian sudah kenal kan tokoh superhero dari tanah air ini ?. Bagi kalian yang lahir sekitar tahun 1970-1980an pasti tau sepak terjang dari cerita Gundala ini. Meski  gak semua pernah membaca serial komiknya dulu (termasuk saya).

Film yang penayangan pertamanya tanggal 29 Agustus 2019 di bioskop seluruh Indonesia ini, mampu membuat para pecinta Marvel dan DC di Indonesia, bertanya-tanya “Sekeren apakah film yang digarap oleh Bumilangit Cinematic Universe ini?”.

Dua kata buat film Marvel versi Indonesia ini yaitu Kece Abis. Buat pecinta film superhero pasti banyak yang setuju film ini kece, meskipun belum sesempurna kekecean dari serial Marvel yang sudah kita tonton.  Kali ini saya akan mencoba mereview beberapa point dari Gundala sesuai apa yang saya dapatkan saat nonton di hari kedua.

Gundala merupakan seri pertama dari seluruh rangkaian film yang digarap oleh Bumi Langit Cinematic Universe. Gak tanggung-tanggung, film Gundala langsung disutradai oleh Joko Anwar yang kita tau sendiri sepak terjang dari sutradara kondang yang sudah memiliki jam terbang tinggi ini.

Pertanyaannya, apakah film ini seru dan layak untuk ditonton ?. Masih ada diantara kalian yang ragu untuk menonton ?. Secara fakta di Indonesia sendiri, film yang paling laris ditonton antara lain film drama alay-alay dan horor.  Film horor memang saya akui Indonesia rajanya. Dibandingkan film superhero yang masih berkiblat dengan superhero luar negeri.  Tapi apakah film superhero asli Indonesia bisa menjadi raja di hati kalian semua  nantinya ?. Kita buktikan di Film Gundala ini ?.

Kehidupan Sancaka Kecil

Adegan pertama memperlihatkan kehidupan Sancaka kecil. Sancaka merupakan anak jalanan yang bernasib malang dan sudah terbiasa dengan kerasnya ibukota. Kondisi saat itu sedang kacau dan dikuasai para preman dan mafia.

Sebelumnya Sancaka memiliki orang tua yang sangat sayang sama dia. Bapaknya seorang buruh pabrik dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Mereka hidup bahagia di sebuah rumah kecil di dekat pabrik. Namun entah kenapa, bapak Sancaka dikhianati oleh sahabatnya sendiri dan terbunuh. Setahun kemudian Sancaka ditinggal oleh ibunya pergi mencari pekerjaan di luar kota dan gak pernah kembali lagi. Sancaka  akhirnya memutuskan untuk mencari ibunya dan bertemu dengan Awang.
Awang sendiri yang mengajarkan Sancaka bela diri dan ada satu kalimat yang dipesankan Awang buat Sancaka yaitu “Jangan pernah ikut campur urusan orang lain kalau gak mau hidupmu susah !”. Kalimat itu yang Sancaka pegang sampai dia dewasa.

(foto : screenplay films)

Sampai suatu ketika Awang mengajak Sancaka untuk pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Ternyata Sancaka ketinggalan kereta yang sudah dinaiki oleh Awang. Akhirnya keduanya berpisah.  Pemeran dari Awang sendiri gak secara detail dijelaskan disini. Apakah Awang juga tokoh superhero dari Bumilangit Cinematic Universe ?. Jujur, di awal film saya sudah penasaran sama karakter tokoh satu ini.

Kehidupan Sancaka Dewasa

Saat Sancaka sudah dewasa, dia bekerja sebagai security di sebuah pabrik. Kondisi ibukota semakin kacau. Banyak penjarahan, perampokan, pembunuhan, pengkhianatan dan kekuasaan para mafia.  Namun Sancaka gak memperdulikan keadaan yang ada. Dia hanya ingin fokus kerja dan gak peduli dengan siapapun karena dia beranggapan kalau gak mau hidup susah, jangan pernah ikut campur urusan orang lain.

Tapi suatu ketika, dia harus dihadapkan oleh kekacauan yang terjadi. Dia bertemu dengan Wulan dan adiknya. Wulan dan adiknya sedang terancam oleh sekelompok preman pasar. Akhirnya Sancaka mengingat nasihat dari bapaknya, “Kebenaran harus diperjuangkan !”. Dari situ Sancaka sadar bahwa dia sangat dibutuhkan saat itu.

Sancaka yang sejak kecil takut dengan petir, ketika petir menyambar tanah, dia langsung ketakutan dan bersembunyi di balik kursi. Sancaka yang takut sekali dengan petir, akhirnya memiliki kekuatan petir yang menyambar tubuhnya. Kekuatan yang berasal dari petir masih belum bisa dikuasai oleh Sancaka. Dia masih belum tau betul kekuatan petir yang ada di dalam tubuhnya.


(foto : screenplay films)

Yang menjadi pertanyaan saya kali ini, “kok setiap petir menyambar, Sancaka langsung berdiri di tengah-tengah tanah lapang, menunggu tubuhnya disambar petir baru kekuatannya muncul?”.  Sancaka yang memiliki kekuatan petir  bernama Gundala.  Saya perhatikan setiap berkelahi, Gundala jarang sekali menggunakan kekuatan petirnya. Hanya beberapa kali saja kekuatan petirnya dikeluarkan.

Denger-denger juga, Gundala punya kekuatan bisa lari cepat seperti Flash. Tapi di film ini gak ada muncul kekuatan ini. Apakah si sutradara sengaja gak memunculkan semua kekuatan dari Gundala ?. Pasti lah, ini kan baru film pertama. Sama seperti film pertama Ironman dan Captain America dulu yang masih punya kekuatan sederhana.  Jadi penasaran kekuatan sepenuhnya dari Gundala. Kita tunggu saja kelanjutan filmnya,hehehehe.

Musuh Gundala

Di dalam film ini, Gundala harus berhadapan dengan berbagai macam tokoh antagonis yang dipimpin oleh Pengkor. Pengkor sendiri seorang  ketua mafia yang sangat kejam. Siapa pun orang yang bermusuhan dengan dia, pasti dia habisin. Menurut saya sih, Pengkor ini orang baik dan dermawan, tapi memiliki gangguan pada psikisnya. Pengkor memiliki kisah masa kecil yang sangat kelam. Berasal dari keluarga kaya raya memiliki sebuah perkebunan. Entah kenapa, suatu ketika keluarganya difitnah membunuh salah satu karyawan perkebunan. Rumahnya dibakar dan orang tuanya dibunuh. Hanya dia yang selamat, eh Spoiler jadinya, hahaha.

Akhirnya dia beranggapan siapapun orang yang gak sejalan dengan dia adalah musuh dia. Semua jalan dilakukan demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi semua rencana yang sudah dirancang, dihadang oleh Gundala. Pokoknya seru deh.

Saya disini gak mau perpanjang lebar bercerita tentang musuh-musuh Gundala. Banyak sekali tokoh yang hadir disini. Saking banyaknya, belum semua karakter secara detail diperlihatkan. Jadi ditunggu di film-film lanjutan dari Bumilangit Cinematic Universe ini.

Kekurang dan Kelebihan film

Kekurangan

Menurut saya kekurangan pertama dari film ini yaitu terlalu banyak tokoh yang dihadirkan. Hasilnya beberapa tokoh belum berhasil saya ketahui karakternya. Setiap tokoh hanya memiliki waktu hanya sedikit memperlihatkan karakternya. Contohnya saja, anak angkat Si Pengkor. Semuanya dihadirkan disini dan salah satu dari mereka, termasuk superhero dari Bumilangit Cinematic Universe nantinya.

Peran Awang disini terlalu nanggung. Durasi pertemuan antara Si Sancaka kecil dengan Si Awang jaraknya terlalu pendek. Saya pun bertanya-tanya, siapakah Si Awang ini ? Apakah sutradara sengaja memperliatkan tokoh Awang ini hanya beberapa menit saja untuk membuat penonton penasaran ?.

Settingan waktu yang kurang jelas. Disini diperlihatkan bahwa waktu yang digunakan yaitu sekitar tahun 1990an (menebak-nebak saja). Secara visual juga sangat klasik sekali. Tapi disisi lain, warga sudah menggunakan smartphone, hahaha.

(foto : screenplay films)

Gak begitu jelas, apakah Gundala ini mengeluarkan kekuatannya saat terkena petir saja atau sekali terkena petir, dia sudah bisa mengeluarkan kekuatan petirnya jika dibutuhkan.  So,..kekuatan Gundala secara detail belum terlihat. Mungkin saja sutradara sengaja gak mengeluarkan dulu kekuatan dari Gundala ini. Intinya setiap berkelahi, yang diutamakan yaitu kontak fisik.  Jarang mengeluarkan  kekuatan petirnya.

Kelebihan

Alur ceritanya mantap bener. Baru kali ini saya nonton film superhero Indonesia yang alur ceritanya kece abis. Jujur saya sempat ragu, apakah film ini berhasil buat saya dan keluarga gak nyesel beli tiket nonton di bioskop. Ternyata keraguan saya salah. Dari kisah Sancaka kecil sampai dewasa, dikemas begitu kompleks dan semuanya jelas.

(foto : screenplay films)

Film Gundala memainkan sekitar 1800 pemain dan biaya yang dikeluarkan untuk film kalau gak salah sebesar 30 miliar rupiah. Wawwww, sungguh fantastis untuk sekelas film Indonesia. Pakaian yang digunakan Gundala sendiri, didesain dan dibuat di Holywood lhoo. Ohya, di film ini pakaian Gundala ada dua lhoo. Pakaian yang dibuat di Holywood ada di penghujung cerita. Penasaran kan ? hahaha.


(foto : screenplay films)

Efek-efek yang diberikan lumayan keren. Hampir kerennya sepeti efek-efek di film superhero luar negeri. Tapi buat saya, Film Gundala ini memberikan angin segar dan semangat buat kita bahwa Indonesia mampu membuat film-film superhero yang gak kalah dengan film-film Holywood.

Film Gundala berhasil membuat saya penasaran dengan tokoh-tokoh yang akan hadir di film-film selanjutnya dari Bumilangit Cinematic Universe ini. Saya sebenarnya gak mau Spoiler secara dramatis. Tapi nanti di penghujung cerita, ada tokoh superhero yang akan membuat kalian penasaran dari cerita selanjutnya. Siapakah dia ?. Makanya nonton dulu Film Gundala.

Kerennya film ini, setiap tokoh berhasil memerankan karakternya masing-masing. Sejauh ini saya puas banget nontonnya. Begitu juga dengan keluarga saya, mereka penggemar film-film superhero dan merasa puas nonton kisah Gundala.

Penutup

Banyak sekali pesan-pesan positif yang disampaikan di film ini. Bagaimana kita peduli antar sesama. Hidup sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Menjalani hidup dengan jujur. Siap membela kebenaran dan masih banyak lagi yang lainnya. Negeri ini memang butuh pahlawan (patriot) untuk memperjuangkan kebenaran dan menumpas kejahatan.

Mungkin itu saja review yang sedikit spoiler tentang Film Gundala versi lazwardyjournal yang bisa saya ceritakan. Sebenarnya masih banyak yang pengen saya ceritakan, tapi gak seru kalau semuanya diceritakan disini.

Buat kalian-kalian yang belum nonton, saya recommended buat nonton film Gundala. Dijamin gak nyesel sudah beli tiket mahel-mahel. Apalagi ngajakin si doi, sudah beliin tiketnya sampe beliin cemilan dan minuman segala. Kalian gak bakal nyesel deh, saya jamin.

video on youtube.com

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday 23 August 2019

Suka Duka Mengexplore Taman Nasional Baluran


Gak terasa sudah seminggu saya di Banyuwangi. Dua hari yang lalu saya bareng keluarga di Banyuwangi melaksanakan Hari Raya Idul Fitri 1940 H. Suasana berlebaran di Banyuwangi bareng istri dan keluarga sungguh menyenangkan. Gak kalah ramainya dengan berlebaran di Pulau Lombok. Pagi-pagi sudah bersiap diri menuju masjid untuk melaksanakan Shalat Ied. Setelah itu ngumpul bersama keluarga di rumah mbah. Bersalam-salaman, makan jajan lebaran, gak lupa makan opor ayam dengan ketupat pastinya. 

Berhubung di tahun ini saya gak berlebaran bareng papa mama dan adek-adek di Lombok. Dengan video call rasa rindu sudah bisa terobati. Habis berlebaran ada sisa dua hari untuk mengexplore Banyuwangi sebelum balik ke Lombok.

Ada dua destinasi yang belum diexplore. Setelah berdiskusi dengan istri dan adek-adek, akhirnya diputuskan jalan-jalan ke Taman Nasional Baluran. Segera saya cek google maps untuk melihat seberapa jauh jarak dan waktu yang akan ditempuh dari rumah mbah. Di layar handphone tertera 2 jam perjalanan. Oke, gak terlalu jauh. Saya bareng istri segera menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa. Kamera dan topi adalah barang yang wajib dibawa. Kalian tau sendiri di lokasi pasti panas banget karena sudah memasuki musim kemarau.

Habis shalat dzuhur kami berangkat menuju TN Baluran. Perjalanan siang itu cukup ramai karena masih suasana lebaran. Memasuki Kota Banyuwangi kami dihadapkan oleh namanya macet ibukota. Macetnya sih gak parah-parah amat, masalahnya yaitu panasnya. Setelah keluar Kota Banyuwangi kami menuju arah Pelabuhan Ketapang dan Kabupaten Situbondo. 

TN Baluran gak seketika ada tiba-tiba tanpa adanya catatan sejarahnya. Baluran sendiri berasal dari nama sebuah gunung yang bernama Gunung Baluran. Lokasinya ada di kawasan TN Baluran. TN Baluran diresmikan pada tahun 1980 oleh Menteri Pertanian. Jauh sebelumnya TN Baluran sudah beberapa kali berganti status. Pada tahun 1930 oleh direktur Kebun Raya Bogor, KW Damerman mengusulkan Baluran berstatus hutan lindung. Sejak ditetapkan sebagai hutan lindung, perburuan mulai dilarang. Selanjutnya Baluran berubah menjadi suaka margasatwa pada tahun 1937 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan pada tahun 1962 oleh Menteri Pertanian dan Agraria. Sejak tahun 1980 hingga sekarang TN Baluran sudah gak lagi mengalami perubahan status. 

Lokasi TN Baluran berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo. Jauh juga ya ternyata kalau dipikir-pikir. Dari Pelabuhan Ketapang hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam, kami sudah sampai di pintu masuk TN Baluran yang berada di sebelah kanan apabila kita dari Pelabuhan Ketapang.



Semua kendaraan harus berhenti disini untuk membeli tiket. Untuk hari biasa para pengunjung dikenakan tarif sebesar 16 ribu per orang (domestik). Sedangkan saat weekend dikenakan tarif sebesar 18,5 ribu per orang (domestik). Untuk mancanegara dikenakan biaya masuk 165 ribu per orang pada hari biasa, sedangkan weekend 240 ribu per orang. Lebih jelasnya bisa diliat foto di atas. 

Di lokasi loket tiket kami lumayan dapat istirahat sebentar karena masih ngantri. Lumayan ramai juga pengunjung yang datang ke TN Baluran hari itu. Diliat sih nomor kendaraan mereka bervariasi, tapi kebanyakan kendaraan dari Jakarta dan Jogya.

Sedikit bercerita, jadi jauh hari sebelum ke TN Baluran, saya sempat baca-baca pengalaman para blogger yang sudah kesini. Kebanyakan dari cerita mereka yaitu jalan dari pintu masuk ke lokasi padang savananya yang disebut Bengkol dan pantainya bernama Pantai Bama, jalannya rusak parah dan banyak monyetnya. Butuh satu sampai dua jam perjalanan hingga sampai di tujuan dari pintu masuk. Cukup ngeri juga membayangkan mereka saat datang kesini. Tapi itu di tahun-tahun sebelumnya. Apakah kami mengalami cerita yang sama ?. Yuuk kita lanjutkan ceritanya !!!.

Setelah kami membeli tiket, saya bareng istri yang menggunakan motor jalan duluan untuk mengecek kondisi jalannya. Sedangkan keluarga lainnya menggunakan mobil jeep putih berada di belakang kami berdua. Sepanjang jalan, kami gak menemukan jalan tanah berbatu yang diceritakan para blogger yang sudah kesini. Jalannya sudah beraspal hotmix dan terlihat masih mulus. Ternyata kami beruntung pemirsa (pasang muka senyum).







Kurang lebih dua belas kilometer dari lokasi pintu masuk, kami sudah sampai di Savana Bengkol.  Setelah dihitung-hitung, hanya setengah jam kami menghabiskan waktu hingga sampai di lokasi. Perjalanan dari loket tiket sampai di Savana Bengkol sungguh kece. Jalan aspal yang berkelok-kelok menembus hutan belantara. Sesampainya di Savana Bengkol, rasa takjub dengan suasana yang ada di hadapan saya. Padang savananya luas sekali. Apalagi di bagian barat, ada sebuah gunung yang bernama Gunung Baluran. 

Saat musim kemarau seperti sekarang ini, padang savananya kering. Rerumputan dan pepohonan mulai menguning. Debu bertebaran dimana-mana. Saya merasakan kami sedang berada di padang savana di Afrika. Memang bener adanya, TN Baluran dijuluki Africa Van Java (Afrika di Tanah Jawa).

Berhubung di Savana Bengkol cukup ramai oleh para pengunjung, kami memutuskan menuju ke Pantai Bama terlebih dahulu. Pantai Bama terletak di paling ujung timur dari kawasan savana ini. Jaraknya pun gak terlalu jauh. Setibanya di pintu masuk menuju Pantai Bama, pemandangan yang saya lihat yaitu puluhan mobil sudah terparkir. Ternyata disini lebih ramai lagi. Karena penasaran, kami cepat-cepat menuju pantainya. 

Pantai Bama sendiri memiliki pasir putih, ombak yang tenang, air pantainya yang berwarna gradasi hijau biru dan di sebelah utara, merupakan kawasan mangrove. Sejauh ini cukup keren dan pas banget dijadikan tempat bersantai setelah berpanas-panasan di Savana Bengkol.

Ada kejadian yang gak mengenakkan yang kami alami disini. Ingin bersantai-santai di pinggir pantai, tapi kami terganggu oleh kehadiran para pasukan monyet. Gak hanya satu dua jumlahnya, tapi puluhan ekor. Namanya juga pasukan, pasti lebih dari lima ekor. Namanya pasukan kalau gak ada bosnya. Tapi saya gak berhasil menebak bosnya yang mana. Rata-rata ukurannya besar semua. Pasukan monyetnya agresif dan siap menyerbu bila mereka melihat tas keresek yang isinya makanan. Kita buka satu bungkus makanan saja, salah satu dari mereka langsung mendekat. 

Sempat saya pancing mereka. Saat itu saya sengaja makan pisang rebus. Dari kejauhan mereka langsung mendekat. Yang saya gak sangka-sangka, ada yang menyerang dari atas pohon. Gila, kami diserbu. Mau berubah jadi Ironman atau Spiderman sudah gak sempat. Akhirnya saling tarik-tarikan tas keresek makanan sama mereka. Gak hanya tas kresek saja, tapi tas ransel yang kita bawa juga mereka coba buka. Baru kali ini saya melihat kebrutalan dan kenakalan pasukan monyet. Mereka gak segan-segan menyerang manusia yang membawa makanan.

Kalau di Pura Uluwatu Bali, monyetnya seneng mengambil barang pribadi yang kita bawa seperti kacamata atau handphone. Kalau di Pantai Bama ini, monyetnya kelaperan kali yaak. Sukanya ngambil makanan dan gak doyan ngambil kacamata atau handphone. Apalagi mengambil hati kita.  Mereka mana doyan. Kerennya lagi, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau monyet jaman sekarang sukanya makan ayam KFC. Kebanyakan doyan makan snack dan cemilan cokelat gitu. Udah gak jaman makan pisang,kacang atau biji-bijian. Jadi teringat film The Planet of Apes, dimana monyet sudah mulai cerdas dan bisa berperang melawan manusia (mulai berkhayal pemirsa).

Saat itu kami sangat terganggu sekali. Gak hanya kami saja, pengunjung lain juga ikut terganggu. Akhirnya kami pindah lokasi yang keliatannya jauh lebih nyaman dan aman dari pasukan monyet. Disini saya mencoba mengambil beberapa foto buat dibawa pulang. Satu persatu kami berfoto eksis. Ada gili pasir berukuran kecil di tengah lautan yang jaraknya gak begitu jauh dari bibir pantai. Pantai Bama menurut saya lumayan oke. Meskipun standar pantai buat saya agak lebih tinggi. Bagusnya disini, pantainya berupa hutan mangrove dan ombaknya gak begitu besar. Cocok buat berenang. Apalagi warna gradasi hijau biru dari air pantainya membuat saya tergoda untuk berenang.











Semakin sore, para pengunjung yang dari Bengkol mulai berdatangan ke Pantai Bama. Suasana pantai semakin ramai sama seperti ramainya pasukan monyet. Waktu menunjukkan jam empat sore. Kami memutuskan balik ke Savana Bengkol. 

Sepanjang perjalanan balik ke Bengkol, suasana mulai macet. Para pengunjung banyak memarkirkan mobil mereka di pinggir jalan yang gak terlalu lebar. Savana Bengkol sangat gersang sekali. Meskipun panas dan gersang, saya gak mau rugi dong datang jauh-jauh dari Lombok kalau gak fotoan disini. Keluarga juga gak mau ketinggalan. Akhirnya kita semua fotoan di Savana Bengkol berlatarbelakang Gunung Baluran.

Sebuah keberuntungan saat pertama kali kami kesini. Kami bisa bertemu dengan kawanan rusa bertanduk. Suatu pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Secara langsung saya bisa melihat puluhan rusa jalan bergerombolan menyeberangi jalan raya TN Baluran. Mobil-mobil yang sedang berjalan, berhenti mendadak menunggu kawanan rusa menyeberang jalan. Pemandangan yang kece.

Sayangnya, kami gak melihat kerbau dan banteng. Katanya disini ada mereka, tapi entah kenapa mereka gak muncul. Apa jangan-jangan karena panas dan gersang, jadinya mereka enggan eksis di hadapan ribuan pengunjung TN Baluran. 

Setelah mendapatkan foto-foto kece, kami memutuskan balik ke Rogojampi, Banyuwangi. Saat akan pulang, lagi-lagi kami diganggu oleh pasukan monyet. Salah satu monyet berusaha masuk ke dalam mobil keluarga untuk mengambil sesuatu. Untung saja, banyak yang mengusirnya. Tapi gak mempan diusir. Mereka tambah garang dan melawan. Akhirnya salah seorang pengunjung melemparinya kacang goreng. Baru mereka menjauh dari mobil. 

Di Savana Bengkol, jumlah monyet gak kalah dengan di Pantai Bama. Saya melihat banyak makanan dan minuman para pengunjung yang diambil oleh mereka. Usilnya lagi, mereka mencoba masuk ke dalam mobil untuk mencari makanan. Mereka laper banget atau doyan ambil makanan yaak ?. Dasar monyet rakus, kerjaan kalian makan saja. Kerja wooi Kerja !!!.

So, saran saya ketika akan ke TN Baluran, usahakan barang pribadi dan makanan kalian disimpan di tempat yang aman. Terpenting jangan coba-coba ngeluarin makanan dan minuman saat mereka ada. Kalau bisa makan dan minum di dalam kendaraan atau lokasi aman dari para pasukan monyet. Itu saja, terpenting kuatkan mental kalian bertemu dengan mereka. Bagi kalian yang takut dan fobia sama monyet, saya saranin jangan datang kesini deh sebelum kenal deket sama mereka. Tak Kenal Maka Tak Sayang, hahaha...apaan sih.

Seneng sekali akhirnya saya bisa kesini bareng istri tercinta. Impian saya sejak lama sekali yaitu mengexplore TN Baluran, Banyuwangi. Sebenarnya masih banyak lagi satwa yang berada di TN Baluran ini, antara lain; merak, elang, kerbau liar, ayam hutan, dan paling serem yaitu macan tutul. Berhubung waktu kami yang terbatas, kami gak melihat semua dari mereka. Next time kali yak bisa bertemu dengan mereka. 

Sudah dulu yaa cerita jalan-jalan ke Balurannya. Selanjutnya ditunggu cerita saya yang gak kalah seru dengan Baluran. Masih tentang Banyuwangi kok. Yang mau cerita pengalaman pribadi di Baluran, bisa tuliskan di kolom komentar. Terimakasi.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 10 August 2019

Smartphone Kelas Menengah yang Cocok dibawa Traveling : Vivo S1

(sumber : https://dailysocial.id)

Kalau ditanya sering ganti motor atau ganti smartphone, kalian jawab apa ?. Pasti kebanyakan jawabnya ganti handphone. Kalau ditanya “sering ganti smartphone atau pacar ?”. Kalian jawab apa broo?. Bisa berabe nanti kalau dibaca sama gebetan, hahaha (lupakan).

Kembali ke smartphone !!!.

Sudah budaya masyarakat kita yang doyan banget gonta –ganti smartphone. Sudah punya merk yang hargaanya jutaan, liat temen punya smartphone baru yang harganya belasan juta. Akhirnya tergoda untuk ganti dengan yang baru. Ada juga dari kita yang gonta-ganti smartphone karena kualitas kameranya yang keren. Gak bisa dipungkiri juga orang gonta-ganti smartphone berkali-kali. Baru beli sebulan yang lalu, liat merk baru yang kualitasnya di atas merk yang lama, gatel tangan dan dompetnya untuk ganti yang baru. Oleh sebab itu, banyak diantara kita memiliki smartphone lebih dari satu. Bener gak ?.

Memang itu yang terjadi, Smartphone Syndrome dimana kita melihat smartphone seperti melihat seseorang yang sangat cantik/manis. Kita pun jatuh cinta pada pandangan pertama dan akhirnya ada keinginan untuk mengenal lebih dekat dan mendapatkannya. Btw, itu hanya teori dari saya sendiri setelah melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kita saat ini. Apakah kita terkena yang namanya Smartphone Syndrome ?. Bisa saja iya, atau belum terkena virusnya. 

Itu sudah fenomena yang ada di kalangan kaum muda jaman sekarang. Jaman sekarang pun anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar saja sudah dibelikan smartphone oleh orang tuanya.  Jaman saya dulu pas masih kecil saja boro-boro dibeliin smartphone. Barangnya saja belum diproduksi di Indonesia. Yang ada kalau mau nelpon, pergi ke telpon umum pakai uang koin. Dulu juga saya bareng temen-temen mainnya kelereng, layangan dan kalau nonton tv, nontonnya Ultraman dan Satria Baja Hitam.  Beda dengan anak jaman sekarang, mainnya Mobile Legend atau PubG di smartphone mereka. Faktanya demikian pemirsa. Ada juga gonta-ganti smartphone buat menang gengsi saja alias gak mau kalah dengan temennya yang punya smartphone harga belasan juta.

Jujur, kalau saya lebih suka punya smartphone yang kualitas kameranya kece. Hasil jepretannya jernih dan gak kalah dengan kualitas kamera DSLR pastinya. Apalagi saya yang punya hobi hunting-hunting foto saat traveling, sangat menginginkan smartphone yang dibawa simple, punya kamera yang kece dan harganya gak terlalu mahal. Tapi terkadang kita dibuat bingung dengan banyaknya jenis smarphone yang ada di negeri ini. Dari bulan ke bulan selalu update dengan menawarkan model, spesifikasi, dan fitur menggoda. Karena sudah menjamurnya smartphone, saya sulit untuk membandingkan smartphone yang satu dengan smartphone yang lain. Dari model, spesifikasi, dan fitur sangat mirip-mirip.

Pernah gak gonta-ganti smartphone ?. Jujur, saya termasuk orang yang bisa dibilang sering gonta-ganti smartphone. Alasannya, karena saya menginginkan smartphone yang dapat membantu pekerjaan dan hobi saya sehari-hari. Apalagi saya sebagai blogger yang setiap minggunya menulis dengan konten-konten menarik soal destinasi wisata dan kuliner, butuh sekali smartphone dengan performa baik terutama kualitas kameranya. Di saat ini banyak sekali smartphone memiliki kamera canggih dengan resolusi tinggi, sehingga dapat menggantikan peran dari kamera DSLR. Dengan smartphone, saya juga bisa menulis langsung di blog pribadi tanpa melalui laptop lagi. Selain itu mempermudah saya untuk posting tulisan di beberapa media sosial.

Sebagai seorang blogger, saya juga dituntut untuk selalu aktif di media sosial salah satunya aktif di sebuah komunitas. Sekarang ini saya sudah bergabung dengan sebuah komunitas blogger di kota kelahiran saya. Banyak manfaat yang dapat saya rasakan, antara lain saling mengenal antar blogger, mempererat tali silaturahmi, saling berbagi tulisan, dan menambah ilmu perblogkan pastinya. Setiap blogger di dalam komunitas blogger memiliki keahlian masing-masing. Ada sebagai travel blogger, food blogger, lifestyle blogger, beauty blogger dan masih banyak lainnya. Sungguh indah kan di dalam satu komunitas punya keahlian dan ilmu masing-masing. Kita bisa belajar dan menambah ilmu dari masing-masing individu. Seperti komunitas smartphone Vivo yang anggotanya selalu bertambah seiring berkembangnya produk ini di pasaran. Komunitas ini seringkali berbagi informasi seputar Vivo. Seperti apa komunitasnya ? Saya juga penasaran.

Berhubung saya belum pengguna smartphone Vivo alias pengguna pabrikan lain, gak ada salahnya dong pengen tau perkembangan dari komunitas yang dimiliki Vivo. Saya pun mencari tau lewat googling. Vivo club merupakan komunitas smartphone android Vivo dari Vivo Indonesia. Komunitas ini menjadi forum diskusi pengguna Vivo, forum handphone android.

Keren juga ya Vivo Club hadir sebagai platform media (www.vivoclub.id) untuk para fans dapat bertukar informasi terkait berita yang sedang ngehits di media sosial, terutama bidang teknologi dan smartphone photography. Saling bertukar pikiran di media sosial pengalaman yang menyenangkan seputar Vivo.

Vivo Club Indonedia juga sering mengadakan giveaway bagi seluruh fansnya via media sosial. Bagi kalian yang ingin menjadi fansnya Vivo, bisa bergabung dibeberapa akun media sosialnya, antara lain

Fa fanpage : Vivo Club Indonesia
Youtube Channel : Vivo Club Indonesia
Forum : vivoclub.id

(sumber : youtube.com/vivo club indonesia)

(sumber : liputan6.com)

Duh jadi pengen cepat-cepat bergabung jadi fansnya Vivo nih. Gimana keunggulan, spesifikasi, fiturnya dan terpenting kualitas kameranya ?. Penting buat saya membeli smartphone yang punya resolusi kamera yang sesuai dengan keinginan saya pribadi. Tanpa kamera yang canggih dan kece, bagi saya smartphone itu gak ada apa-apanya.

Penasaran dengan smartphone Vivo, saya pun mencari-cari informasi tentang smartphone ini. Ada salah satu smartphone Vivo yang menjadi perhatian saya karena banyak teman yang bilang smartphone ini cocok buat saya karena kameranya yang kece. Masak sih ?. Akhirnya saya coba-coba hunting seberapa kece smartphone ini. 

Sebagai sebuah perusahaan elektronik asal Dongguan, Guangdong-Tiongkok, Vivo telah merilis smartphone kelas menengah terbaru mereka di Indonesia yang terlihat sangat elegan dan cakep banget. Hadir dengan tagline “unclock your style”. Vivo S1 ini dapat memenuhi kebutuhan era digital masa kini khususnya para milenial yang selalu ingin tampil eksis. 

Untuk harga gimana ?. Vivo S1 sejak pertama kali dilaunching dibanderol dengan harga 3.599.000. Dengan harga segitu kita sudah bisa mendapatkan sebuah smartphone dengan spesifikasi dan fitur yang sama dengan smartphone seharga belasan juta. Keren kan ?.


Cosmic Green

Skyline Blue
(sumber : www.yangcanggih.com)

Ada dua varian warna, yaitu Cosmic Green dan Skyline Blue. Saya lebih suka dengan Cosmic Green karena lebih terlihat gagah meskipun saya masih heran kenapa dinamakan Cosmic Green ya, padahal secara keseluruhan bodynya didominasi dengan warna biru dengan sentuhan hijau muda pada bagian atas bila diletakkan di sumber cahaya. Sedangkan Skyline Blue terlihat lebih teduh dan berwarna alam.

Adanya aksen warna keemasan pada logo tulisan Vivo dan tempat kameranya yang berkesan premium. Pada bagian belakang terlihat lebih mengkilat layaknya kaca. Bahkan sekilas Vivo S1 adalah smartphone kelas flagship. Menggenggam Vivo S1 lumayan cukup nyaman berkat hadirnya desain 2.5 D yang menjadikan pinggirannya sedikit melengkung.

Yang membuat saya heran, Vivo S1 ini masih menggunakan port microUSB yang sudah mulai ditinggalkan oleh smartphone di tahun 2019 ini. Selain itu permukaan kamera belakang juga agak timbul sehingga smartphone ini gak terbaring rata ketika diletakkan di atas meja. So, buat saya masih aman lah, "Not Bad".

(sumber : www.yangcanggih.com)

Untuk bagian depan, Vivo S1 menawarkan layar Super AMOLED Ultra All Screen berbentang 6,38 inci dengan resolusi full HD+2340 x 1080 piksel. Dengan rasio screen to body mencapai 90 % layar Vivo S1 terasa agak sedikit lebih luas dibandingkan dengan layar smartphone lainnya.

Hasil foto juga terlihat tajam, cerah, dan memiliki warna yang akurat. Buat kalian yang biasa menggunakan smarphone berlayar IPS bisa dibilang sudah agak ketinggalan dengan layar yang ditawarkan oleh Vivo S1.

Smartphone ini juga dilengkapi fitur always on yang bisa menampilkan berbagai macam informasi seperti waktu,tanggal,baterai, dan notifikasi secara terus menerus tanpa perlu membangunkan perangkat.

Menariknya, penggunaan panel Super AMOLED memungkinkan Vivo S1 untuk menyematkan sensor fingerprint di bawah layar yang diberi nama Screem Touch ID. Hal ini patut untuk diacungi jempol karena Vivo mampu memberikan fitur yang terbilang baru ini ke smartphone yang punya harga jauh lebih terjangkau.

Screen Touch ID tersebut dapat membaca jari saya dengan cepat dan akurat. Selain itu, ada animasi yang muncul disekitar sensor ketika sukses membaca sidik jari sehingga gak terlihat membosankan. Ada beberapa varian animasi yang Vivo sediakan dan semuanya terlihat futuristic.


foto makanan dan minuman KECE banget  


foto di alam bebas juga KECE badai 


Kerennya lagi, Vivo S1 dibekali Al Triple Rear Camera di belakang yang terdiri dari kamera utama 16 megapixel f/1.78 dengan sensor Sony IMX499, Kamera kedua 8 megapixel f/2.2 super wide angle 120 derajat, serta kamera ketiga 2 megapixel depan sensor. Sedangkan untuk selfie, ada al camera selfie 32 megapixel di depan.

Untuk kita yang doyan selfie, kameranya sangat menjanjikan sekali. Saya juga mendengar kalau hasil jepretan kamera depannya bisa buat fitnah buat wajah kita. Wajah tampak terlihat cerah dan tambah cakep kalau selfiean dengan Vivo S1,hahahaha..ada-ada saja. Bagi yang mukanya pas-pasan harap hati-hati menggunakan kamera smartphone ini !!! Takutnya kena Undang-undang IT dengan aduan pembohongan wajah ke publik, hahaha..apaan sih. 

Beberapa hari yang lalu, saya berhasil mencoba kamera belakang dari Vivo S1. Kebetulan adek yang punya. Saya suka dengan hasil jepretan kamera belakangnya. Gak kalah dengan hasil jepretan dari kamera smartphone lainnya dengan kualitas di atas Vivo S1. 

Diam-diam Vivo S1 juga memiliki hardware pendukung performa yang juga gak kalah hebatnya. Smartphone ini sudah dibekali SoC MediaTek Helio P65 dengan RAM 4 GB dan memori internal 128 GB. So, bagi kalian para gamers ini merupakan kabar gembira. 

Untuk performa baterai juga cukup besar yaitu 4.500 mAh, dilengkapi dengan dukungan Dual-Engine Fast Charging, Kelebihannya seperti ini, selain mampu memberikan daya tahan yang mantap, proses pengisian dayanya juga cepat.

Kesimpulannya, menurut saya smartphone ini cocok buat saya. Apalagi pas mengetahui kualitas kamera belakang dan depannya, rasanya pengen ganti smartphone lagi. Nabung dulu guys. 

Mungkin kita harus selalu pintar dan dewasa dalam memilih smartphone yang benar-benar kita butuhkan. Jangan sampai baru beli sebulan, mau ganti yang lebih baru lagi. Bisa jadi Vivo S1, smartphone yang cocok buat kita. Atau buat yang belum mengenalnya, bisa kenalan sendiri. Seperti ungkapan "Tak Kenal Maka Tak Sayang" Asyiik. 

Gimana, kalian tertarik mendapatkannya juga ?. Ayoo buruan, sebelum ditikung sama orang lain. hahahaha

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday 6 August 2019

Kalau Touring Cocoknya Pakai Honda ADV 150 atau Yamaha NMAX 155 ?


Hari Sabtu (3/8/2019), Astra Honda Motor (AHM) telah memperkenalkan produk anyarnya yang sudah ditunggu-tunggu pecinta motor 150 cc di Kota Mataram. Sebut saja, Honda ADV 150. Acara launching diselenggarakan di Lombok Epicentrum Mall, mall terkece di Pulau Lombok.

Saya pun sudah menanti-nanti acara ini dan penasaran semeriah apa sih acaranya. Melihat di flyer yang sudah diposting di medsos, ada bintang tamu dari kalangan artis ibukota lhoo yang datang. Siapa dia, yuuk lanjut baca lagi !

Saya datang gak sendirian. Ada istri dan adek-adek juga yang ikut. Launching ini diselenggarakan oleh Astra Honda Motor Lombok. Acaranya dimulai dari jam 10 pagi sampai 10 malam. Ada zumba party, community gathering, service murah, fashion show, reading test berhadiah dan masih banyak lagi acaranya. Hanya saja acara puncaknya dimulai jam 8 malam di Hall Lombok Epicentrum Mall (LEM).






Kami sampai di LEM sekitar jam setengah 8 malam. Area hall sudah dipadati oleh kids jaman now. Maklum ada artis yang datang soalnya. Di atas panggung dua orang host membuka acara launching. Kemudian dilanjut dengan aksi dance modern. Gak lama kemudian, muncullah sosok penyanyi papan atas Indonesia. Sebut saja Jodie Idol. Kalian tau kan Si Jodie? Penyanyi wanita jebolan dari Indonesian Idol.

Kurang lebih ada tiga lagu yang dibawakan oleh Si Jodie. Para kids jaman now yang gak henti-hentinya teriak histeris. Tumben liat artis manggung di Lombok kali yak. Malam itu, LEM sangat ramai sekali oleh para penonton.

Kita tinggalkan dulu Si Jodie dan kids jama now yang alay-alay dulu. Inti dari tulisan saya kali ini bukan kemeriahan konser atau launchingnya malam itu. Tapi yang menjadi perhatian saya yaitu Honda ADV 150. Motor matic pendatang baru di kelasnya. Gak hanya ADV 150 saja yang dilaunching, tapi ada Honda Genio juga. Tapi disini saya fokus membahas tentang ADV 150 dan pesaingnya.

Kalau boleh jujur, ini pertama kalinya saya mereview sebuah motor. Kenapa saya mereview ini ?. Saya penasaran dan tertarik untuk mereview sebuah motor yang dikabarkan memiliki spek dan fitur canggih dan sedikit lebih unggul dari pesaing di kelasnya. Meskipun saya gak ahli dalam mereview tentang otomotiv, tapi saya mencoba membahas sedikit keunggulan dan kekurangan dari ADV 150 dengan salah satu pesaingnya yaitu Yamaha NMAX 155 sebatas apa yang saya tau.

Disini saya tekankan, saya gak bermaksud promosi atau menjelekkan salah satu pabrikan motor. Saya hanya ingin shearing dengan para pembaca setia mengenai keunggulan dan kekurangan kedua motor ini. Berhubung saya suka touring, jadi gak ada salahnya kita tulis apa saja hal yang menarik dari kedua motor ini khususnya Honda ADV 150. 

Kenapa saya membandingkan dengan NMAX 155, karena motor saya saat ini yaitu Yamaha NMAX 150,hehehe. Saya penasaran dengan ADV 150 yang dibilang banyak orang, motor masa depan yang super canggih di kelasnya. Ada godaan untuk mengganti motor dengan ADV 150 ?. Bentar dulu, kita lihat seberapa canggih sih motor keluaran Honda ini.



Dari segi penampilan oke banget. Bagian depan tampak seperti Iron Man, dengan warna merah dan hitam. Ada beberapa varian warna yang ada, sepertin putih, silver, blue, hitam dan lain-lain. 

Kalian tau gak, body dari ADV 150 diadopsi dari pendahulunya yaitu X-ADV yang konon harganya wah banget, yaitu sekitaran 400 jutaan. Beneran gak tuh harganya segitu ?. Buka-buka google, memang bener harganya segitu. Jelas mahal, X-ADV sendiri memiliki mesin 750 cc. Balapan sama motornya Valentino Rossi bisa menang gak tuh ? hahaha. Jadi yang gak kesampaian memiliki X-ADV karena harganya selangit, besar harapannya kalian memiliki ADV 150 yang baru saja dilaunching. #BukanPromosi

Pada bagian tengah sampai ke belakang, body motor ini sangat kokoh dan cocok buat diajak touring. ADV 150 sendiri punya postur panjang 1.950 mm, lebar 763 mm, dan tinggi 1.153 mm. Motor ini juga dibedakan menjadi dua versi yaitu CBS dan ABS.

So..apa saja perbedaan dan persamaan Honda ADV 150  dengan Yamaha Nmax 155 ?

Dari beberapa artikel otomotiv yang sudah saya baca, ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya untuk ingin lebih tau keunggulan dan kekurangan kedua motor yang digadang-gadang menjadi raja jalanan masa depan ini.

Untuk body, Honda ADV 150 lebih tinggi jaraknya dari tanah dibandingkan dengan Yamaha NMAX karena Honda ADV 150 memiliki shock lebih panjang pada bagian depan dan belakang. Cocok digunakan di jalan tanah yang permukaannya bergelombang. Untuk Yamaha NMAX sendiri, tampak depan lebih elegan, sedangkan Honda ADV 150 tampak lebih sangar. 

Dari para pengamat berpendapat, Honda ADV 150 sangat cocok digunakan untuk menjelajah karena lebih sporty sehingga bodynya penuh dengan garis tajam. Sedangkan Yamaha NMAX  lebih ke arah elegan karena bentuknya yang membulat jadi cocok untuk jalanan aspal yang mulus.

Honda ADV 150 lebih unggul dari segi pencahayaan. Dimana ADV 150 dilengkapi dengan lampu sein yang sudah full LED, sedangkan pesaingnya Yamaha NMAX masih menggunakan bohlam biasa. Lampu sein ini juga akan berkedip khusus untuk ADV ABS, ketika pengguna melakukan pengereman mendadak. Fitur ini diberi nama ESS, nah apa lagi itu ?. ESS adalah Emergency Stop Signal, tanda atau signal yang berkedip saat ada pengereman mendadak. Sebelum digunakan pada ADV 150, ESS sudah ada sejak Honda CBR 150 ABS terbaru.

Ada lagi yang berbeda dari ADV 150 ini yaitu pada windshield. Bagi para penggemar otomotiv sudah gak asing dengan benda ini. Windshield ini selalu dipasang di bagian depan motor. Fungsinya sebagai membelah angin sehingga dapat mengatur kecepatan motor hingga dapat melaju kencang. Fungsi lainnya, biar kita gak masuk angin. Yang saya suka dari windshield ADV 150 ini, dia bersifat adjustable. Bisa distel dua macam ketinggian dengan mudah. Ada buah roda di bagian kanan dan kiri windsheild yang tinggal diatur ketinggiannya. Sedangkan di Yamaha NMAX, apabila mau mengatur windsheildnya, kita bisa bongkar dulu dan diatur ketinggiannya. Untuk windsheild, saya mengakui masih menang ADV 150. 

Lanjut ke bagian panel instrumennya. Honda ADV 150 dan Yamaha NMAX 155 sama-sama memiliki speedometer negatif display. Apa itu speedometer negatid display ?. Setau saya, saat ini banyak penggemar motor yang suka dengan motor yang memiliki speedometer negatif display karena apabila saat berkendara di siang hari dan speedometer terkena sinar matahari, instrumen di dalamnya tetap terlihat jelas. 

Untuk ukuran speedometer, Honda ADV 150 lebih besar dan lebar dibandingkan dengan Yamaha NMAX. Speedometer Honda ADV 150 memiliki indikator suhu udara dan tanggalan lhoo. Jarang sekali di speedometer display ada tanggalan. Bagi yang suka lupa hari ulang tahun gebetannnya, cocok nih beli Honda ADV 150. Pas liat tanggal ulang tahun gebetan pas hari dimana dia dibonceng. Langsung saja kasi hadiahnya Honda ADV 150, hahahhaa (receh kali).

Bedanya lagi, pada sistem kunci kontak. Honda ADV 150 menggunakan Smart Key dengan knop keyles. Sedangkan Yamaha NMAX masih menggunakan kunci mekanikal bertutup magnet. Sama-sama ada plus minusnya. Dalam segi keamanan, masih unggul Honda ADV 150 sedikit. Tapi tetap selalu hati-hati memarkirkan kendaraan kalian. Jaman sekarang maling sudah pintar. Motor di depan mata kita saja bisa hilang, apalagi yang ditinggal begitu saja sama pemiliknya. 

Bagaimana soal mesin ?. Nah ini yang penting di sebuah motor. Tanpa mesin, motor kita gak akan bisa jalan. Soal mesin, Honda ADV 150 masih mengadopsi mesin dari kakaknya yaitu Honda PCX 150. Dari spek,fitur juga sama, seperti starter seamless ACG dan Idling Stop System. Kalau Yamaha NMAX masih starter dinamo konvensional, meski unggul di sistem klepnya. Disini Yamaha NMAX unggul karena memiliki fitur Variable Valve Actuation, jadi 2 klep dari 4 klepnya akan berganti kecepatan mengikuti putaran mesin. 

Dari beberapa artikel yang sudah saya baca, banyak juga dari pecinta otomotiv yang menyayangkan Honda ADV 150 ini. Body sudah bagus, lebih sanggar, lebih tangguh, lampu full LED, suspensi empuk, ukuran tangki bahan bakar besar tapi apa bisa ngejar kecepatan Yamaha NMAX ?. Dari banyak pengamat juga, masih menjagokan kecepatan dari Yamaha NMAX meskipun soal body dan fitur kalah sedikit dari Honda ADV 150. Kenapa sih Honda ADV 150 gak mampu mengalahkan kecepatan dari Yamaha NMAX ?

Honda ADV 150 menggunakan mesin eSP 149,3 cc SOHC 2-klep pendingin cairan. Sedangkan Yamaha NMAX menggunakan mesin Bluecore 155 cc SOHC 4-klep pendingin cairan dengan Variable Valve Actuation. So, 2 dari 4 klepnya akan bergantian kecepatan mengikuti putaran mesin agar tarikannya lebih maksimal. Gimana soal bahan bakarnya ? Jangan khawatir, tetap efisien kok.

Kalau dibandingkan tenaga mesinnya. Honda ADV 150 memiliki tenaga 14,3 dk / 8.500 rpm, dengan torsi 13,8 Nm / 6.500 rpm. Untuk Yamaha NMAX lebih besar yaitu 14,88 / 8.000 rpm dan torsi 14,4 Nm / 6.000 rpm. Bagi pengguna Yamaha NMAX seperti saya, harus tersenyum karena diatas kertas mesin motor kita tetap unggul. Padahal secara fitur mesin, Honda ADV 150 lebih unggul dengan menggunakan starter seamless ACG dan Idling Stop System.

Sampai juga kita di masalah harga. Berapa sih harga dari Honda ADV 150 ini ? Jadi dalam launching pertamanya, Honda ADV 150 dibanderol seharga 33,5 juta untuk tipe CBS - ISS, sedangkan tipe ABS-ISS dibanderol 35,5 juta. Sedangkan Yamaha NMAX jauh lebih murah, sekitar 27 juta - 31 jutaan, tergantung tipe.


sumber photo : Marlinphoto.net


Over all, saya suka kedua motor ini. Baik Honda ADV 150 atau Yamaha NMAX memiliki keunggulan dan kekurangan. Sekarang tergantung selera kalian, mau menggunakan Honda ADV 150 atau Yamaha NMAX ?. Lagi sekali saya tekankan, disini saya gak bermaksud menjelekkan salah satu pabrikan motor. Saya menulis ini dengan maksud ingin berbagi pendapat saya dan teman-teman pecinta otomotiv dan touring. 

Kalau saya ditanya lebih memilih Honda ADV 150 atau Yamaha NMAX, saya akan memilih Yamaha NMAX 155. Bukan karena saya pengguna Yamaha NMAX, tapi untuk urusan touring ke berbagai daerah di Indonesia, Yamaha NMAX jagoannya. Alasannya, karena mesin, body ringan dan kecepatannya yang buat saya jatuh cinta. Saya sudah membuktikan sendiri saat touring dari Pulau Lombok ke Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Gak ada masalah sedikipun, dari segi mesin dan bahan bakar, semuanya memuaskan. 

Gimana, jadi ganti motor dengan Honda ADV 150 ?. Berhubung baru beberapa hari yang lalu dilauching, mungkin saja suatu saat nanti saya akan mencoba touring menggunakan Honda ADV 150. Tapi saya gak akan beli karena sudah ada Yamaha NMAX 155.

Bagi kalian yang sudah mencoba touring menggunakan Honda ADV 150, bisa sharing bareng pengalaman menarik kalian dengan Honda ADV 150. Bagi pecinta traveling dan touring kedua motor ini sangat cocok buat kalian. Tinggal soal selera saja.

Mungkin itu sekilas dari review saya. Kalau ada yang keliru mengenai informasi dan data, mohon diluruskan via komentar ya. Terimakasi

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday 2 August 2019

Cerita Dibalik Nama Kali Lo Banyuwangi


Datang ke Banyuwangi, mungkin kalian akan berpikiran akan pergi ke Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, Pantai Pulau Merah atau yang sedang ngehits saat ini yaitu De Djawatan Benculuk. Beberapa destinasi yang menjadi unggulan dari pariwisata tanah Blambangan (Banyuwangi).

Banyuwangi gak hanya dikenal dengan destinasi wisata alamnya yang indah, kulinernya yang lezat dan budayanya yang sangat kental. Coba kalian jalan-jalan di Kota Banyuwangi. Tepat di pusat kota , ada sebuah perkampungan yang berada di pinggiran kali. Dengan kesadaran dari para warga dan pemerintah setempat, sekarang perkampungan yang tadinya kumuh sudah berubah menjadi spot cantik dan instagramable. 

Seingat saya dulu, sejak masih duduk di bangku kuliah di Yogyakarta, ada sebuah perkampungan kumuh di tengah Kota Jogya bernama Kali Code. Sekarang perkampungan tersebut sudah cantik dan menjadi salah satu tujuan wisata di Jogya. Sempat juga di beberapa tahun yang lalu, dijadikan tempat syuting sebuah film layar lebar Indonesia. Filmnya lucu dengan para aktor yang lucu juga. Kalau gak salah pemerannya itu Agus Ringgo, Desta dan kawan-kawan. Coba deh cari filmnya di warnet kesayangan kalian. 

Ada lagi di Kota Malang bernama Jodipan. Jodipan sangat dikenal dengan kampung warna-warninya. Setiap rumah memiliki warna cat yang berbeda-beda dan mural-mural yang lucu. Dari kejauhan sangat unik dan kece dilihat. Kenapa gak ?, Bisa kok perkampungan yang tadinya kumuh disulap menjadi perkampungan yang memiliki nilai jual. Terpenting ada kesadaran dan kemauan dari kita sendiri. 



Selanjutnya di Banyuwangi juga ada perkampungan warna-warni bernama Kali Lo Banyuwangi. Berawal saat mudik ke Banyuwangi beberapa bulan yang lalu, saya mencoba buka salah satu akun wisata Banyuwangi di instagram. Ada beberapa destinasi wisata yang menjadi perhatian saya saat itu. Ketika melihat perkampungan ini, saya jadi tertarik untuk explore.

Jadilah saya bareng istri naik motor ke Kali Lo Banyuwangi. Bisa dibilang ini ngabuburit dadakan, bosen hanya berdiam diri di rumah mbah saja. Kebetulan juga gak ada acara keluarga sore itu. Kami berdua ijin untuk keluar sebentar. Jarak yang ditempuh gak terlalu jauh. Lokasinya dekat dengan Taman Sritanjung dan Masjid Agung Baiturrahman. Untuk lokasinya bisa dilihat di google maps.

Untuk mencari lokasi perkampungan ini gak begitu sulit. Patokannya yaitu perempatan lampu merah Masjid Agung Baiturrahman dan Taman Sritanjung. Dari perempatan kita belok ke kiri (dari arah Rogojampi), belok kanan (dari arah Ketapang). Ke arah barat beberapa meter saja tepatnya di kiri jalan. Gak jauh dari perempatan lampu merah tadi, kita sudah sampai di sebuah jembatan kecil. Kami berdua sudah sampai di perkampungan Kali Lo Banyuwangi. Untuk lokasi parkir, banyak pilihan. Kita bisa memarkirkan kendaraan di parkiran deretan pertokoan. Bisa juga di atas jembatan. Tapi harus hati-hati dalam memarkirkan karena jalannya gak begitu lebar. 







Berapa tiket masuk ke dalam perkampungan Kali Lo Banyuwangi ?

Menurut pengalaman kami berdua kemarin, gak ada dipungut biaya masuk. Setelah motor terparkir di posisi aman. Kami berdua segera menuruni anak tangga yang terbuat dari kayu. Setelah itu ada jembatan kayu kecil bertuliskan Kali Lo Banyuwangi dengan tulisan warna-warni. Spot fotoan sangat bagus disini. Lebar kalinya gak begitu lebar sedangkan aliran airnya cukup deras. Lumayan bersih juga, hanya ada beberapa sampah yang nyangkut di bibir kali tapi gak menimbulkan sumbatan dan bau.

Jejeran tiang lampu taman menghiasi jalan setapak di pinggiran kali. Jalan setapak yang terbuat dari papan kayu kemudian diberi pembatas berupa pagar besi biar aman. Rumah-rumah penduduk dicat warna-warni memberikan kesan unik dan indah dipandang. Anak-anak kecil asyik bermain di atas jembatan. Di belakang jembatan bertuliskan Kali Lo Banyuwangi, ada juga jembatan dengan tulisan Loh Kanti. Saya pun dibuat penasaran. Apa ya arti dari Kali Lo Banyuwangi dan Loh Kanti ?

Saya pun bertanya dengan salah satu warga yang usianya cukup senja. Bapaknya menjawab dengan senyum khas pakai bahasa Jawa dan untungnya saya mengerti sedikit atas bantuan dari si istri saya yang kebetulan orang Jawa tulen. 

Intinya, Kali Lo berasal dari dua kata "Kali" dan "Elo". Kali berarti sungai, sedangkan Elo berarti pohon Elo. Konon, pohon Elo banyak tumbuh di pinggiran Kali Lo ini. Pohonnya seperti pohon beringin. Sayangnya pohon Elo sudah gak ada lagi di sekitar pinggiran Kali Lo. Cuma ada pohon yang cukup lebat dan bikin rindang, tapi itu pohon mangga yang buahnya banyak sekali. Pohon mangga rumah sebelah, hehehe (lupakan).

Pohon Elo dipercaya memiliki unsur mistis, siapa saja yang punya keinginan dan meminta di pohon ini pasti dikabulkan (ini hanya kepercayaan saja). Dalam pengobatan tradisional, pohon ini berkhasiat sebagai obat diare dengan meracik daun dan buahnya. Menurut beberapa artikel yang pernah saya baca, penamaan Kali Lo sudah sejak jaman penjajahan Belanda dengan dibuktikan adanya peta Banyuwangi 1915 bertuliskan K.Loh  dengan huruf K dari singkatan kata "Kali".

Rasa penasaran saya belum selesai sampai disitu. Ada satu nama lagi yang menjadi perhatian yaitu Loh Kanti. Apakah Loh Kanti tersebut ?. nama sungainya, jenis pohon Elo yang lain atau nama seorang wanita mungkin. Saya pun mencari tahu asal muasal dari nama tersebut. Mau bertanya sama bapaknya lagi, ternyata bapaknya mau buru-buru pulang ke rumah. Sudah ditunggu sama istrinya di rumah. Bapaknya beli takjil buat buka puasa soalnya. Akhirnya saya mencari tahu dari buka-buka beberapa artikel tentang asal usul nama Loh Kanti.

Saya menemukan jawabannya, nama Loh Kanti ada ceritanya ternyata. Dulu ada wanita Bali bernama Ni Luh. Wanita tersebut bersama suaminya tinggal di perkampungan sekitaran Kali Lo. Wanita tersebut sedang menunggu suaminya yang ikut berperang dalam perang Puputan Bayu, perang melawan VOC Belanda. Wanita tersebut setiap harinya menunggu suaminya di tepian sungai Kali Lo di bawah pohon Elo (bukan pohon mangga yang buahnya banyak tadi lhoo).






Dimana dulunya Kali Lo ini merupakan jalur perairan yang menghubungkan Selat Bali dengan Blambangan (sebutan lama Banyuwangi) karena sungai ini bisa dilalui kapal karena dalam dan cukup lebar. Berbanding terbalik dengan sekarang dimana kedalam sungai Kali Lo sudah mulai dangkal.

Menurut cerita, jalannya Perang Bayu saat itu cukup sengit. Perang dibagi menjadi dua babak. Babak pertama VOC Belanda kalah dengan tentara Blambangan, sedangkan di babak kedua, VOC Belanda yang menang dan menelan banyak korban termasuk tentara dari VOC Belanda sendiri.

Mendengar berita tersebut, hati Ni Luh menjadi galau. Perasaan yang campur aduk mendengar nasib yang dialami oleh suaminya. Entah suaminya masih hidup atau ikut gugur dalam peperangan sengit tersebut. Di hatinya Ni Luh paling dalam berharap suaminya segera pulang dengan selamat. Tapi setan pun berbisik di telinga Ni Luh, bahwa suaminya telah meninggal.

Saya mendengar cerita ini, merasa prihatin. Begitu ya rasanya memiliki istri yang sangat setia menunggu suaminya pulang dari medan pertempuran. Saya pun membayangkan istri saya menunggu saya pulang kerja dengan doa dan harapan sehat selalu dan membawa rezeki yang halal.

"Sayang, tunggu kakak pulang ya. Mau dibeliin apa. Siomay atau Mie Ayam yank ?"

Btw, kalian jangan salah paham dulu soal foto-foto yang ada di atas. Itu bukan wanita yang bernama Ni Luh yang menunggu suaminya pulang. Tapi itu istri saya yang lagi eksis difoto sama saya, hahahha. 

Sebenarnya pengen sampai malam disini, tapi berhubung mau buka puasa ya gak jadi menikmati Kali Lo saat malam hari. Dilihat dari foto-foto di instagram, Kali Lo Banyuwangi saat malam hari sangat keren ya. Lampu-lampu taman menyala dan memantulkan cahaya dari dinding rumah warna-warni rumah penduduk. Next time... bila datang ke Banyuwangi lagi sempatin datang kesini saat malam hari. 

Oke...Rasa penasaran saya tentang Kali Lo Banyuwangi sudah terjawab. Meskipun gak seterkenal Jodipan yang ada di Malang atau Kali Code yang ada di Jogya. Tapi menurut saya, Kali Lo Banyuwangi bisa dijadikan referensi buat liburan kalian di Banyuwangi. Datang dan berkeliling di perkampungan Kali Lo meskipun gak begitu luas dibandingkan Jodipan, tapi menurut saya suasananya enak dan nyaman. Apalagi tempatnya bersih dan ada bak sampah yang disediakan oleh warga kampung. Syukurnya lagi, saat kami berdua kesana, gak ada pengunjung lain. Jadi bebas ambil view foto tanpa ada gangguan penampakan,hahaha.

Bila dikasi nilai dari 1 sampai 10, saya beri nilai 8 karena kampungnya unik, pemilihan warna rumah warganya keren, sungainya bersih dan gak berbau, dan terpenting penataannya kece guys. Kalau penasaran, yuuk buruan datang ke Banyuwangi. Lokasinya tepat di tengah-tengah Kota Banyuwangi kok.



Penulis : Lazwardy Perdana Putra