Sunday 23 September 2018

Festival Pesona Senggigi 2018 : Pasar Seni Senggigi


Pernah berlibur ke Pulau Lombok ?. Kalau ditanya demikian, diantara kalian pasti banyak yang menjawab "sudah bang". Pergi kemana saja kalau liburan ke Pulau Lombok ; Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, Pantai Kuta Mandalika, Desa Sembalun atau tempat non mainstream mungkin ?. Hahaha, banyak pertanyaan kalau kita berencana atau sudah liburan ke Pulau Lombok.

Beberapa hari yang lalu, Pulau Lombok mengadakan dua festival yang ngehits bertaraf internasional yaitu Festival Sail Moyo Tambora 2018 dan Festival Pesona Senggigi 2018. Ada satu event yang gak sempat saya ikutin yaitu Sail Moyo Tambora 2018 dikarenakan masih disibukkan dengan kerjaan sebagai pelayan  publik alias waktunya yang gak pas. Ibarat gak mau kehilangan kesempatan kedua, saya pun rela-relain untuk datang ke acara Festival Pesona Senggigi 2018.

Gak mau melewatkan moment begitu saja, sehabis pulang kerja saya bareng sahabat saya Si Odi pergi menuju daerah Senggigi, Lombok Barat. Festival Pesona Senggigi 2018 diadakan di dua tempat yaitu di Pantai Senggigi dan Pasar Seni Senggigi. Berbagai macam acara diadakan di event yang diselenggarakan selama dua hari, dari tanggal 21 - 22 September 2018 mulai jam sembilan pagi sampai sebelas malam. Kami berdua datang di hari kedua, sore hari. Kebetulan juga akhir pekan jadi pas banget untuk datang ke event ini sambil menikmati suasana sore di Pantai Senggigi. 

Senggigi berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Hanya menempuh waktu dua puluh menit dari Kota Mataram, membuat Senggigi sangat ramai dikunjungi oleh para traveler's dari berbagai macam daerah dan negara. Bisa dibilang, liburan ke Pulau Lombok, wajib hukumnya menikmati Sunset Pantai Senggigi,hehehe. Untuk menuju Senggigi banyak pilihan transportasi baik pribadi, sewa maupun publik. Transporatasi terbaru yang sudah ada untuk menuju Senggigi yaitu Bus Damri. Bus publik ini bisa kalian jumpai di Bandara Internasional ZAM (eks.Bandara International Lombok), Terminal bus Mandalika dan Kota Mataram pada jam-jam tertentu. 

Berhubung letak Senggigi sangat strategis di Pulau Lombok, jadi gak heran Festival Pesona Senggigi ini selalu diadakan setiap tahunnya dan denger-denger kabar, ternyata festival ini merupakan event tertua yang sudah diselenggarakan oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat, salut. 













Festival Pesona Senggigi 2018 diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat. Diselenggarakan selama dua hari yaitu Hari Jumat dan Sabtu. Pas banget nih datang ke Festival Pesona Senggigi di akhir pekan.

Kebetulan kami datang di hari kedua alias di akhir pekan. Tujuan kami yaitu ke Pasar Seni Senggigi karena menurut jadwal, di sore itu ada kegiatan Trauma Healing dari teman-teman Rumah Sakit Jiwa "Mutiara Sukma", Mataram di Pasar Seni Senggigi. Trauma Healing tersebut merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara Festival Pesona Senggigi tahun ini. Memberikan hiburan sekaligus support untuk para pengunjung pasca gempa #LombokBangkit. 

Selain trauma healing, banyak sekali yang kita temukan di event ini. Ada kuliner, tari tradisional, gendang beleq dan hiburan lainnya. Beberapa rangkaian acara dipusatkan di panggung teater, Pasar Seni Senggigi. Hari Sabtu sore, suasana di depan parkiran Pasar Seni Senggigi sudah mulai ramai. Setelah memarkirkan kendaraan, saya bareng si Odi memasuki area festival. Sebuah panggung besar berdiri di tengah-tengah area  teater, Pasar Seni Senggigi. 

Acara sore itu belum dimulai, so..kami berkeliling dulu melihat beberapa oleh-oleh khas Lombok yang dijual. Ada tas rotan, berbagai macam souvenir yang terbuat dari rotan dan kayu pilihan, gelang tangan, kalung dan beberapa patung khas Pulau Lombok. Selain souvenir, ada juga berbagai macam kuliner yang dijual. Tapi sayang sekali, sore itu masih belum banyak yang berjualan karena kami datangnya kesiangan. Hanya beberapa saja seperti Sate Bulayak, rujak dan makanan oleh-oleh khas Lombok lainnya yang sudah siap memanjakan lidah para pecinta kuliner yang datang.







Setelah berkeliling di pasar seni, acara sore itu dimulai juga. Pembawa acara menyampaikan salam dan menyapa para pengunjung yang datang. Saya pun berjalan mendekati panggung acara dan duduk di salah satu sudut teater. Pengunjung pun sudah ramai mendekati panggung untuk menyaksikan beberapa atraksi yang akan ditampilkan. Gak hanya pengunjung lokal saja, tapi traveler's dari mancanegara pun ikut menyaksikan rangkaian acara sore itu dengan sangat antusias. 

Berhubung sore itu trauma healing dari teman-teman RSJ Mutiara Sukma Mataram ditunda, acara digantikan dengan penampilan tarian tradisional. Kalau gak salah namanya Tari Trisna Teruna. Tarian tersebut dibawakan oleh para siswa siswi SMP 1 Sikur, Lombok Timur. Untuk sejarah tarian ini sih saya kurang tau, tapi yang jelas dari tampilannya baik kostum yang digunakan penari dan musik pengiringnya, mirip dengan tari Teruna Jaya yang berasal dari Pulau Bali. Beberapa tarian dari Pulau Lombok dan Bali memiliki kemiripan, jadi jangan heran Tarian Trisna Teruna dari Lombok ini mirip dengan tarian dari Bali. 

Penari Tari Trisna Teruna ini hampir semuanya para remaja (terune). Ada lima penari, dimana tiga penari cewek dan dua penari cowok. Gerakan si penari sungguh mempesona. Apalagi adek-adek penari cewek yang manis banget broo. Mumpung si doi lagi di luar kota, jadi bisa cuci mata deh,hehehe...peace sayang (senyum sambil kedipin mata ke doi).





Setelah penampilan Tari Trisna Teruna, ada penampilan yang ditunggu-tunggu oleh pengunjung. Terutama para traveler's dari luar Pulau Lombok dan mancanegara. Tarian Gendang Beleq, siapa yang gak kenal Gendang Beleq. Gendang Beleq merupakan tarian terhits dan kece di Pulau Lombok.  Hampir semua para traveler's penyuka seni yang datang ke Pulau Lombok pasti mencari tarian tradisional milik asli dari Pulau Lombok ini. 

Gendang Beleq merupakan alat musik tradisional Suku Sasak, Berasal dari kata gendang artinya gendang itu sendiri atau bunyi duk,dung atau dek. Sedangkan Beleq berasal dari kata besar. Jadi Gendang Beleq berarti gendang besar yang dipukul sehingga menimbulkan bunyi yang berirama dan memberikan semangat.

Dahulu Gendang Beleq dijadikan penyemangat untuk prajurit yang akan pergi dan pulang berperang. Seiring dengan berjalannya waktu, Gendang Beleq digunakan oleh masyarakat Lombok sebagai musik pengiring dalam upacara-upacara nyongkolan (pernikahan), sunatan (khitanan), ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan upacara-upacara besar lainnya.

Gendang Beleq dimainkan oleh dua penambuh  (pemukul gendang). Sejalannya waktu, saat ini banyak kita jumpai penabuh gendang lebih dari dua orang. Selain itu ada pemukul gong, perembak beleq dan perembak kodeq sebagai alat ritmis. Ada juga pembawa reog, yaitu reog mame dan nina sebagai melodi. Jadi pemain Gendang Beleq sekitar tiga belas sampai tujuh belas pemain. Gak hanya memaikan Gendang Beleq saja, para pemain juga harus lihai menari dan membentuk tarian yang menarik sebagai bumbu pelengkap penampilan yang sangat kece. 

Karena saking kecenya tarian ini, saya bareng para pemburu foto lainnya gak bisa lepas dari jepretan kamera kesayangan masing-masing. Inget, jepretin para pemain Gendang Beleqnya lhoo ya. Bukan jepretin mbak-mbak cantik yang lagi nonton juga,hehehe...peace sayang (nyodorin buah klengkeng ke si doi).

Hari sudah semakin sore, penampilan Gendang Beleq pun sudah selesai. Gak terasa hampir dua jam kami menyaksikan tontonan yang sangat menarik sore itu. Ingin berlama-lama di lokasi acara, tapi kami harus balik ke Kota Mataram karena ada acara lain. So... tahun depan sepertinya harus datang ke Festival Pesona Senggigi lagi dengan harapan event ini di tahun depan semakin menarik, seru, rame dan kece pastinya. Amiiin.

Nah, itu dia cerita singkat saya datang ke Festival Pesona Senggigi 2018. Gimana cerita kalian, pasti gak kalah seru dong ?. Ditunggu cerita singkatnya di kolom komentar blog saya di bawah tulisan gak jelas ini yaa, hehehe. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday 18 September 2018

Sarapan Lumpia di Pantai Sanur, Bali


Good Morning semua !.

Khusus buat para pembaca setia lazwardyjournal.com, semoga kalian selalu sehat dan masih semangat membaca curhatan jalan dan kuliner saya pastinya (berharap begitu). Karena kalian dan kamu, alasan saya masih semangat untuk menulis "curhatan di awal tulisan".

Masih tentang cerita jalan-jalan saya di Bali bareng si doi. Tapi kali ini kami gak berdua saja, ada teman baru dari Bali yang menemani. Sebut saja,  Si Liliy anak asli Karangasem, Bali. Dia sahabatnya si doi dan saya kenal dia dari si doi juga.

Oke, kali ini cerita saya selanjutnya jalan-jalan ke Pantai Sanur, Bali. Waaaah, Pantai Sanur lagi !. Jujur,  ini kali kedua saya datang ke salah satu pantai terindah dengan sunrisenya ini. Tapi menurut saya sih, dimana-mana pantai yang berada di sebelah timur, pasti sunsrisenya indah. Tergantung sama kondisi cuaca juga.

Apapun itu,  Pantai Sanur sudah dikenal dengan sunrisenya yang indah. Banyak orang yang datang ke Bali, berlomba-lomba bangun pagi untuk mengejar sunrise. Karena lokasinya di pinggiran Kota Denpasar, jadi pantai ini selalu ramai oleh pengunjung.

Lokasi saya menginap gak terlalu jauh dari Pantai Sanur yaitu di daerah Renon sana. Setelah dijemput sama si doi dan Si Liliy, kami bertiga menuju daerah Sanur. Hari libur, membuat pagi itu sudah ramai oleh kendaraan yang lalu lalang.

Melewati Lapangan Puputan, Renon atau lebih dikenal dengan Monumen Bajra Sandhi. Banyak pepohonan, membuat udara pagi itu sangat sejuk. Banyak anak-anak muda dan para orang tua yang memanfaatkan waktu libur untuk joging dan bersepeda.

Selanjutnya melewati Jalan Hang Tuah dan bertemu dengan perempatan lampu merah KFC Sanur, ambil jalur lurus dan memasuki pintu gerbang Pantai Sanur.










Untung saja dekat, so..gak berlama-lama di jalan.  Sesampainya di Pantai Sanur, pengunjung sudah ramai saja nih. Sayang sekali,  kami gak dapat melihat sunrise karena cuaca lagi kurang berpihak. Alasan utama sih bangun kesiangan, hahaha. Tapi memang bener lhoo, banyak awan yang menutupi matahari sehingga memang gak terlihat sunrisenya, *pembelaan*.

Setelah memarkirkan kendaraan, kami bertiga memasuki kawasan Pantai Sanur. Pantainya mirip seperti Pantai Kuta, hanya saja disini banyak publik boat yang parkir menunggu waktu keberangkatan ke Nusa Penida tiba. So.. Pantai Sanur ini merupakan salah satu penyeberangan ke Nusa Penida selain dari Pelabuhan Padangbai dan Benoa.

Terlihat banyak sekali para penumpang yang beragam rupa alias dari mancanegara membawa koper dan ransel. Menanti boat mereka sambil duduk santai di pinggir pantai. Suasana Pantai Sanur sangat padat dan macet oleh ribuan manusia. Travelers dari berbagai negara ada disini semua.




Ada yang bertanya ngapain saja di Pantai Sanur?

Kami ke Pantai Sanur untuk jalan-jalan pagi saja sambil menikmati suasana pagi hari. Berhubung belum sarapan, jadi kami mencari cemilan buat mengisi perut. Siapa bilang di Bali susah nyari makanan halal bagi kita yang muslim?.

Menurut saya sih, pinter-pinter kita saja untuk memilih makanan yang akan kita makan. Apalagi di Bali sudah banyak penjual makanan pendatang dari luar Bali contohnya dari Lombok dan Jawa. Jadi aman lah buat nyari makanan disini.

Ujung-ujungnya ngebahas kuliner lagi. Memang sih,  jalan-jalan itu gak lepas dari cerita kulinernya. Habis jalan kan haus dan pasti laper. Mau gak mau kita mencari tempat makan yang enak dan halal. Apalagi jaman sekarang, banyak tempat makan yang instagrammable banget. Para food blogger pasti sudah paham, hehehe.

Di Pantai Sanur kami menemukan penjual Lumpia. Kata Si Lili Lumpianya enak banget. Apalagi si doi, seneng banget sama makanan khas Semarang ini. Jujur, saya belum pernah makan Lumpia di Pantai Sanur, so penasaran juga pengen nyoba. Hanya bermodalkan wadah yang terbuat dari kaca dan aluminium, mirip wadah akuarium gitu dan mas si penjual Lumpia hanya duduk di atas bangku kecil sambil melayani pembeli.


Tampang baru bangun tidur,hehehe 

Sambil melayani pembeli, saya menanyakan asal dari masnya. Penasaran sih biar kita tenang makan Lumpianya, hehehe. Masnya dari Jawa (katanya), cuma gak nyebut Jawa mana. "Yowes, sing penting mas e jowo tulen

Satu porsi Lumpia seharga 5 ribu dollar. Eh salah, 5 ribu rupiah maksud saya, masnya bisa becanda juga ternyata hehehe. Selain Lumpia, ada juga tahu jawa, bakwan dan ada beberapa gorengan lainnya. Satu porsi itu sudah dicampur. Bumbu petisnya pun enak banget. Pedes manis dan gurih. Hanya 5 ribu saja, sudah kenyang. Porsinya pun besar banget.  Cocok buat sarapan di Pantai Sanur sambil menikmati lautan yang sangat luas. Indah dan kece, apalagi denganmu itu membuat suasana menjadi milik kita berdua (masuk Pak Eko).

Bagi kalian yang kebetulan ke Pantai Sanur, bisa cobain Lumpia ini. Enak, gurih dan dijamin halal pastinya. #ArisanBloggerLombok

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday 14 September 2018

Nongkrong Asyik di Bali United Cafe, Stadion Kapten I Wayan Dipta


Masih inget cerita saya saat pertama kali datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta untuk nonton bola, antara Bali United melawan Barito Putera dulu ?. Pasti diantara kalian pembaca setia blog, sudah pernah membacanya (berharap dibaca).

Beberapa kali datang ke stadion kebanggaan Bali United ini, saya selalu sendiri (miris amat). Meskipun datang sendirian, saya banyak bertemu teman baru yang datang nonton juga dengan nasib yang sama (nonton sendirian). Sampai sekarang kami masih say hello di medsos.

Baca juga :  Keseruan Nonton Bola di Stadion Kapten I Wayan Dipta

Nah, untuk kali ini, saya datang gak sendirian. Saya ditemani sama si doi, Asyiik. Kebetulan dia ada kegiatan di Bali dan saya datang untuk jenguk. Maklum kangen ditinggal seminggu ke Bali (curhat bang??).

Kebetulan ada jadwal pertandingan Bali United melawan Persela Lamongan di Stadion Kapten I Wayan Dipta. So, kami berdua menyempatkan untuk nonton langsung ke stadion. Si doi sebenarnya gak suka nonton bola katanya ramai dan berdesakan. Tapi saya mencoba untuk merayu dan akhirnya dia mau juga. Alasannya, penasaran juga gimana sih nonton langsung di stadion.

Pertandingan dijadwalkan Hari Selasa, tanggal 11 September 2018 pukul 16.30 WITA yang lalu. Kebetulan hari libur, jadi bisa nonton langsung."Pertandingannya sore nih, sebelumnya kita kemana yank ?". Saya mengajak si doi jalan-jalan ke Bedugul. Nyari tempat yang adem-adem dulu. Cerita Bedugulnya di postingan selanjutnya yaak!!.





Kembali ke Laptop !

Habis explore alam Bedugul, kami berdua menuju ke stadion yang berada di Gianyar. Kurang lebih satu jam perjalanan dari Bedugul. Perjalanan cukup lancar dan gak terlalu ramai. Melewati jalan-jalan tikus biar cepat sampai, gak lama kemudian kami sudah sampai di pintu gerbang stadion. Ada yang berbeda dari stadion ini. Sekarang ada halaman parkir kendaraan baik roda dua dan empat yang sudah diaspal. Rapi banget dan gak berdebu.

Kerennya lagi, sekarang di Stadion Kapten I Wayan Dipta sudah dibuka sebuah cafe dan arena permainan anak-anak, mirip seperti Time Zone dan kawan-kawannya. Sudah seperti mini mall saja ini stadion. Fasilitas lengkap banget. Cuma satu yang belum saya temukan disini yaitu musholla untuk kita-kita yang muslim yang akan beribadah.

Berhubung tema tulisan ini nongkrong di cafe ala-ala Kids Jaman Now, saya akan ngebahas tentang sebuah cafe kece yang memanjakan para penonton dan fans Bali United pastinya. Sebut saja namanya, Bali United Cafe. Kapan dibukanya saya lupa, tapi yang jelas cafe ini baru saja dilaunching alias masih baru. Bau catnya saja masih tercium. Setelah si new blue (motor Nmax)  sudah aman nongkrong di parkiran. Kami berdua, langsung masuk ke dalam cafe kece ini. Letaknya menyatu dengan bangunan stadion. Lebih tepatnya berada di sisi sebelah barat stadion, disamping pintu masuk VIP selatan.

Membuka pintu masuk, kami sudah dimanjakan oleh desain ruangan yang kekinian. Minimalis dan sporty banget. Desain ruangan serba merah dan hitam, sesuai dengan warna dari jersey Bali United. Di bagian depan cafe, kita bisa memilih beberapa baju kaos serba Bali United. Habis memilih, jangan lupa dibayar yaak. Hehehe. Ada juga spot-spot foto yang instagrammable banget dah di depan pintu masuk.

Di dalam cafe ini juga terdapat beberapa permainan anak-anak. Jadi yang membawa anak kecil, jangan khawatir. Biar betah, ada beberapa permainan yang tersedia di bagian belakang cafe ini. Untuk kursi balita juga tersedia disini, so..gak bingung nyari tempat duduk untuk si kecil.






Suasana di dalam cafe sudah ramai oleh pengunjung yang memakai jersey kebanggaan Bali United. Kami  pun berdua mencari tempat duduk yang asyik buat nongkrong berdua. Disini tempat duduknya sangat beragam. Ada ruang smooking dan no smooking. Kerennya, kedua ruang tersebut memakai pendingin ruangan semua. Jadi bagi kita yang gak ahli hisap, masih bisa nyaman duduk sambil makan di ruang smooking tanpa terganggu dengan pengunjung lain yang ahli hisap.

Nah, uniknya lagi di Bali United Cafe ada sebuah tempat duduk yang sudah disiapkan bagi para pengunjung yang akan menonton pertandingan langsung. Sebuah meja panjang dengan desain miniatur lapangan sepakbola lengkap dengan kursi-kursi yang sudah ada nomornya. Ada juga tempat duduk seperti undakan yang terbuat dari kayu. Bagi pengunjung yang mau menonton dari dalam cafe, bisa membeli tiket yang sudah tersedia di Bali United Cafe. Kecenya, kita bisa menonton pertandingan lewat dinding kaca tebal. Gak perlu khawatir panas-panasan. Kita juga bisa menonton secara puas dari sini.

Awalnya saya gak tau kalau meja ini dikhususkan bagi pengunjung cafe yang akan menonton langsung dari dalam cafe. Kami berdua dengan santainya duduk manis menunggu pesanan. Kebetulan juga pertandingannya masih dua jam lagi. So, masih aman lah kencan sambil makan siang di meja khusus ini. 







Selain itu ada meja-meja kecil dengan empat kursi dimana di belakang kursi tertulis nama-nama pemain Bali United musim ini. Bagi yang pengen suasana tenang, bisa memilih tempat duduk di ruang no smooking. Meja dan kursi sofa empuk yang menggoda untuk berlama-lama duduk disini.

Bagi yang gak membeli tiket nonton di dalam cafe,masih bisa nonton gak tanpa membeli tiket ?. Jawabannya sangat bisa. Di dalam cafe sudah dipasangan LCD berukuran besar untuk kita yang gak membeli tiket pertandingan. Cukup makan minum sepuasnya, kita bisa nonton dari layar kaca.




Dua jam sebelum pertandingan, kami makan siang disini. Seorang pelayan cafe menghampiri kami dan menyodorkan selembar daftar menu. Liat-liat daftar menunya, disini makanan dan minumannya ala-ala cafe gitu. Ada main course serba Indomie, nasi goreng, rendang dan nasi ayam. Untuk lebih jelasnya, bisa diliat di daftar menu di atas.

Berhubung belum makan nasi dari pagi,  saya memesan Nasi Ayam Sambel Geprek. Sedangkan si doi pengen makan Nasi Ayam Sambal Matah. Sebenarnya sih pesen Nasi Goreng Tendangan Maut, tapi lagi kosong. Sabar dulu deh.

Untuk Nasi Ayam Sambel Gepreknya,  disini memakai ayam potong. Kebetulan yang dihidangkan bagian paha dengan ukuran besar. Ini ayam makan apa yaak ?, kok besar banget pahanya kalah-kalah pahanya Si Zohri pelari 100 meter,hehehe. Yang paling saya suka dari masakan ini yaitu sambel gepreknya. Campuran bumbu khas Bali banget, enak. Si doi juga suka sama sambelnya. Kalau dinilai dari satu sampai sepuluh, saya beri nilai sembilan. 

Beralih ke Nasi Ayam Sambel Matah, pesanan si doi. Ini masakan masing asing di telinga saya. Sambel matah itu kayak gimana yaak ?.  Ternyata pas datang, ternyata Sambel Matah itu sambel dengan campuran potongan bawang merah, telur orak arik dan bumbu lainnya. Apalagi dilengkapi dengan potongan ayam dan telur mata sapi. Si doi seneng sama masakan ini. Enak enak. Kalau diberi nilai satu sampai sepuluh, saya beri nilai delapan, sedangkan si doi beri nilai sembilan. Gak apa-apa, namanya pendapat kan?, hehehe. Untuk halalnya sendiri, dijamin halal secara cafe ini sudah bawa nama klub besar di Liga Indonesia.




Untuk minumannya, saya memesan Strauberry Milkshake dan si doi memesan Chocolate Milkshake. Panas-panas gene enaknya minum yang dingin-dingin memang. Kalau dikasi nilai satu sampai sepuluh, saya kasi nilai sembilan untuk minumannya. Seger banget, apalagi Chocolate Milkshakenya ada campuran almondnya. Jadi berasa gurih dan pengen minum dan minum lagi. Untuk hidangan penutupnya, saya memesan Pisang Bakar Cokelat Keju. Ini makanan yang sangat saya suka, serba pisang. Rasanya gurih dan gak buat enek. Untuk penilaian, saya beri nilai sepuluh kalau pisang mah,hehehe.

Soal harga menu disini sangat terjangkau sekali. Cafe ini memang sudah disiapkan untuk anak-anak muda yang nongkrong, nonton bareng Bali United dan seru-seruan. Semua kalangan bisa datang kesini, gak ada dibeda-bedakan pastinya.

Pelayanan di Bali United Cafe secara keseluruhan sangat memuaskan. Pesanan cepat, tepat sesuai dengan pesanan. Makanan dan minumannya yang kami pesan enak semua. Pengen rasanya cepat balik untuk mencoba menu-menu lainnya yang ada disini.

Habis makan siang, nongkrong bentar sambil ngobrol ngebahas tentang pertandingan nanti. Si doi penasaran sama atmosfer pertandingan nanti. Pertandingan satu jam lagi dimulai, kami berdua meninggalkan Bali United Cafe untuk membeli tiket di loket. Kenapa gak nonton di dalam cafe saja?, kan enak nonton sambil ngadem. Kami sudah berencana nonton di dalam stadion saja biar terasa seru dan hebohnya. Apalagi saya memang ingin memperkenalkan pertandingan sepakbola yang kece itu ke doi, hehehe. 



Kami memilih nonton di tribun timur (Gate 8). Harap-harap cemas penuh doa, semoga saja Bali United menang dalam lanjutan Liga 1 Gojek musim ini. Setelah tiket sudah di tangan, kami berdua memasuki dalam stadion. Pemeriksaan cukup ketat saat itu. Minuman botolan yang kami beli,dipindahkan isinya ke dalam plastik. Yang tadinya bayangin nonton bola sambil minum pakai botol, eh malah minum air dari plastik. Jadi inget jaman SD dulu (minum limun seratus perak), hahaha. 

Perasaan sedikit cemas liat si doi baru pertama kalinya nonton bola langsung ke stadion.  Tapi semua kecemasan itu hilang karena kami berdua menikmati pertandingan sampai selesai. Bali United menang 3-2 atas Persela Lamongan. Si doi pun ngajakin nonton lagi di lain waktu. Jadi ketagihan nih, Kece !.

Sedikit cerita yang dibumbuin curhatan saya tentang keseruan nonton bola sambil nongkrong di Bali United Cafe. Gimana, kalian penasaran?  Yuuk langsung saja datang ke Bali United Cafe. Buka setiap hari dari jam 11 pagi sampai 11 malam (tutup di hari-hari besar).


Penulis : Lazwardy Perdana Putra