Saturday, 11 February 2017

Merasakan Sensasi Naik ke Menara Islamic Center Lombok


Kalian sudah tau kan di Pulau Lombok, tepatnya di pusat Kota Mataram telah berdiri bangunan super kece dan megah. Bangunan ini adalah sebuah masjid yang dibangun di masa pemerintahan Pak TGB Zainul Majdi sebagai Gubernur Provinsi NTB yang menjabat sampai detik ini. Masjid kece dan megah kebanggaan masyarakat Pulau Lombok dan merupakan masjid terbesar saat ini di Provinsi NTB.

Masjid ini diberi nama Masjid Hubbul Wathan, diresmikan penggunaannya pada tanggal 10 Dzulhijjah 1437 Hijriah atau jatuh pada tanggal 12 September 2016 lalu. Hari dimana bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Kebetulan saya sendiri menjadi salah satu saksi dari ribuan masyarakat yang bersama-sama dengan bapak gubernur meresmikan penggunaan masjid ini sekaligus Shalat Ied berjamaah dan ditutup dengan khutbah Idul Adha.






Masjid Hubbul Wathan lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Islamic Center. Jadi bila berkunjung ke Lombok dan ingin datang ke masjid ini, bila bertanya alamat masjid, jangan menyebutkan dimana alamat Masjid Hubbul Wathan, tapi langsung saja sebut Islamic Center. Pasti semua orang langsung tau dan menjelaskan alamat selengkap-lengkapnya kepada anda.

Masih tentang Islamic Center, beberapa minggu yang lalu saya bareng kedua sahabat saya berniat untuk shalat Jumat setelah pulang kantor di Masjid Hubbul Wathan. Alhamdulillah Allah SWT mengabulkan niat kami bisa melaksanakan ibadah Shalat Jumat di masjid ini. Kebetulan juga bapak gubernur yang menjadi khatib di khutbah Jumat saat itu. Banyak hal yang disampaikan oleh bapak gubernur dalam isi khutbahnya. Salah satunya bahwa kita sebagai umat muslim harus selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara shalat tepat waktu dan rajin membaca Al-Qu'an ( mendadak langsung tobat ).

Dari tadi tulisan saya serius sekali yaak ? hehehe....




Nah inti ceritanya dimulai sekarang. Sehabis bapak gubernur khutbah Jumat dan langsung ditutup dengan Shalat Jumat berjamaah dua rakaat, saya bareng Mas Irfan dan Junk punya rencana untuk mengexplore bangunan Islamic Center. Tujuan kami bertiga adalah salah satu menara masjidnya. Sebenarnya gak ada larangan untuk kita menaiki salah satu menara dari Islamic Center, tapi ada satu menara yang paling tinggi yang memang belum diijinkan dinaiki untuk umum.

Kami bertiga memutuskan untuk menaiki salah satu menara. Setelah lirik sana sini, siapa tau ada penjaga masjid yang ngeliat kami bertiga menuju menara. Sempat ragu sih, sebenarnya boleh naik gak kita.hahahaha. Udah tancap gas aj, mari qta menuju puncak !!! ( gak ada larangan )

Tapi setelah saya melihat medan untuk sampai puncak menara, memang dibutuhkan tenaga yang ekstra. Dari menaiki tangga demi tangga yang terbuat dari keramik, kemudian beberapa tangga terakhir terbuat dari besi baja dengan kemiringan sekitar delapan puluh derajat. Jadi kita harus ekstra hati-hati dan jangan memaksakan diri untuk naik ke puncak menara apabila kita gak mampu ( sadar kapasitas diri sendiri ).

Kelakuan orang kurang kerjaan #HappyJumat

Model rambut sudah kayak Songgoku saja #DragonBall


Gak butuh waktu lama untuk menuju puncak menara. Menara yang kami naiki memiliki ketinggian skitar 50 - 60 meteran ( dikira-kira saja ). Dari atas menara, kami bisa melihat pemandangan Kota Mataram serta garis pantai di daerah Ampenan.

Saat kami bertiga berada di atas menara, angin sangat kencang sekali disertai gerimis. Untungnya gerimis gak bertahan lama, Jadi kami bisa berlama-lama menikmati pemandangan Kota Mataram dari atas menara. 


Saya sendiri langsung mengeluarkan kamera hp dan mengabadikan beberapa foto kece. Sedangkan kedua sahabat saya, ada yang membuat video dan melakukan hal gila yaitu naik di atas tembok biar mendapatkan hasil foto yang lebih kece dari foto saya katanya ( gak mau kalah dia ).

Sekitar setengah jam kami menikmati pemandangan Kota Mataram dari atas menara. Rasanya pengen banget berlama-lama disini. Berhubung saya gak bawa kamera andalan yaitu xiaomi yi kesayangan, jadinya kapan-kapan pengen lagi foto-foto kece di menara lainnya, mau gabung ? Ditunggu infonya dari saya ( nyari masa ). 



Tampang calon imam, Ayook daftar segera !!! #MasihStatusSingle

Oke.. Sebelum ketauan dan dimarahin sama penjaga masjid, kami bertiga segera turun ke bawah. Seneng rasanya bisa melihat pemandangan Kota Mataram dari atas menara masjid yang super kece. Semoga menara paling tinggi dari Islamic Center segera dibuka buat umum biar hunting-hunting foto lagi. Amiiin..

Sesampainya di lantai bawah, Masjid sudah sepi sama jamaah. Pengen rasanya tidur siang di masjid ini tapi kasur empuk sudah menanti di rumah ( mupeng liat banyak para jamaah yang tidur-tiduran di teras masjid ). Pengalaman pertama saya menaiki menara Islamic Center dan dibuat ketagihan. Satu destinasi yang kalian bisa explore dari Kota Mataram yaitu Islamic Center Lombok.

Kalian pengen coba? Kalo pengen coba, ajak-ajak saya yaak.. Hehehe 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

Wednesday, 25 January 2017

Weekend : Gowes Kece to Semenanjung Senggigi


Minggu pagi dimana terbebas dari tugas-tugas kantor dan gak ada jadwal untuk ngetrip bareng my crew ( Crew Patrick ), saya gunakan untuk bersepeda santai bareng Si Geblek ( sepeda kesayangan ) ke salah satu destinasi yang dekat dari rumah.

Kali ini saya memilih tujuan bersepeda alias gowes ke daerah Senggigi. Ini tulisan yang kedua bareng Si Geblek setelah tulisan pertama saya gowes ke Bundaran Mendagi di tahun sebelumnya. Kenapa saya memilih tujuan ke Senggigi ?, karena jalur Mataram - Senggigi merupakan salah satu jalur favorit untuk bersepeda. Ibaratnya sudah paket komplit seperti kita beli martabak manis ( ayoo fokus ke sepeda, buka ke makanan !!! ).

Paket komplit yang saya maksud yaitu sepanjang perjalanan kita bisa melihat deretan pantai yang indah di sekitaran Senggigi, terutama Pantai Senggigi yang terkenal sampai seluruh dunia. Selain pantai, udara sejuk dari perbukitan Senggigi, belum lagi jalur yang berkelok-kelok, menanjak dan menurun. Pas banget untuk kita yang punya hobi bersepeda, mencoba sensasi gowes ke salah satu destinasi wisata favorit di Pulau Lombok. Bagi yang pemula, jalur Mataram - Senggigi sangat cocok sekali untuk bersepeda.



Bersepeda itu sangat menyenangkan, tergantung kemauan saja. Manfaat yang pertama yaitu pastinya baik buat kesehatan jasmani dan rohani, dan manfaat kedua yaitu secara gak langsung kita sudah melakukan traveling kecil-kecilan. Selain mengeluarkan keringat, hati juga menjadi bahagia. Jadi gak ada ruginya beli sepeda mahal, tapi bermanfaat buat kesehatan.

***
Cuaca saat itu lagi cerah berawan. Berangkat habis shalat subuh dari rumah. Memakai helmet sepeda, celana pendek, kaos oblong, tas ransel dan sandal gunung, saya mengayuh sepeda kurang lebih lima belas kilometer menuju Pantai Senggigi. Hanya memakan waktu setengah jam dari rumah, gak jauh memang. 

Pagi itu jalur Mataram - Senggigi sudah ramai oleh para warga yang melakukan jalan pagi dan ada juga yang sudah membuka kedai dagangannya. Biasanya di hari libur gene, yang namanya pedagang makanan di sekitaran tempat wisata, banyak diserbu oleh para warga yang sedang asyik berolahraga atau berjalan santai.

foto : www.lombokgilis.com



Setelah sampai di daerah Senggigi, saya menuju Semenanjung Senggigi yang berada di Pantai Senggigi yang terkenal itu. Waktu itu sudah banyak pengunjung yang berdatangan bareng keluarga dan kekasih ( gak usah dibahas ).

Dengan membayar tiket masuk hanya lima ribu rupiah, saya sudah bisa masuk ke daerah pantai bareng Si Geblek. Kebetulan Si Geblek saya bawa masuk menemani, khawatir hilang bila ditinggal di parkiran motor. Hanya khawatir saja, padahal sebenarnya aman bila dititipkan di parkiran motor.



Ohya, hampir kelewat... Untuk menuju Semenanjung Senggigi, saya memilih masuk melalui jalan menuju Killa Senggigi Beach Hotel. Salah satu hotel yang sedang ngehits di daerah Senggigi. Tapi bukan masuk langsung ke hotelnya, tapi melalui jalan samping hotel yang langsung menuju dermaga Cicak Pantai Senggigi. Lebih tepatnya, Semenanjung Senggigi berada di depan Killa Senggigi Beach Hotel.

Sesampai di Semenanjung Senggigi, saya duduk-duduk santai sambil menikmati suasana pagi hari. Kehangatan sinar matahari yang menyentuh kulit, menghirup embun pagi yang turun dari perbukitan, mendengar suara deburan ombak, sambil melihat para peselancar sedang melakukan kegiatan surfing. Semenanjung Senggigi merupakan salah satu tempat terbaik untuk melakukan kegiatan surfing ( catat...!!! ).











Bercerita tentang keistimewaan Pantai Senggigi, pantai ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun luar negeri karena Senggigi paling dekat dengan pusat kota. Jadi jangan heran, bila teman-teman yang berencana ke Pulau Lombok, pasti di daftar destinasi wisatanya tercantum nama Pantai Senggigi. Menonton sunset, bermain air bareng keluarga, bermain olahraga kano, berselancar bahkan snorkeling bisa dilakukan di pantai ini. Apalagi kuliner yang terkenal disini yaitu Sate Bulayak,nyaam nyaam nyaaam ( makanan lagi yang dibahas,hmmmmm ). 

Apalagi di depan Pantai Senggigi berdiri beberapa hotel, salah satunya yaitu Killa Senggigi Beach Hotel. Salah satu hotel terkece di daerah Senggigi. Dikesempatan kali ini, saya gak berniat masuk ke area restaurant Killa Hotel. Hanya melewati depan restaurantnya saja yang langsung menghadap  ke Selat Lombok. Lain kali saya akan menulis tentang Killa Senggigi Beach Hotel ( catat ... !!! ).






Jam sudah menunjukkan sembilan pagi, dan terik matahari sudah mulai terasa hangat. Saatnya saya balik ke rumah. Gak lupa mengabadikan moment dengan foto-foto pastinya. Walaupun sendiri ( jauh dari si doi ), tapi gowes kece saya selalu ditemani dengan Si Geblek. 

Ditunggu cerita gowes kece saya selanjutnya di tempat yang berbeda pula dengan orang-orang tersayang, Amiinnn....  :)

Catatan :
- Penginapan di sekiataran Semenanjung Senggigi  : Killa Senggigi Beach Hotel, Seraton Hotel, Aruna Senggigi Hotel, Bukit Senggigi Hotel, Baleku Homestay, Sunset House Hotel, Transit Hotel, Alberto Hotel, Kebun Villas Hotel. 
- Tempat Tongkrongan terdekat : Joje Bar, La Child Bar, Alberto Bar, Gula Gila.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

Friday, 13 January 2017

Korban Instagram Syndrome : Asthari Resto & Lounge, Kuta Beach


Okey Google, selanjutnya kita mau kemana lagi ?.

"Kita harus mencari tempat kece lagi yang bisa buat mupeng dan ketagihan", jawab Google. Kalo buat mupeng sih hukumnya wajib. Asalkan jangan buat cewek-cewek kabur habis baca tulisan ini aje ( abaikan ).

Ini masih berhubungan dengan cerita trip saya ke Pantai Telawas di postingan beberapa hari yang lalu. Masih di sekitaran Lombok Tengah, tepatnya di daerah Pantai Kuta. Perjalanan kurang lebih lima belas menit dari Pantai Telawas ke daerah Kuta. Gak jauh memang, apalagi panorama alam yang indah terlihat di sepanjang jalur antara Telawas dan Kuta.

Tempat selanjutnya yang kami "Crew Patrick" datangi bukan pantai, air terjun atau bukit. Tapi salah satu resto & lounge yang sangat ngehits di instagram ( dilanda Instagram Syndrome ).



Sebut saja namanya Asthari Resto & Lounge, Kuta Beach. Resto ini berada di atas Pantai Kuta. Tepatnya berada di tanjakan jalur antara Pantai Kuta dengan Pantai Mawun. Ini bukan di Bali lhoo ya, tapi Pantai Kuta Lombok ( penegasan ).

Waktu menunjukkan jam dua siang. Ternyata hari ini gak turun hujan, keberuntungan buat kami. Tapi siang hari ini cukup panas sehingga kami kelelahan melakukan perjalanan dari Pantai Telawas menuju arah Pantai Kuta. Kulit yang tadinya item, semakin item ( sampe gak bisa bedain mana papan tulis sama kulit ). Walaupun tambah item, wajah kami khususnya saya gak hilang dari kegemesan ( pujilah sebelum orang lain memuji ).





Kembali ke Asthari Resto & Lounge !!!

Saat kami tiba, pengunjung gak terlalu ramai karena mungkin masih siang. Hari ini memang keberuntungan buat kami berdua belas. Setelah mendapat tempat duduk yang cocok yaitu di sisi bagian kanan ujung ( dibayangin saja sendiri ). Saya baru sadar kalo tempat ini kece sekali.
Pemandangan dari atas bukit, terlihat deretan pantai dari Pantai Kuta, Seger, Tanjung Aan bahkan Teluk Gerupuk juga terlihat dari kejauhan.

Apa keunikan dari tempat ini ?

Sesuai dengan postingan yang sengaja saya tulis. Saya berbagi cerita tentang keunikan resto ini. Tenang saja, bukan kejelekan tapi keunikan.hehehe.

Kalo menurut saya, keunikan dari resto ini yakni anti alas kaki. Maksudnya? Ya kita sebagai pengunjung sebelum masuk ke dalam resto harus melepas semua alas kaki yang kita pakai. Seperti masuk ke dalam masjid untuk shalat. Jadi sendal / sepatu yang kalian pakai harus dilepas di depan pintu masuk bangunan Asthari. 

Itu berarti sang pemilik Cinta Kebersihan alias gak mau tempatnya kotor. Kalo yang ini sih saya salut sekali. Bila dilihat dari depan, sebenarnya resto ini seperti rumah unik mirip seperti bangunan Disney land kalo nonton film produksi Disney, biasanya ada tuh saat film baru mulai, lengkap dengan kembang apinya ( doyan nonton bioskop ). Jadi wajar saja kita buka alas kaki. Ini rumah pinggir tebing yang diubah menjadi sebuah resto & lounge.

Asthari sudah buka beberapa tahun yang lalu. Pertama kali buka, tempat ini belum terkenal di kalangan cabe-cabean yang suka selfie terus posting di instagram. Yang saat ini dilanda Instagram Syndrome pasti mengerti maksudnya ( nyindir diri sendiri ). Jadi,gara-gara ulah manusia yang terkece memposting foto mereka di instagram, kita semua jadi mupeng sama tempat ini. Pasti yang tersindir mengerti maksud saya ini ( nyindir diri sendiri juga ).





Tempat ini sebelum ngehits di instagram, pengunjungnya kebanyakan Mr.Mrs bule sampe sekarang. Setelah ngehits, jangan harap kita bisa dapat posisi duduk yang kita harapkan karena tempat ini sudah dikenal banyak orang. Bisa-bisa kita ngantri, parahnya rebutan tempat duduk ( semoga saja gak demikian ).

Ngebahas soal menunya, kami hanya memesan menu yang ringan saja. Menyesuaikan dengan kondisi budget gitu ( keliatan kerenya ). Saya memesan segelas espreso coffe panas dengan banana jus ( gaya dikit berbahasa Inggris Sasak ), lengkap ada minuman panas dan dingin. Sedangkan yang lain ada yang memesan aneka jus yang saya gak tau namanya.

Menilai minuman yang saya pesan, untuk espresso coffenya sangat enak tapi kurang banyak menurut saya, pahit gimana gitu. Espresso Coffe saya kasi nilai 80 dari 100. Sedangkan untuk Jus Banananya, rasanya sih enak. Rasa pisangnya original banget, bukan rasa pisang-pisangan. Gelas jusnya besar sekali sesuai dengan porsi saya. Jus Banana saya kasi nilai 90 dari 100.

Untuk harga segelas espresso coffe dibudget seharga 25 ribuan, sedangkan aneka jusnya seharga 25 ribu juga. Secara keseluruhan harga menu disini sesuai dengan isi kantong kita. Gak murah dan gak mahal, yang sedang-sedang saja ( sambil goyang dangdut ).

Untuk makanannya sendiri ada kentang goreng, roti bakar dan lain-lain, standar cafe. Harganya pun standar cafe yang ada di Kota Mataram juga.






Nilai jual tempat ini yang jelas panorama alamnya. Pantai dan perbukitan hijaunya yang terlihat dari kejauhan. Duduk santai di atas bean bag yang sudah disediakan sambil minum segelas coffe dan jus, lengkap dengan melihat surganya Pulau Lombok. Saya pribadi gak pengen cepat-cepat meninggalkan tempat ini. Kami pun sempat tertidur karena kecapean ( foto yang terakhir jangan ditanya, itu orang lagi numpang eksis aje,hahahahaha )

Ruangan di Asthari terbagi menjadi dua bagian. Ada ruang indor dan outdoor. Paling enak sih di outdoor, kita dapat menikmati Pantai Kuta dan kawan-kawan sambil menikmati hidangan sesuai selera kita.

Bagi yang belum kesini, segera datang ke resto & lounge kece ini. Dijamin gak mau pulang bila sudah berada di dalam resto yang sudah ada beberapa tahun yang lalu. Jujur saja, sebelum kesini kami semua sudah tertular yang namanya Instagram Syndrome. Penyakit yang paling cepat penularannya, obatnya hanya satu yaitu pergi ngetrip ke tempat yang kita mupengin seperti kami ini.

Salam Instagram Syndrome !!! :)

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com