Monday, 16 November 2015

Menjelajah Alam Sesaot, Forest and River


Berada di pinggirin kota, tepatnya sekitar 23 kilometer ke arah timur dari Kota Mataram. Terdapat sebuah hutan lindung yang masih memiliki panorama yang indah. Hutan yang memiliki luas 5.999,2 hektar, dimana 5.935 hektar merupakan hutan lindung dan sisanya adalah kawasan hutan wisata. Bisa dibilang hutan lindung yang masih terjaga kealamiannya. 



Berada di desa yang mayoritas masyarakatnya merupakan Suku Sasak asli yang memiliki kesadaran melestarikan hutan lindung dengan selalu menjaga kebersihan hutan, gak menebang pohon sembarangan dan gak membuang sampah di sungai. Jadi kawasan ini gak salah saya pilih untuk ngetrip bersama teman-teman lainnya. Dimana kami ngetrip, disitu kami punya cerita. 



Kicauan burung-burung dan embun di pagi hari menyapa kami seolah-olah mereka berkata "Selamat Datang di rumah kami, Hutan Sesaot". Jejeran pepohonan yang menjulang tinggi dengan daun-daunnya yang berwarna hijau segar, membuat mata dan pikiran menjadi tenang. Menghabiskan hari libur dengan mencari ketenangan adalah tujuan ngetrip kami saat itu. 



Gak hanya burung yang hidup berdampingan dengan manusia, tetapi para hewan seperti kera dapat kami jumpai disana dan masih banyak lagi hewan lain yang hidup di Hutan Sesaot. Gak perlu jauh-jauh trekking ke gunung, karena lokasi hutan lindung ini bisa ditempuh sekitar 30 menit dari Kota Mataram. Jadi siapapun bisa datang untuk menikmati salah satu destinasi alam Pulau Lombok ini. 



Di tengah-tengah Hutan Sesaot terdapat sebuah aliran sungai yang memiliki air yang jernih dan dingin. Masyarakat disana menyebutnya Kokoq Aiq Nyet, dimana Kokoq artinya sungai, Aiq artinya air dan Nyet artinya dingin. Gak salah memang sebutan Aiq Nyet karena airnya yang dingin menyejukkan serta jernih, dan anehnya lagi aliran sungai ini gak pernah kering walaupun saat kami kesana itu masih musim kemarau berkepanjangan. Saya senang melihat kondisi airnya yang bersih dan jernih, ini menjadi bukti bahwa masyarakat disana sadar betul dengan kebersihan sungai.



Gak henti-hentinya saya menghirup udara yang kaya oksigen dan menyejukkan. Tarik nafas dalam-dalam, tahan sebentar lalu dihembuskan. Rasanya paru-paru ini telah terisi penuh dengan udara segar yang dimiliki oleh Hutan Sesaot. Air yang jernih dan segar diyakini oleh masyarakat sekitar merupakan air yang disucikan karena aliran sungai ini berasal dari Gunung Rinjani yang merupakan rumahnya para dewa. Percaya gak percaya khasiat air ini juga diyakini bisa menjadi obat dari segala penyakit. Kalo saya sih percaya air ini dapat menyejukkan hati dan pikiran yang lagi galau "Curhat Colongan" he,,,he...he... 

Cerita saya kali ini dari Alam Sesaot " Forest and River", semoga bisa menjadi referensi teman-teman yang memiliki hobi ngetrip dan bagi yang ingin berlibur bersama keluarga. Kawasan ini juga bisa dijadikan tempat camping. Untuk keamanan gak perlu diragukan, kawasan ini bebas dari begal yang lagi banyak diberitakan di medsos tentang Lombok. Untuk yang ingin berbelanja gak perlu bingung. Banyak para pedagang yang mendirikan tenda bagi para pengunjung. Ingat habis makan dan minum  "JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN !!!"

Saya Lazwardy alias Didik, I Love You Lombok, Wonderful Indonesia

Catatan :
Jalur yang dapat ditempuh : Kota Mataram - Narmada - Suranadi - Sesaot
Tiket Masuk Rp 2.000,-, Tiket parkir Rp.5.000,- per motor, Rp.10.000,- per mobil
Trasport : Bisa memakai Taksi : Lombok Taksi, Narmada Taksi, Rangga Taksi, Taksi Express dengan tarif sesuai argo.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 12 November 2015

Numpang Eksis di Hikari Resto and Coffee


Hampir dua tahun lamanya meninggalkan Kota Yogyakarta dan balik ke kampung halaman ( Pulau Lombok ),saya melihat perkembangan di Kota Mataram khususnya di dunia bisnis kuliner mengalami kemajuan yang lumayan cepat. Banyak para pembisnis bersaing mendirikan sebuah tempat tongkrongan kuliner yang menarik serta memberikan servis yang baik pastinya.

Salah satu contoh tempat yang menarik bagi saya yatu Hikari Resto & Coffee. Bertempat di jalan Maktal, tepatnya di samping Rumah Sakit Risa Medika, Cakranegara. Berdasarkan info yang didapat di salah satu blog, tempat ini menyebut dirinya sebagai Japanes & Western Resto. Dari namanya saja sudah jelas, bahwa tempat ini menyediakan beberapa masakan dan minuman khas Jepang. Boleh dicoba nih !!!



Awalnya saya gak tahu tempat sekece ini ada di Kota Mataram. Ada teman yang ngajakin nongkrong, saya sih ngikut saja. Cafe yang baru tiga minggu dibuka ini ( saat saya kesana ) memberikan kesan seperti masuk di dalam sebuah rumah mini yang di dalamnya banyak sekali benda-benda yang unyu dan lucu, contoh ada sebuah laci bersusun menyerupai robot, ada bunga lengkap dengan vas bunganya dan masih banyak yang lainnya.











Yang membuat saya terkesan yaitu penataan di setiap ruangnya yang sangat rapi. Ada beberapa ruang nongkrong untuk para pengunjung. Dibagi menjadi dua, ruang indoor dan outdoor . Untuk ruang indoornya, ada ruang lengkap dengan kursi dan meja makan, ada juga ruangan yang didesain seperti lesehan dan ada ruangan yang cukup luas terdiri dari sofa untuk bersantai. Untuk outdoornya sendiri, disediakan beberapa meja lengkap dengan kursi buat nongkrong, sama dengan cafe-cafe yang lain. Ada juga disediakan layar besar untuk nonton bareng. 




Untuk menunya sendiri banyak sekali yang saya baca di buku menu, sampai bingung mau pilih yang mana. Saat itu kebetulan saya sudah kenyang, jadinya hanya memesan satu gelas MilkShake Cola saja tanpa makan, rasanya pun sangat aneh tapi seger. Sedangkan temen-temen yang lain pesen beberapa jenis masakan khas Jepang seperti ramen dan shusi. Untuk harga setiap menu, jangan khawatir. Dijamin sesuai dengan kantong kita alias harga standar cafe-cafe. Awalnya sih saya mendadak kesana karena nemenin emak-emak pada ngerumpi sambil jadi tukang foto mereka. Jadi jangan heran kalo saya gak ada di dalam foto, he..he..he..






Intinya kami kemari hanya numpang eksis saja dan gak mau ketinggalan dengan para pengunjung yang sebelumnya sudah kemari sambil menikmati pelayanan di Hikari Resto & Coffee. Gak banyak cerita yang saya bisa tulis karena sebatas itu informasi yang bisa saya ceritakan kepada para travel blogger's yang sudah setia selalu membaca setiap artikel traveling yang sudah diunggah di blog pribadi saya. Penasaran kan, dicoba saja datang ke Hikari Resto & Coffee !!!.. Ceritakan pengalaman apa saja yang kalian dapat setelah merasakan pelayanan dari Hikari Resto & Coffee. 

Semoga semakin kedepan, cafe-cafe baru di Kota Mataram semakin banyak bermunculan dengan tema-tema yang unik, unyu dan lucu, yang pastinya kelezatan masakan dan minumannya bisa diterima oleh lidah para pencinta kuliner di Pulau Lombok. Amiiinnnn... 

Penulis: Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 5 November 2015

Nongkrong di Jo-je Bar Senggigi


Berawal dari melihat di sosmed, ada tempat nongkrong yang lagi booming saat ini di daerah Senggigi, Lombok Barat. Segera saya mencari informasi mengenai tempat ini termasuk budget yang kita harus keluarkan bila nongkrong disini. Namanya juga nongkrong gak gratis, alias harus memesan berbagai macam makanan dan minuman yang tersedia. Setelah informasi sudah saya dapatkan, baru saya mengajak teman-teman untuk datang kesini sambil menunggu sunset sekaligus malam mingguan pastinya. 



Sebut saja namanya Jo-je Bar Senggigi, dari namanya saja tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh para tamu lokal maupun mancanegara. Berlokasi di daerah Senggigi, tiga ratus meter arah utara dari Pura Batu Bolong atau jika bingung letak lokasinya, cafe ini berada di Jalan Raya Senggigi. Lebih tepatnya bersebelahan dengan La Chil Bar yang memiliki konsep yang hampir sama. 



Konsep yang sangat menarik dari bean bag yang berwarna warni, ditambah lagi dengan payung, tiang obor serta beberapa hiasan lampu yang dinyalakan saat malam hari. Sebenarnya konsep ini sudah banyak saya lihat di beberapa tempat seperti Bali atau yang paling dekat yaitu Gili Trawangan. Cuma agak jauh dari Kota Mataram, jadinya mumpung ada tempat yang sama kecenya, gak ada salahnya kita cobain nongkrong di tempat ini.



Hari itu saya mengajak beberapa teman kantor untuk sekedar nongkrong sambil refresing, melupakan sejenak urusan kantor. Mengajak berarti sudah siap mentraktir. Kebetulan saya mendapat rezeki, gak ada salahnya mentraktir temen-temen di tempat ini sambil menikmati senja di Sabtu sore. Kalo bahas budget sih lumayan mahal juga, mentraktir empat orang sama dengan membeli jersey tim sepakbola ( Nike atau Adidas ) dua stel.


Bean bag terisi semua oleh para pengunjung. Kebetulan kami beruntung hari itu, kami mendapat tempat yang pas banget untuk melihat sunset walaupun datangnya kesorean. Semakin sore semakin ramai saja di Jo-je Bar, suara candaan para tamu dari mancanegara sambil minum sebotol bir yang telah dipesan, ada juga tamu lokal yang nongkrong bareng bersama teman-temannya sama seperti kami.





Kembali lagi membahas soal makanan dan minumannya, saya memesan satu gelas Milk Sealk Capuccino serta kentang goreng ala Jo-je Bar. Sedangkan teman-teman lain ada yang memesan hamburger super besar. Diakui menu makanan dan minuman di Jo-je Bar cukup enak walaupun agak mahal, Gak apa-apalah sekali. Yang penting dapat menyenangkan hati diri sendiri bersama teman-teman. 




Nongkrong bersama sambil menikmati hidangan yang sudah dipesan dan yang gak kalah kecenya yaitu bisa melihat sunset terindah yang dimiliki oleh Pulau Lombok. Bila kalian ingin menikmati sunset sambil bersantai dengan keluarga, pacar atau teman, salah satunya bisa memilih Jo-je Bar Senggigi untuk jdai tempat favorit kalian. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Monday, 2 November 2015

Musim Kemarau di Pantai Tangsi, Pantai Pink


Posisi yang berdekatan dengan Tanjung Ringgit dan menjadi primadona wisata di Pulau Lombok, membuat tempat ini sudah tergolong mainstream. Tapi siapa sangka, jika kita mengunjungi tempat ini saat musim kemarau berkepanjangan, maka kita seperti berada di negeri Afrika atau yang paling terdekat yaitu Nusa Tenggara Timur.

Salah satu petunjuk arah menuju Pantai Pink


Jeeva Beloam Hotels yang satu jalur dan berada gak jauh dengan Pantai Pink

Pada hari yang sama, selain trip ke Tanjung Ringgit, kami juga ngetrip k Pantai Tangsi. Jarak yang tempuh hingga sampai di tempat ini yaitu sekitar delapan puluh kilometer dalam waktu dua jam perjalanan dari Kota Mataram. Sama seperti ke Tanjung Ringgit, kondisi jalan yang berdebu, masih belum rata dan bercampur dengan batu kerikil. Disepanjang jalan berjejer ratusan pepohonan yang mengering dan rumput-rumput yang menguning. Persis seperti di sebuah hutan Afrika yang banyak hewan liarnya.

Ini adalah perjalanan yang menyenangkan dan melelahkan bagi saya pribadi. Bukan karena kondisi jalannya yang kurang bagus dan jauhnya dari Kota Mataram, tapi terik matahari yang sangat luar biasa panasnya. membuat beberapa anggota trip kelelahan dan kehausan.




Pantai Tangsi warga sekitar menyebutnya, memiliki beberapa keunikan. Pertama, memiliki pasir yang berwarna pink saat waktu-waktu tertentu yaitu saat matahari terbit dan saat matahari terbenam. Berwarna pink disebabkan karena pecahan ganggang merah yang tersebar di sepanjang Pantai Tangsi. Oleh sebab itu Pantai Tangsi ini lebih dikenal dengan sebutan Pantai Pink dikalangan para pengunjung.



Sisa peninggalan pada zaman penjajahan Jepang 

Keunikan kedua, Pantai Pink gak sekedar pantai biasa. Pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, pantai ini dijadikan tempat pengintaian dari musuh. Dibuktikan dengan temuan beberapa gua di sekitar tebing yang masih dalam kawasan Pantai Tangsi.




Gili Petelu yang terletak di kawasan Pantai Pink

Gak hanya duduk santai di pinggir pantai sambil berkumpul dan makan-makan, kami melakukan hal lain. Dengan menyewa perahu boat yang khusus untuk mengantar para pengunjung mengexplore lebih jauh lagi tentang tempat-tempat indah lainnya. Setelah harga sewa perahu yang sudah disepakati, perahu boat mengantar kami mengelilingi beberapa pantai dan gili-gili yang berada di sekitaran Pantai Tangsi.

Warga Desa Pemongkong, Jerowaru ini sangat ramah oleh para pengunjung. Jadi jangan khawatir soal keamanan disini, warga sekitar siap menunjukkan arah dan mengantar bagi para pengunjung yang bingung untuk mencapai tempat ini. 


Berfoto bersama di Pantai Pink 2 yang berada disebelah barat Pantai Tangsi

Salah satu tempat yang baru kami ketahui yaitu Pantai Pink 2, ternyata ada juga pantai lain yang memiliki pasir berwarna pink walaupun sekilas gak terlihat pink. Pemilik perahu segera menyandarkan perahunya ke tepian pantai yang terkenal memiliki pasir berwarna pink yang lebih lembut dibandingkan pasir di Pantai Tangsi ( Pantai Pink 1 ).

Cuaca cerah, angin pantai yang sejuk, bau air laut yang menyegarkan, melengkapi perjalanan kami menyusuri Pantai Tangsi di musim kemarau ini. Rasa lelah dan kepanasan terbayarkan oleh indahnya alam Pulau Lombok yang wajib kita syukuri dengan cara menjaga dan memelihara sehingga alam ini tetap indah dan bermanfaat bagi semua orang.

Sebagai penutup cerita ini, saya mempunyai kalimat bijak yang mengatakan " Keindahan Alam yang Allah Ciptakan Harus Kita Jaga Untuk Selalu Bisa Kita Nikmatin Bersama " dan " Jangan Merusak Alam karena Alam Sama Seperti Kita yang Tidak Mau Dirusak "

My Trip My Hobi

Catatan Perjalanan  ( One Day Trip to Tanjung Ringgit dan Pantai Pink ) :

Pukul 06.30 meeting point ( Kota Mataram )
Pukul 07.00 berangkat menuju Jerowaru via Praya ( Lombok Tengah )
Pukul 07.50 istirahat di Indomaret ( Depan IPDN Prov.NTB di Praya )
Pukul 08.00 jalan menuju Jerowaru.
Pukul 09.30 istirahat di rumah makan yang terletak di Jerowaru ( sarapan pagi + beli nasi bungkus )
Pukul 10.00 jalan lagi menuju jalur Pantai Pink dan Tanjung Ringgit.
Pukul 11.00 sampai di Tanjung Ringgit ( foto-foto )
Pukul 11.30 sampai di Pantai Pink
Pukul 15.30 balik menuju Kota Mataram
Pukul 18.00 sampai di Kota Mataram dengan selamat.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra