Saturday, 18 April 2015

Menikmati Alam Senaru : Sendang Gile dan Tiu Kelep Waterfall


Cara menikmati hari libur kerja itu banyak sekali yang bisa kita lakukan. Bisa berkumpul dengan keluarga dan teman, menonton TV di rumah, membaca buku, main games, tidur yang banyak atau kencan dengan pacar ( bila punya ). Itu mungkin sebagian kecil dari kegiatan yang bisa kita lakukan di hari libur. Kalo saya sih, paling enak menghabiskan waktu libur dengan ngetrip sambil bawa kamera kesayangan. Kebetulan juga ada teman-teman yang ngajakin ngetrip ke salah satu tempat terindah yang bisa dibilang sudah terkenal di Indonesia yaitu Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kab. Lombok Utara.


Tepatnya seminggu yang lalu dari cerita yang saya tulis ini, berawal dari salah satu teman ngetrip baru saya belum pernah melihat secara langsung keindahan Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Akhirnya dia mengajak saya ngetrip ke air terjun terindah di Pulau Lombok. Kami pun berangat dengan beranggotakan empat orang termasuk saya sendiri.


Perlu diketahui, Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep termasuk ke dalam Taman Nasional Gunung Rinjani yang terletak di Alam Desa Senaru, Lombok Utara. Perjalanan dari Kota Mataram ke air terjun ini memakan waktu sekitar satu jam setengah sampai dua jam dengan menggunakan sepeda motor maupun mobil. Jarak kedua air terjun ini juga cukup berdekatan, sehingga para wisatawan yang ingin ke Air Tejun Tiu Kelep, pasti mampir di Air Terjun Sendang Gile terlebih dahulu dengan berjalan kaki. 


Ini ketiga kalinya saya mendatangi Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep ini dalam suasana yang baru pula. Kami pun beruntung sampai di tempat ini dengan cuaca cukup cerah walaupun habis turun hujan, sejuk sekali pokoknya. Air yang jernih dan dingin, pepohonan yang rindang, serta udara yang bersih, membuat ingin berlama-lama berada di tempat ini. 


Melihat banyak sekali pengunjung yang basah-basahan di bawah air terjun membuat saya gak sabaran ingin basah-basahan juga. Segeeerr mbak broo airnya, buat betah berlama-lama disini. Walaupun kondisi badan lagi kurang fit, setelah merasakan kesejukan air terjun yang memiliki dua tingkatan ini, badan menjadi seger kembali. 


Karena selanjutnya kami akan menuju Air Terjun Tiu Kelep, jadinya saya menghentikan  basah-basahan di Air Terjun Sendang Gile," Capcuuss kita ke air terjun kedua ". Dingin juga treking dengan keadaan baju dan celana basah, yaudah saya ganti pakaian dulu biar gak masuk angin. 


Dalam perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep, rombongan kami bertemu dengan sebuah jembatan yang cukup sempit dimana dibawah pijakan jembatan ada sebuah gorong air yang mengalir, unik memang jembatannya. Tapi disini kita harus berhati-hati karena di bawah jembatan, sungainya cukup dalam disebabkan oleh ketinggian jembatan yang cukup tinggi. Gak lupa, disinilah tempat yang cocok untuk berfoto narsis. Kami pun gak membuang waktu untuk mengambil gambar disini. 


Menikmati perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep memang menyenangkan. Bertemu dengan jembatan unik, suara aliran sungai yang jernih, kicauan burung-burung penghuni Hutan Senaru, serta udara yang bersih sehabis turun hujan, menyenangkan memang. 


Di tengah perjalanan, rombongan kami bertemu dengan sepasang suami istri asal Hungaria alias bule mbak broo bersama guidenya yang asli orang Lombok. Awalnya mereka tersesat gak tahu jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep yang bersembunyi di tengah hutan lebat. Karena medannya harus menyeberangi sungai berbatu, jadinya mereka hilang arah gak tahu jalan selanjutnya. 

Untungnya bertemu rombongan kami, jadinya mereka ikut kami menuju Air Terjun Tiu Kelep yang beberapa meter lagi ditempuh. Karena sudah membantu menjadi navigator mereka, akhirnya imbalannya kami diajak berfoto bersama di depan Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya minta difotoin menggunakan kamera kesayangan saya, hehehe...


Sepertinya pasangan bule ini masih cukup muda dilihat dari wajah mereka yang masih imut-imut seperti saya, hehehe. Sesampai di Air Terjun Tiu Kelep, kami disambut dengan hembusan air yang berasal dari air terjun ini seperti air terbang. Oleh sebab itu masyarakat di sekitar menyebutnya dengan nama Air Terjun Tiu Kelep yang berarti Air Terbang. 



Sebelum menyeburkan diri di bawah air terjun terindah di Pulau Lombok ini, gak lupa saya bersama teman-teman menyempatkan makan siang dulu, udah lapar soalnya dan lelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Kota Mataram hingga sampai disini. Ingat, sesudah makan atau minum, sampahnya dibuang di tempat sampah. Jangan buang sampah sembarangan ya teman-teman. Disini sudah disediakan tong sampah buat para pengunjung. 


Habis makan dan berganti pakaian, saya langsung capcus ke TKP alias kolam air terjun. Disini lebih seger airnya dibandingkan di Air Terjun Sendang Gile, lebih bersih juga. Jadi tambah betah, gak mau cepat-cepat pulang ke rumah kalau sudah diberikan kenikmatan oleh Allah SWT untuk kita jaga kebersihannya. Mantaap pokoknya. 


Akhirnya liburan kali ini ditutup dengan Air Terjun Tiu Kelep yang sangat indah dan gak bosen-bosen untuk didatangi lagi. Karena kamera saya gak memungkinkan lagi untuk mengambil foto dikarenakan hembusan air yang cukup banyak sehingga kaca lensa selalu basah oleh hembusan air, jadinya hasil foto menjadi kurang maksimal.

Kalimat penutup untuk cerita saya ini adalah kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang selalu diberikan untuk kita. Dari perjalanan ini, saya bisa belajar bahwa apapun itu bisa kita raih dengan cara kita mau berusaha keras dan selalu berdoa. Menuju tempat yang indah itu gak mudah, harus disertai niat yang baik serta kelakuan yang baik pula. Terimakasi :).

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 21 March 2015

Ogoh-Ogoh Picture : Umat Hindu di Pulau Lombok


Umat Hindu di seluruh Indonesia khususnya di Pulau Lombok, merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937. Baik di Pulau Bali yang mayoritas beragama Hindu dan di kota-kota lain yang ada di seluruh Indonesia, sebelum melakukan hari raya nyepi, biasanya mereka mengadakan acara arak-arakan patung raksasa berwujud setan atau roh-roh jahat menurut ajaran Hindu yang dinamakan "Ogoh-Ogoh".

Kali ini saya akan menampilkan beberapa koleksi foto-foto "Ogoh-Ogoh" hasil jepretan saya sendiri, meskipun hanya memakai kamera Hp 8MP, hasilnya pun cukup lumayan cooyy. 





Dari anak-anak sampai para remaja baik laki-laki maupun perempuan yang beragama Hindu sangat antusias mengikuti acara ini. Dimana setiap banjar, memiliki satu atau lebih "Ogoh-Ogoh" yang siap diarak-arak di sepanjang Jalan Pejanggik, Cakranegara, Kota Mataram. Penonton pun gak kalah hebohnya saat menonton arak-arakan ini.




Sudah gak diragukan lagi para wanita Bali itu cantik-cantik dan seksi. Apalagi bila memakai pakaian khas Bali, akan terpancar aura kecantikan yang mereka miliki. 










Ini dia "Ogoh-Ogoh" yang menurut saya paling terbaik dari yang terbaik dari "Ogoh-Ogoh yang lainnya. "Ogoh-Ogoh" yang memiliki tubuh kekar dengan kepala menyerupai kepala babi. Saya menamainya dengan sebutan "Ogoh-Ogoh Siluman Babi".






Meskipun saya bukan beragama Hindu, saya sangat menyukai berbagai macam acara atau festival yang ada di Indonesia bahkan dunia. Terutama acara atau festival yang memiliki unsur budaya yang khas dan memiliki nilai seni yang tinggi. Bagi saya acara seperti ini sangat cocok untuk dijadikan wisata budaya khususnya di Pulau Lombok. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 19 March 2015

Manghabiskan Weekend di Gili Nanggu, Sundak dan Kedis


Cihuuuyyyyy... !!!

Akhirnya saya dapat menulis lagi tentang pertualangan saya dengan para sahabat ke salah satu gili yang terindah di Pulau Lombok. Awalnya kami berlima sejak sebulan yang lalu sudah bersepakat menghabiskan waktu akhir pekan di Gili Nanggu sambil bersnokeling. Rencana itu terlaksana juga akhir pekan kemarin tepatnya di penghujung berakhirnya musim penghujan yaitu pertengahan Bulan Maret. Sebelumnya, kami hanya berempat yang akan pergi, ternyata tambah satu personil lagi yang ikut. Jadilah kami seperti boyband yang terdiri dari cowok-cowok cakep dan memiliki jiwa petualang sejati yang siap mengexplore Gili Nanggu dan sekitarnya.


Sekitar jam sepuluh pagi kami sampai Pelabuhan Tawun, Sekotong, dimana dari tempat ini kami akan menuju ke Gili Nanggu menggunakan perahu boat yang sudah kami sewa sebelumnya. Kebetulan cuaca berpihak kepada kami serta gelombang laut lumayan berarus tenang sehingga perjalanan ke Gili Nanggu, Alhamdulillah berjalan dengan lancar.


Gili Nanggu berada di wilayah Sekotong, Lombok Barat. Selain Gili Nanggu, ada juga Gili Tangkong, Gili Sundak dan Gili Kedis yang terdekat dengan Gili Nanggu. Tapi sayang kami gak sempat menginjakkan kaki di Gili Tangkong karena kami sudah menyewa perahu boat sesuai dengan paket yang kami pilih yaitu explore Gili Nanggu, Sundak dan Kedis. Oke..gak apa-apa, kami akhirnya cuma bisa memandang Gili Tangkong dari perahu boat yang sedang menuju Gili Nanggu. Cuaca cerah berawan dengan angin laut yang sepoi-sepoi mengawali ngetrip kami.


"Welcome Gili Nanggu", kata Pak Soleh, kapten perahu boat yang kami tumpangi. Bapak yang sangat ramah dan baik kepada kami. Kurang lebih lima belas menit waktu kami berlayar dari Pelabuhan Tawun menuju Gili Nanggu, waktu yang sangat singkat memang.


Sesampai di dermaga penyeberangan Gili Nanggu, saya sempat melihat kapal patroli milik polisi laut. Wiiih, ternyata disini terjamin keamanan para wisatawan yang berlibur di Gili Nanggu. Yang penting jangan ngadain razia orang cakep saja disini pak, ntar repot urusannya ( he..he..becanda ).


Santai - santai dulu di sebuah berugaq yang dibangun oleh pengelola gili untuk para wisatawan. Cukup ramai juga wisatawan yang kesini, satu per satu perahu boat yang membawa wisatawan berdatangan. Jika dibandingkan dengan Gili Trawangan, Gili Nanggu gak terlalu ramai didatangani seperti Gili Trawangan yang sudah gak diragukan lagi keramaian wisatawannya. Tapi di gili ini keren cooyy terumbu karang dan ikan-ikannya, gak kalah sama yang ada di Gili Trawangan.


Ada cewek cakep lagi main ayunan cooy, ayoo kita kenalan. Eeettss, kenalannya gak jadi saja karena ada penjaganya dari marabahaya godaan para lelaki hidung belang ( he..he..he..). Cukup memandang dari kejauhan saja, bukannya pengecut atau malu mas broo, tapi memang waktunya gak tepat buat kenalan ( titik ).


Kita tinggalin dulu para cewek-cewek cakep yang lagi bermain ayunan. Saatnya kita mulai snorkeling dulu, sambil mencari ikan buat dibawa pulang ke rumah. Sayang sekali cooy, saya lupa membawa pembungkus anti air buat hp. Jadinya kami gak bisa mengambil foto-foto dari dalam laut untuk diperlihatkan kepada teman-teman yang membaca blog saya ini, "I'am sorry".


Waaah, ternyata ada Mrs.bule yang lagi jalan-jalan di pinggir pantai Gili Nanggu. Sambil menyelam minum air, sambil snorkeling ria bisa melihat bule yang lagi jalan-jalan memakai busana pakaian pantai ( he..he..he..).


Ini dia yang saya cari-cari di Gili Nanggu, "Star Fish cooyyy". Salah satu teman saya menemukan star fish ini di antara terumbu karang yang masih terjaga keindahannya. Tapi jangan dibawa pulang, aturan disini gak memperbolehkan para wisatawan membawa pulang yang namanya star fish dan kawan-kawannya, "Inga'-inga' tinggg".


Selesai snorkeling di bagian selatan Gili Nanggu, kami mencari tempat yang lain untuk snorkeling. Berjalan ke sisi sebelah timur Gili Nanggu, saya menemukan salah satu spot bagus untuk bersantai-santai sejenak. Keren sekali pemandangan di sebelah timur Gili Nanggu, kita bisa melihat Gili Tangkong serta Gili Sudak yang sebentar lagi kami akan kunjungi.


Gak sabar rasanya untuk segera sampai di Gili Sudak, akhirnya kami segera meluncur ke Gili Sudak. Setelah mencari Pak Soleh dan menaiki perahu boat milik beliau, kami pun segera berangkat. Perut juga sudah mulai memanggil-manggil majikannya alias laper.


Sudah agak mendung dan sempat gerimis sebentar, gak membuat pemandangan yang kami lihat berkurang keindahannya. Arus laut juga sedang bersahabat bersama kami, itu letak kenikmatan yang saya rasakan.


Penampakan Gili Sudak dari atas perahu boat kami, gak begitu istimewa bagi saya. Di Gili Sudak bisa dibilang tempat para wisatawan yang selesai dengan kegiatan snorkeling dan ingin makan siang, disinilah tempatnya. Gili Sudak juga bisa disebut tempat transit bagi perahu boat yang membawa wisatawan sebelum menuju Gili Kedis.


Walaupun kami sudah laper, yang namanya eksis harus tetap dong. Ada tempat bagus dan cocok untuk kami dokumentasikan, "Welcome to Island, Warung Gili Sudak", begitulah tulisan yang ada di depan warung makan yang kami kunjungi.


Tempat yang sangat nyaman dan cocok untuk bersantai sejenak sebelum melakukan kegiatan snorkeling kembali. Makanan dan minuman yang ditawarkan juga enak-enak dan harganya sesuai dengan isi dompet mahasiswa, teman-teman perlu mencoba makan siang di tempat yang satu ini.


Setelah transit di Gili Sudak untuk makan siang, kami melanjutkan perjalanan lagi ke Gili Kedis. Gilinya gak besar-besar amat, tapi kata orang yang sudah kesana, tempatnya sangat indah dan keindahan bawah lautnya gak perlu diragukan lagi. Tapi saya sedih gak bisa mengambil foto keindahan bawah lautnya karena gak membawa underwater atau pembungkus anti air hp.


Salah satu sisi dari keindahan Gili Kedis yang sangat disayangkan bila teman-teman gak mampir di gili mungil ini. Hari sudah semakin sore, tanpa membuang waktu yang tersisa, saya langsung menyeburkan diri ke air dengan memakai peralatan snorkeling yang kami sewa.


Beerrrr...dingin sekali air lautnya. Gak bosen-bosennya yang namanya snorkeling disini. Berbagai jenis ikan warna warni ada di taman bawah laut gili ini, hanya sayang waktu kami disini gak lama karena hari sudah semakin sore dan angin laut sudah agak kencang, jadinya kami memutuskan untuk kembali ke Pelabuhan Tawun, Sekotong, Lombok Barat.


Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Kedis memberikan suatu pengalaman yang sangat indah kepada diri saya sendiri, yang gak akan bisa saya lupakan. Suatu saat nanti, saya mempunyai rencana akan kembali kesini untuk memberikan cerita yang berbeda dari cerita sebelumnya. Cerita tentang keindahan taman bawah lautnya, semoga saja terkabul.Amiiinnn. 

Notes:
- Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Kedis termasuk deretan gili yang berada di Desa Sekotong, Lombok Barat.
- Penyeberangan ke Gili Nanggu dan kawan-kawan bisa melalui Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Tawun, Desa Sekotong, Lombok Barat.
- Tarif sewa perahu boat Rp. 250.000,- ( nego )
- Sewa peralatan snorkeling Rp. 75.000,-

Penulis : Lazwardy Perdana Putra