Sunday 20 July 2014

Menjelang Sahur di 0 Km, Yogyakarta


Suasana di o km Yogya pada waktu dini hari, sepi oleh kendaraan bermotor
Bismillah.... 

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis cerita tentang Tugu Yogyakarta dengan teman-teman kuliah. Mengisi waktu kosong dengan melakukan hal yang baru pertama kali kami lakukan. Asyik sekali rasanya jika mengisi waktu di bulan puasa dengan kegiatan yang bermanfaat tanpa mengganggu kenyamanan orang lain. Bagi yang udah membaca artikel sebelumnya, pasti udah tau kelanjutan cerita dari Tugu Yogya ke 0 km, dimana saya udah memberikan bocoran di akhir cerita sebelumnya. Nah, mari kita mulai kelanjutan ceritanya.

Pada saat itu jarum jam menunjukkan sekitar pukul 01.30 waktu sana. Bayangkan jam segitu pasti udah sepi oleh lalu lintas kendaraan bermotor dan orang lalu lalang. Ternyata dugaan kami meleset, bukannya sepi tapi ramai oleh para pengunjung yang sekedar duduk-duduk di bangku-bangku pinggir jalan dan pada asyik ngobrol dengan teman-temannya. Ada juga fotografer yang sedang sibuk mencari posisi yang bagus untuk mengambil beberapa foto. Kalo ada para pengunjung, pasti ada para penjual makanan dan minuman. Penjual yang kami jumpai yaitu penjual wedang ronde, jagung rebus, dan penjual kaki lima. Itulah orang-orang di 0 km yang kami jumpai. Asyik emaaaanggg....!!!!


Saya langsung mengajak salah satu temen ( Kiki ) buat diajak berfoto berdua di bawah nasi kucing raksasa. Perlu diketahui Yogyakarta terkenal dengan salah satu wisata kulinernya yaitu nasi kucing. bungkus nasinya kecil sekali beda sama yang ada di foto. Kalo yang ada di foto bukan nasi kucing beneran tapi nasi kucing boongan. Bayangkan saja kalo nasi kucing segede itu, pasti gak makan-makan selama seminggu. Tempat kami berfoto tepat di depan Monumen 11 Maret, salah satu monumen bersejarah yang ada di Kota Yogya dengan dihiasi lampu taman yang bercahaya indah membuat suasana seperti ada di benua eropa.


Inilah dia para wanita-wanita yang fisiknya perempuan tapi jiwanya, jiwa begadang. Lagi asyik bergaya layaknya super model terkenal dengan latar belakang jalan yang udah mulai sepi oleh kendaraan bermotor. Perlu diketahui tepat dibelakang para wanita ini ada sebuah istana presiden karena dulu kala dalam sejarah Indonesia, Yogyakarta pernah menjadi ibukota negara kita tercinta ini. 


Kalo saya punya gaya lain, duduk di pinggir jalan, angkat kaki satu sambil liat-liat kalo ada cewek jomblo lewat. Sepi amat, ya jelas sepi karena pas itu udah hampir jam 3 pagi. Tempat saya duduk, pas mengahadap salah satu bangunan sangat klasik seperti bangunan yang ada di eropa sana. Bangunan itu merupakan sebuah kantor pos pusat di Kota Yogya. Dari sejak dulu bangunan ini udah berfungsi sebagai kantor pos. Yang paling saya suka di 0 km ini yaitu bentuk tata bangunannya dan cahaya lampunya yang memberi kesan berasa kita diajak ke jaman dulu kala. Selain bangunan kantor pos, ada juga bangunan yang berfungsi saat ini sebagai Bank Indonesia dan Bank BNI yang ada di daerah 0 km. 





Udah capek mengambil beberapa gaya untuk difoto, kami beristirahat sejenak sambil membeli wedang ronde. Malam yang dingin ditemani dengan semangkuk wedang ronde yang anget. Wedang ronde ini bisa dibilang makanan ya, dibilang minuman juga iya. Di dalam sebuah semangkuk wedang ronde, ada beberapa komponen sebagai pelengkap yaitu ada kacang tanah, kolang-kaling, roti tawar, ronde itu sendiri ( terbuat dari tepung kanji yang bebentuk bulat ) dan tidak lupa air jahe angetnya yang membuat tenggorokan plong bila meminumnya. 

Punya cerita itu adalah hal yang pasti kita temui di dunia ini. Tapi kalo punya cerita unik gak semudah orang pernah menemukannya. Carilah cerita unik sebanyak-banyaknya karena dari situ kita bisa merasakan akan nikmat Tuhan yang sangat berharga. Terimakasi kepada temen-temen ( Daus, Hafiz, Astri, Kiki, Nena, Triwul, Nena, Dina, dan Lova ) yang udah membuat cerita ini bersama, sampai  harus menulisnya dalam sebuah cerita pendek di dalam blog pribadi saya. Mohon maaf juga baru sekarang saya ada waktu menulis cerita kita. Ini merupakan kenangan yang gak bisa kita lupakan seumur hidup. 

Good Luck kita semua..Amiiinnnn 

Notes :
1.Di daerah 0 km ada beberapa tempat yang bisa anda lihat seperti : Kantor Pos pusat, Bank BNI, Bank BI, Istana Presiden RI, Monumen 11 Maret, dan Benteng Vredeburg.
2. Tidak jauh dari 0 km, ada pusat wisata Malioboro, Alun-Alun Kidul, Masjid Gede, Kraton Yogyakarta,Taman Pintar dan Rumah Sakit PKU Yogya.
3. Harga wedang ronde satu porsi seharga Rp.5.000,-
4. Transportasi umum ada celter TransYogya di sekitar 0 km.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 19 July 2014

Menunggu Waktu Sahur edisi : Tugu Yogyakarta

Punya kebiasaan unik, itu adalah saya sendiri. Apalagi ada dukungan dari temen-temen yang gak kalah uniknya. Kekonyolan yang kami lakukan gak hanya di lingkungan kampus saja tetapi di luar kampus juga lebih parah lagi. Contohnya saja yang udah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yaitu begadang di Tugu Yogyakarta. Bagi yang udah pernah ke Yogya ato yang merantau ke Yogya, pasti tau tempat ini. Tempat dimana berkumpulnya para jomblowan-jomblowati yang lagi tebar pesona ato yang udah punya pasangan, tapi pengen mencari hiburan di malam hari. 

Dari beberapa informasi yang saya peroleh dari internet, Tugu Yogyakarta ini merupakan sebuah tugu ato monumen yang sering dipakai sebagai simbol yang melambangkan Kota Yogya. Tugu ini dibangun oleh Hamengkubuwono I sekaligus pendiri Kraton Yogya. Tugu ini juga memiliki simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungi laut selatan, Kraton Yogya dan Gunung Merapi. Konon, pada saat melakukan meditasi, Sultan Hamengkubuwono pada waktu itu menggunakan tugu ini sebagai patokan arah mengahadap puncak Gunung Merapi.

Tempatnya oke habis, pencahayaan lampunya yang keren, struktur bangunannya yang indah, dan melambangkan Kota Yogya itu sendiri lebih tepatnya. Tugu ini terletak di tengah kota dan sangat strategis sekali. Yang lebih kerennya itu, tugu ini terletak di tengah-tengah perempatan jalan. Waktu yang paling tepat kesini yaitu malam hari ato tengah malam biar gak panas, lagian kalo malam kita bisa melihat suasana malam hari Kota Yogya.

Hilang ngantuknya kalo udh di depan kamera

Kekonyolan kami berawal dari sebuah ide dari temen satu kelas yang pengen mencari suasana baru biar gak bosen. Timbullah ide untuk begadang menunggu makan sahur. Awalnya sih mau ke sebuah cafe buat ngobrol-ngobrol, tapi kayaknya ide itu gak berhasil. Bukannya begadang malah nanti pada ngorok semua liat sofa empuk. Akhirnya diputuskan untuk pergi ke tugu dan semuanya pada setuju. 

Tibalah waktu memulai petualangan, ketika itu sekitar pukul 00.00 waktu sana, kami udah berkumpul dan bersiap-siap. Saya bersama teman boncengan naik motor dan yang lainnya pada bawa motor masing-masing. Menyusuri jalan-jalan kota di malam hari, suasana saat itu masih rame oleh kendaraan bermotor. 

Awas mbak-mbak nanti ketabrak lhooo !!!

Mahasiswa / siswi yang kurang kerjaan 

Kira-kira sepuluh menit kemudian kami tiba di tempat tujuan. Nah, mulailah kegilaan demi kegilaan yang dilakukan. Mulai dari foto dengan gaya biasa-biasa saja, ampe foto dengan gaya duduk di tengah jalan. Awalnya sih malu-malu kucing buat di foto, tapi lama-lama jadi malu-maluin he..he..he..  Suasana pada saat itu heboh, selain kami ada juga para kelompok-kelompok mahasiswa yang kesana dengan melakukan hal yang sama. Walaupun melakukan hal yang sama, kehebohan kamilah yang menjadi tontonan orang-orang yang berada disana.

Eunaaaak tenan nongkrong disini 

Udah capek berfoto ria, kami istirahat di bawah tugu. Enak sekali nongkrong disana pada saat itu bersama teman-teman tercinta. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu disana, kami melanjutkan petualangan di tempat lain yaitu " 0 km ". Dari berfoto-foto dengan latar belakang bangunan yang ada disana ampe pinjem rombong wedang ronde milik mas penjual yang lagi berjualan disana untuk dijadikan latar belakang buat foto. Ditunggu cerita di "0 km" yang gak kalah heboh dengan di Tugu Yogyakarta.

Notes :
1. Kalo mau ke Tugu Yogya, enaknya malam hari di atas pukul 23.00
2. Bagi para wisatawan bisa jalan kaki ato naik becak bila tempat penginapan dekat dengan Tugu Yogya
3. Tugu Yogya terletak di sebelah utara Malioboro.
4. Bila membawa kendaraan pribadi, kendaraan bisa diparkir di tempat-tempat yang udah disiapkan dan ingat parkir kendaraan yang ada tukang parkirnya biar aman.
5. Bila ingin menanyakan informasi mengenai Yogya, disana ada pos polisi yang siap melayani kalian semua. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Tuesday 15 July 2014

Sunday Morning di Gembira Loka Zoo


Salah satu tempat yang menjadi favorit saya di Yogyakarta yaitu kebun binatangnya. Dari sekian banyak kebun binatang yang ada di Indonesia, Gembira Loka Zoo adalah salah satu kebun binatang yang paling ramai dikunjungi pada hari libur maupun musim libur sekolah. Area parkir di dalam kebun binatang pun, selalu dipadati oleh kendaraan pribadi maupun bus-bus pariwisata yang membawa rombongan siswa siswi sekolah dan para wisatawan baik lokal maupun asing. 

Kebun binatang ini terletak di dalam Kota Yogya, dan akses menuju kesana juga tidak susah bagi kita yang melakukan backpackeran karena letaknya di jalan negara yang menghubungkan Bandara Adi Sucipto dan Istana Presiden Yogya yang terletak di 0 km. Apalagi sekarang ini sudah ada transportasi kebanggaan warga Yogya yaitu TransYogya.

Perkenalkan neng Dwi, sahabat saya yang paling manis

Saya dan mas Amin yang paling kece

Perjalanan saya ke Gembira Loka Zoo bersama kedua sahabat yang paling asyik bila diajak traveling yaitu mas Amin dan neng Dwi, diawali dengan rencana dadakan alias iseng-iseng karena pada hari itu tugas yang berkaitan dengan kuliah maupun kegiatan yang lain lagi gak ada. Jadi kami bertiga memilih kebun binatang tempat buat kami menghabiskan waktu satu hari full.

Eksis dulu di bawah pohon Beringin 

Kebetulan jarak dari  tempat kami tinggal ke kebun binatang ini, tidak terlalu jauh. Dengan berjalan kaki pun bisa-bisa saja asalkan kuat jalan dan tergantung cuaca. Tapi kami memilih untuk memakai kendaraan pribadi biar menghemat waktu dan cepat sampai di tempat tujuan. Kendaraan yang kami gunakan, kami parkir di dalam area parkir Gembira Loka Zoo, tempat parkirnya sangat bagus dan tukang parkirnya terampil dalam mengatur kendaraan yang sedang parkir. Jadi bagi kalian yang ingin berkunjung, jangan khawatir karena tempat parkirnya sangat nyaman dan aman. 

Akhirnya kami sampai juga di pintu masuk menuju dalam kebun binatang. Sebelum itu mas Amin mengantri untuk membeli tiket masuk buat kami bertiga, " Baik banget mas Amin he..he..he ". Setelah tiket sudah di tangan, kami menyerahkan tiket ke petugas yang berjaga di pintu masuk kebun binatang. 

Ini pertama kali saya memasukin tempat seperti ini, awalnya sih males banget ke kebun binatang. Pas udah melihat dan merasakan, sangat indah dan sejuk sekali. Beda jauh dengan panasnya Kota Yogya di siang hari yang bisa menghitamkan kulit. Padahal kebun binatang ini letaknya di dalam Kota Yogya, tapi sejuk sekali di dalamnya, "Sungguh luar biasa" berkata di dalam hati. 

Banyak tempat yang kami kunjungi ; dari beberapa jenis flora, buaya, harimau, kuda nil dan masih banyak lagi yang lain. Mas Amin dan neng Dwi juga gak kalah hebohnya, mereka juga pertama kali kesini dan keliatannya juga sangat menikmati hari libur pas itu. Tingkah laku kayak anak kecil, foto sana foto sini, sampai setiap sudut di kebun binatang ini tidak kami biarkan untuk tidak difoto kecuali fotoan sama buaya,harimau dan ular tidak kami lakukan, " Takuuttt ". 

Ini namanya buaya beneran, bukan buaya darat

Kuda Nilnya lagi berpuasa, jaga pandangan broo...

Adek-adek yang lagi asyik menunggangi Si Unta

Tempat yang paling saya suka yaitu kolam raksasanya alias danau buatan yang letaknya di tengah-tengah kebun binatang. Ada perahu penumpang, menyewa boat untuk berkeliling di danau dan perahu yang berbentuk bebek yang dapat kita sewa jika ingin berkeliling di sekitar danau. Tapi sayang kami tidak sempat untuk mencoba wahana tersebut karena pada saat itu ramai sekali. Jadi kami putuskan untuk berjalan mengelilingi kebun binatang. 

Gak terasa, jam tangan sudah menunjukkan pukul 12.00 waktu sana. Ketiga sahabat ini langsung mencari tempat untuk shalat dzuhur. Setelah kami selesai shalat, kami segera mencari makan untuk mengisi perut. Akhirnya, kami memilih warung burjo yang ada di dalam area kebun binatang untuk kami makan siang. Harganya pun tidak terlalu berbeda dengan warung-warung burjo yang berada di luar kebun binatang dan rasanya pun tidak kalah enaknya dengan yang ada di luar kebun binatang. 

Mas Amin katanya pengen punya burung kayak gene

Setelah selesai makan siang, kami melanjutkan berkeliling lagi di area sebelah barat kebun binatang. Tepatnya kami memasuki area berbagai macam burung-burung yang menjadi koleksi di kebun binatang ini. Burung-burungnya indah-indah dan lucu-lucu, tapi sayang saya kurang hafal dan kurang mengenal jenis-jenis burung yang ada di Indonesia. Setelah  melihat puluhan jenis burung yang menjadi penghuni kebun binatang ini, saya jadi sadar bahwa sungguh banyaknya jenis burung yang ada di dunia ini khususnya di Indonesia. Saya juga yakin, masih banyak jenis burung lain yang jumlahnya ratusan di luar sana. 

Saya dan kedua sahabat terbaik menemukan banyak hal menarik yang bisa ditemukan di Gembiar Loka Zoo. Sangat menarik dijadikan agenda liburan kalian di Yogyakarta. Selain ke tempat-tempat sejarah, pantainya dan kulinernya, tidak salah jika mengunjungi kebun binatangnya. Kalo kayak begini ceritanya, saya jadi pengen ke kebun binatang yang lainnya. Tunggu cerita dari saya tentang kebun binatang lainnya dan tempat-tempat wisata yang lainnya.

Terimakasi udah membaca cerita saya bersama sahabat tercinta.

Notes :
1. Tiket masuk ke Gembira Loka Zoo, jika hari biasa ( Senin - Jumat ) Rp. 20.000 dan hari libur ato wekeend ( Sabtu - Minggu ) Rp.25.000. Lebih jelasnya bisa dilihat di webnya di www.gembiralokazoo.com.
2. Biasanya jika hari libur ato hari khusus, diadakan acara buat para pengunjung dan jadwalnya bisa dilihat langsung di webnya.
3. Transportasi menuju Gembira Loka Zoo bisa memakai jasa angkutan TransJogya, tiketnya Rp.3.000, jalur TransJogya melewati Gembira Loka Zoo.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Fotografer : Dwi Meiria ( twitter : @meiriaandriz )

Monday 7 July 2014

Bubur dari Tanah Sunda

Di Yogya selain wisata kulinernya seperti Gudeg dan Angkringan, Yogya juga memiliki wisata kuliner yang di kalangan mahasiswa disana sangat familiar sekali yaitu warung burjo singkatan dari “Bubur Kacang Hijau”. Orang yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah “ Seribu Candi “ tersebut, apalagi yang hanya pergi berlibur ke Yogya, kalo gak nyari tempat makan Gudeg yang enak dimana, ya ujung-ujungnya makan di Angkringan yang banyak menunya. Banyak sekali tempat-tempat yang menjual Gudeg yang enak dan Angkringan yang menyajikan beberapa menu yang sangat lezat atau tempat lain yang mempunyai menu yang spesial.

Bicara soal Gudeg dan Angkringan yang gak ada abis-abisnya. Warung burjo pun gak kalah abisnya jika dibahas. Saya sendiri sebagai anak perantau yang kuliah dari tempat yang sangat jauh, sangat bersyukur ada yang namanya warung burjo. Disamping tempat makan, tempat ini juga bisa dijadikan tempat berkumpul untuk saling sapa entah berkumpul dengan orang yang udah kita kenal maupun dengan masyarakat di sekitar.Dari katanya saja burjo , banyak beranggapan tempat itu cuma menjual bubur kacang ijo. Namanya saja begitu tapi sebenarnya selain menjual menu utama bubur kacang ijo, disana juga ada beberapa menu favorit bagi mahasiswa yaitu nasi telur,mie instan,magelangan yang dibuat dari nasi goreng dan mie goreng dan masih banyak yang lainnya. Disamping rasanya yang lezat dan sangat sederhana, harganya juga lumayan murah dan hemat. Jadi gak heran kalo banyak warung burjo yang dijadikan tempat tongkrongan nomor satu oleh mahasiswa di Yogya.

Nah, mungkin banyak diantara kita belum mengetahui asal mula warung ini menjamur di setiap sudut Yogyakarta. Warung makan yang buka rata-rata selama 24 jam setiap harinya, merupakan warung makan yang pemiliknya sebagian besar berasal dari Jawa Barat, lebih tepatnya dari daerah Kuningan,Jawa Barat. Jadi gak heran jika datang ke warung ini, bahasa pengantarnya yaitu Bahasa Sunda. Panggilan “Aa atau Teteh” juga selalu kita dengar apabila ada pelanggan yang memesan makanan ato yang mau bayar kepada pemilik dan pelayan warung. “Aa” adalah panggilan kakak laki-laki ato mas dan “Teteh” untuk mbak ato kakak perempuan bagi orang Sunda.  Mereka merantau ke Yogya untuk membuka warung 24 jam, dimana setiap warung  memiliki nama dan kekhasan masing-masing.

Dari hasil wawancara saya kepada pemilik burjo beberapa waktu silam, bahwa awal mulanya mereka berdagang cuma menjual bubur kacang ijo dan bubur ketan item sebagai menu utama. Tapi dengan berjalannya waktu, karena adanya tuntutan dari kebanyakan mahasiswa terhadap faktor kebutuhan perut untuk selalu penuh diisi dan adanya persaingan dengan tempat makan yang lain. Maka setiap warung mulai melakukan penambahan menu, tidak sekedar bubur kacang ijo dan bubur ketan item tapi ada juga menu-menu lain yang memiliki cita rasa yang lezat.

Tidak salah kalian mencoba makan di warung yang sederhana ini, tapi memiliki banyak menu yang mengenyangkan tanpa mengeluarkan duit banyak. Apalagi bagi mahasiswa yang di daerah asalnya mungkin tidak ada warung semacam ini. Bisa dijadikan penyelamat perut jika uang bulanan belum dikirim dari rumah. Saya sendiri juga adalah pelanggan setia salah satu burjo di Yogya. Hampir tiap hari selalu datang untuk sekedar makan dan berkumpul dengan teman-teman kampus. Berasa bener-bener jadi orang perantauan yang jauh dari kampung halaman, dimana kalo nongkrong untuk sekedar makan dan minum sambil berkumpul dengan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dapat memperkaya bahasa berbagai daerah karena secara tidak langsung kita bisa belajar bahasa mereka, seperti contoh ; Bahasa Sunda,Banjar ( Kalimantan Selatan ), Dayak, Padang, Bengkulu dan tidak lupa Bahasa Jawa pastinya. Masih banyak lagi bahasa-bahasa yang dapat kita dengar disana. Yogya gitu loooo…

Mungkin itu saja beberapa catatan saya tentang Warung Burjo yang bisa disampaikan kepada anda melalui blog ini. Semoga bisa menjadikan referensi wisata kuliner bagi anda yang akan berkunjung ke Yogya ato bagi mahasiswa baru yang datang di Yogya dan belum terlalu mengenal tempat-tempat makan di Yogya, bisa dijadikan referensi tempat makan anda semua.


Selamat berkunjung… 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra