Sunday 29 March 2020

Melihat Kota Tua Jakarta di Malam Hari


Selepas acara pertemuan di salah satu hotel di Jakarta, saya bareng temen balik ke kamar. Kegiatan yang kami ikuti dari pagi hingga sore mengundang rasa lelah dan ngantuk. Enaknya sampai di kamar, langsung mandi dan beristirahat. Tiduran sambil nonton tv. Menunggu mata terpejam di bawah pendingin udara yang aduhai sejuknya. Benar-benar dibuat ngantuk. Akhirnya saya pun tertidur pulas. Sedangkan teman sekamar sedang asyik video call bareng anak istri di Pulau Lombok sana.

Gak terlalu lama tertidur, saya pun terbangun. Rasa lelah sudah hilang entah kemana. Badan segar kembali meskipun tidurnya gak terlalu lama. Melihat ke luar jendela kamar, langit sudah mulai gelap dan terlihat lampu-lampu gedung tinggi yang berkilauan. Inilah pemandangan ibukota Jakarta pada malam hari. Saya dan teman memutuskan untuk shalat magrib terlebih dahulu. Setelah itu makan malam di resto hotel yang sudah disiapkan oleh panitia acara. 

Selesai makan, iseng-iseng liat jam tangan. Ternyata masih jam delapan malam. Tanya teman sekamar kita mau kemana. Dia ngikut saya katanya. Buka google maps di handphone. Lihat lokasi terdekat yang bisa kami kunjungi. Akhirnya saya memutuskan untuk ke Kota Tua Jakarta. Lokasinya gak jauh dari hotel tempat kami menginap. 

Ini pertama kalinya saya ke Kota Tua Jakarta semenjak Belanda menjajah Indonesia. Di tahun 2020 saya menulis sejarah pertama kali menginjakkan kaki di salah satu tempat bersejarah di Ibukota Jakarta. Senang rasanya berkesempatan melihat suasana di Kota Tua Jakarta pada malam hari. Ada yang bilang asyiknya ke Kota Tua Jakarta itu pada sore hari. Bisa foto-fotoan dan gak gelap. Mungkin bagi beberapa orang mungkin asyik kali ya. Tapi menurut saya mau sore atau malam hari, sama saja. Terpenting datang kesini, hehehe. 

Oke, kita mulai saja ceritanya !






Kami berdua memutuskan untuk berjalan kaki menuju Kota Tua Jakarta. Jaraknya gak begitu jauh dari hotel. Setelah dihitung, waktu tempuh kami berjalan kaki memakan waktu lima belas menit saja. Hitung-hitung nyari keringet, sudah lama juga gak jalan kaki menyusuri indahnya cahaya lampu ibukota di malam hari.

Sepanjang jalan, saya melihat banyak bangunan tua yang masih dipertahankan. Deretan pertokoan tua juga terlihat masih kokoh. Ini mengingatkan saya di kampung halaman, tepatnya di Kota Tua Ampenan, Lombok. Bangunannya sama persis dan mirip. Bergaya eropa dengan cat bangunan berwarna putih.

Melewati Gedung Museum Bank Indonesia. Ingin masuk tapi sayangnya sudah tutup. Lain kali saja datang kesini lagi buat belajar sejarah. Para pedagang asesoris, lukisan, pakaian dan minuman banyak berjejeran di sepanjang jalan. Sepertinya sudah memasuki kawasan Kota Tua Jakarta. Kami melihat ada loket yang tutup. Apa masuk ke Kota Tua Jakarta bayar ya ?. Tapi malam itu kami masuk gitu saja, gak ada petugas yang menghampiri kami.




Cerita dari temen saya yang asli orang Jakarta, Kota Tua Jakarta di masa lalu bukanlah kota tua yang sama seperti yang sekarang. Sejarah Kota Tua Jakarta dulunya merupakan markas dari Perusahaan India Timur Belanda atau dikenal dengan sebutan Dutch East India Company. 

Dari beberapa referensi yang sudah saya baca, ternyata Belanda memulai monopoli perdagangan rempah antar benua pada tahun 1602. Sudah lama juga ya. Oleh sebab itu, untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran perdagangannya, Belanda mendirikan Perusahaan India Timur Belanda sebagai agen kolonial resmi. Gak heran Kota Tua Jakarta lokasinya sangat dekat dengan pantai dan pelabuhan yang berada di pesisir utara Ibukota Jakarta. Pelabuhan tersebut bernama Pelabuhan Sunda Kelapa. Di Jaman Belanda atau VOC Pelabuhan ini sangat ramai sekali dan menjadi pintu masuk perdagangan di Batavia (Jakarta).

Lanjut ceritanya !

Perusahaan India Timur Belanda ini dikenal sangat kuat. Mereka di support keuangan yang sangat besar, kekuatan hukum untuk berperang, menegakkan yurisprudensi sendiri dan menciptakan pemukiman di luar negeri. Jadi jangan heran, kita banyak menemukan gedung-gedung perkantoran bergaya Eropa klasik di Kota Tua Jakarta. Sebagai contoh, gedung Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang dan Kantor Pos Indonesia. 

Berdirinya Perusahaan India Timur Belanda di Kota Tua Jakarta atau dulunya bernama Old Batavia, kota ini secara gak langsung menjadi pusat ibukota saat itu. Lokasinya pun sangat strategis dan menjadi rebutan pada masa itu. 

Untuk menuju Kota Tua Jakarta, kita bisa menggunakan kereta reguler atau KRL dan turunnya di Stasiun Jakarta Kota. Stasiun ini sangat dekat dengan Kota Tua Jakarta. Bentuk bangunan stasiunnya saja gak terlalu jauh dengan gaya bangunan di Kota Tua Jakarta. Selain itu kalian bisa menggunakan alat transportasi lainnya seperti TransJakarta jurusan Kota Tua Jakarta atau Stasiun Jakarta Kota. Begitulah sedikit sejarah dari Kota Tua Jakarta yang saya cari dari artikel-artikel sumber terpercaya.







Gak terasa berjalan kaki, kami sudah berada di tengah-tengah kawasan Kota Tua Jakarta. Deretan resto yang bergaya klasik yang menjual aneka kuliner dari China, Eropa bahkan Betawi. Nama restonya pun beraneka ragam dan klasik. Saya merasakan memasuki dunia jaman dulu. Melihat bangunan bergaya campuran Eropa dan Betawi. Lampu-lampu penerang yang menambah kesan klasik.

Saya mengalihkan pandangan ke salah satu cafe yang bernama Batavia Cafe. Cafe yang paling besar dan ramai di Kota Tua Jakarta. Pengen masuk sih tapi perut masih kenyang. Lagi ngirit juga sih, hahaha. Ini beneran ngirit atau sudah kenyang yaak ?, tanyakan saja pada dompet yang berbisu. 

Di sepanjang jalan setapak Kota Tua Jakarta juga banyak para penjual jasa foto. Gak hanya sekedar menjual jasa foto saja, tapi kita bisa foto bareng dengan para model. Modelnya manis-manis lhoo. Berpakaian gaun cantik, mirip seperti none-none Belande (aksen Betawi). Itu beneran none-none kan, bukan KW ?. Selain model none-none, ada juga model berpakaian tentara dan masih banyak lainnya.

Paling asyik kalau malam datang kesini yaitu duduk manis sambil makan gorengan atau kacang rebus di depan Museum Fatahillah dan Kantor Pos Indonesia. Disini ramai sekali orang yang berkumpul.  Mendengar alunan musik keroncong atau suara biola dari para musisi jalanan. Tempatnya sangat luas, seluas lapangan sepakbola kali ya. Tempatnya bersih dan kita bisa duduk bersila di atas paping blok.  Asyiknya lagi bawa pasangan kalian. Bawa istri, gebetan atau pacar. Kalau bawa selingkuhan gak boleh ya, nanti kalian terciduk.

Duduk bersila sambil makan kacang rebus. Memandangi cahaya lampu dari bangunan di Kota Tua Jakarta dan kelap-kelip bintang di langit. Untungnya saat datang kesana, cuaca lagi bersahabat. Padahal bukan malam minggu, tapi para pengunjung yang datang sangat ramai sekali. Mau berama lama pun nongkrong disini, waktu pun gak terasa berjalan.

Yang saya suka dari tempat wisata ini yaitu tertata rapi dan gak ada sampah yang berserakan. Di media sosial banyak yang memberitakan kalau Jakarta itu banyak sampah dan langganan banjir. Setelah saya datang kesini, agak heran sih. Kok tempat wisata ini sangat bersih sekali. Para pengunjung juga tertib, banyak saya lihat tempat-tempat sampah yang disediakan. 

Melihat lokasi pasar malamnya juga tertata rapi. Gak asal dirikan tenda lapak mereka. Sudah sangat tertib menurut saya. Kurang tau juga di tahun sebelum-sebelumnya. Salut sama pemerintah daerah disini yang sangat peduli dengan tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Apalagi liat tempat nongkrong di sepanjang sungainya, keren habis. Meskipun air sungainya lumayan beraroma gak sedap, tapi melihat kondisinya saat ini, sudah tertata dengan baik. Sangat instagramable banget untuk berfoto disini.

Untuk oleh-oleh, bisa menemukan berbagai macam buah tangan yang bisa dibawa pulang. Seperti berbagai macam baju kaos bertuliskan Kota Tua Jakarta, gantungan kunci, lukisan yang bisa direquest dan masih banyak lainnya. Harga barang dagangan disini juga murah-murah lhoo. Saya berhasil membelikan baju daster buat istri seharga 100 ribu dapat 3 daster. Cukup murah bukan.

So, sangat rekomended buat kalian yang sedang berada di Jakarta. Bingung nyari tempat nongkrong di malam hari. Bisa memilih datang ke Kota Tua Jakarta. Menurut informasi, pada malam-malam tertentu di tempat ini biasanya diadakan sebuah pertunjukkan seni budaya. Keren kan. Jadi pengen datang pas tahun baru. Pasti disini sangat ramai sekali dan bisa melihat pesta kembang api dari Kota Tua Jakarta. 

Semoga Jakarta dan daerah lainnya kembali pulih dari musibah yang sedang melanda kita "Covid-19". Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesabaran dalam menghadapi ujian berat ini. Amin. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Friday 13 March 2020

Terbang Perdana Bersama Batik Air A320


Melihat berita di media sosial tentang wabah penyakit yang mematikan bernama Covid19 atau bahasa kerennya Virus Corona, membuat banyak orang enggan untuk bepergian ke luar negeri yang terjangkit. Lebih-lebih saat cerita ini saya tulis, Corona sudah masuk ke wilayah negara kita tercinta. Sudah ada beberapa kasus yang terjadi di negeri ini. Harapannya, semoga gak bertambah lagi. 

Bukan tentang Virus Coronanya yang akan saya ceritakan disini, tapi pengalaman saya terbang dari Lombok ke Jakarta disaat wabah ini terjadi. Gak boleh panik, tapi tetap waspada !. Kalimat itu yang selalu muncul disaat saya ragu berangkat ke Jakarta beberapa minggu yang lalu.

Virus ini masih satu keluarga dengan SARS dan MERS yang pernah ngehits beberapa tahun yang lalu. Tapi virus masih masih tergolong gak mengkhawatirkan dibandingkan kedua saudaranya yang saya sebutkan tadi. Mematikan sih iya, tapi gak mengkhawatirkan. Bisa sembuh dengan sendirinya bila dilakukan penanganan yang maksimal sesuai protap dan standar WHO.

Berangkat sekitar jam dua belas siang waktu Lombok menggunakan maskapai Batik Air. Ini pertama kalinya saya terbang bersama Batik Air. Sudah lama saya menunggu kesempatan satu ini. Bukan ngendorse atau dibayar sama pihak Lion Group. Ini murni saya tulis sesuai pengalaman saya waktu terbang dari Lombok menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. 

Saya memang senang traveling menggunakan apa saja. Dari backpacker, touring, naik bus,kereta,kapal laut dan pastinya pesawat. Sudah beberapa destinasi sudah saya explore baik yang sempat ditulis maupun yang belum. Kebanyakan sih banyak yang gak saya tulis. Sengaja aja biar jadi my diary gitu. 

Lanjut !.

Bulan ini menjadi bulan paling sibuk buat saya pribadi. Ditengah sibuk menjadi seorang ayah baru. Sering begadang bareng istri ngurusin si kecil. Kerjaan juga gak kalah sibuknya. Belum lama pulang dari Bekasi, saya ditugaskan kembali ke Jakarta. Namanya staf biasa, harus siap ditugaskan oleh atasan kapanpun dan dimanapun selagi mampu. Lagi-lagi ninggalin anak istri selama empat hari. Ini pertama kalinya saya ninggalin anak pertama saya demi sesuap nasi.

Namanya berangkat ke luar kota apalagi pakai pesawat adalah hal yang paling saya sukai. Saya anggap ini kerjaan rasa traveling. Sambil kerja jangan lupa sempetin traveling biar gak stress. Bukan sempetin shooping lhoo ya. Kalau itu urusan emak-emak. Hahaha...peace.

Sekiranya itu sedikit curhatan dari saya, maaf kepanjangan dan gak jelas, hehehe.







Oke, lanjut cerita terbang bersama Batik Air !

Berhubung jadwal penerbangan pesawat saya jam dua belas siang, jadi dari rumah agak santai jalannya. Cuaca agak kurang bersahabat. Beberapa hari belakangan ini sering turun hujan dibarengi dengan petir dan angin. "Semoga saja dalam penerbangan kali ini dimudahkan dan selamat sampai tujuan, Amin", doa saya dalam hati.

Kurang lebih setengah jam perjalanan dari rumah sampai di Bandara Internasional Lombok (BIL), diantar pakai mobil bareng adik. Masih banyak waktu untuk keliling bandara sejenak. Setelah turun dari mobil, saya langsung bergegas ke counter check in untuk mengambil boarding pass. 

Pelayanan di BIL sekarang sudah mulai baik dan tertata. Fasilitas bandara juga sudah cukup oke. Dari area parkir kendaraan, lobi, counter check in, sampai ruang tunggu penumpang, sudah lumayan tertata rapi. Gak malu-maluin lah sama tamu yang datang ke Pulau Lombok untuk urusan kerja ataupun berlibur. Mungkin yang agak perlu ditingkatkan yaitu sumber daya manusianya. Jujur, ada sebagian petugas bandara yang kurang senyum sama penumpang. Itu yang saya alami kemarin. 

Setelah mendapatkan boarding pass, saya berjalan menuju ruang tunggu penumpang. Kali ini ruang tunggunya masih lumayan baru. BIL beberapa tahun belakangan ini sudah mengalami renovasi penambahan gedung baru, ruang tunggu, gate dan garbarata. Kebetulan ruang tunggu penumpang Batik Air berada di Gate 5, ruang tunggu penumpang baru di BIL. Ruangannya cukup kece dan banyak tenan-tenan disini. Jadi bagi yang kelaperan, jangan khawatir. Kita bisa nongki sambil mengisi perut sebelum terbang. 





Sambil menunggu waktu boarding, saya duduk santai sambil mengisi baterai handphone dan melihat pesawat take off dan landing. Melihat ke langit, bakalan hujan nih. Firasat saya gak lama lagi hujan akan turun. Liat jam, masih lama waktu boarding tiba. Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7334 yang akan saya tumpangi juga belum tiba dari Jakarta. 

Gak lama, hujan pun turun. Seketika pemandangan dari luar kaca menjadi gelap dan berkabut. Derasnya hujan yang turun saat itu. Untungnya semua penerbangan gak ada yang tertunda. Semua berjalan dengan normal baik yang akan berangkat maupun yang tiba. Melihat pesawat yang take off dan landing disaat hujan deras, merupakan pemandangan yang cukup menghibur buat saya. 

Teman-teman yang satu pesawat juga sudah tiba. Kami ngobrol santai sambil membicarakan kegiatan selama empat hari di Jakarta nanti. Saya mendengar sebuah pengumuman bahwa kedatangan pesawat kami mengalami delay selama setengah jam. Alasannya, ada keterlambatan berangkat dari Jakarta. 

Berita bahagianya, hujan sudah reda tapi langit masih terlihat mendung. Lumayan lama saya bareng penumpang lainnya menunggu. Buka aplikasi trafic radar di handphone, pesawat Batik Air yang dari Jakarta gak lama lagi akan landing di BIL. Terlihat Batik Air A320 dengan nomor pesawat PK LAL landing dengan sempurna di atas runway yang masih basah diguyur hujan. 





Jujur, ini penerbangan pertama saya bersama Batik Air A320. Perlu diketahui Batik Air merupakan maskapai yang masih di dalam Lion Group. Batik Air memiliki dua jenis pesawat yaitu Boeing 737-800 dan Airbus 320. Informasinya, saat ini Batik Air sudah mengeluarkan pesawat barunya yaitu Airbus 320 Neo. Kapan-kapan pengen ngerasain terbang bersama Airbus 320 Neonya, Amin. 

Setelah waktu boarding tiba, seluruh penumpang diarahkan menuju pesawat melalui garbarata. Hari itu penumpang full. Saya bareng teman-teman lainnya berjalan menuju pintu pesawat. Saya duduk di nomor 10F, kursi spesial buat saya. Letaknya persis di samping pintu darurat. Saat check in online, saya sengaja milih seat ini karena seat favorit saya. Jarak antar seat di depannya cukup lega. Teman lainnya duduk di seat mereka masing-masing. Saya pisah duduk dengan mereka,hehehe. 

Tampilan di dalam kabin pesawat Batik Air cukup keren. Terdiri dari dua kelas, kelas VIP dan ekonomi. Dimana untuk kelas VIP terdiri dari dua belas seat dengan kombinasi seat 2-2. Sedangkan kelas ekonomi saya lupa jumlahnya berapa dengan kombinasi seat 3-3. Yang saya suka dengan Batik Air yaitu kursi di kelas ekonominya. Kursinya agak tipis tapi empuk diduduki. Warnanya cokelat dengan kombinasi merah. Apalagi ada layar inflight entertainment di setiap kursinya. Mirip seperti kursi di Garuda Indonesia.  Sayangnya gak disediakan headphone. Jadi bawa masing-masing ya. Kece dan rekomended buat kalian yang akan ke terbang kemanapun bisa dengan Batik Air. Ini bukan ngendorse lhoo ya. Ini murni cerita pengalaman saya pribadi. 

Proses boarding berjalan dengan lancar. Seluruh penumpang sudah berada di dalam pesawat. Gak ada penumpang yang kami tunggu lagi. Para pramugari berpakaian rapi dengan baju kebaya berwarna putih dan rok kain bermotif batik khas dari pramugari Batik Air, sedang sibuk melayani para penumpang. Captain pilot mengumumkan pesawat akan bersiap-siap untuk take off. Pesawat berjalan mundur kemudian berjalan menuju runway. 

Bye-bye Pulau Lombok, sampai jumpa empat hari kedepan lagi. Tiba-tiba kepikiran si kecil dan istri tercinta di rumah. Semoga sehat-sehat selalu selama saya berada di Jakarta nantinya. "Tunggu ayah ya nak, temenin bunda dulu. Nanti ayah bawakan oleh-oleh buat Kenzi dan bunda".






Proses take off pun berjalan dengan lancar. Pesawat terbang dengan sempurna di atas Pulau Lombok. Melihat ke jendela, terlihat perbukitan hijau dan Gunung Rinjani yang tertutup oleh awan tebal. Melihat tiga gili di Lombok Utara (Gili Air,Meno dan Trawangan). Subhannallah, Sungguh indah surga dunia yang Allah ciptakan. 

Penerbangan dari Lombok ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta memakan waktu dua jam. Banyak waktu yang saya dapatkan untuk menikmati penerbangan. Di tengah penerbangan, para pramugari sudah sibuk membagikan menu makanan kepada seluruh penumpang. Menu kali ini yaitu sepotong sandwich berisikan potongan daging dan keju. Rasanya enak banget. Saya suka dengan kelembutan rotinya. Bener-bener lumer di mulut. Untuk minumnya kami dibagikan segelas air putih dan kopi hitam. Untuk menu yang dihidangkan cukup mengenyangkan meskipun saya gak terlalu suka makan di dalam pesawat. 

Di tengah waktu menikmati makanan dan minum kopi, pesawat mengalami turbulensi. Lihat ke luar jendela, keadaan sekitar tertutup oleh kabut. Pesawat sedang berada di dalam awan tebal. Ini menandakan daerah yang sedang dilalui pesawat kami sedang hujan deras. Turbulensi kencang dengan durasi yang cukup lama membuat saya agak sedikit khawatir. Saya berusaha untuk tetap menikmati penerbangan. Saya mengalihkan rasa kekhawatiran dengan menonton film di layar inflight entertainment. Film yang kebetulan saya tonton yaitu Keluarga Cemara versi bioskopnya. Namun, saya gak ngereview filmnya disini. Dengan menonton film, saya gak sadar turbulensinya sudah gak terasa lagi. Syukurnya, badai sudah berlalu. Pesawat kembali terbang dengan normal.




Sudah dua jam penerbangan, pesawat terasa sudah mulai menurunkan ketinggian. Pesawat sudah memasuki wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Ini juga pertama kalinya saya landing di Bandara Halim Perdana Kusuma. Bandara legendaris di Jakarta sebelum dipindah ke Bandara Soekarno Hatta. Sempat off beberapa tahun lamanya dan kembali lagi dibuka untuk beberapa penerbangan reguler baik domestik maupun mancanegara seperti Kuala Lumpur dan Singapore.

Waktu landing akan segera tiba, tapi pengumuman dari Co-pilot memberitahukan bahwa proses landing agak terlambat berhubung ada antrian panjang untuk landing. Pesawat saja bisa ngantri landing dan take off ya, gak hanya ngantri BBM yang langka dan beras saja.hahaha.

Muter kiri dan kanan nunggu jatah landing sampai saya mules dan mual. Pesawat oleng kapten !. Tumben nih saya mual naik pesawat. Biasanya gak pernah sama sekali. Begitulah kalau landing di bandara kecil tapi padet penerbangannya. Harus sabar-sabar menunggu broo. 

Alhamdulillah, pesawat landing dengan lancar dan selamat. Tibalah kami di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Bandaranya gak sebesar bila dibandingkan di Bandara Soekarno Hatta atau di BIL sendiri. Meskipun kecil, tapi pesawatnya ramai dan padet penerbangannya. Gak hanya pesawat Boeing atau Airbus saja, tapi ada juga pesawat kecil atau jet pribadi. Tengok kanan-kiri, siapa tau ada Syharono yang akan terbang pakai jet pribadinya. Tapi gak ada artis satupun, hehehe..ngarep.com. 

Selanjutnya kami menuju pintu kedatangan, tapi jangan lupa foto-foto bareng pesawat dulu,hehehe. Welcome Jakarta !!, saya balik lagi dengan mencari destinasi dan cerita yang lebih seru lagi. Ditunggu cerita selanjutnya ya mas dan mbak broo !.

Sudah dulu yee ceritanye, ntar disambung lagi !. (mendadak pake bahasa Betawi)

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday 5 March 2020

Staycation Seminggu di Hotel Aston Imperal Bekasi, Jawa Barat


Sejak kepindahan saya berdinas, di kantor yang baru sudah dua kali saya ditugaskan ke luar kota. Beberapa minggu yang lalu bos menugaskan saya untuk perjalanan dinas ke Kota Bekasi, Jawa Barat. Ini pertama kalinya saya ke Kota Bekasi. Belum banyak yang saya tau tentang kota ini. Untungnya saya gak berangkat sendirian. Saya ditemani oleh teman satu kantor untuk bertugas selama seminggu.

"Kenapa di Bekasi ya pertemuannya dan lama banget seminggu ?, Kenapa gak di Jakarta saja biar deket kemana-mana", pikiran saya saat itu. Enak kan kalo di Jakarta, bisa mampir ke Tanah Abang atau Blok M buat nyari oleh-oleh.

Dugaan ternyata salah. Sepanjang perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta menggunakan bus damri, ternyata di kiri kanan jalan utama Kota Bekasi dijamuri oleh mall dan gedung-gedung bertingkat. Ternyata suasana di Kota Bekasi hampir miriplah dengan suasana Kota Jakarta. Macetnya juga hampir sama, hehehe.

Saya pun membuka google maps,penasaran ingin melihat tinggal berapa lama lagi bus damri ini akan tiba di depan hotel tempat saya bareng peserta lainnya menginap. Gak jauh lagi, bus akan sampai persis di depan hotel. Suasana sepanjang jalan sore itu cukup padat oleh kendaraan yang akan keluar Kota Jakarta. Akhirnya bus berhenti, kami pun turun. Satu jam perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta, akhirnya kami sudah sampai di hotel.

Hotel tempat kami menginap sekaligus tempat pertemuan bernama Aston Imperal Bekasi. Salah satu hotel bintang empat yang cukup terkenal di Kota Bekasi. Gak nanggung-nanggung, saya akan stay di hotel ini selama seminggu lhoo. Bagi saya seminggu lumayan lama. Apalagi saat itu ninggalin istri yang sedang hamil tua (tapi sekarang sudah lahiran). Pasti banyak banget cerita selama di Kota Bekasi. Penasaran,,yuuk disimak sampai selesai !.




Selamat datang di Aston Imperal Bekasi !

Kalau kalian yang baru ke Bekasi seperti saya, Aston Imperal Bekasi berada tepat di pusat Kota Bekasi dan dekat pusat perbelanjaan. Salah satunya Bekasi Cyber Park yang masih satu area dengan Aston Imperal Bekasi. Di Bekasi Cyber Park banyak tenant yang sudah sangat familiar. Disini saya gak nyebutin merk yaak, hahaha. Selain itu yang saya perhatikan, di pusat perbelanjaan ini adalah surganya gadget dan laptop. Waaaw, coba tau saya bawa duit lebih, hehehe...colek istri.

Untuk menuju hotel ini sangatlah mudah. Bila kalian dari Bandara Soekarno Hatta, bisa memilih menggunakan bus damri seharga 55ribu. Nanti bisa turun di depan Aston Imperal Bekasi. Bisa juga menggunakan KA Bandara Soeta seharga 70ribu. Turunnya di Stasiun Manggarai, kemudian lanjut naik KRL tujuan Stasiun Bekasi seharga 3 ribu. Sesampainya di stasiun, bisa pakai ojek online (ojol) ke Aston Imperal Bekasi.

Setelah sampai di depan hotel, terlihat gedung menjulang tinggi bertuliskan Aston Imperal. Memasuki hotel dengan sambutan hangat dari petugas security yang berdiri tepat di depan pintu X-ray. Sebelum memasuki hotel, semua barang yang kita bawa termasuk pakaian yang kita gunakan diperiksa semua. Saat itu belum ada berita heboh tentang kasus virus Corona lhoo ya. Prosedur hotelnya memang begitu. Saya sangat suka ada hotel seperti ini yang mengutamakan keamanan terlebih dahulu. Enaknya di Aston Imperal Bekasi ini, dekat kemana-mana. Mau ke mall, Stadiun Patriot Candrabaga atau Stasiun Bekasi juga dekat. 

Setelah semua aman dan gak ada barang yang disita oleh petugas. Kami dipersilakan masuk ke lobi. Memasuki lobi, saya melihat adanya nuansa elegan dengan desain modern. Lobinya adem dan front officenya sangat ramah kepada tamu. Ruang lobinya lumayan besar lengkap dengan sofa dan mini bar. Terlebih dahulu kita melakukan proses check-in untuk mendapatkan kamar. Enaknya, saya dapat memilih kamar sendiri dan teman untuk satu kamar. Good Job !.

Saya dapat kamar di lantai tujuh kelas superior, sedangkan teman saya dapat kamar di lantai dua belas. Semuanya ditanggung oleh panitia dari menginap selama seminggu sampai dapat jatah makan tiga kali sehari. Apalagi dapat gratis renang, enak apalagi coba. Diluar fasilitas itu, biaya ditanggung kita sendiri.

Disini untuk menuju akses ke kamar, kita diberikan sebuah kartu kamar. Hampir semua hotel jaman sekarang sudah menggunakan kartu untuk akses masuk ke dalam kamar kita. Tapi kartu kamar di hotel ini memiliki keistimewaan. Kartu ini hanya dapat kita gunakan untuk akses ke lantai tempat kamar kita berada, ke restaurant di lantai 1, lantai 2 tempat pertemuan dan lantai 15 yaitu rooftop dan swimming pool (kolam renang). Selain itu gak bisa. Contoh, kamar saya di lantai 7, saya mau ke kamar teman di lantai 10 gak bisa kalau gak ditemani sama teman kita yang bisa menuju lantai 10. Kalau gak percaya bisa kalian coba saat masuk ke dalam lift. Tempelkan kartu kalian ke mesin deteksi, terus tekan nomor yang berbeda dari kamar kita, pasti gak bisa. Jaman sudah canggih sekarang guys, hehehe.

Lanjut !.









Bedroom 

Setelah mendapatkan kartu kamar dan proses check in selesai. Kami berdua menuju lantai dua untuk melakukan registrasi peserta. Ternyata jadwal pembukaan acara diundur sampai besok pagi. Jadi sore sampai besok pagi agendanya bebas. Waktu saya gunakan untuk beristirahat saja di kamar. 

Setelah proses registrasi selesai, saya menuju kamar. Kamar yang dipilihkan oleh panitia acara yaitu superior room. Kita lihat saja sebagus apakah kamar hotel bintang empat ini. Sejauh ini hotelnya sangat menyenangkan buat saya. Dan saya berdoa semoga hotel ini gak berhantu. Itu saja doa saya.

Sesampainya di depan pintu kamar tidur, saya mengeluarkan kartu dan menempelkan di mesin agar pintu bisa terbuka. Setelah masuk ke dalam kamar, woow kamar keren. Kasurnya empuk dan bersih. Beruntungnya dari jendela kamar, terlihat pemandangan Kota Bekasi sore itu. Keren dah pokoknya. Kamarnya juga asyik dan desain kekinian. Kamar mandinya juga keren. Saya yakin kamar ini akan menjadi kamar yang menyenangkan selama seminggu.

Di kamar saya gak sendirian nantinya. Saya akan satu kamar bareng teman dari Kepulauan Riau bernama Bang Fauzan. Kebetulan beberapa pertemuan sebelumnya, kami berdua sudah berkenalan. Jadi gak canggung lagi. Orangnya asyik dan doyan shooping, hahahaha.

Untuk kamar mandinya juga keren. Desain kamar mandinya sangat kekinian. Seperti kamar mandi hotel-hotel yang bertemakan industrial. Saya suka dengan kamar mandinya. Airnya juga lancar dan terpenting alat mandi dari sabun, shampo sampai pasta gigi lengkap semua. Uniknya disini semuanya memberlakukan zero waste. Jadi gak ada botol minuman dari plastik. Air minum disediakan di dalam botol kaca. Keren kan ?. Sejauh ini sangat memuaskan berada di dalam kamar tidurnya. Untuk kelas Superior Room saja disini seharga 700 ribuan. Kalau solo traveling sih kemahalan, tapi kalau urusan kerjaan dan dibayar negara mah oke banget,hehehe...peace.

Lebih jelas mengenai harga, kalian bisa buka aplikasi online travel agent. Disana lengkap dari harga sampai fasilitas apa saja yang diberikan.






Food & Restaurant

Hal yang paling penting bagi saya saat menginap di hotel yaitu kuliner yang dihidangkan. Katanya sih makanan di Aston Imperal enak-enak. Terbukti saat saya mengambil sepiring nasi goreng lengkap dengan lauknya, dari segi rasa wah enak banget. Jadi pengen nambah lagi. Selain itu jajanan pasar dan segala macam kuenya enak-enak. Saking lamanya stay di hotel ini, jadi lupa apa saja yang pernah saya makan. Yang masih teringat, saat mencicipi dimsum dan kue-kuenya. Gak bisa terlupakan sama rasanya yang gak cepet buat enek.

Untuk sarapan disini dimulai jam setengah tujuh sampai sepuluh pagi. Saran saya, makanlah sepuasnya karena aneka makanan disini enak-enak. Kalau makan diluar jam sarapan, kalian akan dikenakan biaya kalau gak salah 120 ribu rupiah. Cukup mahal buat saya. Jadi lagi sekali saran saya, makanlah sepuasnya,hehehe.

Ruang restonya juga sangat nyaman. Restonya ada di lantai satu. Akses menuju resto hanya menggunakan lift saja. Ruangannya gak terlalu besar tapi meja makannya tercukupi. Dari ujung ke ujung isinya makanan semua. Kita juga bisa menikmati pemandangan di depan hotel dari balik jendela resto.

So, Not Bad lah untuk makanan dan kenyamanan restonya. Untuk variasi menu sangat bervariasi. Dari menu lokal sampai mancanegara ada disini. Katanya juga ada live cookingnya, tapi selama saya disana, gak ada saya melihat ada yang live masak. Selama seminggu di hotel ini, saya gak pernah kecewa soal makan. Yang ada malah kekenyangan. Gak perlu dicontoh kalau yang itu, hehehe. Masih seperti di kamar tidurnya. Disini juga memberlakukan zero waste. Gak ada botol plastik yang disediakan. Semuanya serba zero waste.






Infinity Pool


Kalau menginap ke hotel atau ada pertemuan di hotel, yang buat saya penasaran datang ke kolam renangnya. Sungguh menyenangkan kalau ke hotel yang punya kolam renang. Mau dia besar atau kecil, pasti saya bela-belain untuk sekedar berenang. Istri saya saja hobi berenang. Kalau kami berdua bosen di rumah, pasti pergi berenang ke hotel (curhat sedikit).

Aston Imperal Bekasi memiliki kolam renang yang kece parah. Berada di lantai paling atas dan terletak dekat dengan rooftop yaitu di lantai 16. Biasanya kalau berenang, kolam renangnya ada di bagian belakang hotel atau samping. Nah kalau yang ini kita berenang di lantai 16. Gimana sensasi berenang di lantai 16 ?.

Pagi-pagi, sekitar jam enam, saya keluar kamar dan menuju lantai 16. Sesampainya di kolam renang, saya langsung mengambil handuk yang sudah disiapkan oleh pengelola hotel. Suasana di kolam renang masih sepi. Hanya saya seorang diri di pagi buta bersiap-siap nyemplung ke kolam renang. Kebayang gimana dinginnya air kolam saat itu. Pas sudah berada di dalam air, badan gak merasakan dingin lagi.

Kolam terbagi menjadi dua. Ada kolam dewasa dan anak-anak. Kedalaman kolam dewasa sekitar 1,5 meter saja, sedangkan kolam anak-anak semata kaki orang dewasa. Berenang di kolam renangnya, seakan berenang di atas langit. Terlihat deretan gedung-gedung tinggi di Kota Bekasi. Sambil berenang kita bisa melihat-lihat pemandangan Kota Bekasi yang gak kalah dengan Jakarta. Tenang, di pinggiran kolam renang sudah diberi pembatas kaca yang sangat tebal. Jadi gak perlu takut jatuh dari ketinggian lantai 16.

Ada beberapa fasilitas lainnya yang disediakan oleh Aston Imperal Bekasi yang gak sempat saya review, antara lain meeting room, ballroom, coffee shop, gym, spa, sampai sky resto lounge. Sebenarnya pengen review semua fasilitas yang ada. Tapi berhubung saat itu fokus sama kerjaan dulu jadi hanya bisa merasakan kemegahan ballroomnya yang luas dan besar. Puas pokoknya berada seminggu di Aston Imperal Bekasi.

Pelayanannya sejak saya menginjakkan kaki di hari pertama sampai pulang ke Lombok, sangat memuaskan. Staf hotelnya ramah-ramah dan jujur. Beberapa barang berharga sempat saya tinggal di dalam kamar saat menuju ruang pertemuan (ballroom). Balik ke kamar, gak ada satupun yang hilang. Keren dah pokoknya. Bukannya promosi lhoo ya. Review ini murni dari pengamatan saya selama seminggu stay di hotel ini. Apalagi ya yang belum saya tulis di review kali ini ?. Kalau ada saran dan komentar, bisa ditulis di kolom komentar ya !. Ditunggu....

Good Job buat Aston Imperal Bekasi.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Lokasi Aston Imperal Bekasi