Friday 30 October 2015

Makan Malam Bersama Keluarga di Roemah Langko


Ada tempat makan baru nih, tepatnya di Kota Ampenan. Roemah Langko merupakan tempat baru yang gak jauh dari tempat tinggal saya. Berada di Jalan Langko bersebelahan dengan RS Bhayangkara. Awalnya gak tau ini tempat apaan, setelah saya diajak keluarga untuk makan malam, ternyata baru tau ini sebuah rumah makan. 


Saya menulis cerita ini gak ada niat untuk promosi, tapi justru karena rumah makan ini sangat saya sukai, jadinya gak salah bila diangkat sebagai tulisan selanjutnya. Roemah Langko Restaurant & Meeting Room, begitulah nama lengkap dari rumah makan ini. 

Menurut saya ini tempat unik banget dan satu-satunya rumah makan yang memiliki desain bangunan kuno gitu. Bagi pecinta kuliner, wajib datang ke rumah satu ini. Gak sekedar sebagai rumah makan saja, tetapi tempat ini membawa kita kembali ke masa lalu. Saya suka dengan sejarah, apalagi saat memasuki rumah makan yang lagi ngehits ini, is beautiful men !!!.  Bergaya klasik, unik, tapi agak sedikit horor gitu jika melihat bangunannya dari arah depan, he..he..he.. 



Berbicara soal desain bangunan, jaman sekarang bagi para pembisnis kuliner sudah menjadi prioritas utama yang harus dipikirkan dengan matang dan pas bila ingin bersaing. Selain memikirkan berbagai macam menu masakan dan minuman yang enak, harus juga memikirkan desain bangunannya. Harus unik dan lain daripada yang lain. Gak bisa dipungkiri zaman sekarang teman-teman kita termasuk saya sendiri berlomba-lomba memasang foto yang paling kece di medsos untuk mencari perhatian alias eksis, jadi harus menciptakan bangunan yang seunik mungkin dan sekece abis tanpa melanggar kode etik pastinya. 







Memasuki bagian depan Roemah Langko, kita seperti akan bertamu ke rumah menir ( Sebutan tuan/nyonya jaman Belanda ). Bener-bener seperti bangunan rumah jaman dulu. Ada bagian ruang tamu dengan beberapa hiasan di dinding. Berjalan ke bagian tengah bangunan, kita disambut oleh beberapa pelayan yang sangat ramah kepada para tamu. Ruang yang tertata rapi, ada radio tua yang terpajang di sisi sebelah timur ruangan, sepasang patung berwajah ramah, lukisan, kursi yang terbuat dari rotan bambu lengkap dengan meja bundarnya, dan sebuah pemutar musik kuno, persis seperti yang saya liat di sebuah film tahun 70an. 





Dimana ada rumah, pasti di dalamnya ada ruang makan lengkap dengan dapurnya. Desain dari Roemah Langko sangat identik dengan desain rumah pada umumnya. Uniknya lagi ruang makan disana merupakan bangunan outdoor. Tidak memiliki dinding ruangan, hanya beberapa tiang yang menahan bangunan agar tetap kokoh. Udara sangat bebas masuk, sehingga suasana menjadi sejuk. 


Gak hanya bangunan dan pernak perniknya yang kece, tapi makanan dan minumannya juga maknyus ( Kata Pak Bondan ). Menunya banyak sekali, saya gak hafal namanya karena ribet sekali disebutin. Pokoknya sejenis ayam bakar asem manis, ikan bakar, pelecing kangkung, dan masih banyak masakan yang lezat lainnya.

Ngomongin minuman spesial disini, saya hafal namanya. Es Langko, sejenis es campur tapi ada sesuatu di dalamnya yang wajib kalian coba. Pokoknya enak deh, buat ketagihan bila sudah coba es campur super dupel seger ini. Harganya pun gak terlalu mahal, gak terlalu murah alias sebanding dengan kelezatan masakannya.



Menikmati makan malam pertama bersama keluarga di Roemah Langko, menambah kehangatan diantara kami. Hiasan lampu yang cantik bergantungan di atas langit-langit bangunan, melengkapi acara makan malam kami sekeluarga. Cuma sayang gak ada live musicnya yang bisa memberikan hiburan kepada para tamu.

Saya kasi jempol pertama untuk pelayananya yang cukup memuaskan. Dari tamu datang sampai pulang, keramahan pegawai gak pernah luntur, selalu menebarkan senyum kepada para tamu. Bagi yang memiliki rencana makan malam bersama keluarga, gak ada salahnya datang ke Roemah Langko. Paling pas datang kesana saat waktu sore menjelang malam. 

Kalian tertarik, silahkan mencoba sendiri !!!.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday 21 October 2015

Menuju Ujung Paling Tenggara Pulau Lombok : Tanjung Ringgit


Saat jam istirahat tiba, saya berbincang-bincang dengan seorang teman satu kantor. Kami membahas soal keindahan destinasi di Jerowaru. Tiba-tiba dia mengajak untuk ngetrip ke salah satu destinasi yang berada di ujung paling tenggara Pulau Lombok. Dengan persiapan waktu hanya dua hari, saya berusaha mengajak teman-teman dari "Crew Patrick" lainnya. Ternyata banyak juga yang tertarik, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Tanjung Ringgit dengan beranggotakan sebelas orang.



Mempersiapkan apa saja yang perlu dibawa dan menggunakan kendaraan apa saja adalah hal yang sangat penting. Berhubung beberapa anggota baru ikut gabung dan masih belum berpengalaman ngetrip gila ala "Crew Patrick", akhirnya salah satu teman membawa mobil. Sisanya menggunakan motor bagi yang sudah berpengalaman touring saat musim kemarau berkepanjangan ini.


Persiapan sudah oke dan semua anggota yang bisa ikut, sudah konfirmasi. Sekitar jam tujuh pagi, kami berangkat menuju Tanjung Ringgit. Kurang lebih delapan puluh kilometer dari Kota Mataram jarak yang ditempuh dengan memakan waktu dua jam perjalanan. 



Tanjung Ringgit berada di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru. Berada di paling ujung selatan wilayah Lombok Timur, gak membuat tempat ini sepi dari para pencinta traveling. Panorama yang diberikan dari tempat ini sangat membuat orang tergila-gila, begitu juga dengan deretan tebing yang menambah nilai keindahan dari tempat ini. Dari tebing ini kita bisa melihat perahu yang lagi berlayar di laut sekitar Tanjung Ringgit.

Tanjung Ringgit memiliki sebuah cerita sejarah bagi Indonesia. Zaman Penjajahan Jepang, tempat ini dijadikan sebagai markas dan pengintai dari musuh. Jadi gak heran kita dapat menemukan sisa peninggalan dari negeri sakura tersebut berupa meriam dan gua yang dijadikan sebagai barak. 



Berpanas-panasan sambil menikmati angin sepoi-sepoi ala Tanjung Ringgit, membuat kami ingin berlama-lama menikmati surga dunia yang Allah ciptakan untuk selalu kita pelihara dan menjaganya sampai ujung hayat. Warna gradasi lautnya bagaikan lukisan dengan bentuk deretan tebing yang berwarna kecoklatan yang membuat kami langsung jatuh cinta.


Bagi saya, ini adalah ngetrip pertama sampai di Tanjung Ringgit. Jalur yang panjang dengan kondisi yang kurang baik, musim panas, pepohonan yang mengering, berdebu, rerumputan yang menguning, dan yang gak kalah kerennya yaitu deretan tebing yang indah seperti Grand Canyon di Amerika serta gradasi warna laut yang membuat Gumi Sasak ( Tanah Lombok ) ini semakin indah dan kece. 

I LOVE YOU LOMBOK ISLAND ... !!!  TRIP IS MY LIFE



Penulis: Lazwardy Perdana Putra

Saturday 17 October 2015

Catatan Perjalanan Menuju Air Terjun Mangku Sakti, Lombok Timur


Memiliki ketinggian sekitar 40 meter dengan pancuran air berwarna putih kehijauan membuat air terjun ini sangat unik dan membuat para pencinta air terjun penasaran untuk segera berbondong-bondong datang kemari. Air Terjun Mangku Sakti berada di Desa Sajang, Lombok Timur dan berada di tengah hutan belantara di kaki Gunung Rinjani.


Sama seperti Air Terjun Mangku Kodeq yang sudah saya tulis sebelumnya, air terjun ini masih dalam satu kawasan dengan Mangku Kodeq dan Kuda Sembrani yang jalurnya menuju tempat ini juga sama.

Beranggotakan tujuh petualang diantaranya dua dokter dan satu apoteker yang ikut dalam rombongan trip kali ini. Berangkat jam tujuh pagi menggunakan motor dari Kota Mataram dengan kondisi cuaca cerah melalui jalur Mataram - Aikmel dengan lama perjalanan satu jam. Di Aikmel kami beristirahat untuk membeli nasi bungkus, sangu makan siang. Setelah kurang lebih lima belas menit beristirahat, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Desa Sajang, pintu gerbang masuk ke kawasan Air Terjun Mangku Sakti. 


Memakan waktu kurang lebih satu jam perjalanan hingga sampai di Desa Sajang melewati Desa Sembalun, akhirnya sampai di pos pertama. Dengan membayar tiket masuk lima ribu rupiah per orang untuk bisa melanjutkan perjalanan menuju pos kedua. Melewati kondisi trek yang cukup merepotkan dengan menggunakan motor matic, harus off road untuk bisa sampai di pos kedua. Off road menggunakan motor matic adalah hal yang paling fatal, tapi harus gimana lagi. Semua rintangan harus dilewati. 


Setelah sampai di pos kedua dengan perjuangan yang cukup melelahkan. Kami memarkirkan motor disini karena segala macam kendaraan sudah gak bisa melewati trek selanjutnya. Penderitaan belum berakhir sampai disini, setelah itu harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri hutan belantara yang sebagian besar pohon-pohonnya mengalami kekeringan. Dibilang panas, sangat panas sekali. Terik matahari yang cukup membuat kulit menjadi kecoklatan dan bertepatan dengan musim kemarau yang berkepanjangan, membuat trip kali ini cukup melelahkan.


Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Rasa lelah alias capek terbayarkan oleh indahnya Air Terjun Mangku Sakti. Kurang lebih lima belas menit menyusuri hutan belantara, akhirnya tiba juga di Air Terjun Mangku Sakti dengan selamat. Suhu gak terlalu dingin, tapi dengan derasnya aliran sungai mengurangi panasnya dari terik matahari. Mantaappp... !!!


Gak sabar rasanya ingin segera menceburkan diri di kolam alami di bawah Air Terjun Mangku Sakti. Akan tetapi salah satu teman dokter menyarankan untuk makan siang dulu biar perut gak dalam kondisi kosong saat mandi karena apabila perut dalam kondisi kosong saat mandi, kita bisa terkena masuk angin dan perut kembung. Salah satu teman segera mengeluarkan bungkusan nasi yang sudah dibeli tadi. Makan nikmat sambil melihat air terjun di tengah hutan belantara itu bagaikan kenikmatan yang gak boleh didustakan.


Setelah perut terisi, kami pun segera berjalan lebih dekat lagi ke air terjun. Mandi sambil luluran tanah bercampur belerang ini sangat bagus sekali untuk kesehatan kulit. Dingin banget mas/mbak broo airnya, saya gak mengira airnya sedingin ini. Kolam alaminya pun gak dalam, hanya sepaha orang dewasa, tapi harus berhati-hati, walaupun gak dalam tapi dasar sungai licin sekali dan pancuran air terjunnya sangat deras.


Mandi di bawah air terjun gak boleh terlalu lama karena masih melanjutkan perjalanan lagi yaitu balik ke Kota Mataram, oleh sebab itu kondisi badan juga harus diperhatikan biar gak masuk angin. Sebelum meninggalkan tempat yang sangat kece ini, gak lupa mengabadikan foto untuk kenang-kenangan dan bukti bahwa kami sudah sampai di Surganya Lombok, Air Terjun Mangku Sakti.

Dipercaya siapapun yang berhasil sampai di tempat ini, maka bisa dibilang orang tersebut sakti. Mungkin ini hanya istilah saja, tapi menurut saya ada benarnya juga karena untuk menuju air terjun ini diperlukan niat serius dan perjuangan pastinya. Perjalanan panjang, kondisi trek yang belum bagus, panasnya terik matahari, berdebu, lengkap sudah. 


Rasanya puas sekali sudah menuju target sesuai dengan rencana dan persiapan yang matang. Walaupun  harus melewati jalur yang sama saat balik ke rumah, perasaan saya pribadi sangat senang sekali sehingga gak terasa melewati jalur yang sama walaupun motor yang dibawa jadi korban debu. 

Alhamdulillah perjalanan dari Kota Mataram hingga sampai di Air Terjun Mangku Sakti dan Air Terjun Mangku Kodeq berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit hal-hal kecil yang mengganggu perjalanan, tapi semuanya bisa dilewati. 

Terima Kasih para sahabat atas perjalanan ini. Ditunggu trip selanjutnya 


Catatan Perjalanan : 

Pukul 06.30 WITA berkumpul di point meeting ( Kota Mataram )
Pukul 07.00 WITA  jalan menuju Aikmel
Pukul 08.00 WITA sampai di Aikmel ( istirahat sarapan + beli nasi bungkus )
Pukul 08.20 WITA melanjutkan perjalanan menuju Desa Sajang, Sembalun
Pukul 09.30 WITA sampai di pos pertama ( Desa Sajang )
Pukul 10.30 WITA sampai di pos kedua ( pos terakhir )
Pukul 11.00 WITA sampai di air terjun ( menikmati alam )
Pukul 14.00 WITA balik ke pos kedua
Pukul 14.30 WITA balik menuju pos pertama
Pukul 15.00 WITA sampai di pos pertama, menuju Desa Sembalun
Pukul 15.30 WITA istirahat shalat ashar di Desa Sembalun
Pukul 16.00 WITA istirahat membeli strauberry di pinggir jalan Desa Sembalun
Pukul 16.30 WITA balik menuju Kota Mataram
Pukul 18.00 WITA sampai di Kota Mataram dengan selamat

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday 15 October 2015

Eksotisme Air Terjun Mangku Kodeq, Lombok Timur


Seperti ibarat "makin digali, makin banyak harta karun yang kita dapatkan"

Begitu juga dengan pulau kita tercinta ini " Pulau Lombok". Pulau yang memiliki puluhan air terjun yang tersembunyi di rimbunnya hutan di kaki Gunung Rinjani, membuat pencinta air terjun tertantang untuk menjelajahinya. Bagaimanapun caranya pasti dilakukan demi mendapatkan kepuasan dan foto yang kece.

Kali ini saya menulis tentang perjalanan ngetrip bersama para Crew Patrick dan Alligator ke salah satu air terjun yang sedang terkenal saat ini yaitu Air Terjun Mangku Kodeq. Saya belum mendapatkan info yang jelas mengapa diberi nama Mangku Kodeq, yang pastinya air terjun ini gak seperti air terjun biasanya, hanya sebuah pancuran kecil yang berada di antara tebing bebatuan.


Air Terjun Mangku Kodeq dapat ditempuh sekitar dua setengah jam perjalanan menggunakan motor dari Kota Mataram. Berada di Desa Sajang, setengah jam perjalanan dari Desa Sembalun Lawang. Sebenarnya air terjun ini masih berada dalam kawasan Air Terjun Mangku Sakti, akan tetapi posisi air terjunnya berada di bawah Air Terjun Mangku Sakti yang terlebih dahulu terkenal.


Jika berbicara soal kondisi trek yang kami lewati, kami harus mempersiapkan kendaraan yang akan digunakan. Jangan sampai salah menggunakan kendaraan karena kondisi trek yang cukup merepotkan yaitu naik turun naik turun melewati lembah dan padang savana yang cukup indah dipandang. Akan tetapi kondisi treknya yang sekarang agak lebih baik dibandingkan kondisi trek pada saat saya untuk pertama kali ke Air Terjun Mangku Sakti, Saya ucapkan terimakasi kepada warga Desa Sajang yang sudah berusaha memperbaiki jalur menuju air terjun walaupun dengan dana yang terbatas alias uang tiket masuk pengunjung sebesar lima ribu rupiah per orang.


Dari pos pertama, kami sudah berhadapan dengan kondisi trek yang cukup merepotkan, melewati perumahan penduduk desa yang sebagian besar beragama Hindu. Semakin lama kita memasuki hutan treknya gak lagi lurus, tetapi sudah naik turun dengan kondisi berdebu dan berbatu walaupun sudah ada perbaikan jalan. Dengan kondisi kendaraan yang cukup prima akhirnya kami sampai di pos kedua dengan waktu tempuh setengah jam perjalanan dari pos pertama. Bisa dikatakan pos kedua merupakan pos terakhir untuk kendaraan kami. Dari pos kedua kami harus berjalan kaki lagi menyusuri hutan Desa Sajang kurang lebih lima belas menit hingga sampai di Air Terjun Mangku Kodeq.


Sebelum kita bertemu dengan Air Terjun Mangku Kodeq, kita akan bertemu dengan aliran sungai yang dihiasi oleh tebing bebatuan, ternyata letak air terjunnya tersembunyi. Kami harus menyusuri aliran sungai kurang lebih seratus meter hingga sampai di pusat air terjun. Dasar sungai bercampur lumpur yang mengandung belerang serta bebatuan yang lumayan licin saat kami pijaki, agak merepotkan kami untuk menyusurinya. Akan tetapi semuanya berhasil kami lewati dengan perasaan senang bercampur capek.


Walaupun pakaian kami basah kuyup saat menyusuri aliran sungai, rasa capek dan laper terbayarkan dengan indahnya Air Terjun Mangku Kodeq. Ternyata air terjunnya sama persis dengan yang saya lihat di sosial media. Ini tempat memang kece, seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Musim panas memang waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat sekeren Air Terjun Mangku Kodeq. Gradasi warna air sungai dari putih kehijauan seperti air belerang ditambah dengan tebing bebatuan yang cukup kokoh, membuat tempat ini seperti surganya dunia.


Berendam di aliran sungai Air Terjun Mangku Kodeq yang mengandung belerang, dipercaya baik untuk kesehatan kulit. Dalam dunia kesehatan juga air belerang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit, asalkan jangan digunakan untuk  air minum saja karena BERBAHAYA !!!.


Setelah berpuas diri berendam sambil berfoto, kami pun segera bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju air terjun yang satunya lagi yang gak kalah kecenya dan masih dalam kawasan Air Terjun Mangku Kodeq. 

Gimana, kalian berminat ke Air Terjun Mangku Kodeq ???

INGAT JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN !!!

Catatan :
- Biaya masuk menuju Air Terjun Mangku Kodeq sebesar Rp.5.000,- per orang ditambah uang parkir sebesar Rp. 5000,- per motor
- Rute yang dapat ditempuh :
1. Kota Mataram - Narmada - Mantang - Kopang - Masbagik - Aikmel - Suela - Sembalun Bumbung - Sembalun Lawang - Desa Sajang - Mangku Kodeq.
2. Kota Mataram - Gunung Sari - Pusuk - Pemenang - Bangsal - Tanjung - Gangga - Bayan - mengarah ke Sembalun - Desa Sajang - Mangku Kodeq
- Waktu tempuh 2,5 jam perjalanan.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday 7 October 2015

Bersantai Sore di Pantai Pandanan, Lombok Utara


Gak lengkap rasanya melewatkan akhir pekan tanpa traveling kemana kaki ini melangkah. Kebetulan saya bersama teman-teman prajabatan provinsi berencana bersantai di tempat yang nyaman dan cocok buat kami sekedar berkumpul dan makan - makan. Setelah menyeleksi beberapa tempat, akhirnya kami memutuskan memilih Pantai Pandanan sebagai tempat kami menghabiskan akhir pekan. Traveling bersama teman dalam suasana baru... Mantaap !!!




Pandai Pandanan terletak di wilayah Kabupaten Lombok Utara, sekitar lima belas menit dari Senggigi menggunakan sepeda motor atau mobil. Mungkin sebagian orang masih merasa asing dengan pantai ini karena pantai ini masih tergolong baru, sebelumnya pantai ini gak terlalu dikenal dan masih kalah terkenal dengan Pantai Senggigi, Kuta dan Nipah.



Pantai Pandanan menjadi pilihan terakhir karena letaknya dari Kota Mataram yang gak terlalu jauh. Kami dari awal gak niat buat ngetrip jauh, jadinya kami memilih tempat yang dekat tapi memberikan panorama alam yang terbilang kece. Memiliki pasir putih, landscape yang indah dan langsung berhadapan dengan Gili Trawangan dan Gili Meno, gradasi warna laut yang sangat cantik, dan yang penting adalah ada warung yang menyediakan masakan khas Lombok, antara lain Ikan Bakar, Pelecing Kangkung dan Beberuq.




Jam menunjukkan pukul 16.30 WITA, saya mengajak beberapa teman untuk berjalan ke sisi selatan pantai yang memiliki batu karang untuk sekedar mengambil foto. Kebetulan di dalam rombongan, ada pasangan cinlok alias cinta lokasi yang lagi kasmaran. Saya mengambil kesempatan untuk menyuruh mereka jadi foto model dadakan, sekalian latihan jadi fotografer prewed. 



Cuaca saat itu cukup bagus, cuma sayangnya posisi pantai gak mendukung dengan posisi matahari yang akan terbenam alias terhalang oleh perbukitan di sisi sebelah selatan Pantai Pandanan. Gak masalah, yang penting kebersamaan kami semua yang lebih utama.




Setelah puas berkeliling di pantai sambil foto-fotoan, perut sudah mulai memanggil menandakan harus segera diisi. Akhirnya kami memesan beberapa menu masakan yang tersedia. Kami pun memesan beberapa masakan khas Lombok lengkap dengan sambalnya. Ada Pelecing Kangkung yang super pedas, Beberuq, dan Ikan Bakar. Semuanya kami santap dengan lahap.

Bersantai di Pantai Nipah sambil menunggu waktu senja tiba bersama para sahabat merupakan cerita yang sangat berkesan. Candaan, curhatan, dan yang paling berkesan itu adalah saling ngebuli dengan cara yang sehat tanpa membuat teman merasa tersinggung dan marah. 

Ini merupakan awal kami menjalin silaturahmi dan akan terus kami jaga sampai kapanpun. Kesibukan di dunia kerja gak menjadi penghalang kami untuk selalu berkumpul dan mengexplore tempat-tempat kece di Pulau Lombok dan pulau seberang, Amiiin.

Gimana, anda tertarik dengan Pantai Pandanan ? Selamat berlibur 

Salam dari : Didik, Anom, Dika, Irfan, Odi, Yudha, Opick, Wawan, Ardi, Ike, Tita, Pipit, Ika, Rini, Nanda, Nisa dan si kecil Zahra ( Crew Alligator )

Catatan :
- Pandai Pandanan bisa ditempuh melalui Kota Mataram - Pantai Senggigi - Pantai Nipah - Pantai Pandanan.
- Untuk anda dari luar Pulau Lombok ada beberapa transport yang bisa digunakan menuju Pantai Pandanan, antara lain : sepeda motor ( sewa atau pribadi ), mobil, dan taksi.
- Harga per paket masakan disana sekitar 350 ribuan ( 16 orang ), bisa ditawar.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra