Thursday 30 April 2015

Tanjung Aan Beach with Kru Patrick


Si Didik Punya Catatan kali ini bercerita tentang catatan perjalanan liburan bersama teman-teman baru dan dalam suasana yang baru pula. Memiliki teman baru yang gila ngetrip itu menambah perbendaharaan perjalanan saya di Pulau Lombok ini.

Selamat datang di cerita Tanjung Aan Beach, Lombok bersama para " kru patrick " ( Tokoh Patrick di dalam film Spongebob ) !. Sebutan yang bagi saya sangat cocok untuk kami karena kami semua suka dengan laut. Tanjung Aan yang selama ini kita sudah kenal memiliki panorama  pantai yang sangat indah dan menjadi salah satu destination pilihan di Pulau Lombok oleh para pecinta traveling baik lokal maupun internasional.


" kru patrick " semua berprofesi sebagai tenaga medis di beberapa rumah sakit yang ada di Pulau Lombok. Dari yang berprofesi sebagai dokter umum, apoteker, perawat, asisten apoteker, radiografer, dan refraksionis optis, semuanya ada. Walaupun demikian, saya dengan teman-teman memiliki hobi yang sama yaitu ngetrip ala backpacker.

Sebelum memulai cerita, saya perkenalkan teman-teman yang ikut ngetrip terlebih dulu. Dari ujung kiri ke kanan; Hakim alias Si Edho, Abas, Novi, Ocha, Dila, Iza, Lisa, Windi, Odi si cowok rempong, Nova, Si manis Lini, dan yang paling cakep pake switer hitam berkacama yaitu Mas Junk. Kalo saya cuma kebagian jadi tukang foto saja dan jangan heran jika kali ini sedikit sekali penampakan saya di beberapa foto yang saya upload.



Sedikit bercerita tentang Pantai Tanjung Aan yang sudah mainstrem. Tanjung Aan merupakan salah satu pantai yang ada di Pulau Lombok yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Terletak di Kabupaten Lombok Tengah alias berada di sebelah timur Pantai Kuta Mandalika, Lombok. Bisa dibilang pantai ini termasuk dalam deretan pantai-pantai yang berada di bagian selatan Pulau Lombok dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.


Sesampai di Tanjung Aan, kami bertemu dengan Pak Ahmad sang pemilik perahu boat yang setiap harinya menawarkan jasa kepada para pengunjuung untuk menikmati pantai ini dengan berkeliling sekitar pantai dan siap mengantar ke beberapa tempat yang sangat keren di sekitar pantai ini.

Akhirnya kami memilih untuk berkeliling di sekitaran pantai sambil menikmati keindahan Tanjung Aan dari atas perahu boat dengan harga yang sudah disepakati bersama. Menikmati Tanjung Aan dengan cara yang berbeda itu menambah catatan perjalanan liburan saya bersama teman-teman baru.



Di perjalanan berkeliling sekitar Tanjung Aan, akhirnya penampakan saya muncul juga bersama sahabat baru yaitu Odi si cowok rempong. Angin sepoi-sepoi duduk di atas perahu boat ditambah dengan keindahan perbukitan hijau dan laut berwarna turquoise membuat hati bahagia dan gak mau pulang ke rumah.


Penampakan perbukitan hijau serta pasir putih dan laut berwarna turquoise yang dimiliki oleh Pantai Tanjung Aan. Sangat beruntung bagi kami datang ke pantai ini saat musim hujan karena saat musim hujan rerumputan yang berada di perbukitan berwarna hijau bila dibandingkan saat musim kemarau, rerumputan akan berwarna kekuningan.


Memiliki banyak teman yang memiliki hobi yang sama apalagi bisa ngetrip bareng, rasanya ingin sekali mengunjungi beberapa tempat yang keren-keren dan masih sedikit orang datang kesana. Saya masih ingin mengelilingi Pulau Lombok, bahkan ingin ke semua tempat yang ada di pulau yang terkenal dengan Pelecing Kangkungnya ini.

Inilah awal dari perjalanan para " kru patrick " menaklukkan Pulau Lombok. Setelah bercerita tentang Tanjung Aan Beach, saya akan bercerita tentang perjalanan menuju Bukit Merese bersama para 
" kru patrick ". Ditunggu cerita kami selanjutnya. 

Catatan :
- Tanjung Aan bisa ditempuh dengan motor atau mobil dari Kota Mataram kurang lebih 1,5 jam dan hanya 20 menit dari Bandara Internasional Lombok.
- Sewa perahu boat berkeliling Tanjung Aan Rp. 10.000,- per orang udah pulang pergi.
- Masuk Tanjung Aan hanya Rp.5.000,- per motor
- Jalur menuju Tanjung Aan : Kota Mataram - Gerung - Bandara Internasional Lombok - Desa Sade - Pantai Kuta Mandalika - Tanjung Aan.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday 21 April 2015

Si Kembar dari Desa Santong, Lombok : Tiu Teja Waterfall


Bila berbicara soal Pulau Lombok, gak ada habisnya memang cerita-cerita dari tempat yang sangat keren, baik yang sudah terkenal maupun yang baru muncul di dalam dunia pariwisata Pulau Lombok.

Masih bercerita tentang air terjun yang berada di Lombok Utara, tepatnya di Desa Santong, Kecamatan Kayangan. Kurang lebih memakan waktu dua jam perjalanan dari Kota Mataram hingga sampai di pintu gerbang air terjun yang baru dibuka beberapa tahun yang lalu. Selamat datang di cerita Si Kembar dari Desa Santong " Tiu Teja Waterfall ". 


Tepat jam sebelas menjelang siang, kami yang terdiri dari empat cowok-cowok single alias belum menikah, akhirnya sampai di pintu masuk menuju Air Terjun Tiu Teja dengan selamat. Kebetulan sekali pada saat itu hujan turun cukup deras, akhirnya saya bersama ketiga sahabat saya berteduh di sebuah peristirahatan yang sengaja dibangun untuk para pengunjung. 


Selama berteduh, disana kami berkenalan dengan petugas yang bernama Pak Syamsuri. Beliau yang bertugas memberikan keamanan bagi para pengunjung yang menuju Air Terjun Tiu Teja. Kami asyik berbicara ngalor ngidul sampai hujan berhenti turun. Banyak sekali hal yang beliau ceritakan kepada kami tentang Air Terjun Tiu Teja itu sendiri. 

Gak lupa juga beliau menceritakan soal Air Terjun Sekeper yang kebetulan satu jalur dengan Air Terjun Tiu Teja, cuman kami gak bisa pergi kesana karena cuaca yang gak memungkinkan, sehingga kami cuman diizinkan untuk menuju Air Terjun Tiu Teja yang lebih dekat. Next time pastilah ke Air Terjun Sekeper, Amin. 


Bayangan saya jalur menuju Air Terjun Tiu Teja sebelumnya itu akan jarang bertemu dengan perkampungan dan pedagang. Ternyata tepat di pintu masuk air terjun, ada beberapa pedagang yang menunggu si pembeli untuk sekedar beristirahat dan membeli dagangan mereka. Kami pun lega karena ada jual nasi bungkus dan minuman dingin dan hangat. Sebelum turun, saya membeli nasi bungkus dan beberapa makanan kecil untuk makan siang kami. 


Inilah kami berempat ( dari kanan ke kiri ) Saya, Kipli, Irfan dan Ardi yang akan menaklukkan Air Terjun Tiu Teja ( lebaaayy). Sebelum memulai treking, gak lupa saya meminta tolong kepada Pak Syamsuri untuk memfoto kami di depan pintu masuk menuju Air Terjun Tiu Teja buat kenang-kenangan. "Terimakasih Pak sudah memfoto kami berempat !". 


Karena jalur treking menuju Air Terjun Tiu Teja menuruni anak tangga, seperti kita menuruni anak tangga di Air Terjun Sendang Gile, jadinya tenaga kami gak terkuras sampai ke air terjunnya. Sepanjang perjalanan menuruni anak tangga, saya takjub dengan panorama pegunungan dan hutan Desa Santong yang baru pertama kali saya lihat. Keren pokonya, bagaikan lukisan tiga dimensi yang menyegarkan mata memandang. 



Di satu titik, kita bisa melihat penampakan Air Terjun Tiu Teja dari kejauhan. Ternyata jika dilihat dari jauh, seperti air terjun kembar yang di atasnya ada air terjun yang bentuknya agak kecil. Sungguh luar biasa alam Lombok ini. Karena letak dari air terjun ini di bawah pegunungan, jadinya kita bisa melihatnya dari atas bukit dengan jelas. 



Kondisi anak tangga menuju Air Terjun Tiu Teja yang sengaja dibangun oleh penduduk di sekitar menurut saya sudah sangat baik. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah setempat yang sudah membangun daerah wisata di Desa Santong ini dengan cukup baik. Sekarang tugas kita semua untuk selalu menjada dan merawat alam ini dengan sebaik-baiknya.



Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan air terjun berbentuk kecil yang bisa dibilang air yang mengalir cukup deras. Saya pun bertanya kepada petugas disana nama air terjun tersebut, tetapi mereka belum memberi nama air terjun yang berada di jalur menuju Air Terjun Tiu Teja ini.


Kurang lebih lima belas menit treking menuruni anak tangga, sampailah kita di Air Terjun Tiu Teja. Saya pun merasakan sapaan dari air terjun ini, hembusan airnya sangat terasa sampai jarak 50 meter. Kamera saya pun hanya sampai batas sini saja bila gak mau terkena hembusan air yang cukup deras dari air terjun ini. 


Sayang, kamera saya gak bisa terlalu dekat untuk mengambil foto, akhirnya cuma bisa narsis kira-kira jarak 50 meter dari air terjunnya. Kebetulan hujan mulai turun lagi, jadinya memberi kesan keren sekali. Walaupun kondisi tubuh kedinginan, gak mengurangi rasa bahagia saya bisa melihat secara langsung penampakan Air Terjun Tiu Teja. 


Kamera DSLR gak bisa, kamera hp 8 MP merk yang lagi naik daun pun jadi. Ini sih saya saja yang nekat menggunakan kamera hp saya karena sayang sekali bila gak bisa fotoan dalam jarak yang cukup dekat dengan air terjun ditambah hujan pula. " Narsis dulu mbak broo !!! ". 


Gak puas rasanya bila ke air terjun gak terjun untuk mandi. Saya dengan para sahabat ingin cepat-cepat turun ke kolam air terjunnya yang gak terlalu dalam, cuman sampai dada orang dewasa saja kedalamannya. Dingin sekali airnya, walaupun airnya keruh karena hujan turun serta semakin lama debit air yang turun cukup deras, saya ingin berlama-lama disini sambil mandi hujan di bawah air terjun. 


Semakin cinta saya dengan alam Indonesia ini, khususnya alam Pulau Lombok yang gak ada habisnya untuk diperbincangkan. Karena saya sudah bingung mau menulis apalagi di cerita ini, saya akhiri dengan sebuah kalimat yang saya buat untuk teman-teman pencinta alam alias para backpacker dimanapun berada, " Alam ini harus selalu kita jaga mulai dari diri kita sendiri, kalo bukan kita siapa lagi ? ". 

Selamat berpetualang mencari tempat yang indah teman :) .

Catatan :
- Air Terjun Tiu Teja berarti Air Terjun Pelangi, kita bisa melihat pelangi di air terjun ini pada saat musim kemarau.
- Jalur menuju Air Terjun Tiu Teja : Kota Mataram - Gunungsari - Pusuk ( Monkey's Forest ) - Pemenang - Bangsal - Tanjung - Gangga - Kayangan - Desa Santong - Tiu Teja dan Tiu Sekeper.
- Jalur lainnya : Sengggi Beach - Malimbu - Bangsal - Tanjung - Gangga - Kayangan - Desa Santong - Tiu Teja dan Tiu Sekeper.
- Tarif masuk menuju Tiu Teja, 5 ribu rupiah per motor dan 3 ribu per orang.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 18 April 2015

Menikmati Alam Senaru : Sendang Gile dan Tiu Kelep Waterfall


Cara menikmati hari libur kerja itu banyak sekali yang bisa kita lakukan. Bisa berkumpul dengan keluarga dan teman, menonton TV di rumah, membaca buku, main games, tidur yang banyak atau kencan dengan pacar ( bila punya ). Itu mungkin sebagian kecil dari kegiatan yang bisa kita lakukan di hari libur. Kalo saya sih, paling enak menghabiskan waktu libur dengan ngetrip sambil bawa kamera kesayangan. Kebetulan juga ada teman-teman yang ngajakin ngetrip ke salah satu tempat terindah yang bisa dibilang sudah terkenal di Indonesia yaitu Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kab. Lombok Utara.


Tepatnya seminggu yang lalu dari cerita yang saya tulis ini, berawal dari salah satu teman ngetrip baru saya belum pernah melihat secara langsung keindahan Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Akhirnya dia mengajak saya ngetrip ke air terjun terindah di Pulau Lombok. Kami pun berangat dengan beranggotakan empat orang termasuk saya sendiri.


Perlu diketahui, Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep termasuk ke dalam Taman Nasional Gunung Rinjani yang terletak di Alam Desa Senaru, Lombok Utara. Perjalanan dari Kota Mataram ke air terjun ini memakan waktu sekitar satu jam setengah sampai dua jam dengan menggunakan sepeda motor maupun mobil. Jarak kedua air terjun ini juga cukup berdekatan, sehingga para wisatawan yang ingin ke Air Tejun Tiu Kelep, pasti mampir di Air Terjun Sendang Gile terlebih dahulu dengan berjalan kaki. 


Ini ketiga kalinya saya mendatangi Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep ini dalam suasana yang baru pula. Kami pun beruntung sampai di tempat ini dengan cuaca cukup cerah walaupun habis turun hujan, sejuk sekali pokoknya. Air yang jernih dan dingin, pepohonan yang rindang, serta udara yang bersih, membuat ingin berlama-lama berada di tempat ini. 


Melihat banyak sekali pengunjung yang basah-basahan di bawah air terjun membuat saya gak sabaran ingin basah-basahan juga. Segeeerr mbak broo airnya, buat betah berlama-lama disini. Walaupun kondisi badan lagi kurang fit, setelah merasakan kesejukan air terjun yang memiliki dua tingkatan ini, badan menjadi seger kembali. 


Karena selanjutnya kami akan menuju Air Terjun Tiu Kelep, jadinya saya menghentikan  basah-basahan di Air Terjun Sendang Gile," Capcuuss kita ke air terjun kedua ". Dingin juga treking dengan keadaan baju dan celana basah, yaudah saya ganti pakaian dulu biar gak masuk angin. 


Dalam perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep, rombongan kami bertemu dengan sebuah jembatan yang cukup sempit dimana dibawah pijakan jembatan ada sebuah gorong air yang mengalir, unik memang jembatannya. Tapi disini kita harus berhati-hati karena di bawah jembatan, sungainya cukup dalam disebabkan oleh ketinggian jembatan yang cukup tinggi. Gak lupa, disinilah tempat yang cocok untuk berfoto narsis. Kami pun gak membuang waktu untuk mengambil gambar disini. 


Menikmati perjalanan menuju Air Terjun Tiu Kelep memang menyenangkan. Bertemu dengan jembatan unik, suara aliran sungai yang jernih, kicauan burung-burung penghuni Hutan Senaru, serta udara yang bersih sehabis turun hujan, menyenangkan memang. 


Di tengah perjalanan, rombongan kami bertemu dengan sepasang suami istri asal Hungaria alias bule mbak broo bersama guidenya yang asli orang Lombok. Awalnya mereka tersesat gak tahu jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep yang bersembunyi di tengah hutan lebat. Karena medannya harus menyeberangi sungai berbatu, jadinya mereka hilang arah gak tahu jalan selanjutnya. 

Untungnya bertemu rombongan kami, jadinya mereka ikut kami menuju Air Terjun Tiu Kelep yang beberapa meter lagi ditempuh. Karena sudah membantu menjadi navigator mereka, akhirnya imbalannya kami diajak berfoto bersama di depan Air Terjun Tiu Kelep. Gak lupa saya minta difotoin menggunakan kamera kesayangan saya, hehehe...


Sepertinya pasangan bule ini masih cukup muda dilihat dari wajah mereka yang masih imut-imut seperti saya, hehehe. Sesampai di Air Terjun Tiu Kelep, kami disambut dengan hembusan air yang berasal dari air terjun ini seperti air terbang. Oleh sebab itu masyarakat di sekitar menyebutnya dengan nama Air Terjun Tiu Kelep yang berarti Air Terbang. 



Sebelum menyeburkan diri di bawah air terjun terindah di Pulau Lombok ini, gak lupa saya bersama teman-teman menyempatkan makan siang dulu, udah lapar soalnya dan lelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Kota Mataram hingga sampai disini. Ingat, sesudah makan atau minum, sampahnya dibuang di tempat sampah. Jangan buang sampah sembarangan ya teman-teman. Disini sudah disediakan tong sampah buat para pengunjung. 


Habis makan dan berganti pakaian, saya langsung capcus ke TKP alias kolam air terjun. Disini lebih seger airnya dibandingkan di Air Terjun Sendang Gile, lebih bersih juga. Jadi tambah betah, gak mau cepat-cepat pulang ke rumah kalau sudah diberikan kenikmatan oleh Allah SWT untuk kita jaga kebersihannya. Mantaap pokoknya. 


Akhirnya liburan kali ini ditutup dengan Air Terjun Tiu Kelep yang sangat indah dan gak bosen-bosen untuk didatangi lagi. Karena kamera saya gak memungkinkan lagi untuk mengambil foto dikarenakan hembusan air yang cukup banyak sehingga kaca lensa selalu basah oleh hembusan air, jadinya hasil foto menjadi kurang maksimal.

Kalimat penutup untuk cerita saya ini adalah kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang selalu diberikan untuk kita. Dari perjalanan ini, saya bisa belajar bahwa apapun itu bisa kita raih dengan cara kita mau berusaha keras dan selalu berdoa. Menuju tempat yang indah itu gak mudah, harus disertai niat yang baik serta kelakuan yang baik pula. Terimakasi :).

Penulis : Lazwardy Perdana Putra