Air Terjun Tibu Tereng berada di wilayah Lombok Barat. Tapi bukan air terjun ini yang akan saya ceritakan. Di postingan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang penjelajahan saya bareng sahabat tercinta ke Air Terjun Tibu Kelambu.
Nah, "terus hubungannya dengan Air Terjun Tibu Tereng apa ya?". Disimak terus sampai selesai !.
Weekend yang lalu, saya bareng Mas Junk, dokter Irfan dengan istri "dokter Ika" dan ketiga buah hati mereka, berangkat ke sebuah desa yang memiliki beberapa air terjun yang menjadi daya tarik Kids Jaman Now Pulau Lombok.
Tujuan kami yaitu ke Dusun Batu Kemaliq. Dusun ini berada di wilayah Desa Bukittinggi, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Dusun ini berjarak sekitar empat belas kilometer dari Kota Mataram. Kurang lebih memakan waktu tiga puluh menit menggunakan sepeda motor atau mobil dari tengah kota.
Dusun Batu Kemaliq memiliki beberapa air terjun yang menjadi tujuan kami saat itu. Diantaranya ada Air Terjun Tibu Kelambu dan Tibu Tereng.
Untuk menuju lokasi, kita bisa melewati Jalan Jenderal Sudirman, Selaparang ke arah timur. Setelah bertemu dengan perempatan lampu merah daerah Sayang-Sayang, kami berbelok ke kanan mengikuti arah ke Penimbung. Suasana di perjalanan cukup ramai dan macet oleh aktivitas warga pagi itu. Ditambah lagi ada perbaikan jalan, lumayan capek nyelip-nyelip diantara rombongan motor dan kendaraan lainnya.
Setelah terbebas dari kemacetan, kami bertemu dengan perempatan kecil di Pasar Penimbung. Dari petunjuk teman blogger, kami harus mengikuti jalur menuju Pasar Bukittinggi. Awalnya bingung pasarnya dimana. Biar gak tersesat, kami bertanya ke salah satu warga yang sedang nongkrong di atas motor di pinggir jalan Pasar Penimbung.
Dari penjelasan si masnya, kami harus mengikuti jalanan aspal terus sampai mentok. Gak belok kanan-kiri lagi, apalagi belok ke rumah mantan juga gak perlu (gak punya mantan juga yang tinggal di Penimbung). Lebih jelasnya, kalian tanya sang mantan saja,eh maksudnya Google Maps.hihihihi.
Oke, fokus ke cerita!
Setelah petunjuk ke lokasi sudah jelas, kami melanjutkan perjalanan mengikuti jalanan aspal. Jalanan mulai menanjak dan berkelok-kelok. Di samping kanan-kiri jalan, saya melihat keindahan dari perbukitan alam Penimbung. Kece, ditambah lagi udara yang sangat sejuk. Sepanjang jalan kita melewati kebun-kebun duren (durian). Baca doa biar gak ketiban buah duren yang jatuh.
Gak terasa kami sudah sampai di persimpangan Pasar Bukittinggi. Dari sini penjelajahan kami dimulai. Untuk menuju air terjun, kami harus berbelok ke kanan, mengikuti jalanan tanah. Sekitar satu kilometer kami harus melintasi jalan tanah berkelok-kelok, ditambah lagi kita melewati jalanan tanah dengan jurang yang cukup curam. Jalur tanah ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja. Untuk saat ini, mobil mungkin lebih baik dititipkan di rumah warga, sekitar Pasar Bukitinggi. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki cukup jauh menuju post terakhir (parkiran kendaraan roda dua).
Panorama alam hutan Dusun Batu Kemaliq ini sangat asri, hijau dan keren. Saking terpesonanya melewati jalur tanah di tengah hutan perbukitan, kami sudah sampai di parkiran kendaraan. Disinilah post terakhir kami sebelum berjalan kaki menuju lokasi air terjun.
Parkiran kendaraannya sangat rapi dan bersih. Disini juga terdapat warung yang menjual beberapa cemilan dan minuman ringan. Saya sarankan, beli air dan makanan disini saja, soalnya di lokasi air terjun gak ada pedagang yang berjualan.
Pemilik warung sekaligus yang menjaga kendaraan pengunjung, sangat ramah kepada kami. Dari keterangan beliau, tiket masuk dan parkir "free" alias gratis tis tis. "Beneran tempat seperti ini kok gak ada pungutan biaya ya?". Heran bercampur seneng juga sih, hehehe. Meskipun gratis, kami tetap berbelanja di warung beliau biar ada pemasukannya. Sadar diri lah,hehehe.
Setelah kendaraan kami terparkir dengan aman. Kami bersiap-siap menuruni tangga yang terbuat dari batu dan semen. Meskipun keliatannya aman, kita harus ekstra hati-hati karena di beberapa titik ada kondisi jalanan menurun yang licin. Untuk menuju Air Terjun Tibu Kelambu, kami harus memilih jalur ke kanan, sedangkan ke kiri adalah jalur menuju Air Terjun Tibu Tereng (cerita selanjutnya).
Berhubung dari awal kami akan menuju Air Terjun Tibu Kelambu terlebih dulu, kami berbelok kanan mengikuti jalur menurun kurang lebih sekitar lima menit dari parkiraan. Saat menuruni tangga menuju air terjun pertama, saya melihat banyak sekali pohon-pohon duren. Tapi sayang, pohonnya belum berbuah karena belum musimnya.
Kita lupakan buah duren di otak dulu. Fokus ke arah mana kami menuju Air Terjun Tibu Kelambu. Setelah menuruni tangga, kami kebingungan. "Kemana nih arah kami selanjutnya ?". Ingin bertanya, tapi gak ada satu pun pengunjung lain untuk tempat kami bertanya.
Saya curiganya mendengar suara air jatuh dan melihat jembatan bambu yang lumayan kokoh. Berhubung membawa anak kecil, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di bebatuan sungai yang airnya gak terlalu deras. Setelah beristirahat, saya dan Mas Junk berinisiatif mencari posisi air terjun misterius itu. Akhirnya saya dan Mas Junk berpencar. Saya menyeberangi jembatan bambu, sedangkan Mas Junk melewati jalur tanah yang mencurigakan di balik semak-semak.
"Terus, si abang dokter bersama keluarganya gimana ?". Mereka sih asyik bersantai makan dan main air di sungai sambil menunggu saya dan Mas Junk mencari lokasi air terjun. Berhubung debit air sungai kecil, jadi sangat aman untuk anak-anak kecil mandi disini. Mereka pun memutuskan gak ikut dengan kami berdua turun tebing. Akhirnya.
Lanjut !
Saat saya menyeberangi jembatan bambu, saya melihat ke arah bawah. Ternyata air terjunnya tepat di bawah jembatan bambu ini. Gila, ini namanya niat banget nyari air terjun sampai main petak umpet segala. Selanjutnya saya mencari jalur menuju ke bawah. Jalur yang saya pilih yaitu menuruni tebing sampai rela basah-basahan menyeberangi sungai dengan kedalaman sepaha orang dewasa.
Itu cerita saya, "Gimana dengan cerita Mas Junk ?".
Jalur yang dilalui si Mas Junk cukup menegangkan. Awalnya sih sama seperti saya yang menuruni tebing. Tapi, eh ada tapinya. Saat akan menuju sungai, ada sebuah jembatan kayu yang sudah rusak. Jarak antara tebing dan jembatan kayu cukup terjal. Kerennya, si masnya menggunakan jurus Spiderman. Bayangin dah sendiri gimana cara Spiderman nempel di tebing,hehehe. Syukurnya, kami berdua selamat sampai di lokasi Air Terjun Tibu Kelambu. Demi sebuah keindahan, rela dah kotor dan basah-basahan.
Dari cerita teman-teman yang sudah menulis perjalanan ke air terjun ini, memang sangat kece ini destinasi. "Cara buatnya gimana ya ?". Hanya Allah SWT yang punya jawabannya. Kita hanya bisa selalu bersyukur dan menjaga keindahan ini biar tetap indah dan lebih kece lagi. Amiin (jadi pak ustad broo?).
"Kenapa dinamakan Air Terjun Tibu Kelambu ?". Tibu sendiri berarti air yang jatuh, sedangkan kelambu berarti tirai atau kain yang menutupi. So, arti dari Tibu Kelambu yaitu air terjun yang tertutup seperti kelambu karena air terjun ini posisinya terjepit oleh bebatuan sehingga susah terlihat alias bersembunyi. Nah, itu menurut saya sendiri sih. Semoga pendapat saya bener itu artinya,hehehe.
Jujur, baru kali ini saya mendapatkan hasil foto yang kece di lokasi air terjun. Berkat dari tangan Mas Junk sang calon fotografer pro, saya dapat foto yang bisa dibilang cukup untuk dipamerin lah,hehehe...peace. Apalagi penampakan Air Terjun Tibu Kelambu sangat instagrammable banget. Selain memiliki bentuk yang keren, air terjun ini juga memiliki kolam alami yang berwarna jernih kehijauan dan dingin menyegarkan. Datang di waktu musim kemarau, cukup beruntung sih karena aliran sungai gak terlalu deras, sehingga kita dapat mengatur kamera untuk mendapatkan hasil foto yang kece.
Kesempurnaan itu gak seratus persen. Mirisnya di lokasi, saya sempat melihat sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Ayok, please !. Kalian yang merasa pecinta alam atau suka traveling, minta bantuannya untuk kalian bawa sampah dan membuangnya di tempat yang sudah disediakan !. Kalau bahasa gaulnya, "Loe Gak Keren Kalo Nyampah Sembarangan Brooo !!!".
Gak perlu panjang lebar lagi saya menulis tentang keindahan air terjun ini. Cukup melihat foto-foto kece di postingan ini saja sudah membuat kemupengan teman-teman pembaca setia blog lazwardyjournal.com untuk segera datang ke tempat ini.
Air Terjun Tibu Kelambu sudah lama ditemukan, tapi baru beberapa bulan ini naik pamornya ke permukaan. Berkat adanya Instagram dan cerita-cerita teman blogger yang lebih dulu datang kesini, saya baru tau ada air terjun kece yang dekat dari rumah. Gak perlu jauh-jauh jelajah air terjun, di dekat kota juga masih banyak yang belum saya ketahui.
Next time... saya akan datang kembali dan mencari lagi air terjun yang belum dijelajahi. Katanya sih di lokasi ini masih banyak air terjunnya, "jadi penasaran kan ?",hehehe...sama saya juga. Cerita saya di postingan berikutnya tentang Air Terjun Tibu Tereng masih dengan waktu yang sama dan rombongan yang sama juga. Comming Soon !.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Ah, gagal fokus. Maksud dari "enggak punya mantan di Penimbung" itu gimanaaa... Kalau mantan di daerah lain banyak yaa wkwkwkwk ampuuunn.. Oiya nice share bang, lokasinya nggk jauh dri kota mataram, cocok buat family trip ini mah
ReplyDeleteWkwkwk..pertanyaanny. maksudny sya dulu gak da punya pacar dri Penimbung. Jngn dilanjut, ntar si doi ngambek hehehe... Peace
DeleteAlhamdulillah udh pernah
ReplyDeleteMantaaapp
Deleteheuheuehu, masih penasaran nih ama air terjun lainnya di sekitar Bukittinggi...
ReplyDeleteKatany sih ada beberapa. Wajib diexplore hehehe
DeleteSemoga aman selalu dan dilindungi Allah di sana yaa mas :)
ReplyDeleteAmiiin...seluruh warga Pulau Lombok berduka
Delete