Saturday, 26 April 2025

Dilarang Lapar di KMP Dharma Rucitra 8 : Lombok - Surabaya


Awal perjalanan saya dan keluarga menuju Pulau Jawa. Ada beberapa daerah yang akan kami kunjungi. Sekalian ingin bersilaturahmi dengan keluarga besar disana. Kebetulan juga masih suasana lebaran dan pastinya jajan lebaran masih tersisa dong ya. 


Sebulan lamanya saya dan istri sudah mempersiapkan segala sesuatu seperti tiket transportasi, hotel, dan lain sebagainya. Dari awal kami ingin menikmati perjalanan menggunakan kapal laut dengan rute Lombok menuju Surabaya.


Menyesuaikan dengan hari keberangkatan, akhirnya kami memesan tiket KMP Dharma Rucitra 8 dengan jadwal keberangkatan di Hari Jumat pukul 20.00 WITA, tanggal 11 April 2025. 


Kapal mewah dari PT.Dharma Lautan Utama yang berkantor pusat di Tanjung Perak, Surabaya ini tergolong masih baru melayani rute Lombok - Surabaya PP. Sebelumnya pernah melayani Surabaya - Ende via Lombok dan Labuan Bajo PP, tapi dari informasinya sudah gak buka rute itu lagi. 


Saya memesan tiket di kelas ekonomi tidur, dua ekonomi tidur dengan harga 258K per bed dan dua ekonomi tidur anak 200K per bed via aplikasi DLU Ferry. Harga bisa berubah-ubah setiap harinya. Lengkapnya bisa dicek di aplikasi.


Pesannya pun dua minggu sebelum keberangkatan. Itupun ekonomi tidur tinggal beberapa seat lagi karena masih musim arus balik lebaran. 





Singkat cerita, di hari H keberangkatan, tepatnya jam delapan pagi. Saya mendapatkan informasi via whatsApp kalau kapalnya mengalami keterlambatan keberangkatan. Dimana awal keberangkatan pukul 20.00 menjadi pukul 02.00 WITA di keesokan harinya. 


Alasan keterlambatan sesuai informasi dari pihak kapalnya dikarenakan masalah operasional. Namanya kalau naik kapal laut itu pastinya harus siap-siap menerima berita seperti ini. Pesawat saja bisa delayed, apalagi kapal laut yang menyesuaikan dengan cuaca di laut. 


Informasi seperti ini gak masalah karena kami sudah memesan penginapan di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya. So, gak terburu-buru.


Tas ransel dengan segala macam isinya, tas obat-obatan selama perjalanan dan tas berisikan logistik pun sudah siap. Cek semua barang agar gak ada yang tertinggal. 


Setelah semua dirasa sudah siap, kami berangkat ke pelabuhan sekitar pukul 21.30 WITA menggunakan ojek online yang kebetulan mobilnya temen sendiri. 


Ini pertama kalinya saya dan istri mengajak anak-anak ke Pulau Jawa. Mereka berdua pun sangat antusias diajak backpacker menggunakan kapal laut bersama ortunya. 


Perjalanan menuju pelabuhan cukup lancar. Terlihat bintang-bintang di langit menandakan cuaca malam itu cukup cerah meskipun sorenya turun hujan. 


Kapal yang akan kami naiki bersandarnya di Pelabuhan Gili Mas, bukan di Pelabuhan Lembar. Jadi jangan salah pelabuhan ya !. Cek jadwal keberangkatan kapal yang akan kalian naiki karena khusus penyeberangan ke Bali dan Jawa di Lombok ada dua pelabuhan yaitu Gili Mas untuk kapal berukuran besar dan Lembar untuk kelas kapal ferry berukuran lebih kecil. 


Kurang lebih lima belas menit perjalanan dari rumah menuju Pelabuhan Gili Mas, Lembar. Kami pun segera turun dari mobil dan berjalan kaki menuju tempat check in. 


Suasana di Pelabuhan Gili Mas malam itu sangat ramai sekali. Didominasi oleh mahasiswa/mahasiswi yang akan balik ke perantauan setelah berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. Terlihat yang berangkat hanya satu orang tapi pengantarnya sampai satu bus, hehehe.

 

Selain itu truk-truk pengangkut logistik dan sembako sudah berjejer rapi dalam antrian untuk menunggu masuk ke dalam kapal. 


Kami menuju tenda yang sudah disiapkan oleh perusahaan kapal untuk check in dan sebagai ruang tunggu. Proses check innya gak begitu lama karena belum terlalu ramai antriannya.


Setelah proses check in, kami segera boarding dengan diberikan gelang tangan berwarna merah sesuai dengan kelas di tiket. 


Di lembar tiket juga tertulis nomor tempat tidur di atas kapal. Dan beruntungnya nomor tempat tidur kami berempat satu deret. Kami membeli empat tiket sesuai dengan aturan kapal dimana anak umur 3 tahun sudah terhitung satu tiket anak-anak. 


Setelah proses boarding selesai, kami bersama calon penumpang lainnya menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan.


Sambil menunggu naik ke dalam kapal, anak-anak kami tidurkan terlebih dahulu agar nanti pas naik kapal gak begitu ngantuk. 





Sekitar pukul 02.00 WITA kapal yang kami tumpangi belum juga datang. Menurut informasi kapalnya sudah berlabuh dan menunggu giliran bersandar di dermaga. Memang sih malam itu di dermaga ada dua kapal besar yang masih bersandar yaitu Kapal Pesiar Norwegian dan KMP Mutiara Barat rute Lombok-Banyuwangi kalau gak salah. 


Baru sekitar pukul 03.00 WITA kapal kami baru nyandar dan melakukan bongkar barang yang membutuhkan waktu paling lama satu jam. 


Sekitar satu jam kemudian, kami dan penumpang lainnya dipersilahkan untuk naik ke dalam kapal. Dari ruang tunggu ke kapal cukup jauh dan kami semua harus berjalan kaki. 


Untungnya anak-anak sudah pada tidur dan mereka kami bangunkan untuk berjalan menuju ke dalam kapal. Sambil jalan kaki membawa tas ransel dan anak-anak cukup menguras tenaga. Untungnya pas malam hari jadinya gak terlalu capek. Kebayang kalau siang hari, bakalan gosong dah tuh kulit, hehehe. 


Jalan kaki beramai-ramai jadi gak terasa. Mengabadikan moment dari dermaga dengan view paling kece di tahun ini. Lampu-lampu dermaga yang sangat terang ditambah lagi dengan lampu kapal yang mewah. Suara mesin kapal sudah terdengar. Saatnya kita memulai petualangan. 


Ukuran kapal KMP Dharma Rucitra 8 cukup besar. Memiliki panjang 146 meter dan lebar 26 meter. Mampu berjalan dengan kecepatan 21 knot. Dan menampung penumpang kurang lebih 1300 orang. 


Ini kapal dengan ukuran besar yang pertama kali saya naiki. Bukan hanya saya saja tapi istri dan anak-anak juga. 


Kami memasuki kapal melalui rampdoor bagian depan kapal. Memasuki lambung kapal yang masih kosong karena belum ada kendaraan baik mobil dan truck yang memasuki kapal. 


Setelah itu, saya dan anak istri menunggu giliran naik ke atas kapal melalui lift. Keren ya kapal ini punya lift dua buah. Bahkan hampir semua penumpang menggunakan lift daripada tangga. So, harus bersabar mengantri. 


Gak begitu lama mendapat giliran masuk ke dalam lift, kami segera menuju ruang kelas tempat tidur sesuai dengan tiket. Kebetulan ruang tempat tidur kami berada di Deck 4. 


Ukuran liftnya gak begitu besar. Sama seperti ukuran lift pada umumnya. Yang buat sempit itu karena barang bawaan kami yang besar-besar. Ada yang bawa koper lebih dari dua, ada yang bawa dus yang isinya oleh-oleh. Hehehe. 


Setelah keluar dari lift, kami sudah berada di Deck 4 dan segera mencari ruang kelas ekonomi tidur I. Untungnya semua awak kapal melayani kami dengan ramah. Salah satu awak kapal mengantarkan kami menuju tempat tidur. Posisi tempat tidur kami berada di area atas. Jadi tempat tidur di kapal ini susun dua. Ada di bawah dan di atas. 


Kami dapat tempat tidur di atas. Awalnya sempat khawatir karena membawa anak-anak tapi gak masalah asalkan harus hati-hati. 




Ruang informasi dan lobi

Ruang ekonomi tidur


Enaknya di depan tempat tidur kami ada kompartemen untuk menaruh tas dan koper. Jadinya barang bawaan kami taruh di tempat yang sudah disediakan. Hanya tas yang isinya barang berharga saja yang kami taruh di atas tempat tidur. 


Tempat tidurnya enak banget. Kasurnya empuk, bersekat gitu dan diatasnya ada tempat untuk menaruh tas bawaan. Asyiknya lagi ada tempat colokan hp dan laptop di setiap kasurnya. 


Ruang ekonomi tidurnya ACnya dingin. Ada layar LED untuk menonton film. Lampu ruangannya dibuat remang gitu agar mata gak silau. Pokoknya top markotop. 


Berhubung sudah lelah sekali menunggu hampir enam jam, untuk keliling kapalnya besok pagi saja setelah bangun tidur. 


Pas bangun, saya pun penasaran apakah kapalnya sudah jalan apa belum. Anak-anak dan istri masih tidur dengan lelap. Saya keluar ruangan untuk melihat situasi. Dan ternyata kapalnya masih belum berangkat. 


Melihat jam sudah pukul 06.00 pagi. Terlihat truk masih menunggu giliran masuk ke dalam kapal. Berdiri di pinggiran kapal sambil menikmati suasana pagi hari dan matahari terbit dari balik perbukitan. Lombok indah banget pagi itu. Kurang kopi saja nih, hehehe. 





Sekitar pukul 07.00 WITS kapal sudah bersiap berangkat. Rampdoor sudah ditutup. Dua kapal tunda atau tugboat sudah mendekati kapal kami untuk ditarik dan dipandu keluar dari pelabuhan. 


Kapal perlahan-lahan menjauhi pelabuhan melewati Teluk Lembar yang terkenal dengan keindahannya ini. Salah satu pelabuhan terindah di Indonesia. 


Good Bye Lombok ! Sampai berjumpa di minggu depan. 


Setelah kapal berangkat, saya balik ke tempat tidur. Anak-anak dan istri sudah bangun. Kebetulan Adeq Nala lagi kurang sehat karena sariawan. Jadinya kami bersantai di tempat tidur saja. 


Sekitar pukul 08.00, service makan pertama sudah datang. Dua nasi kotak untuk dewasa dan dua nasi kotak untuk anak-anak. Enaknya lagi di kapal ini, nasi buat dewasa dan anak dibedakan menunya. Wah mantap nih ! Salut buat DLU. 


Makan pertama dengan menu nasi putih, telur opor, sayur tumis, mie goreng dan gelas air mineral. Sedangkan menu untuk anak-anak ada nasi putih, nuget ayam, sayur wortel dan susu ultra kemasan kecil. Enak sekali ya sarapannya. 




Deck paling atas dan area atletik


Setelah sarapan, saya dan anak istri berkeliling kapal. Berhubung kapalnya besar banget, jadinya keliling kapalnya dicicil dulu ya. Gak sanggup berkeliling kapal di pagi itu. Mana mata masih ngantuk semalaman gak tidur. 


Kami naik ke deck paling atas. Disana terdapat playground anak-anak, lintasan atletik bagi yang mau lari-lari cuantik. Ada juga ruang gym dan barbershopnya. Pagi itu banyak sekali penumpang yang bersantai di deck paling atas. Udara juga masih segar dan view perbukitan Pulau Lombok masih terlihat indah. 


Turun ke deck 5 dan berjalan menuju bagian depan kapal melalui anak tangga. Tepat di bawah anjungan, terdapat tempat untuk duduk santai dengan meja dan kursi. Dari sini kita bisa melihat view kapal dari depan. Apalagi kalau bertemu dengan rombongan lumba-lumba yang mengiringi kapal. 


Disini angin lautnya gak begitu kencang. Anak-anak pun betah berlama-lama disini sambil menikmati view ciptaan Allah SWT.


Ruang ekonomi duduk


Resto kapal


Bergeser ke bagian belakang kapal melewati beberapa ruang penumpang yang ada di dalam kapal ini. KMP Dharma Rucitra 8 memiliki beberapa kelas ruang penumpang. Ada ruang kelas III duduk, Single Cabin, Double Cabin dan VIP Sweet yang dimana untuk aksesnya kita diberi kartu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ini bagi yang membeli tiket tersebut ya. 


Selain itu, ada kelas ekonomi tidur seperti saya beli, ada kelas ekonomi duduk dan non seat. Dimana non seat ini artinya penumpang gak dapat kebagian tempat duduk dan tidur ekonomi. Hanya bisa mengakses tempat duduk yang ada di sekitaran restoran, deck luar atau sofa yang ada sekitaran kapal. 


Fasilitas lainnya ada kursi pijet, ruang menyusui bagi para ibu-ibu yang membawa anak bayi, ruang medis, ruang baca mushola, kamar mandi dan toilet yang cukup bersih, ruang merokok dan ada beberapa fasilitas lainnya yang gak bisa disebut satu per satu. 


Untuk keamanannya, kapal ini sudah begitu lengkap. Ada sekoci, baju keselamatan, dan beberapa peringatan dan aturan yang sudah tertempel di dinding kapal.  


Ruang Baca



Playground anak


Duduk di bagian belakang kapal, kami bisa melihat buih-buih air dari baling-baling kapal. Jalannya kapal ini kencang sekali. Kalau gak salah sekitar 19 knot jalannya pagi itu. 


Diperkirakan sampai di Tanjung Perak, sekitar jam 12 malam. Semoga saja gak ngantri sandar di pelabuhan.


Posisi kapal pagi itu sudah berada di perairan Karangasem, Pulau Bali. Laut yang cukup tenang. Sinar matahari yang cukup terik dan angin laut yang sepoi-sepoi. 


Kami bersantai sejenak di resto kapal yang berada di bagian belakang. Disini ruangannya dingin. Sambil duduk santai, menikmati cemilan dan view indah dari Gunung Agung, Bali. 


Beruntungnya langit saat itu cerah, gak banyak awan putih yang menyelimuti puncak Gunung Agung yang terlihat sangat megah. 


Disini sinyal masih cukup kencang, jadinya masih bisa online. Biasanya kalau sudah menjauhi pulau, sinyal kembang kempis. Mari kita manfaati sinyal semaksimal mungkin. 


Sudah bosen nongkrong, kami kembali ke tempat tidur untuk beristirahat. Rencananya nanti sore, berkeliling kapal lagi sambil menikmati sunset dari atas kapal. 


Beralih siang hari, service makan siang sudah datang. Makan kedua kami di kapal dengan lauk ikan opor dan sayur tumis Sedangkan anak-anak dapat makan ayam goreng dan susu ultra kemasan. Ditambah lagi ada potongan buah melon dan semangka ya. Bisa bebas ngambilnya hehehe. 


Setelah makan siang, waktunya melaksanakan shalat Dzuhur di mushola. Selanjutnya, kita istirahat siang sampai sore. 





Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WITA. Posisi kapal sudah berada di Utara Pulau Madura melewati beberapa pulau kecil. Salah satu pulau yang saya tahu yaitu Pulau Sapudi. 


Disini sinyal hp sudah kembali normal, dimana sebelumnya sinyal sempat hilang saat posisi kapal menjauhi pulau. 


Setelah mandi dan bersih-bersih, kami berkeliling kapal lagi. Anak-anak terlihat senang saat diajak jalan berkeliling kapal. Pengalaman pertama mereka berlayar jauh menggunakan kapal long trip. 


Menikmati sunset dari atas kapal bener-bener nilai plus naik kapal ini. Lengkap malah, bisa lihat sunrise dan sunset. 


Beranjak ke malam hari, kurang lebih sekitar 5 jam lagi tiba di Tanjung Perak, service makan ketiga datang. Gak nyangka saja ada service ketiga. Padahal di tiket hanya dapat jatah makan dua kali. Berarti ini kompensasi atas keterlambatan keberangkatan kapal kemarin ya. Luar biasa !.


Gak nanggung-nanggung, kita dapat menu enak juga. Ada ayam opor, mie goreng, sayur tumis dan buah melon. Sedangkan anak-anak dapat ayam goreng CFC, telur, sayur dan susu ultra lagi. Bener-bener service maksimal nih !. Gak rugi berlayar bersama Dharma Rucitra 8. 


Setelah makan dan shalat isya, saya berjalan ke arah ruang duduk ekonomi karena disana ada sesi karaouke. Ada dua biduan yang bernyanyi sambil mengajak penumpang berjoget juga. 


Setelah menonton hiburan, saya kembali ke tempat tidur. Anak-anak dan istri masih tidur. Saya pun melanjutkan tidur sambil menunggu kapal tiba di Tanjung Perak. 


Kerjaan di kapal itu memang sangat mengasyikkan. Tidur, keliling kapal, makan, tidur lagi hehehe. Untungnya di depan tempat tidur kami ada layar LED yang memutar film-film. Jadinya gak bosen di tempat tidur. 





Gak tersadar, saya pun ikut terlelap. Dan bangun-bangun kapal sudah tiba di Tanjung Perak dan bersiap untuk sandar di dermaga.


Lampu-lampu Pelabuhan Tanjung Perak kelap-kelip terang benderang. Kapal-kapal barang dan penumpang terlihat sandar di dermaga.


Ada KMP Timur Mila Utama IV dan kapal Pelni yang saya gak lihat namanya apa sedang bersandar di dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak. 


Kapal kami persis akan bersandar di sebelah KMP Timur Mila Utama. Para ABK kapal sudah bersiap-siap akan melempar tali tambang ke dermaga sebagai pengikat kapal. Moment-moment yang saya tunggu-tunggu setiap naik kapal. 


Terlihat para porter pelabuhan sudah siap memasuki kapal untuk mencari penumpang yang bersedia memakai jasa mereka. 


Sekitar pukul 23.00 WIB kapal sudah bersandar dan seluruh penumpang dipersilahkan untuk turun dari kapal. 


Antrian penumpang yang begitu ramai saat menunggu giliran turun dari kapal. Kami berempat, bersantai sejenak di kursi sofa depan ruang informasi sambil menunggu suasana lenggang. 


Ketika sudah agak lenggang, barulah kami turun dari atas kapal menggunakan tangga karena kalau pakai lift agak lama dapat gilirannya. Jadi turun lewat tangga saya rasa lebih cepat dan gak buang-buang waktu. 


Alhamdulillah kami selamat sampai Tanjung Perak dan bersiap menuju pintu kedatangan Pelabuhan Tanjung Perak. Begitu ramai area pelabuhan malam itu. Banyak penumpang naik yang akan berangkat dan baru datang dari berbagai daerah di Indonesia. 


Untuk menuju penginapan, saya memesan taxi online yang berada di check point dekat pelabuhan. Nunggunya pun gak lama, kami pun masuk ke dalam taxi dan segera menuju penginapan. 


Kesimpulannya :


Pelayaran menggunakan KMP Dharma Rucitra 8 saya akui sangat rekommended buat kalian yang akan berpergian menggunakan kapal laut menuju Lombok atau yang akan ke Surabaya. 


Pelayanannya sangat baik. Dari pemesanan tiket melalui aplikasinya. Respon operator via WhatsApp juga cepat. Pelayanan saat check in dan boarding juga sangat baik. 


Service selama pelayaran bintang lima. Fasilitas yang ada di dalam kapal bisa kita akses semua. Dari ruang penumpang sampai kamar mandinya sangat terawat dan cukup bersih.


Kapalnya cepat sampai. Bintang limanya, adanya kompensasi berupa penambahan makan disaat kapal mengalami keterlambatan. 


Jadi kalau dihitung-hitung, kita berangkat pukul 07.00 WITA dari Lombok. Sampai di Pelabuhan Tanjung Perak pukul 23.00 WIB. Total perjalanan kurang lebih 15-16 jam perjalanan. Lebih cepat dari estimasi yaitu 20 jam perjalanan. Luar biasa ! 


Oh ya, untuk review service makannya,  menunya sangat enak dan porsinya banyak. Makanannya juga cocok buat anak-anak. Good Job buat PT.Dharma Lautan Utama. 


Dengan harga 258 ribu untuk ekonomi tidur buat saya wort it banget dari Lombok ke Surabaya. Apalagi menaiki kapal semewah ini seperti naik kapal pesiar. 


Cerita selanjutnya, ditunggu ya.... ! 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra




Sunday, 6 April 2025

Mengexplore Pohon Berumur Ratusan Tahun : Pohon Purba (Lian) Lombok Timur


Libur lebaran tahun ini seperti biasa saya dan keluarga besar pergi silaturahmi ke rumah nenek di Desa Batuyang, Lombok Timur. Desa yang masuk dalam Kecamatan Pringgabaya yang berada di ujung timur Pulau Lombok. 


Kalau namanya desa itu pastinya rumah-rumah disana sangat asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bisa melihat perkebunan, persawahan dan main di sungai. Di rumah nenek bisa dibilang cukup nyaman. Banyak pepohonan yang rindang. Apalagi kalau bangun pagi, kita masih bisa menghirup udara pagi yang sejuk.


Menginap semalam di rumah nenek karena keesokan paginya kami akan pergi jalan-jalan tapi belum diputuskan mau kemana alias lihat kondisi keesokan paginya. Semoga saja hari esok gak banyak keluarga jauh yang bertamu. Biasanya kalau sudah datang, lupa waktu sama obrolannya karena sudah lama gak berjumpa.


Ada beberapa destinasi wisata alam yang aksesnya cukup dekat untuk dikunjungi. Sebut saja ; Desa Sembalun, Kebun Raya Lemor, Gili Kondo, Bukit Kayangan, Pohon Purba (Lian) dan masih banyak lainnya.


Berhubung keesokan paginya, belum ada tamu yang datang. Kami segera memutuskan untuk pergi ke salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal pada kisaran tahun 2015 di media sosial. Namanya, Pohon Purba (Lian) yang berada di Kecamatan Pringgabaya. 


Sempat hilang dari peredaran, di tahun ini Pohon Purba kembali terkenal karena destinasi ini merupakan salah satu tempat syuting film "Seher" yang viral di youtube sebulan yang lalu. 


Film asli dari Pulau Lombok. Bagi yang belum nonton filmnya, jangan lupa nonton Si Burhan dan emaknya yang fenomenal untuk meluluhkan pujaan hati. 


Untuk menuju kesana, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan motor atau mobil. Sedangkan dari Kota Mataram,dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Karena sudah gak ada angkutan umum menuju kesana. Hanya tersisa angkutan desa saja yang masih beroperasi. Itupun untuk mengangkut sayur-sayuran dan kebutuhan pokok lainnya. 


Saya dan lainnya sudah bersiap untuk berangkat. Gak banyak yang perlu dibawa. Terpenting handphone dan makanan yang gak boleh ketinggalan. Anak-anak sudah gak sabar untuk pergi jalan-jalan. Mereka sangat suka diajak bepergian baik ke pantai, sungai atau danau.


Cuaca pagi itu sangat cerah meskipun beberapa hari terakhir, Pulau Lombok diguyur hujan terus menerus dari pagi hingga malam hari. Bahkan di malam Idul Fitri hingga subuh pun langit mendung dan masih gerimis. Angin juga dalam keadaan baik-baik saja. 


Kami menggunakan satu mobil yang berisikan saya, bapak, mama, istri, anak-anak, nenek dan bibi. Sedangkan kedua sepupu saya menggunakan motor karena ada urusan lainnya nanti setelah pulang. Biasa gadis mah sekalian cuci mata. Siapa tau ada cowok yang mau kenalan gitu. Paham sendiri urusan anak muda.





Untuk menuju lokasi, kita bisa mengambil arah ke Desa Labuan Lombok. Tepatnya menuju ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Setelah bertemu pertigaan Terminal/Pasar Labuan Lombok, kita mengambil jalur lurus menuju Desa Sambelia, sedangkan belok kanan kita menuju penyeberangan kapal ferry, Pelabuhan Kayangan.


Melewati pemukiman nelayan di Labuan Lombok dengan kondisi alam yang cukup mulus. Setelah itu melewati SPBU Labuan Lombok dan kurang lebih satu kilometer lagi, kita sudah sampai di Pohon Purba yang berada persis di pinggir jalan raya antara Kec.Pringgabaya - Kec.Sambelia. 


Di depan Pohon Purba juga terdapat wisata pantai bernama Pantai Pengayoman atau orang setempat menyebutnya dengan nama Pantai Pidana/Lembaga karena di sekitar pantai ada Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas. Serem gak ?. 


Bisa baca ini juga : rekomendasi travel di lombok


"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati". Begitulah ungkapan yang bisa diucap karena dalam satu kawasan terdapat beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi sekaligus. 


Saat itu kami memilih untuk ke Pohon Purba terlebih dahulu untuk berfoto-foto. Kebetulan juga anak-anak belum pernah kami ajak kesini. Sekalian memperkenalkan kepada anak-anak tentang Pohon Purba atau dikenal dengan nama Pohon Lian. 


Dikarenakan kondisi jalan masuk menuju kawasan Pohon Purba cukup becek karena masih jalan tanah agak berlumpur karena hujan semalam, kami memutuskan parkir kendaraan di area parkir pantai saja dengan tiket parkir 10 ribu untuk mobil.





Setelah turun dari mobil. Kami berjalan kaki menuju lokasi. Tinggal menyeberang jalan saja, kita sudah sampai di depan pintu masuk kawasan Pohon Purba. Suasananya mirip seperti di De Djawatan yang berada di Banyuwangi. 


Berjalan kaki melewati jalan tanah yang masih becek. Harus ekstra hati-hati agar gak kejebak sama lumpur. Dari dekat terlihat plank bertuliskan Pohon Purba Lian. Untuk masuknya kita gak dikenakan tiket alias masih gratis. 


Gak butuh waktu lama, kami sudah berada disekeliling Pohon Purba yang ukurannya sangat besar dan menjulang tinggi melebihi tingginya Pohon Beringin. Jadi itu sebabnya disebut dengan nama Pohon Purba karena menyerupai pohon raksasa mirip seperti pepohonan yang kita lihat dalam film Jurasic Park atau film fantasi lainnya.


Nama sebenarnya dari pohon ini yaitu Pohon Lian yang sudah hidup ratusan tahun yang lalu. Ada beberapa sumber yang menyebut pohon ini sudah berumur 350 tahun. Lokasi dari pohon ini berada di Dusun Permata, Desa Gunung Malang, Kec.Pringgabaya, Kab.Lombok Timur (dikutip dari laman facebook BPPD Lombok Timur).


Menurut wi**pedia, Pohon Lian memiliki nama latin Ficus albipila yang merupakan pohon endemik di hutan-hutan New Zealand, India dan kepulauan Indonesia. Salah satunya tumbuh hingga sekarang di Pulau Lombok ini. 


Tumbuh subur di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan ketinggian rata-rata mencapai 40 hingga 50 meter, dengan diameter kurang lebih 5 kali pelukan orang dewasa (sumber:wi***edia). Boleh dicoba memeluk pohon ini saat datang mengexplore pohon langka ini. 


Selain penampakannya yang menarik buat dikunjungi, pohon ini juga memiliki manfaat yang gak banyak orang mengetahuinya. Pohon Lian ini mampu menyerap air dan menampung air dalam jumlah besar. Selain itu dapat menjaga ekosistem lingkungan di sekitar. 


Karena lokasinya persis di pinggir jalan utama, banyak para pelancong baik domestik maupun mancanegara yang kebetulan melintas di kawasan ini sehabis atau akan menuju Gili Kondo dan sekitarnya untuk mampir sekedar berfoto dan beristirahat sejenak. 





Saya dan keluarga cukup takjub dengan pohon ini. Hampir lima tahun saya gak kesini lagi. Tapi saat datang kesini kemarin, pohon-pohonnya masih kokoh berdiri. Beberapa gazebo (berugaq) dibangun untuk tempat wisatawan beristirahat. Ada juga ban-ban yang dicat warna-warni sebagai pembatas jalan menuju pintu masuk kawasan Pohon Purba ini.


Sayangnya menurut saya, area destinasi ini kurang dipelihara. Masih banyak semak-semak yang gak dibersihkan. Beberapa fasilitas lainnya seperti gazebo juga belum ada perawatan. Mungkin saja pemerintah setempat sengaja membuat area destinasi ini menjadi alami saja. 


Saran saya kedepannya, destinasi wisata alam seperti ini harus tetap dijaga dan pengembangannya jangan hanya jalan di tempat saja agar para wisatawan banyak dan mau datang kesini. Kalau melihat fasilitasnnya oke dan area sekitar dirawat, pastinya kita semua nyaman dan aman datang kesini. 


Bonus view yang dapat dilihat dari destinasi ini yaitu kita bisa melihat megahnya puncak Gunung Rinjani dari belakang kawasan Pohon Purba (Lian). Itupun kalau cuaca sedang bagus-bagusnya. 


Waktu yang paling cocok datang kesini yaitu di pagi dan sore hari. Kita bisa melihat sinar matahari yang masuk dari celah-celah pepohonan. Udara pagi disini sangat sejuk dan pastinya bebas polusi. 





Setelah foto-foto di bawah Pohon Lian. kami menuju Pantai Pengayoman atau Pantai Pidana. Suasana di pantai ini sangat ramai sekali oleh pengunjung. Biasanya sehari setelah Idul Fitri, warga setempat  berbondong-bondong pergi liburan bareng keluarga.


Salah satu tempat yang dituju yaitu Pantai Pengayoman. Mereka datang kesini ada yang menggunakan mini bus, mobil pick up bak terbuka, mobil pribadi, malah ada yang naik truk dan paling banyak rombongan menggunakan motor.


Mereka kesini sambil membawa makanan minuman dalam jumlah besar. Biasanya isinya lauk pauk dan nasi buat makan siang. Membawa tikar, duduk manis sambil jagain anak-anak yang asyik berenang di pantai. Ada juga yang membawa pasangan, duduk berdua di pinggir pantai sampai gak terasa sinar matahari menyengat di kulit. Serasa dunia milik berdua. 


Untungnya kami mendapatkan tempat duduk disini yaitu berupa gazebo atau berugaq. Sayangnya kondisi berugaq yang kami dapat sudah berumur. Ditengahnya berlubang dan hanya bisa diduduki oleh beberapa orang saja.


Disini kami hanya menikmati view Selat Alas. Di pantai ini viewnya keren. Kita bisa melihat kapal-kapal ferry yang hilir mudik. Di sebelah barat, bisa melihat puncak Gunung Rinjani sedangkan sebelah timur, bisa melihat perbukitan Pulau Sumbawa dari kejauhan.


Buat kalian yang sedang melintas di destinasi wisata ini baik di Pohon Purba Lian atau Pantai Pengayoman, gak ada salahnya buat berhenti disini menikmati view alam nan indah dari Pulau Lombok bagian timur. 


Ini salah satu cerita libur lebaran saya di rumah nenek. Kalau kalian punya cerita libur lebaran kemana ?. Boleh ditulis di kolom komentar. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Wednesday, 2 April 2025

Terjebak Macet di Malam Takbiran : Kota Tua Ampenan


Bulan Ramadhan sudah meninggalkan kita. Semoga tahun depan kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang penuh dengan ampunan dalam pribadi yang lebih baik lagi. 

Selama sebulan penuh kita berpuasa. Menahan diri dari makan minum dan hawa nafsu dari adzan subuh hingga terbenamnya matahari. Kini saatnya kita merayakan kemenangan yaitu menyambut datangnya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Maret 2025. 

Gema takbir sudah terdengar. Malam yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Malam yang penuh suka cita. 

Seluruh warga beranjak keluar rumah untuk menikmati moment yang hanya ada satu kali dalam setahun. 

Kota Mataram diguyur hujan dari sore hingga larut malam. Hujan di malam takbir turun dengan syahdunya. Suara petasan pun terdengar silih berganti menambah kemeriahan malam itu.

Tahun ini pawai takbiran di Kota Mataram terbagi menjadi enam wilayah, antara lain Kecamatan Mataram, Ampenan, Cakranegara, Selaparang, Sandubaya dan Sukarbela. Masing-masing wilayah sudah ditentukan jalur pawai takbirannya. 

Baca juga disini : rekomendasi travel di lombok

Gak hanya di Kota Mataram saja tapi di berbagai kabupaten/kota juga menyelenggarakan pawai takbiran. 

Jadi gak heran kalau di Pulau Lombok yang namanya pawai takbiran sangat meriah. Di setiap kampung berlomba-lomba membuat miniatur masjid dan beberapa lampion untuk mengikuti pawai di malam lebaran. 

Apalagi Pulau Lombok dijuluki "Pulau Seribu Masjid". Dibandingkan dengan daerah lain, menurut saya yang paling meriah pawai takbirannya yaitu di Pulau Lombok. 

Para kafilah yang sebagian besar para anak muda, sudah siap dengan pakaian terbaik mereka. Mengatur barisan dengan rapi. Ada juga yang sudah gak sabar ingin memukul beduk. Melantunkan gema takbir yang sudah sering kita dengar.

"Allahu Akbar 3x"
"Lailahailallah wallahu Akbar"
"Allahu Akbar Walillailham"




Ribuan warga kota sudah menunggu di pinggir jalan untuk menonton jalannya pawai takbir yang jadwalnya akan dimulai sehabis shalat isya yaitu pukul 19.30 WITA.

Meskipun cuaca lagi kurang bersahabat, para peserta pawai takbiran tetap semangat mengikuti jalannya acara hingga selesai. Beberapa miniatur masjid sudah berjejer di sepanjang jalan. Lebih dari ribuan kafilah dari berbagai kampung, kelurahan sampai kecamatan tumpah ruah di jalan.

Gak hanya para kafilah saja, tapi ribuan penonton juga sangat antusias untuk menonton jalannya pawai takbiran. 

Ada yang membawa anak kecil meskipun hujan turun cukup lebat. Ada juga yang nonton sendirian alias ngejomblo. Berharap di malam itu bertemu dengan sosok bidadari atau pangeran tampan yang bisa jatuh ke dalam pelukan si doi (ngomong apaan sih). 

Malam yang penuh dengan suka cita. Saya malam itu ingin mengajak anak-anak untuk menonton jalannya pawai. Kebetulan di depan perumahan merupakan titik kumpul para peserta. Tapi kondisi saat itu masih hujan. 

Kebetulan malam itu saya dimintain tolong oleh istri untuk mengantarkan bingkisan ke rumah orang tua di Ampenan. 

Sekitar jam sepuluh malam saya berangkat dari rumah. Kurang lebih lima belas menit perjalanan ke Ampenan. 

Menghindari titik-titik kemacetan, tapi nasib berkata lain. Mulai dari sepanjang jalan menuju perbatasan kota, saya bertemu dengan barisan pawai takbiran. Disini gak terlalu macet karena gak terlalu ramai kendaraan yang lewat sini. 




Kemacetan selanjutnya saat bertemu dengan barisan pawai takbiran dari kelurahan lainnya yang melewati sepanjang Jalan Sriwijaya. Disini yang benar-benar macet parah. 

Karena macet, akhirnya saya putuskan untuk menonton sebentar. Mengambil beberapa foto tapi harap dimaklumi karena hanya kualitas kamera smartphone Oppo A54 saja. 

Ikut gabung dalam kemeriahan takbiran malam itu meskipun hanya sebagai penonton dadakan saja. Hahahaha. Sayang sekali gak ajak anak-anak. Kalau mereka ikut, pasti senang sekali. 

Miniatur masjid dengan hiasan lampu warna-warni, lampion-lampion mini bertuliskan "Allahu Akbar" dan "Muhammad" dalam bahasa Al-Quran yang dibawa oleh ratusan kafilah berbaris rapi berjalan menuju jalur yang sudah ditentukan oleh panitia. 



Diiringi oleh gema takbir dan suara petasan menambah suasana menjadi meriah. Udara malam di tengah kota pun membuat suasana menjadi syahdu. 

Para pedagang kaki lima pun ikut ketiban rezeki. Dari jualan minuman dingin, cilok, bakso, kopi dan cemilan lainnya. Gak hanya itu saja, penjual balon, mainan dan kembang api pun ikut mendapat rezeki. 

Itulah indahnya Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Semuanya mendapatkan rezeki. Berapapun yang didapat, harus selalu disyukuri. 

Setelah nonton pawai takbiran di sekitar jalan Sriwijaya, saya lanjutkan perjalanan menuju rumah orang tua dalam keadaan lumayan macet. 



Penuh kesabaran, akhirnya bisa keluar dari kemacetan dan segera menuju rumah. Nasib berkata lain. Di sekitar Kota Tua Ampenan dapat macet lagi. Padahal ini jalan satu-satunya menuju rumah. 

Mau lewat jalan lain sudah gak bisa puter balik. Yasudah, kita nikmatin macetnya dulu. Malam semakin larut, tapi acara pawai takbiran semakin meriah. 

Para petugas keamanan diantaranya ada polisi yang masih mengatur arus lalu lintas hingga selesai acara. 

Sepanjang jalan Yos Sudarso, depan Lapangan Malomba, Ampenan merupakan pusat titik kemacetan. Ada pengalihan arus lalu lintas disini yaitu tadinya dua jalur menjadi satu jalur. Itupun digunakan untuk area parkir kendaraan bagi yang menonton.

Pawai takbiran di Ampenan dimulai dari perlimaan Kota Tua Ampenan hingga jalan Langko. Selain menonton takbiran, kita juga bisa berwisata malam di Kota Tua Ampenan.  Dimana Kota Tua Ampenan merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Pulau Lombok.

Meskipun sempat terjebak macet, tapi saya senang bisa menonton pawai takbiran dalam kondisi gerimis yang menambah suasana menjadi syahdu. 

Kegiatan pawai takbiran di Kota Tua Ampenan khususnya berjalan dengan lancar dan tertib. Terimakasi kepada para petugas keamanan yang sudah bertugas di malam itu. 

Acara pawai takbiran selesai sekitar pukul 00.00 WITA, dan saatnya kita beranjak pulang untuk beristirahat agar esok paginya gak terlambat melaksanakan shalat eid. 

Minal Aidin Walfaidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Happy Eid Mubarak Idul Fitri 1446 H

Penulis : Lazwardy Perdana Putra