Saturday 26 November 2022

Staycation di Bigland Hotel Sentul & Convention, Kapok Gak Ya ?


Pertama kalinya saya ke Bogor, pastinya seneng dong. Apalagi ke Bogor dalam rangka menghadiri undangan workshop dari Kementerian Kesehatan RI. Kecenya lagi, saya gak sendirian ke Bogor dari Lombok. Ada keempat teman lainnya dari beberapa instansi kesehatan. 

Janjian terbang bareng dari Lombok ke Bandara Soekarno Hatta. Nantinya dari Bandara Soeta pakai travel ke Bogornya. Dilihat dari surat undangan sih kami akan stay di Bigland Hotel Sentul & Convention. Kebetulan kegiatannya juga di hotel yang sama. Informasi dari panitia, Bigland mempunyai dua hotel di Bogor yaitu di Kota Bogornya dan di daerah Sentul. 



Nah, jangan sampai salah alamat seperti lagunya Ayu Ting Ting (Alamat Palsu) hehehe. Baca lagi di surat undangannya, ternyata kegiatannya di Bigland Hotel Sentul & Convention. Buka google maps sih letak hotelnya kurang lebih lima belas menitan dari pusat Kota Bogor. 

Setelah jelas mau ke hotel yang mana. Barulah kami diantar oleh mobil travel yang sudah kami pesan. Pelayanan travelnya sih oke. Bapak supirnya ramah dan wawasannya sangat luas. Maklumlah asli orang Medan (pakai logat Batak). Jadi ngomongnya kayak pengacara-pengacara kondang dari Tanah Batak gitu. Enak sekali ngobrol bareng bapaknya sepanjang jalan meskipun baru pertama kali bertemu. 

Perjalanan dari Bandara Soeta ke Bogor butuh waktu dua jam perjalanan. Bapak supir memilih jalur tol arah Semanggi kemudian lanjut ke arah Pancoran, Depok dan lurus terus ke Bogor via tol Jagorawi. Kami sih ngikut bapak sopir saja mau lewat mana. Yang penting nyampe Bogor ya pak. Jangan bawa kami ke Bandung !. (kode)

Saking nyamannya di dalam mobil sepanjang perjalanan. Gak terasa kami sudah sampai di hotel. Ternyata hotelnya berdekatan dengan Sirkuit Sentul lhoo ya. Tapi sayang gak sempat ke sirkuitnya. Bigland Hotel Sentul & Convention berlokasi di Jalan Olympic Raya no.4A, Sentul, Kec.Babakan Madang, Kab. Bogor, Jawa Barat.



Agak syok lah ya saat baru sampe hotelnya. Ternyata posisi hotelnya berada persis di samping Tol Jagorawi. Kurang lebih 10 kiloan dari pusat Kota Bogor. Kalau mau ke pusat kota harus pesen ojol dan bayarannya lumayanlah kalau bolak-balik hotel. 

Ada sih salah satu mall yang dekat dari hotel tapi harus masuk tol. Jadi saya ulangi, kemana-kemana harus pake ojol kecuali mau ke Indo***t harus jalan kaki kurang lebih 500 meter. Lumayan lah ya olahraga cari keringat. 

Ternyata panitianya emang sengaja memilih hotel ini yang posisinya jauh dari manapun biar peserta workshop gak ada yang suka kabur ke mall atau pusat oleh-oleh disaat waktu kegiatan, hahahaha. Sudah ketebak dari awal saya sampai di hotel ini. 

Gak masalah sih buat saya pribadi. Terpenting hotelnya nyaman dan kamarnya gak horor saja. Ribet kan kalau selama empat hari kita ditemani sama Mbak Kunti atau Om Permen di kamar. Bisa-bisa diajak main petak umpet lagi, hahaha. 




Menurut saya disaat menginjakkan kaki pertama kali di hotel ini, saya merasa nyaman meskipun dari bentuk bangunan gak terlalu besar dan mewah. Tapi sekali lagi terpenting kamarnya bersih,nyaman dan hotelnya ada kolam renang, hehehe. 

Sesampainya di ruang kegiatan saya dan teman lainnya melakukan administrasi di meja panitia. Setelah itu kami mendapatkan kunci kamar dimana masing-masing kamar diisi oleh dua orang. Saya bersama teman saya yang bernama Mas Wawan dari Lombok juga memilih sekamar. 

Setelah acara pembukaan kegiatan selesai, waktu menunjukkan jam 6 sore waktu Bogor. Peserta dipersilahkan beristirahat di kamar masing-masing dan kegiatan dilanjutkan keesokan harinya. Syukurlah, soalnya badan sudah capek banget. Mana jalan dari rumah pagi-pagi sekali. Mata sudah lima watt. 

Menuju kamar di lantai 3 yaitu di kamar nomor 302. Pas masuk, lihat kamarnya lumayan kece lah. Mirip-mirip kamar hotel modern. Kami dapat kamar kelas deluxe twin bed. Kecenya kamar kami langsung menghadap jalan tol dan Sirkuit Sentul (tapi gak keliatan). 

Dua bed terpisah, layar led, meja kerja, sofa di sudut jendela kamar, lemari pakaian, gantungan baju, dua botol air mineral, pemanas air. Kamar mandinya juga oke. Ada shower, air panas dan dingin, kloset duduk dan wangi pastinya. 

Yang paling kecenya, sinyal wifinya keceng banget. Nonton youtube sepuasnya tanpa gangguan sinyal. Download film juga lancar. Saya pun bersih-bersih badan dan istirahat.



Keesokan paginya, saya terbangun. Langit Bogor masih gelap. Waktu menunjukkan jam 5 pagi. Habis shalat Subuh, saya dan teman sekamar jalan-jalan sekitaran hotel. Setelah itu naik ke lantai delapan menuju kolam renangnya. Saat itu saya gak ikutan berenang karena kaki lagi gak baik-baik saja.

Posisi kolam renangnya kece lhoo. Dari sini kita bisa melihat suasana jalan tol dan di seberangnya terlihat tribun Sirkuit Sentul. Dari kejauhan juga tampak terlihat Kota Bogor dan perbukitan di sekitaran Bogor.

Menghabiskan pagi sambil menikmati sunrise view dari roftoop hotel. Tiduran di kursi santai pinggir kolam renang. Duh enak banget mendapatkan sinar matahari pagi. Langit Bogor sedang kondisi baik-baik saja sehabis hujan semalam. 

Ohya, di samping kolam renangnya juga ada tempat nge-gym dan tepat main anak-anak. Ada spa nya juga lhoo (muka pengen).




Sebelum berkegiatan pagi harinya, kami memutuskan balik ke kamar dan bersiap-siap untuk bertugas. Setelah mandi dan beres-beres, kami turun menuju resto yang berada di samping lobi hotel. Sarapan dimulai dari jam 6 pagi. Sesampainya di resto, suasana masih sepi. Jadi bisa milih duduk dimana saja. 

Untuk restonya berkonsep industrial modern. Ada indoor dan outdoor. Untuk yang pengen ngadem bisa memilih indoor, sedangkan yang ahli hisap bisa nongkrong di outdoor. Kalau pagi dengan udara sejuk Bogor enaknya duduk di outdoor kali ya. Terlihat nyaman dan asyik meskipun gak ahli hisap. 

Meja kursinya tertata rapi. Ada bentuk sofa dengan meja-meja kecil. Ada juga meja panjang dengan beberapa kursi untuk yang mau ngumpul makan bareng. Sayangnya restonya gak terlalu luas

Untuk menu sarapannya lumayan banyak. Ada menu nusantara seperti nasi goreng, ayam goreng, daging sapi lada hitam, mie goreng, kentang goreng  dan kerupuk sebagai toping. Bagi kalian yang gak mau makan berat. Menu-menu ringan juga ada seperti roti dengan toping berbagai macam selai. Ada telur mata sapi, ada sushi, ada beberapa jajanan pasar juga. 

Untuk minumnya ada infus water, sunkis orange, juice jambu dan juice nanas. Biar sarapannya berkualitas, ada potongan buah-buahan seperti semangka, pepaya, melon, nanas dan lain sebagainya. 

Soal rasa gak perlu diragukan lagi. Untuk sarapan hari pertama saya gak kecewa. Sayangnya gak cicipin semuanya karena perut gak muat,hahaha. Masih ada tiga hari kedepan, jadi bisa nyobain beberapa menu lainnya nanti. 



Selama beberapa hari berkegiatan di Bigland Hotel Sentul & Convention, untuk makanannya enak-enak. Menu makan siang dan makan malamnya juga enak-enak. Yang paling saya sukai dari menu-menu disini ada batagor dan siomaynya. Memang beda ya kalau makan batagor dan siomay di Bogor. 

Kulit batagornya renyah dan gurih. Bumbu kacangnya juga pas bumbunya di lidah. Begitu juga dengan siomay yang diantaranya ada potongan telur rebus, kentang, kubis dan bakso. Semuanya dihidangkan selagi hangat. Sayangnya gak ada fotonya, hehehe.


Over all, selama empat hari di Bigland Hotel Sentul & Convention, saya gak kecewa. Pelayanannya kece banget. Tapi itu dia sayangnya, lokasi hotelnya yang jauh dari manapun. Kalau mau nyari oleh-oleh ada di Pasar Seni Sentul yang jaraknya kurang lebih sepuluh menit perjalanan. Itu pun harus pake ojek online karena harus keluar tol. 

Mungkin ada diantara teman-teman yang pernah staycation di hotel ini. Boleh nih sharing pengalamannya !. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 19 November 2022

Masih Nyaman Terbang Bersama Garuda Indonesia ?


Beberapa waktu yang lalu hingga sekarang, kita mendengar di berbagai sumber berita bahwa salah satu maskapai penerbangan plat merah di Indonesia "Garuda Indonesia" terancam bangkrut. Bahkan sekarang sudah ada maskapai yang digadang-gadang akan menggantikan Garuda Indonesia mengudara di negeri kita tercinta ini. Terlepas dari itu, kita sama-sama doakan semoga ini gak benar-benar terjadi. 


Oke, saya gak bakalan membahas kenapa bisa Garuda akan bangkrut dan mencari apa penyebabnya dari berbagai macam sumber. Terlalu berat nanti bahasanya. 


Kita bahas yang santai-santai saja dengan membaca pengalaman saya terbang lagi bersama Garuda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Semoga gak bosan saja membacanya !.


Saat akan kembali ke Lombok sehabis mengikuti kegiatan workshop di Bogor, saya bersama keempat teman lainnya berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta (Soeta) di Tangerang, Banten dengan memesan ojek online (ojol). Kami berlima menunggu mobil jemputan di lobi hotel. 





Penerbangan kami yang tertera di e-tiket sekitar jam empat sore. Masih banyak waktu buat perjalanan dari Bogor ke bandara yang memakan waktu dua jam perjalanan (kondisi lalu lintas normal). Mobil jemputan akhirnya sudah tiba di parkiran lobi hotel. Kami bersiap-siap untuk berangkat. Mengecek tas ransel dan koper, memasukkannya ke dalam bagasi belakang mobil. 


Kondisi lalu lintas dalam perjalanan dari hotel ke bandara relatif ramai lancar. Kendaraan kami menggunakan jalur full tol. Melewati gedung-gedung bertingkat Ibukota Jakarta. Cuaca di atas langit Jakarta sudah mulai mendung. Semoga saja penerbangan nanti relatif aman.




Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soeta. Sesampai di pintu keberangkatan domestik Terminal 3 Bandara Soeta, kami menurunkan barang bawaan dan setelah itu berjalan menuju ke counter check in. Sebelumnya sih sudah check in online. Tapi untuk mencetak boarding pass, kita harus menuju counter Garuda sekalian menggunakan servis bagasi, mumpung gratis kalau pakai Garuda. 


Saat itu ada insiden sedikit. Ibu jari kaki sebelah kiri agak bengkak dan nyeri. Penyebabnya kemungkinan terlalu lama pakai sepatu (agak katrok). Mau berdiri saja susah dan nahan sakit, apalagi disuruh jalan. Gak kebayang gimana jalan kaki di Terminal 3 Bandara Soeta. Butuh perjuangan sekali guys !.


Berjalan pelan akhirnya sampai juga di Gate 14. Suasana bandara sangat ramai sekali. Sudah lama rasanya gak menginjakkan kaki di Terminal 3 ini sejak Covid-19 melanda dunia dua tahun yang lalu. 


Flashback ! 


Sedikit cerita saat awal Covid-19, saya saat itu sedang perjalanan mau balik juga ke Lombok pakai Garuda Indonesia. Ingat sekali saat itu jalan dari hotel jam empat pagi naik ojol. Sampai di bandara (Terminal 3), kami semua disuruh pakai masker N95. Tau sendiri jenis masker itu sangat menyiksa. 


Dari cetak boarding pass, pengecekan bagasi sampai naik pesawat, masker gak boleh lepas. Betapa horornya suasana pada saat itu. Itu benar-benar terjadi disaat pertama kali pemerintah mengumumkan ada satu kasus Covid-19 di Indonesia. Syukurnya, sampai di rumah, semuanya selamat dalam keadaan sehat. Sejak itu sudah gak pernah alias takut bepergian ke luar daerah lagi. 





Next... Lanjut ke cerita semula ! 


Asyiknya kalau naik pesawat dari Terminal 3, kita bisa melihat secara leluasa pesawat yang parkir di apron. Disamping bangunannya yang baru, Terminal 3 juga sangat bersih, luas dan panjang. Beda dengan Terminal 1 dan 2 yang tergolong bangunan bandara cukup lama dengan ciri khas bentuk atap khas rumah Adat Betawi. 


Duduk santai sejenak di salah satu kursi sandaran di dekat Gate 14 sambil melihat pesawat yang take off dan landing. Masih banyak waktu buat menunggu jam penerbangan. Berhubung kaki lagi sakit, jadi gak bisa muter-muter sekitar area Gate 14.


Sedangkan keempat teman lainnya meninggalkan saya seorang diri. Mereka pengen nyobain Skytrain atau Kalayang katanya. Untungnya saya sudah pernah nyobain, jadi gak terlalu pengen. 


Mencoba memejamkan mata, ternyata saya sempat ketiduran. Pas terbangun, mereka sudah duduk saja di samping saya. Saya tertidur cukup lama rupanya. Cek barang bawaan ternyata gak ada yang hilang. Hanya ibu jari kaki yang masih terasa nyeri dan bengkak. 


Mendengar pengumuman, ternyata pesawat kami ke Lombok mengalami keterlambatan dikarenakan masalah operasional. Tumben sekali Garuda delay. Biasanya selalu ontime. Tadinya jadwal boarding jam empat sore, menjadi jam lima sore. Berhubung penasaran, saya cek aplikasi live trafic di smartphone. Pesawatnya ternyata sudah landing dan lagi menuju apron.


Agak tenang karena pesawatnya memang sudah tiba di Bandara Soeta. Untuk mengusik kebosenan, saya melihat-lihat pesawat yang masih take off dan landing. Kebayang betapa ribetnya para petugas yang bertugas di menara ATC buat ngatur ribuan pesawat di bandara ini. Salut !.




Hmmmm... ada beberapa maskapai yang menjadi perhatian saya. Antara lain Pelita Air, Super Air Jet dan Royal Brunei. Kapan-kapan pengen nyobain terbang bersama maskapai tersebut. Pengennya sih naik maskapai Bouraq juga, tapi sudah gak ada lagi (bangkrut). 


Satu jam berlalu, pesawat yang akan mengantarkan kami ke Lombok sudah parkir di Gate 14, itu sudah termasuk pergantian awak kabin dan pilot. Sore itu penerbangan di Bandara Soeta cukup padat. Oke, saya masih menikmati pemandangan dari luar jendela bandara sambil menikmati sebotol Panta dingin yang saya beli dari mesin minuman. Cukup bayar 5 ribu sudah keluar tuh botol minuman. 


Gak lama kemudian para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 432 Jurusan Lombok diperkenankan menaiki pesawat melalui Gate 14. Langit sore sudah memulai gelap. Setelah melewati pengecekan boarding pass, saya dan penumpang lainnya berjalan menuju pesawat melalui garbarata. Lagi-lagi lewat garbarata, jadi gak bisa selfiean dengan pesawatnya. 





Penerbangan ke Lombok sore itu full seat. Meskipun tarif tiket pesawat lagi tinggi-tingginya, gak mengurangi minat para penumpang untuk mengandalkan moda transportasi udara untuk pergi ke suatu daerah. Apalagi kalau ada tugas dinas ke luar kota, pastinya dibayarkan sama negara dong ya alias gratis,hehehe (receh).


Langit Jakarta mendung dan saat kami sudah memasuki pesawat, tiba-tiba hujan turun. Para penumpang berjalan dengan tertib memasuki pesawat. Setelah pengecekan boarding pass oleh pramugari, saya mencari seat 23H. Kalau Garuda Indonesia seatnya mulai dari angka besar dari depan. Ada yang bisa menjawab kenapa bisa diawali dengan angka besar bila dibandingkan dengan maskapai lainnya ?.


Kabin pesawatnya masih harum, bersih, adem dan yang paling saya suka yaitu terdengar musik instrumen gitu. Di kelas ekonomi, tempat duduknya dengan formasi tiga-tiga. Kursinya masih empuk dan di depan ada sebuah flight entertainment. Kita bisa menonton film, mendengarkan lagu, dan melihat flight trafic. Sayangnya, sekarang ini untuk headset gak tersedia lagi di masing-masing seatnya. Kita harus meminta kepada pramugari kalau ingin meminjam headset. Tapi gak boleh dibawa pulang ya. 




Berhubung kebagian duduk bukan di window seat, jadinya gak leluasa melihat ke arah luar dari jendela pesawat. Penerbangan Cengkareng - Lombok memakan waktu dua jam. Setelah seluruh penumpang sudah naik ke dalam pesawat, kapten pilot memberikan announcement bahwa pesawat akan bersiap untuk berangkat. Pintu pesawat ditutup dan bersiap-siap untuk taxi. Berjalan perlahan mundur dan bersiap-siap menuju runway. Video demo keselamatan bisa kita lihat dari layar flight entertainment.


Proses take off gak berlangsung lama. Hanya mengantri beberapa pesawat saja di depan kita. Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 GA 432 take off meninggalkan Bandara Soekarno Hatta. Proses take off  berjalan dengan aman. Menembus awan tebal dengan sesekali terjadi turbulance ringan. Sekitar lima belas menit, posisi pesawat sudah stabil. Tanda mengenakan sabuk pengaman sudah dimatikan. Artinya kita bisa ke kamar kecil dan ngobrol sama pramugarinya di belakang (dekat toilet).




Dapat makan gak ?


Untuk Garuda Indonesia sendiri, kami masih mendapatkan jatah makan. Sayangnya kalau dulu kita masih ditawarkan mau makan apa dan ada dua pilihan, nasi kuning atau nasi ayam. Sekarang tanpa ditanya, pramugari langsung membagikan seporsi nasi ayam dengan botol air mineral dan puding mangga. Beda ya?, dulu untuk minumnya kita diberi segelas sunkis orange atau jus jambu biji. Bisa nambah pula kalau gak malu (malu-maluin).


Sebagai pengganti jus-jusan, kita ditawarkan kopi atau teh. Langsung saja saya memesan segelas kopi susu panas. Enak kali ya melakukan upacara minum kopi di atas ketinggian 32.000 feet. Habis makan nasi ayam yang rasanya masih sama seperti dulu, mari kita upacara minum kopi susu panas meskipun faktanya hangat.


Langit di luar jendela pesawat sudah gelap. Lampu di kabin pun tetap menyala. Ini pertama kalinya saya terbang bersama Garuda Indonesia di penerbangan malam. Menurut jadwal, pesawat kami akan tiba di Lombok sekitar jam delapan malam. Agak molor satu jam dari jadwal semula. 


Setelah menikmati makan malam dan upacara ngopi, saya bersantai sejenak sambil mendengarkan lagu. Untuk pilihan lagunya masih sedikit ya dan gak terlalu update. Tapi it's okelah ya, yang penting bisa menikmati penerbangan bersama Garuda Indonesia. 


Gak terasa, pengumuman dari pramugari bahwa pesawat sebentar lagi akan landing di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Praya,Lombok. Tanda mengenakan sabuk pengaman dinyalakan. Pesawat perlahan-lahan menurunkan ketinggian. Terasa roda pesawat sudah diturunkan. Terlihat dari luar jendela, lampu-lampu rumah penduduk. Proses landing sempurna, pesawat sudah tiba di Lombok. 


Agak lega rasanya bisa berkumpul lagi bersama keluarga. Istri dan anak ikut menjemput di bandara bersama bapak ibu juga. Over all, saya menikmati penerbangan bersama Garuda Indonesia meskipun dari segi pelayanan mengalami kemunduran dari sebelumnya. Mungkin ini dia penyebab kenapa Garuda Indonesia keluar dari 10 besar maskapai terbaik di dunia. 


Semoga saja kedepannya, Garuda Indonesia kembali berjaya lagi dengan berbagai macam pelayanan yang dimiliki. Amin. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Thursday 17 November 2022

HokBen Sudah Hadir di Kota Mataram : Lombok Epicentrum Mall


Siapa yang gak kenal dengan Pulau Lombok. Pulau dengan beragam budaya dan memiliki beragam destinasi wisata alam yang kece-kece. Apalagi di Lombok sudah berjamuran tempat makan dan cafe yang kece. Salah satunya yang sudah ditunggu-tunggu hadir di Lombok. Sebut saja, HokBen yang membuka cabang perdananya di Kota Mataram, Lombok. Gerai cepat saji ini katanya menjadi tempat favorit di Indonesia lhoo !.


Berawal dari pesan whatsapp dari salah satu blogger kece asal Makassar yang sudah lama menetap di Lombok, sebut saja Mbak Andi. Isi pesan whatsappnya, ada undangan untuk hadir dan tugas memposting jalannya kegiatan di medsos dan blog. Kaget dong ya, kalau undangannya dari HokBen. Dan baru tahu kalau HokBen akan buka gerai di Kota Mataram.Tanpa berpikir dua kali, saya langsung mengiyakan.


Pada saat hari H, saya pun menghubungi Mbak Andi untuk konfirmasi kehadiran. Kebetulan kegiatannya di hotel yang sama dengan pertemuan yang saya ikuti. Sambil menyelam minum air dong pastinya. Jadilah saya bisa hadir di hari bersejarah (assssyik) dimana HokBen akan hadir di Lombok. Otomatis kebayang chicken teriyakinya nih yang katanya enak, hehehe. 


Sejarah HokBen Hadir di Hati Kita Semua 


Gak diragukan lagi HokBen sendiri memang sudah memiliki tempat tersendiri di hati kita semua. Di Indonesia sendiri HokBen sudah memiliki lebih dari 300 gerai yang tersebar di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Berdiri pada tahun 1985 HokBen sukses membuka jaringan makanan siap saji ala Jepang.


Informasinya, pendiri HokBen ternyata orang Indonesia asli bernama Hendra Arifin. Jadi bukan orang Jepang lhoo ya. Hanya saja dulu Hendra Arifin mempelajari dan membeli langsung sistem dan izin penggunaan merk Hoka Hoka Bento dari Jepang. Namun sekarang gerai tersebut sudah gak ada lagi. Artinya HokBen hanya ada di Indonesia saja.  


Menariknya lagi, maskot logo Hoka Hoka Bento menggambarkan anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki bernama Taro, sedangkan anak perempuan bernama Hanako. Menggunakan karakter manga (komik atau novel grafik menggunakan Bahasa Jepang) maskot HokBen terlihat begitu keren. 


Ada pertanyaan, "Apakah HokBen halal ?".


Berhubung menggunakan Bahasa Jepang masyarakat berpikir gerai siap saji ini non halal dikarenakan negara-negara di Asia Timur memiliki tingkat konsumsi daging babi cukup tinggi termasuk di antaranya negeri Sakura. Perlu kalian ketahui, arti Hoka Hoka Bento sendiri merupakan makanan hangat dalam kotak. Kebiasaan orang kantoran di Jepang yang senang menyantap makan siang dalam bentuk nasi kotak yang disebut Bento. 




Sesi Talkshow


Di tahun 2017 HokBen meraih sertifikat Sistem Jaminan Halal dari LPPOM MUI No. HC574/LPPOMMUI/X/2017. Diperolehnya Jaminan Sertifikat Halal ini, so masyarakat gak perlu ragu mengkonsumsi produk HokBen. Tedy Setiadi, Area Manager HokBen dan Ibu Irma, Head of Marcom Hokben, menjelaskan dari status halal HokBen di saat acara talkshow ringan "Pentingnya Makanan Halal" di Sky Lounge Lt.11, Golden Palace Hotel, Kota Mataram (16/11/2022). 


Pada acara talkshow yang diikuti para undangan yang terdiri dari para Blogger Lombok dan tamu undangan lainnya. Talkshow berlangsung selama dua jam. Ibu Ferry Dzulaika mewakili LPPOM MUI NTB, menyampaikan materi terkait pentingnya makanan halal dan regulasi yang mengaturnya. Sebagian dari materi yang diuraikan salah satunya, pembaruan masa berlakunya. Saat ini sertifikat halal berlaku selama 4 tahun. 


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, di acara sesi talkshow ini menghadirkan tiga narasumber utama yakni Bapak Tedy Setiadi selaku manager area Kota Mataram, Ibu Ferry Zulaikha selaku perwakilan LPPPOM MUI Mataram dan Head Manager Area HokBen, Ibu Irma Wulansari. Ketiga narasumber terlihat santai sambil memaparkan materi kepada peserta yang hadir.


Materi pertama disampaikan oleh Ibu Ferry Zulaikha. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan makna halal dalam Islam hingga tugas dan fungsi Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan MUI. Dalam power pointnya beliau menjelaskan secara detail hukum halal haram dari perbuatan maupun benda hingga jenis makanan dan minuman yang masuk kategori non halal. 


Yang saya tangkap point-pointnya antara lain, bangkai darah daging babi, hewan disembelih tanpa menyebut nama Allah SWT, binatang buas dan khamr termasuk haram. Produk olahan teknologi pangan babi adalah syubhat mulai dari tulang, enzim, paru-paru, darah, kulit, lemak, gelatin, usus, jeroan dan lain sebagainya. 


Materi selanjutnya, disampaikan oleh Bapak Tedy Setiadi. Di sela-sela pemaparannya, beliau mengisahkan pelanggan HokBen di Jakarta atau Bali sering mempertanyakan kapan Hokben hadir di Lombok. Ternyata, mereka sering membeli paket HokBen sebagai oleh-oleh spesial bagi keluarga. Salah satu alasan yang menggerakkan dibukanya gerai di Kota Mataram, Lombok. Pastinya juga telah melakukan kalkulasi bisnis yang sesuai. Dimana, saat ini Lombok mulai sering dilirik karena setiap tahunnya menjadi tuan rumah dari even-event bertaraf dunia diantaranya MotoGP dan WorldSuperBike. 


Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Irma. Di sela talkshow, beliau menyebutkan banyak macam promo opening HokBen Mataram. Grand Opening yang akan berlangsung Jumat, 18 November 2022, menyediakan banyak sekali hadiah. Untuk 100 pembeli pertama dengan pembelanjaan minimal 80 ribu rupiah akan berkesempatan mendapatkan merchandise seperti payung atau tumbler. Ada pula kesempatan memperoleh voucher makan setahun, dimana salah satunya, kita belanja minimal 150K idr  nett. Voucher makannya sama 800K idr nett lhoo. Pastinya memuaskan dong ya !.


Selain itu, ada pula lucky dip (weekdays only), khusus Dine In, Senin sampai Jumat di tanggal 28 November sampai 23 Desember 2022. Jangan lupa dicatat semua program hadiah ini di book note kalian atau di smartphone masing-masing. 




Pra Grand Opening


Sehari sebelum hari Grand Opening yang jatuh pada Hari Jumat, 18 November 2022, panitia mengundang saya dan tamu undangan lagi untuk mencicipi salah satu paket HokBen. Saya pun berkesempatan hadir yang acaranya dimulai jam 11 siang di Lt.LG Lombok Epicentrum Mall. 


Jujur, saya belum pernah sama sekali mencoba menu-menu yang ada di HokBen. Kata banyak orang sih menu-menunya enak. Jadi penasaran, mari kita mencoba menu yang sudah disiapkan. Seenak apa sih ?.


Kali ini saya mendapat kesempatan untuk mencicipi Simple Set Chiken Teriyaki. Dala satu paketnya terdiri dari Nasi, Chicken Teriyaki, Edd Chicken Roll dan potongan sayuran. Untuk rasa Chicken Teriyakinya mantap banget. Sausnya yang khas yaitu asin bercampur manis sangat nikmat di lidah. Bumbunya juga kaya akan rempah-rempah. Disajikan dalam satu box yang ukurannya lumayan besar. 



Simple Set Chicken Teriyaki

Bento Spesial


Berhubung mendengar bisik-bisik dari teman sebelah, ada salah satu menu yang sangat enak disini yaitu menu Bento Spesial. Salah satu isian menu ini antara lain; Beef Teriyaki, Tori no Teba, Ebi Furai, Ebi Fried, Nasi dan Salad. Bikin saya jadi penasaran saja. Tapi ditahan dulu, nanti dikunjungan selanjutnya pasti akan memesan menu ini. 


Ada lagi nih Fried Chicken HokBen eksis menjadi menu favorit. Tunggu apalagi, manfaatin promo openingnya. Berlangsung sebulan penuh. Tepatnya mulai dari 18 November sampai 18 Desember. Spesial 42K idr nett untuk 2 potong Hokben Fried Chicken, Nasi dan Minuman. Kenapa dibilang favorit ?.Besok langsung saja datang ke Hokben Lombok Epicentrum Mall Mataram !.


Ternyata banyak juga ya paket promonya. Gak hanya satu menu saja tapi banyak sekali promo di grand opening HokBen Lombok Epicentrum Mall ini. Buat kalian yang penasaran dengan menu-menunya, nih saya kasi daftar menunya yang tersedia di atas. 


Over all, acara pra grand opening kali ini sangat meriah sekali. Para tamu undangan meramaikan jalannya acara yang diantaranya para Blogger Lombok nan kece pastinya. Kami semua bertemu di acara ini sambilan reunian juga. Sudah lama gak ngumpul di event yang sama sejak pandemi Covid-19 melanda dunia dua tahun yang lalu. 


Kegiatan pra grand opening dibuka oleh pembawa acara yang sangat keren. Kemudian ada sesi press conference dari pihak HokBen. Selanjutnya diselingi penampilan dari salah satu band yang membawakan beberapa lagu menambah suasana menjadi lebih meriah. 


Terimakasi HokBen sudah mengundang saya di acara dua hari ini !. Semoga HokBen di Lombok sukses dan gerai-gerai selanjutnya hadir juga di tempat lainnya di Pulau Lombok khusunya di Provinsi NTB kita tercinta ini. Amin. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra