Tuesday 24 December 2019

Mengenang Kembali Nostalgia di Blok M : M Bloc Space


Pas banget nih sudah memasuki musim liburan. Anak sekolah sudah bagi raport. Btw, Gimana hasil raportnya, bagus apa menurun?. Ditambah musim libur Natal dan Tahun Baru. Bakalan ramai para wisatawan terutama yang domestik datang berlibur ke berbagai destinasi yang ada di Indonesia. Ada tempat yang sedang ngehits yang bakalan kalian kunjungi dalam rangka liburan bareng keluarga dan sahabat tercinta. Apa dan dimana itu ?. Yuuk simak curhatan saya kali ini.

Cerita saya masih tentang ibukota Jakarta. Saat datang ke Jakarta untuk urusan kerjaan beberapa minggu yang lalu, saya gak mau buang-buang waktu hanya tiduran di kamar hotel saja. Rela memanfaatkan waktu istirahat untuk jalan-jalan ke kawasan Blok M. Tujuan utamanya sih nyariin oleh-oleh pakaian buat istri tercinta dan keluarga di rumah. 

Setelah sampai di hotel tempat acara pertemuan berlangsung, saya segera registrasi di meja panitia. Panitia memberikan kunci kamar kepada saya. Selanjutnya, saya menuju kamar dan segera berganti pakaian karena di hari itu gak ada agenda. Kebetulan acara pertemuannya dibuka keesokan harinya, Asyiik hari ini acaranya bebas. Oke, saya pun bersiap-siap ngebolang seorang diri. 

Keluar hotel sekitar jam lima sore, saya segera menuju Stasiun MRT yang berada di kawasan Senayan dengan berjalan kaki. Kebetulan lokasi hotelnya ada di kawasan Semanggi dan gak jauh dari Plaza Semanggi dan Stasiun MRT Senayan. Kurang lebih lima belas menit, saya sudah tiba di stasiun. Stasiunnya ada di bawah tanah dengan kedalaman sekitar dua puluh meter dari atas permukaan tanah.

Ini kali keduanya saya mencoba moda transportasi baru kebanggaan Jakarta setelah di tulisan sebelumnya saya pernah menulis perngalaman pertama saya menaiki MRT (bisa di cek sendiri). Tujuan utama tetap Blok M dengan menaiki MRT jalur Bundaran HI menuju Lebak Bulus. Membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit, saya sudah tiba di Stasiun Blok M BCA. Stasiunnya berada di atas jembatan layang dan kita harus menuruni anak tangga menuju Blok M Grosir maupun Blok M Plaza. 




Saya memutuskan menuju Blok M Grosir Square dulu untuk membeli beberapa kebutuhan istri dan saya sendiri. Katanya barang-barang disini cukup murah, sama seperti yang ada di Tanah Abang. Setelah yang dicari dapat semua, saya coba cek google maps. Pengen tau tempat-tempat menarik lainnya yang ada di seputaran Blok M. 

Setelah dibuka, ada tempat yang menjadi perhatian saya yaitu M Bloc Space. Keliatannya ini tempat baru dan belum pernah saya lihat di program tv manapun. Oke, berhubung lokasinya gak jauh dari posisi saya saat itu, akhirnya saya memutuskan jalan kesana. Masih dengan berjalan kaki. 

Lokasinya berada di bawah jembatan layang jalur MRT. Atau tepatnya berada di Jalan Panglima Polim no. 37 RT/RW 001/001, Kec.Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam waktu setempat.

Jadi hanya dua ratus meter ke arah timur dari Blok M Plaza dan Terminal Blok M. Jadi saran saya, kalau mau ke M Bloc Space lebih enak pakai transportasi umum seperti TransJakarta, Bus Umum atau MRT karena gak ada lahan parkir kendaraan kalian yang disediakan. Jadi kalau bawa kendaraan, bisa parkir di Blok M Plaza. 

Apa sih M Bloc Space ini ?

M Bloc Space merupakan sebuah kawasan perumahan milik Perum Peruri yang sudah dua puluh lima tahun terbengkalai. Terlihat bangunan tua yang dibangun puluhan tahun yang lalu. Menyulap rumah dinas perusahaan pabrik uang di jamannya dulu menjadikan suasana M Bloc Space menjadi klasik dan dipenuhi dengan deretan bangunan tua yang warna-warni. 

Berdiri di atas lahan seluas tujuh ribu meter persegi di kawasan Blok M, M Bloc Space diresmikan  pada tanggak 26 September 2019 lalu. Dimana M Bloc Space hadir atas kerjasama antara Perum Peruri dengan PT Ruang Milenial. Dengan menciptakan lahan mati menjadi ruang publik baru yang memiliki segudang kreasi anak muda jaman sekarang. 

Waaaww, masih baru berarti. Gak sia-sia emang datang kesini tanpa ada rencana sebelumnya. Disini ada beberapa gerai dan tenant yang bernuansa klasik juga. Apa saja, yuuk dilanjutkan membaca sampai habis !.







Untuk masuk ke M Bloc Space ini gratis lhoo guys. Hanya saja kalau ingin nongkrong dan jajan di beberapa gerainya sih bayar lah. Hari gene gak bayar ?.

Sore itu sangat ramai sekali oleh pengunjung yang sebagian besar berparas pribumi dan mandarin. Saya termasuk yang di tengah-tengahnya, mata sipit tapi kulit hitam (gak penting). Pentingnya, kali ini saya mencoba menyusuri setiap sudut dari bangunan tua ini. Penasaran juga, bangunan tua diubah menjadi tempat tongkrongan anak muda milenials tanpa menghilangkan kesan klasiknya. 

Mencoba menyusuri bagian belakang bangunan, disini terdapat area tempat pengunjung duduk santai. Disediakan ruang kosong untuk area berkumpul. Dilengkapi dengan tembok-tembok yang dipenuhi dengan berbagai macam mural yang sungguh kece. Disini saya bertemu dengan salah satu rombongan yang terdiri dari calon emak-emak milenials. Mereka berasal dari Jakarta Timur. 

Dari hasil obrolan kami, saya menanyakan pendapat mereka tentang tempat ini. Jawaban mereka sangat keren dan cocok dijadikan tujuan nongkrong jika datang ke Blok M. Gak hanya taunya nongkrong di dalam mall saja, tapi di M Bloc Space selain nongkrong, kita bisa foto-foto disini. Tempatnya instagramable banget. 

Disini juga ada sebuah resto yang bernama Oeang Restaurant, Bar and Roastery. Tapi antriannya guys, kalah-kalah kendaraan ngantri masuk tol. Restonya sih paling keren diantara gerai lainnya yang ada di M Bloc Space karena dia memiliki bangunan tersendiri. Ini menurut saya lhoo ya. Mungkin kalian yang sudah datang kesini, punya tempat favorit lainnya. Bisa koment di kolom komentar di bawah yaa !. 

Saya gak bisa masuk ke dalam restonya karena sudah over load. Mau nunggu, males kelamaan. So, next time saja lah, kalau datang ke Jakarta lagi sempatin masuk ke dalam restonya. Itu kalau gak ramai seperti sebelumnya, hahahaha. 





Semakin sore, pengunjung yang datang semakin membludak saja. Terlihat di sepanjang jalan M Bloc Space dipenuhi oleh pengunjung yang bersantai dengan keluarga, sahabat, gebetan atau mungkin saja dengan selingkuhannya, hahaha..peace. 

Hari sudah semakin gelap, saya memutuskan untuk kembali ke bagian depan. Disini terdapat sekitar dua puluh gerai yang menjual bermacam-macam produk. Ada satu gerai yang menjadi perhatian saya saat itu yaitu Cafe Jamu. Baru kali ini saya menemukan sebuah cafe yang menjual segala macam jamu. Ada jamu dari beras kencur, kunir asem, temulawak, rosella dan lainnya. Dijualnya ada yang per botol, saset dan ada yang bisa diminum disini sambil ngobrol bareng orang tercinta. 

Penampilan ruangannya asyik dan dipenuhi dengan segala macam informasi tentang ilmu perjamuan. Segala perabotan di dalam ruangan juga sangat klasik. Saat berada di dalam cafe ini, saya merasa beralih ke dimensi jaman jadoel. Konsepnya sangat keren dan membuat saya betah berlama-lama disini.






Selain cafe jamu, disini juga ada toko komic dan kaset jadoel. Komik-komik yang dijual merupakan komik yang ngehits di saat saya masih anak-anak bahkan belum saya lahir komik itu sudah muncul. Ada juga toko kaset yang isinya musik atau lagu-lagu lawas. Dari lagu Indonesia sampai lagu luar lengkap ada disini. Saat melihat salah satu kaset, saya mengerutkan dahi tanda bingung. Alasan pertama, karena hampir seluruh kaset seisi toko ini, gak ada saya kenal penyanyinya satu pun. Sudah jelas penyanyinya ada sebelum saya lahir. Bisa saja sebelum ortu lahir, musiknya sudah menggema di seluruh negeri.

Alasan kedua, karena saya bertemu lagi dengan kaset piring. Tau kan kaset piring yang diputar di sebuah alat kemudian dia berputar dan menghasilkan sebuah lagu. Bener-bener saya dibuat berpindah ke dimensi jaman doeloe, dimana orang belum mengenal namanya handphone, facebook, instagram apalagi tik tok kan. 

Melihat M Bloc Space seperti melihat kembali usaha kebangkitan Blok M yang dikenal sebagai kawasan populer para anak muda di tahun 80-an. Hanya saja dengan konsep dan gaya ala jaman now. Meskipun gak berbelanja, saya cukup puas berkeliling di kawasan M Bloc Space. Suatu saat akan balik kesini lagi bareng dengan istri dan anak nantinya. Amiin.

Sudah malam, perut sudah laper. Saatnya balik ke hotel untuk makan malam. Bagi kalian yang ada rencana ke Jakarta dan belum tau tentang M Bloc Space, yuuk buruan datang kesini keburu orang lain dari luar Indonesia yang datang kesini !.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday 18 December 2019

Warna-Warni Kemeriahan Acara Puncak HUT NTB ke 61


Ciaahhh... !!!

Gak terasa kampung halaman kita "Nusa Tenggara Barat" sudah berumur 61 tahun. Kalau umur manusia, sudah punya cucu sebelas nih, hehehe. Sudah tua juga ya umurnya provinsi yang kita cintai ini. Umur boleh tua, tapi semangat harus tetap membara demi menuju NTB Gemilang.

Sebagai warga Nusa Tenggara Barat (NTB), rasanya sangat bangga menjadi bagian dalam memajukan daerah yang terkenal dengan wisatanya, seperti Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, Pantai Kuta Mandalika, Gunung Tambora, Pulau Moyo dan masih banyak lagi tersebar dari ujung timur Pulau Sumbawa sampai ujung barat Pulau Lombok. 

Pariwisata merupakan bagian yang paling sentral dari provinsi ini. Siapa yang gak mengenal Pulau Lombok yang namanya sudah terkenal hingga mancanegara. Suapa juga yang menyangka, Pulau Sumbawa semakin hari semakin eksis dengan beberapa destinasi wisata alam dan tradisi budayanya yang kece. 

Tepat pada tanggal 17 Desember 2019, dimana jatuh pada Hari Selasa, kita semua warga NTB bersuka cita memeriahkan HUT NTB ke-61. Banyak sekali rangkaian kegiatan yang diagendakan selama beberapa hari. Salah satunya upacara HUT NTB ke-61 dan Karnaval Kaleidoskop Kepemimpinan NTB. Agak sedikit berbeda dengan HUT NTB yang sebelumnya. 





Puncak acara HUT NTB ke-61 dilaksanakan di lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur Provinsi NTB. Acara dimulai tepat jam setengah delapan pagi. Para peserta upacara dari para ASN Provinsi NTB, kepolisian, TNI dan para pelajar berbaris dengan tertib. Ada yang menarik dalam rangkaian acara kali ini. Dari gubernur, wakil gubernur, para pejabat, ASN dan para pelajar yang hadir, semuanya menggunakan pakaian adat dari Suku Sasak, Samawa dan Mbojo. Karena Provinsi NTB memiliki tiga suku yang sangat kental dengan adat dan budayanya, yaitu Sasak di Pulau Lombok, Samawa di Sumbawa Barat dan Sumbawa, dan Mbojo di Dompu dan Bima. 

Gak hanya menggunakan pakaian adat dari NTB saja, tapi ada juga yang menggunakan pakaian adat Bali, Jawa dan Sulawesi. Ini mencerminkan warga Provinsi NTB walaupun berbeda suku, tetap memiliki semangat yang sama untuk memajukan provinsi kita tercinta ini. 

Dalam kesempatan kali ini, saya menggunakan pakaian Suku Sasak karena saya lahir dan besar di tengah-tengah Suku Sasak. Kemeja hitam, lengkap dengan sapuk yang diikat di kepala dan kain songket. 









Acara dibuka dengan tarian kreasi daerah NTB yang dipertunjukkan oleh para pelajar tingkat sekolam menengah atas di Kota Mataram. Tariannya sungguh menakjubkan, kelincahan para penari baik perempuan maupun laki-laki seimbang. Apalagi didukung dengan musik kreasi yang menambah semangat dan membuat tarian semakin keren.

Yang menjadi perhatian yaitu para penari perempuannya. Manis-manis broo, apalagi menggunakan pakaian khas dari Tana Samawa (Tanah Sumbawa) dan Gumi Sasak (Tanah Lombok). Senyumannya saat menari, bisa buat para lelaki kelepek-kelepek (woooiii inget istri di rumah! ).

Tarian dibawakan dengan memukau dan kece hingga akhir. Tarian dan musik yang sangat pas membuka acara puncak HUT NTB ke-61 ini. Selamat !!!.

Setelah pertunjukkan tarian kreasi, dilanjutkan dengan upacara HUT NTB ke-61. Sama seperti upacara pada umumnya, tapi gak pakai pengibaran bendera dan lain sebagainya. Dalam upacara HUT NTB kali ini yang menjadi pembina upacara yaitu Bapak Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, SE atau disapa Bang Zul. Beliau dalam kesempatan kali ini memakai pakaian Sasak. Dari segi penampilan Bang Zul sangat cakep sama seperti saya, hahahaha. 

Dalam sambutannya, beliau mengatakan peringatan HUT NTB ke-61 merupakan momentum untuk memperkuat kebersamaan, semangat dan sinergi membangun daerah. Dengan usia 61 tahun, sebuah perjalanan yang cukup panjang. Mereka para pendahulu kita telah berjuang dan saatnya kita bersama berjuang. Hadir juga mantan Gubernur NTB, H. Lalu Serinata beserta istri, anggota Forkompimda NTB , para anggota DPRD NTB dan undangan lainnya. 




Bang Zul ingin agar seluruh capaian pembangunan yang diwariskan saat ini, menjadi modal berharga untuk mencapai visi pembangunan yang lebih baik di masa yang akan datang. Beliau juga mengajak seluruh elemen di daerah ini menjadikan HUT ke-61 ini, sebagai momentum untuk menyatukan langkah secara bersama-sama memulihkan alam NTB. Bang Zul meminta semua bupati/walikota agar gak mengabaikan alam dalam membangun NTB.

Pemerintah Provinsi NTB menyerukan kepada kita semua untuk mari menyatukan langkah dan memulihkan alam dan lingkungan kita,’’ ajaknya. Seperti apa yang telah disaksikan saat ini, kerusakan hutan di wilayah NTB terbilang cukup parah. Untuk itu, beliau berharap di NTB ini agar intensifikasi dan eksploitasi alam agar dilakukan secara wajar.

Untuk itu, peringatan HUT NTB kali ini, dapat dijadikan sebagai momentum menyatukan langkah bersama untuk memulihkan alam. Ia mengatakan bahwa saat ini, semua kabupaten/kota lagi berjuang keras untuk mencari kehidupan yang lebih baik secara bersama.


Pemerintah Provinsi NTB terus membangun sinergi untuk mendorong agar semua pihak mencapai titik kemajuan yang membanggakan secara bersama-sama.’’Mari kita sama-sama memelihara mimpi besar itu, dan menghidupkan dengan kerja keras !’’ ujarnya.











Setelah upacara HUT dilaksanakan, dilanjutkan dengan kunjungan pak gubernur dan jajaran ke stand pameran yang berada di sebelah timur kantor Gubernur NTB. Kemudian acara yang ditunggu-tunggu yaitu pawai karnaval segera dimulai. Karnaval yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat ini juga diramaikan oleh parade TNI, Polri, ASN hingga mahasiswa dan Praja IPDN.

Bang Zul melepas langsung agenda karnaval dengan tema ‘’Kaleidoskop Kepemimpinan NTB’’. Gak seperti tahun-tahun sebelumnya, karnaval kali ini menampilkan kaleidoskop dan capaian para Gubernur NTB selama 61 tahun NTB berdiri. Mulai dari kepemimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat yang menjabat di tahun 1958 – 1968 hingga Gubernur Dr. H.Zulkieflimansyah saat ini.

Karnaval Kaleidoskop ini, dimulai dari depan Kantor Walikota Mataram dan berakhir di halam depan Islamic Center Lombok. Kemeriahan karnaval pun terasa dengan antusiasnya masyarakat umum yang menyaksikan jalannya karnaval dari mulai hingga selesai. Karnaval kali ini diikuti oleh utusan sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTB.





Kaliedoskop diawali suasana di tahun 1958 - 1968 di bawah kepemimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat. Saat itu suasana digambarkan dengan kehidupan tradisional dan kemiskinan yang melanda warga NTB. Di bawah kepimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat, provinsi ini digambarkan saat pasca proklamasi, gejolak politik nasional dan daerah-daerah yang masih dinamis. Beliau pertama dikala itu baru mulai melakukan konsolidasi politik dan pemerintahan Provinsi NTB untuk bersatu mempertahankan dan mulai mengisi kemerdekaan. 

Setelah itu, pada Tahun 1968 ,Gubernur HR. Wasita Kusumah menggantikan Ruslan Tjakraningrat. Gubernur Wasita mulai menggulirkan program pembangunan lima tahun tahap pertama (Pelita I) sebagai langkah perbaikan ekonomi, sosial, politik di NTB. Rombongan karnaval berikutnya menggambarkan suasana kepemimpinan Gubernur ketiga, Brigjen (TNI)  H.Gatot Soeherman. Keberhasilan program Gora ( Gogo Rancah ) saat itu, sukses membuat NTB sebagai daerah rawan pangan berubah menjadi daerah swasembada dan lumbung padi nasional.

Selanjutnya pada masa pemerintahan Gubernur Mayjen (TNI) Dr.Warsito, geliat pariwisata mulai dikembangkan. Destinasi wisata alam seperti Pantai Senggigi mulai minat para wisatawan lokal dan asing berlibur ke Provinsi NTB. 

Masa pemerintahan gubernur selanjutnya, yaitu Gubernur Drs.H. Harun Al Rasyid. Di masa beliau memerintah, program yang diluncurkan adalah Gerakan Mengubah Perilaku Masyarakat (Gema Prima) yang cukup fantastik. Setelah itu era pemerintahan Gubernur Drs.H.Lalu Serinata yang memiliki program terkenal yaitu program gerbang emasnya. 

Berlanjut pada masa pemerintahan Dr. TGH M.Zainul Majdi yaitu pada tahun 2008-2018. Pak TGB mengusung NTB yang Beriman dan Berdaya Saing. Di masa Pak TGB sapaan beliau, pembangunan Masjid Hubbul Wathan atau dikenal dengan nama Islamic Center direalisasikan serta diresmikannya KEK Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah. 

Dan yang terakhir saat ini, pada masa pemerintahan Gubernur Dr. Zulkieflimansyah, SE dan Ibu Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd. Kedua pasangan pemimpin daerah kece ini, terus berjuang mengembangkan inovasi-inovasi pembangunan seperti NTB Ramah investasi, pengiriman beasiswa ke luar negeri, program industrialisasi. Dan ada dua program unggulan yang dicanangkan saat itu yaitu Revitalisasi Posyandu dan Zero Waste. 

Itu dia, sedikit cerita sejarah yang saya cari melalui beberapa referensi tentang Provinsi NTB kita tercinta ini. Kalau ada salah cerita sejarahnya atau nama tokohnya, bisa dikomentari yaa. Namanya manusia, terkadang juga lupa dan khilaf.

sebelum motoin orang, para fotografernya eksis dulu

Di penghujung tulisan saya kali ini, ada satu harapan saya untuk Provinsi NTB yaitu bisa buat jalur kereta api, MRT dan jalan tol Lombok - Sumbawa nantinya. Amiiin (lebih dari satu tuh). 

Dirgahayu Provinsi NTB yang ke-61. "Jayalah Selalu Menuju NTB Gemilang". 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra