Friday 29 December 2017

Spot Instagrammable di Pulau Bali : Wanagiri Hidden Hill


Apa yang kalian bayangkan tentang Pulau Bali, pantainya, budayanya, atau hiburannya kah ?

Memang gak ada habis-habisnya bila kita berbicara tentang pulau yang memiliki banyak keindahan alam dan keseniannya ini. Memiliki julukan "Pulau Seribu Pura" karena mayoritas penduduk di Pulau Bali adalah beragama Hindu. Jadi jangan heran di sepanjang jalan kita banyak melihat tempat ibadah umat Hindu ( pura ) dengan bentuk bangunan yang khas dan unik.

Next... Kalian semuanya pasti sudah tau beberapa bulan yang lalu, kita dikejutkan oleh letusan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Hampir seluruh media di dunia mengabarkannya. Beberapa wisatawan khawatir dengan dampak letusan yang ditimbulkan, tapi banyak juga yang biasa saja menghadapi bencana alam ini. Bahkan dari beberapa pengunjung yang berhasil saya wawancarai, mereka kebanyakan gak takut. Mereka santai saja, bahkan penasaran ingin melihat letusan Gunung Agung dari dekat. Amazinggg...!!!

Apapun itu, kondisi di Pulau Bali saat ini sudah kembali pulih dan aman. Terlihat beberapa wisatawan bersama keluarga mereka sedang asyik menikmati liburan di Pulau Bali. Gak ada kesan was-was yang terlihat di wajah mereka.

Kalau ditanya liburan ke Pulau Bali kemana saja, Pantai Kuta, GWK, Pantai Sanur, Bali Zoo, atau tempat lainnyakah ?. Nama-nama yang saya sebut tadi mungkin sudah gak asing lagi di telinga kita.  Mungkin ada juga diantara kita yang sudah bosan datang kesitu-situ saja bila berlibur ke Pulau Bali.

Biar gak bosan, saya punya cerita nih tentang suatu tempat yang kece habis dan rekommended. Apa itu ? Simak terus yaa !!!

Beberapa hari yang lalu, tepatnya di Hari Natal saya bareng Mas Junk menemukan tempat yang asyik untuk fotoan dan beberapa diantaranya sudah eksis di instagram. Dibuka beberapa bulan yang lalu, membuat saya penasaran untuk datang kesini.





Wanagiri Hidden Hill, namanya inggris banget yaa, hehehe. Sebuah destinasi yang berada di daerah Desa Wanagiri. Lokasi gak jauh dari Danau Beratan, Bedugul. Sekitar lima belas menit  ke arah barat dari Bedugul atau ke arah Danau Buyan.

Wanagiri Hidden Hill berada di Dusun Asah Panji, Desa Wanagiri, Buleleng. Iya kita sudah berada di Kabupaten Buleleng nih. Gak terasa, jauh juga kami berdua touringnya dari Padangbai ke Denpasar, kemudian dilanjutkan perjalanan ke Bedugul dan terakhir ke Desa Wanagiri, Buleleng.

Semenjak pertama kali melihat beberapa foto teman-teman di instagram, kaki terasa gatal untuk secepatnya datang ke spot yang kata orang tempat ini dulunya serem. Apanya yang serem nih ?.








Sebelum ngebahas yang serem dari Desa Wanagiri, saya punya cerita lucu tapi menguntungkan. Saya bareng Mas Junk kebingungan menuju lokasi. Maklum jalanan di Bali sampai sekarang selalu membingungkan saya. Sengaja gak pakai google map biar terasa perjalanannya. Jadi kita pakai feeling dan nanyak sana-sini sama penduduk desa setempat. 

Kecenya disini meskipun mereka penduduk asli desa dan jauh dari lokasi yang menjadi tujuan kami, tapi mereka tahu dimana saja destinasi yang sedang nge-hits. Itulah Pulau Bali, memang kalau dibandingkan dengan daerah lain, sumber daya manusia di Pulau Bali saya acungin jempol dah kalau ditanya lokasi wisata. Ibaratnya google map berjalan,hehehehe. Perlu kita contoh.

Nah, letak lucunya disini. Saya salah mendengar penjelasan si bapak yang dengan ramah menjelaskan jalur menuju Wanagiri Hidden Hill. Jadi begini, dari Pura Ulun Danu Bedugul, kita lanjutkan perjalanan ke arah Singaraja. Nanti gak jauh dari Bedugul, kita menjumpai pertigaan patung Strauberry. Dari patung Strauberry kita mengambil jalur ke kiri. Nanti ada pasar, kita mengambil arah jalan yang menanjak.

Disini letak kekeliruan kami berdua, kami melihat papan reklame yang menunjukkan daerah Taman Wisata Alam Danau Buyan dan Tambilangan. Akhirnya saya mengarahkan motor Nmax saya ke lokasi tersebut. Saya kira disana letak spot kece itu berada. Dugaan saya salah, ternyata tempatnya bukan disini tapi di daerah atas. Meskipun salah lokasi, tapi kami terpesona melihat keindahan Danau Buyan dari dekat. Kece...!!!

Gak ada rasa jengkel karena salah jalur, yang ada justru perasaan takjub melihat pemandangan yang sangat jarang saya lihat secara langsung. Menurut informasi dari si bapak penjaga tempat ini. TWA Danau Buyan ini digunakan untuk tempat camping. Harga ngecamp disini tergolong murah yaitu 10 ribu per orang. Murah banget kan, kapan-kapan saya pengen ngecamp disini. Gak perlu cari hotel atau homestay, cukup bawa tenda dan ngecamp disini. Sudah murah bahkan dapat bonus danau yang keren.

Menenangkan, jauh dari keramaian, udara dingin apalagi sehabis turun hujan. Kabut sore yang menyelimuti perbukitan Danau Buyan. Ini baru namanya surga dunia yang dimiliki Pulau Bali. Keindahannya gak jauh beda dengan Danau Beratan di Bedugul. Danau Buyan  lebih sepi dibandingkan dengan Danau Beratan yang gak kebayang lagi macetnya bila musim liburan tiba. 

Ohya saya lupa menjawab kenapa tempat ini menyeramkan. Menurut beberapa informasi yang saya baca di sosial media, Dusun Asah Panji, Desa Wanagiri ini beberapa puluh tahun yang lalu adalah tempat pembuangan mayat. Jadi gak kebayang seremnya dulu.





Meskipun cerita dulunya menyeramkan, tapi saat ini Desa Wanagiri adalah desa yang sudah mulai dilirik oleh wisatawan karena beberapa spotnya yang kece buat fotoan ala-ala instagram. Buktinya saya lihat sendiri, banyak wisatawan yang mengarahkan kendaraan mereka menuju desa ini. Di Wanagiri juga terdapat banyak sekali warung-warung makan yang menjual menu serba Babi

Okey.. Setelah puas mengexplore Danau Buyan, kami pun menuju Wanagiri Hidden Hill yang letaknya tepat di atas Danau Buyan. Dari Danau Buyan terlihat jelas spot kece ini dengan ditandai oleh deretan bangunan cafe dan deretan warung-warung yang menjual menu serba Babi dari atas.

Perjalanan pun gak memakan waktu lama. Setelah pertigaan pasar tempat berdirinya papan reklame TWA Danau Buyan, kita belok ke kiri. Kemudian kita bertemu dengan tanjakan berkelok-kelok. Kurang lebih seratus meter sebelum lokasi, kita berada di pertigaan yang cukup curam menurut saya. Bila lurus, kita menuju Gitgit dan Singaraja, sedangkan belok ke kiri kita menuju Wanagiri Hidden Hill. Buktikan saja sendiri gimana bentuk pertigaannya, Sereem euy. Harus ekstra hati-hati bila membawa kendaraan,hehehe.

Akhirnya tiba juga kami berdua di lokasi. Gak terasa hampir seharian kami touring di Pulau Bali dan ini destinasi terakhir kami sebelum balik ke Pulau Lombok. Melihat di sepanjang jalan banyak sekali warung yang saya ceritakan tadi.

Sangat ramai sekali para wisatawan yang datang untuk mencicipi beberapa menu kuliner khas Bali ini kecuali buat temen-temen yang muslim, sudah tau sendiri kan?hehehe. Okey lupakan, kita fokus ke spot kece yang menjadi topik utama di tulisan saya kali ini. 

Awalnya saya bingung, kok tempatnya ramai sekali yaa ?. Pakai acara ngantri-ngantri segala untuk berburu foto. Inilah Pulau Bali yang selalu didatangi oleh ribuan wisatawan dari seluruh dunia yang berlibur. Jadi jangan heran bila spot sekece ini ramai, justru kalau sepi harus dipertanyakan,hehehe.

Kami berdua masuk ke lokasi, letaknya tepat di pinggir jalan raya Wanagiri. Dengan membayar 20 ribu per orang, kami sudah bisa fotoan sepuasnya di beberapa anjungan yang sudah disediakan. Ada sarang burung yang terbuat dari kayu dan pelepah daun kelapa yang dikeringkan. Ini spot yang sering saya lihat di instagram. Bentuknya unik dan aman dinaikin untuk lima orang (maksimal). 

Cara naiknya gimana ?. Tenang, ada anak tangga yang terbuat dari besi yang didorong dan ditarik karena menggunakan rel, simple dan kreatif. Kesan pertama saya fotoan disini mengerikan. Di bawah sarang burung buatan tergantung ini adalah jurang yang langsung menuju Danau Buyan, Gilaaak parah. Untungnya ada jaring untuk pelindung apabila hal yang gak diinginkan terjadi, misalkan jatuh atau terputus #PutusCinta.



Ada cewek cantik berbaju merah dan putih nih. Namanya touring itu gak lengkap rasanya bila gak berkenalan sama para cewek atau fotoin mereka, kalau bisa dapetin nomor whatsappnya,hehehe (sok kecakepan loe Dik). 

Meskipun gak sempat kenalan karena alasan ramai dan mereka bawa rombongan, kami berdua hanya sempat fotoin saja. Jadi jual mahal dikit lah jadi cowok (ngeles aje loe Dik, bilang aja takut dilabrak sama pasangannya),hahahaha. Untuk para cewek yang melihat foto ini, bisa didownload kok secara gratis. Free buat kalian,gayaaa..hehehe. Ada ayunan juga dan spot yang langsung menghadap Danau Buyan. 




Selain ayunan dan sarang burung, ada juga spot seperti anjungan kapal yang terbuat dari kayu dan bambu. Ini viewnya keren sekali. Dari sudut manapun, semuanya kece dilihat. Semakin sore panorama alam Danau Buyan semakin indah. Kabut perlahan-lahan menyelimuti perbukitan hijau dan danau.

Meskipun cuaca saat ini lagi mendung dan beberapa hari ini turun hujan, gak mengurangi keindahan dari spot Wanagiri Hidden Hill. Meskipun asyik fotoan, kita juga jangan lupa dengan pengunjung lain yang datang dan menunggu antrian. Jangan egois, mentang-mentang viewnya bagus, kita lupa sama yang dibelakang ngantri,hehehehe. 

Jepret sana jepret sini. Gak lupa juga jepret orang pacaran pake gaya alay ala cabe-cabean dengan terong-terongan yang sudah siap diulek. STOP !!!, pembahasan sudah ngelantur kesana kemari nih,hehehe (banyak ketawa loe Dik).

Nah, saya juga punya foto beberapa binatang yang berada satu lokasi di Wanagiri Hidden Hill. Hanya mengeluarkan duit 20 ribu rupiah per orang, kita sudah bisa fotoan eksis dengan beberapa binatang yang bisa kita pilih sendiri. Ada ular, iguana, kelinci, burung kakaktua dan lainnya. Terlihat menyeramkan fotoan bareng si ular atau iguana, tapi bila dilihat di foto, Kece juga. Tapi sayang saya gak sempat fotoan dengan para binatang karena harus buru-buru balik ke Kota Denpasar biar gak kena hujan saat malam (ngeles banget loe Dik, bilang aja gak berani),hehehe.



Waktu sudah menunjukkan jam lima sore, saatnya kami berdua balik ke Kota Denpasar untuk beli oleh-oleh titipan. Saat perjalanan balik ke Kota Denpasar, gak jauh dari Wanagiri Hidden Hill kami melihat banyak para cabe-cabean dan terong-terongan berbelok ke kiri. Ternyata dari kejauhan kami melihat sepasang gerbang khas pura Bali yang banyak kita jumpai fotonya di instagram juga.

Laah, ini kan tempat yang lagi ngehits ?. Ternyata lokasinya gak jauh dari Danau Buyan. Berada diantara jalur Danau Buyan dan Danau Beratan, Bedugul. Namanya Handara Golf & Resort Bali. Banyak para pangunjung yang kebetulan lewat disini, mampir untuk sekedar foto-fotoan. Lokasinya persis di pinggir jalan menuju Gitgit dan Singaraja. Karena lokasinya berada di pinggir jalan, bagi kita yang sempat lewat pasti melihat spot foto ini. 

Viewnya keren abis, berlatar belakang perbukitan Bedugul dengan pepohonan yang hijau. Bagusnya fotoan disini saat cuaca cerah dan berkabut seperti beberapa hasil foto yang saya lihat di instagram. 

Tulisan pertama saya tentang liburan ke Pulau Bali Spesial Tahun Baru. Next... Masih ada lagi cerita saya di Pulau Bali di destinasi berbeda dengan cerita lucu garing lainnya,hehehe.. Comming Soon

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

Tuesday 26 December 2017

Spot Pilihan Buat Mengisi Libur Tahun Baru di Pulau Lombok


Gak terasa sudah berada di penghujung tahun 2017. Tinggal hitungan beberapa hari lagi kita menyambut datangnya tahun baru 2018 (penanggalan Masehi). Biasanya yang namanya tahun baru gak lepas dari deretan acara hiburan yang diadakan di setiap tempat. Pesta kembang api dan meniupkan terompet contohnya. Tradisi satu tahun sekali ini selalu dilakukan di setiap tempat di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Namanya juga tahun baru, pasti juga gak lepas juga dari yang namanya tanggal merah alias libur panjang. Apalagi dibarengi dengan libur Natal, jadi puas liburannya,hehehe.

Ngebahas soal liburan, saya tertarik untuk menulis tempat-tempat mana saja yang cocok untuk dijadikan referensi buat kalian yang akan merencanakan liburan dengan keluarga atau sahabat. Kebetulan juga sebelum Hari Natal, saya pergi ke dua tempat yang saya rasa cocok sekali untuk dijadikan tempat liburan. Jadi yang akan saya bahas kali ini adalah dua spot kece yang ada di Pulau Lombok. Jadi terus dibaca tulisan saya sampai habis !







Rumah Pohon Gangga Murmas

Spot pertama yaitu Rumah Pohon Gangga Murmas (foto-foto di atas). Kalian yang sering buka instagram, pasti sudah melihat spot kece satu ini. Spot selfiean ini sudah dua tahun ngehits di dunia sosial media. Lokasi berada di Desa Gangga Murmas, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Mataram.

Setiap hari bahkan setiap minggu tempat ini selalu didatangi oleh para pengunjung terutama di hari libur anak sekolah dan hari besar lainnya. Gak ketinggalan juga para pengunjung dari luar pulau datang kesini karena penasaran dan ingin mencoba eksis di instagram (instagramer pasti ngerti),hehehe. Dari cabe-cabean dan terong-terongan sampai orang tua gak mau ketinggalan untuk eksis di rumah pohon yang pertama kali ada di Pulau Lombok ini. 

Meskipun di setiap tempat di Indonesia sudah banyak kita jumpai spot seperti ini, tapi di Rumah Pohon Gangga Murmas memiliki keunikan tersendiri yaitu kita bisa melihat pemandangan alam yang sangat alami, dari perbukitan hijau, persawahan sampai lautan yang luas. Semuanya terlihat dari Rumah Pohon Gangga Murmas. Kece kan ? hehehe.

Untuk lebih jelas ingin mengenal Rumah Pohon Gangga Murmas, bisa mampir di postingan saya sebelumnya tentang rumah pohon satu ini (Klik Disini).






Tiu Pituq

Kalian mengenal tempat ini ? (foto di atas)

Bagi yang belum mengenal spot satu ini, gak ada salahnya datang untuk menghabiskan liburan kalian disini. Kebetulan juga saya kenal baik dengan beberapa pengelola disini. Mereka semuanya warga asli Dusun Penjor, Desa Genggelang, Gangga yang sangat ramah terhadap pengunjung, saya sudah buktikan itu.

Sedikit curhat, saat terakhir datang kesini, tas kesayangan ketinggalan. Isinya ada lensa Tele dari Cannon, Hp Bebe dan duit beberapa lembar (warna merah). Saya kira sudah hilang semua, tapi sehari setelah hilang ada nomor telpon asing yang mencoba menghubungi saya. Setelah saya angkat, ternyata yang menelpon adalah orang yang sudah menemukan tas saya. 

Ada perasaan kaget dan seneng, semuanya bercampur jadi satu. Dari informasi si penemu, tas saya ketinggalan di salah satu spot foto di Tiu Pituq. Gak ada yang berkurang sedikitpun. Masih ada orang baik di dunia ini, semoga si bapak selalu diberikan kesehatan dan kelancaran rezeki.Amiin. Terimakasi pak sudah baik kepada saya. 

***

Lanjut... !

Tiu Pituq berada di Dusun Penjor, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Lokasi gak jauh dari Rumah Pohon Gangga Murmas, tepatnya berada di bawah dari Gangga Murmas. Akses jalan menuju lokasi sudah mulus. Gak lagi bersusah-susah payah menuju lokasi yang baru ngehits ini.

Dari konsep sih sama dengan Rumah Pohon Gangga Murmas, tapi di Tiu Pituq kita bisa melihat beberapa air terjun mini dan kolam renang alami. Tiu Pituq diambil dari kata Tiu dan Pituq. Tiu artinya kolam alami, sedangkan Pituq yaitu tujuh. Jadi Tiu Pituq memiliki arti tujuh kolam alami. Memang benar di sini ada tujuh kolam alami yang sangat jernih, tapi bila musim hujan datang saat sekarang ini, airnya berubah menjadi keruh.

Banyak spot-spot kece disini. Saya sudah dua kali kesini dan tempatnya memang bersih dan alami. Untuk ingin lebih mengenal tentang Tiu Pituq, kalian bisa mampir di postingan saya sebelumnya (Klik Disini).

Dua spot kece versi saya yang rekommended buat kalian yang sedang berada di Pulau Lombok untuk menghabiskan sisa libur panjang tahun baru ini. Ditunggu spot-spot berikutnya dari saya yang gak kalah kece dari Rumah Pohon Gangga Murmas dan Tiu Pituq. Saya punya beberapa spot kece lainnya. Apa itu ? Ditunggu di postingan berikutnya. Comming Soon 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 23 December 2017

Sudahkah ke Kedai Kota Tua Kopi, Ampenan ?

Aisyah (AAC2) lagi nunggu Fahri sambil ngopi di Kedai Kota Tua Kopi, hehehe 

Ampenan ?

Kota tua yang saat ini sudah dikenal oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Apalagi bila para wisatawan yang berlibur ke Pulau Lombok dan akan menuju Pantai Senggigi dari Lombok International Airport atau Kota Mataram, pasti melewati kota tua yang memiliki deretan gedung klasik khas tempo doeloe.

Itu bagi para wisatawan yang berlibur ke Pulau Lombok, tapi bagaimana dengan kita yang belum lama menetap di Pulau Lombok, khususnya tinggal di Kota Mataram. Sudahkah jalan-jalan ke Kota Tua Ampenan ?,hehehehe.



Sebelumnya saya sudah menulis tentang Kota Tua Ampenan ( bisa baca disini ). Keunikan yang dapat kita jumpai dari kota tua ini selain gedung tempo doeloenya yaitu penduduk dari berbagai macam etnis yang tinggal turun temurun hingga sekarang. Dari etnis Tionghoa, Arab, Bugis, Banjar, Melayu, Bali, Jawa dan Suku Sasak sendiri yang hidup berdampingan dengan rukun. Jadi jangan heran di kota tua ini banyak kampung yang namanya Kampung Arab, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Karang Ujung (Bali) dan toko-toko yang pemiliknya mayoritas orang Tiongkok (etnis Tionghoa) dan Arab.

Kota Tua Ampenan banyak menceritakan tentang sejarah masa lalu dimana dulunya kota tua ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan terbesar di Pulau Lombok sebelum dipindah ke Kota Mataram. Bagi pecinta sejarah dan fotografi yang datang ke Kota Tua Ampenan, pasti dibuat betah berlama-lama untuk mengexplore tempat sejarah ini. Tapi jangan heran bila berada di Kota Tua Ampenan, ada pemandangan yang cukup miris yaitu banyak kita jumpai kotoran kuda yang ada di sepanjang jalan kota tua. Ini disebabkan oleh banyaknya pengemudi Cidomo (Dokar) yang belum sadar pentingnya menjaga kebersihan yaitu memikirkan tempat kotoran kuda yang lebih besar sehingga kotoran kuda gak jatuh dimana-mana. Penting itu ?, Tapi apapun itu, salah satu keunikan dari Kota Tua Ampenan seperti itu. Bukti sejarah jaman dulu yang menyimpan banyak kenangan.

***

Ada cerita unik yang perlu saya ceritakan di tulisan kali ini yaitu ngebahas tentang kopi. Apa hubungannya kopi dengan Kota Tua Ampenan ?. Biasanya orang Pulau Lombok, khususnya masyarakat Kota Tua Ampenan gak bisa jauh-jauh dari namanya kopi. Saat habis makan besar, menjamu tamu di rumah atau acara-acara tertentu, kopi adalah minuman wajib yang harus ada. Apalagi di Pulau Lombok ada kopi yang sangat terkenal yaitu Kopi Sembalun.

Bagi saya, minum kopi adalah kenikmatan sederhana membawa kebahagiaan,eeaaaaaa. Meskipun gak banyak yang saya tau tentang beberapa jenis kopi, seenggaknya saya mulai mencoba untuk mengenal beberapa jenis kopi dengan cara mencicipinya atau bertanya sama ahlinya. 

Biar lebih banyak lagi referensi saya tentang dunia kopi, saya mencari di instagram kedai-kedai kopi kece di area Kota Mataram. Ada satu kedai kopi yang unik, kece dan belum pernah saya datangi. Lokasi gak jauh dari rumah. Sebuah kedai kopi unik dengan gaya tempoe doeloenya ini baru buka beberapa bulan yang lalu. Sebut saja namanya Kedai Kota Tua Kopi.






Kedai Kota Tua Kopi berlokasi di Jalan Pabean 111, gak jauh dari pintu gerbang perlimaan lampu merah Kota Tua Ampenan. Jika masih bingung, Kota Tua Kopi berada satu jalur menuju Pantai Ampenan. Dari namanya saja, kedai ini memiliki keunikan tersendiri. Bagi saya kedai kopi ini selain tempat nongkrong, kita bisa belajar banyak tentang sejarah Kota Tua Ampenan dan Pulau Lombok. Di beberapa sudut ruang kedai ini, terpajang beberapa foto tempoe doeloe dari Kota Tua Ampenan. Salah satunya foto Pelabuhan Ampenan yang merupakan pintu gerbang lalu lintas perdagangan dari luar Pulau Lombok yang sekarang berubah nama menjadi Pantai Ampenan. Ada juga foto raja-raja yang berkuasa di Pulau Lombok dijamannya dan masih banyak lagi foto jadul lainnya.


Coffee Latte Hazelmut Hot

Saya sudah dua kali datang ke kedai kopi ini. Sudah dua kali juga saya mencoba meminum jenis kopi yang berbeda. Saat datang pertama kali saya mencoba mencicipi Coffee Latte Hazelmut Hot. Kopi ini memiliki keharuman seperti harumnya bunga. Rasanya enak banget dan cocok sekali diminum hangat-hangat disaat lelah bekerja sambil menikmati hujan turun. Penampakan dari kopi ini menarik perhatian saya. Salah satu seni menuang susu di atas kopi espresso atau latte yang biasanya disebut Latte Art. Sebuah gambar Angsa yang saya lihat dari Coffe Latte Hazelmut, Kecee. Baru kali ini saya menikmati kopi harum jenis ini.


Kopi Sembalun Vietanammese Drip

Kedua, saya memesan Kopi Sembalun dengan Vietnamesse Drip. Tehnik seduh ini menggunakan alat seduh yang disebut Vietnamesse Drip. Mungkin dari namanya kita kembali mengingat kasus Mirna dan Jessica. Tapi kopi yang diminum Mirna itu Vietnamesse Coffee, kopi khas dari Vietnam. Nah, yang saya minum ini memakai Kopi Sembalun. Paling kalau ada yang ngeracunin saya itu kalau gak mantan ya gebetan yang masih belum move on dari saya,hehehehe (kepedean loe Dik). 

Rasa kopi ini agak terasa asam, tapi serutan demi serutan rasa asam tersebut perlahan-lahan hilang. Bagi yang memiliki riwayat maag, saya gak menyarankan mencoba meminum jenis kopi ini. Ada catatan sedikit dari saya.

Sedangkan dua sahabat saya, Mbak Luh dan Mas Junk memesan kopi yang berbeda, saya lupa nama kopi yang dipesan. Sambil ngobrol ngalor ngidul, sempat ada sesi curhat, bahkan parahnya ngegosip, hahahahaha. Kenikmatan ngopi bareng ya gitu, ada saja yang diceritakan. Kebahagiaan sederhana dengan cara sederhana yaitu kumpul ngopi bareng orang-orang terdekat.

Bila ditanya soal harga, harga kopi disini standar dengan kedai kopi yang ada di sekitar Kota Mataram. Selain kopi, ada juga beberapa jenis snack dan minuman lain seperti jus buat kalian yang gak doyan minum kopi. 

Untuk jam bukanya sendiri, hari Senin sampai Sabtu dari jam 3 sore sampai 12 malam, sedangkan untuk hari Minggu dari jam 8 pagi sampai 12 malam. Full music, live nonton bola bareng di tivi dan barista yang profesional. Kece pokoknya tempat tongkrongannya.


Tempatnya keren habis. Desain ruangan juga sesuai namanya, Kedai Kota Tua Kopi. Berkesan klasik dari cat tembok, kursi dan meja. Desain ruangan bolehlah ala-ala Kedai Jaman Old, tapi orang-orangnya ya Kids Jaman Now bagi yang masih ngerasa sih --> colek Mbak Luh, hehehehehe. 

Okey, gak perlu bercerita banyak tentang Kedai Kota Tua Kopi. Pastinya kalian wajib datang ke kedai kopi satu-satunya yang unik di daerah Kota Tua Ampenan. Ditunggu ! #BukanPromosi.



Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

Monday 18 December 2017

Warna-Warni di Upacara HUT NTB ke-59


Gak terasa Provinsi kita tercinta "Nusa Tenggara Barat" (NTB) sudah berumur 59 tahun. Sebagai masyarakat  NTB , saya bangga menjadi bagian dalam memajukan daerah yang terkenal dengan wisatanya ini yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Pariwisata adalah bagian yang paling mencolok dari provinsi ini. Siapa yang gak mengenal Pulau Lombok yang namanya sudah terkenal di mancanegara. Siapa juga yang gak mengenal Pulau Sumbawa yang semakin hari semakin eksis dengan destinasi baru yang dimilikinya, seperti Pulau Kenawa, Pulau Paserang, Desa Mantar, Pulau Satonda dan lainnya.

Untuk lebih mengenal Provinsi Nusa Tenggara Barat, saya memiliki cerita tentang daerah yang saya cintai ini. Pada tanggal 17 Desember 2017 tepat di Hari Minggu, kami warga Provinsi NTB sedang bersuka cita menyambut HUT NTB ke-59. Rangkaian acara demi acara menyambut HUT NTB telah dilaksanakan dengan sukses dan lancar. 




Puncak acara yaitu Upacara HUT NTB ke-59 yang dilaksanakan di Eks Bandara Selaparang, Kota Mataram. Bandara Selaparang adalah bandara pertama yang dioperasikan untuk melayani penerbangan komersil, domestik maupun mancanegara (Singapura dan Malaysia). Saat dipindah ke Lombok International Airport, Lombok Tengah, Bandara Selaparang sudah gak digunakan untuk penerbangan komersil lagi. Saat ini Eks Bandara Selaparang beralih fungsi menjadi tempat latihan para calon penerbang dari sekolah penerbangan yang ada di Lombok. Eks Bandara Selaparang sekarang ini sudah dikelola penuh oleh TNI AU.

Dalam Upacara HUT NTB ke-59, saya mendapat kesempatan untuk hadir menjadi peserta upacara bergabung dengan teman-teman dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kurang lebih seribu peserta yang hadir dengan para tamu undangan VIP saat itu sudah berkumpul di runway. Antusias para peserta sangat heboh dengan pakaian serba warna-warni dari berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari pakaian adat Sasak, Sumbawa, Dompu dan Bima, bisa kita lihat disini. Gak hanya pakaian adat dari berbagai daerah di NTB saja, tapi dari Provinsi lain juga ada seperti Riau dan Jawa. 

Berhubung saya dari dua suku yang berbeda. Mama dari Lombok, sedangkan Papa dari Sulawesi. Sempat bingung mau pakai pakaian adat Lombok apa Sulawesi. Berhubung di rumah adanya pakaian adat Sasak dari Sapuk (ikat kepala), sampai Dodot ada semua. So... sehari jadi pemuda Sasak dulu,hehehehe.









Upacara dimulai tepat pukul 07.30 WITA, saat itu yang menjadi pembina Upacara HUT NTB ke-59 yaitu Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bapak Tuan Guru Haji M Zainul Majdi. Di HUT NTB ke-59 ini tema yang diangkat yaitu "NTB Bertasyakur dan NTB Untuk Semua"

Dalam pidatonya, gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Banjang (TGB), mengucap syukur kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya dan juga berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat, NTB saat ini berada di jalur yang benar dan sesuai target. 





Hari demi hari, bahkan tahun demi tahun, NTB semakin maju dan bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia. Sebagai contoh dalam dunia pariwisata, Provinsi NTB sudah dilirik oleh investor dari luar negeri dalam hal pembangunan infrastruktur. Gak lama ini, Provinsi NTB memiliki KEK Mandalika, Lombok Tengah yang baru beberapa bulan yang lalu diresmikan oleh Bapak Presiden RI, Bapak Jokowi. Belum lagi di sektor lainnya, seperti kesehatan, ekonomi, perdagangan dan lain sebagainya.

D akhir pidatonya, Pak TGB memberi sebuah pesan singkat kepada seluruh warga NTB untuk melaksanakan pilkada yang akan dilaksanakan di tahun depan (2018) secara jujur dan damai. Kebetulan juga ini di tahun 2018 adalah tahun terakhir beliau menjabat sebagai Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam dua periode memimpin, NTB mengalami banyak kemajuan. KECE, hehehe.





Setelah upacara selesai, saya pun mencari spot untuk foto-foto. Kesempatan berada di Eks Bandara Selaparang gak saya sia-siakan. Jepret sana jepret sini, mencari foto terkece. Emak-emak Jaman Now juga gak mau ketinggalan. Pakaian dari berbagai daerah terlihat dengan indahnya. Warna-warni di Upacara HUT NTB ke-59.

Mbak Luh dan Ibu Ani dengan gaya penari Legong lengkap dengan kipasnya. Sesuatu yang ditampilkan bahwa Indonesia itu kaya dengan budaya. Gak hanya mereka berdua, Mbak Anies juga gak mau ketinggalan. Dengan menampilkan pakaian adat dari Bali kebaya hitam dengan kembang-kembang emas di bagian bawahnya. Ini pakaian yang terkece yang pernah saya lihat.

Para emak-emak kece lainnya juga gak mau ketinggalan. Berfoto bersama adalah hal sederhana untuk menunjukkan kekompakan dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Pemandangan yang indah, udara pagi yang sejuk. Meskipun cuaca sempat mendung dan gerimis, gak mengurangi semangat kita untuk melaksanakan upacara, eeh foto maksudnya, hehehehe.





Acara selanjutnya yaitu atraksi terjun payung yang dilakukan oleh Lanud Rembiga. Terlihat di langit kuranag lebih 6000ft, beberapa penerjun sudah melakukan penerjunan. Kurang lebih yang saya lihat ada sepuluh penerjun. Diantaranya membawa bendera Lambang Provinsi NTB dan Bendera Merah Putih. 

Antusias masyarakat yang menonton atraksi sangat ramai dan saya pun gak ketinggalan untuk menyaksikan atraksi yang sangat jarang saya tonton secara langsung. Tujuan dengan adanya atraksi terjun payung ini selain sebagai hiburan kepada masyarakat, tujuan penting yaitu agar lebih mendekatkan TNI AU dengan masyarakat. Olahraga yang cukup esktrem tapi bila dilatih akan menjadi olahraga yang sangat menyenangkan 

Satu per satu para penerjun mendarat dengan sempurna di titik yang sudah direncanakan. Atrakasi terjun payung diakhiri dengan penyerahan Bendera Merah Putih dan bouqet oleh para penerjun ke Gubernur NTB, Bapak TGH M Zainul Majdi beserta istri dan ditutup oleh Fly Pass Pesawat C 212 di depan podium dengan mengucapkan  Dirgahayu NTB oleh Captain Pilot Letkol, Wisnu Aji langsung dari cockpit pesawat. Kece banget !.



Acara gak sampai disana saja, selanjutnya ada pawai dari Eks Bandara Selaparang menuju Islamic Center Lombok melalu jalan Udayana. Kemeriahan HUT NTB ke-59 di hari itu juga dilengkapi dengan pameran sepanjang jalan Udayana atau tepat di depan kantor Kominfo Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kebetulan juga kami dari Tim Humas juga bertugas di stand Balai Kesehatan Mata di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya bersama temen-temen Humas melakukan pelayanan kesehatan mata gratis meliputi cek kacamata dan konsultasi tentang kesehatan mata. 



Acara seharian membuat saya sangat capek tapi bahagia karena bisa menjadi bagian dalam memeriahkan acara HUT NTB ke-59. Terimakasi atas semuanya. Semoga Provinsi Nusa Tenggara Barat Semakin Maju dan Semakin Kece pastinya. 

Salam Pesona Indonesia. Wonderful Nusa Tenggara Barat :)

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Photografer : Lazwardy Perdana Putra dan Zulkarnaen (ig : @zulkarnaen_korleko)
google.com