Sunday, 15 September 2019

Dinner di Caca Garden Cafe, Ampenan


Salam laper guys !!!

Lagi-lagi bosen hanya nongki di rumah saja. Apalagi habis baca kisahnya Widya dan Nur saat KKN di Desa Penari. Belum lagi emosi nonton Indonesia lawan Malaysia (emosi liat ulah suporter timnas kita), perut jadi laper guys  #BukanNgomporin

Pengen makan malam sambil nongki di luar bareng si doi (istri), tapi dimana ya?. Muter-muter kota, eh ternyata di deket rumah ada tempat nongki baru dan kece. Beneran kece lhoo guys. Ya kan yank ? (meyakinkan pembaca ke doi).



Namanya Caca Garden Cafe. Katanya sih baru buka dua minggu yang lalu. Kok saya gak tau ya ? (efek sibuk nguli mulu). Kalau sudah nemu tempat nongki kece, alamat harus kita cobain menu-menu disini. Sebelum bahas menunya apa saja yang ada disini. Yuuk kita review tempatnya dulu !.

Caca Garden Cafe. Namanya imut-imut gitu.  Lokasinya berada di Jalan Laksda Adi Sucipto, Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Dekat dengan Bandara Selaparang, Kota Mataram. Tempatnya sangat strategis sekali karena berada di jalur Kota Mataram menuju Pantai Senggigi.

Konsepnya oke banget yaitu box container gitu. Sudah ada beberapa cafe yang ada di Kota Mataram memiliki konsep serupa tapi gak sedikit diantaranya sudah gulung tikar karena persaingan produk. Selain memiliki konsep tempat yang menarik, kelezatan masakan dan manajemen juga harus diperhatikan.

Pengalaman saya ketika datang di sebuah cafe yang tempatnya kece, hebohnya hanya di awal saja. Tapi semakin hari, pengunjung semakin sepi karena yang dijual hanya tempatnya saja. Kelezatan makanan dan minumannya kurang terlalu diperhatikan. Kadang datang pertama, rasanya enak. Setelah datang kesekian kali, rasanya berubah-ubah. Parahnya lagi kita cepat bosen karena rasanya itu-itu saja, gak ada inovasi. Selain itu, keramahan pelayanan juga penting. Pelayan jutek, mana betah pengunjung. Kalau pelayan cantik, manis dan murah senyum, berkali-kali kita datang kesana. Ya gak ? hehehehe (hanya berlaku bagi yang jomblo).






Setelah sampai di area parkir yang lumayan luas dan kendaraan sudah aman pada posisinya, kami berdua segera menuju ke dalam cafe. Untuk keamanan, dijamin oke. Ada lebih dari satu satpam yang berjaga di pintu masuk cafe ini. Wajahnya sangar-sangar lagi, tapi ramah guys.

Cafenya terbagi menjadi dua ruang yaitu outdoor dan semi outdoor. Dimana ada beberapa pilihan tempat duduk disini.  Untuk ruang semi outdoornya cukup kece. Desainnya minimalis dengan lantai terbuat dari kayu. Meja dan kursi juga dari kayu dan rangkaian baja. Tiang-tiang bangunan yang dari baja cukup kokoh dengan diberikan spandek sebagai atapnya. Jadi, gak terasa panas guys. Untuk ruang outdoornya sangat menarik dimana ada meja dan kursi dengan desain terbaru alias menyatu. Jadi, kursinya gak bisa digeser-geser. Ada juga meja dan kursi jenis lainnya. 

Bagi yang bawa anak kecil jangan khawatir. Disini ada kursi khusus untuk bayi dan anak kecil juga. Jadi bisa tenang nih makannya tanpa terganggu dengan si anak yang lagi lincah-lincahnya berlarian. Kalau saya disuruh memilih mau duduk dimana, saya pilih di ruang semi outdoornya. Alasannya biar aman dari hujan, hahahaha.




Buat kalian yang datangnya ramai-ramai atau sedang mengadakan acara, kalian bisa mencoba duduk di bean bagnya. Sudah tau kan bean bag ?. Tempat duduk yang berwarna-warni berbentuk mirip seperti bantal atau ban penyelamat gitu. Enak sekali untuk bersantai-santai sambil ngobrol bareng teman-teman. Apalagi bean bagnya beralaskan rumput sintetis. Bisa-bisa betah banget duduk dan ngobrol disini. 

Enaknya disini, ada live musicnya lhoo guys. Kalian bisa merequest lagu apa saja untuk dinyanyikan. Asalkan jangan lagu dangdut atau pantura lhoo ya. Bukannya gak suka, tapi gak cocok aja lagu dangdut diputar disini. Hebatnya lagi, dari kami berdua datang sampai pulang, penyanyinya gak capek-capek bernyanyi. Itu pita suara terbuat dari apa ya ?. Cocok ikut audisi Indonesian Idol, suaranya bagus dan enak didengar (penyanyinya mbak-mbak soalnya).

Mirisnya buat yang jomblo, jangan baperan ya kalau datang kesini. Soalnya kalian pasti melihat fenomena seperti foto di atas,hehehe. Saya datang bareng istri saja, masih dibuat bengong. Gimana gak bengong, orang mereka duduk di depan kami. Tangan itu lhoo, bergerilya kemana-mana, hahahaha. 



Ini dia yang paling saya suka. Caca Garden Cafe sedikit agak berbeda dengan cafe-cafe yang pernah saya review sebelumnya. Untuk musholanya saya beri nilai 9 dari 10. Desain musholanya saya suka. Cukup luas dan bisa menampung sekitar dua puluh jamaah. Musholanya bersih dan wangi. Tenang sekali shalat disini tanpa terganggu dari suara-suara gak jelas dari pengunjung lainnya.

Selain mushola, ada ruang khusus bermain anak-anak. Ada perosotan, mobil-mobilan, kolam bola dan lainnya. Bagi yang bawa anak dan biar gak rewel, bisa diajak main disini. Biarkan anak-anak bermain sepuasnya.



Gimana cara kita memesan makanan dan minuman?

Kalian bisa berkeliling dulu ke setiap stand yang bentuknya sangat unik. Disini stand-standnya berbentuk box container tapi bukan sungguhan. Sengaja didesain menyerupai box container gitu. Setiap stand memiliki warna yang berbeda-beda. Ada warna kuning, merah,biru,orange, ungu. Kalau gak salah ada lima stand dengan menawarkan menu yang berbeda-beda. Ada segala jenis nasi-nasian dan aneka jenis mie, ada cemilan, ada kopi, ada jenis minuman, dan ada jenis junk food gitu. 

Kita bisa memilih menu yang akan diorder. Setelah itu, salah satu pelayan akan menuliskan menu yang kita sudah pesan pada sebuah kertas pesanan. Kemudian kertas tersebut kita serahkan ke kasir. Nanti setelah membayar, kasir akan memberikan nomor antrian atau nomor meja. Order beres, kita tinggal duduk santai sambil menunggu pesanan datang. Untuk kecepatan pelayanan, cukup cepat. Gak menunggu waktu lama, pesanan sudah datang. Pelayan-pelayannya juga sangat gesit dan ramah-ramah. Semuanya gak sakit gigi. Sejauh ini lumayan memuaskan


Nasi Goreng Spesial Thanos

Ada yang buat saya heran ketika melihat menu satu ini. Pertama kali membacanya, saya bayangkan tokoh jahat di dalam film Avenggers "End Game". Masih gagal paham kenapa namanya Thanos ?. Kepo dikit, akhirnya saya tanya apa saja campuran dari nari goreng ini. Apa Si Thanos doyan makan nasi goreng atau bisa buat nasi goreng ?.  

"Mas, kenapa ada nama Thanosnya ?". Jawaban masnya justru menjelaskan apa saja yang ada di dalam nasi goreng ini. Agak sedikit kecewa kok namanya bisa ada Thanosnya. Bayangan saya tadi nasi goreng kesukaan Thanos. "Emang ada gitu nasi goreng di dunia Avenggers?" (efek obat sudah mulai habis). Ooohhh, bisa jadi nama chefnya Thanos (ngomong sama tembok).

Dari penampakan, seperti nasi goreng pada umumnya, tapi nasinya digoreng sedikit kering. Apalagi ditambah potongan jagung dan wortel. Untuk menambah cita rasa diberi sambel goreng, acar timun dan sate ayam. Bumbu sate ayamnya enak banget. Tapi disini daging satenya agak over cook alias terlalu mateng, jadinya sedikit keras saat digigit. Kebetulan saat itu saya lagi sakit gigi, jadi satenya gak habis saya makan. 

Over all, Nasi Goreng Spesial Thanos lumayan enak. Untuk nilai saya kasi 7 dari 10. Seporsi Nasi Goreng Spesial Thanos diberi harga 20 ribu. Hmmmm... Cukup mahal sih menurut saya.



Nasi Bakar Baby Cumi

Menu satu ini si istri yang pesen. Awalnya gak mau makan, pas cicipin Nasi Goreng Spesial Thanos, kok enak ya. Akhirnya dia pesen makanan dengan menu yang berbeda yaitu Nasi Bakar Baby Cumi. Namanya juga lucu "baby cumi". Harganya cukup murah 12 ribu saja.

Penasaran donk sama rasanya. Dari penampilan sih oke banget. Setelah suapan pertama, kok ada yang aneh ya dari rasanya. Tanya istri, doi pun mengiyakan. Terasa kalau nasi bakarnya sudah lama dibuat. Agak sedikit kecut gitu dan tekstur nasinya agak benyek.

Beda sekali dengan cuminya yang lumayan enak menurut saya. Ohya, jadi lupa, nasi bakarnya ternyata nasi goreng yang dibakar dengan potongan-potongan cumi. Kemudian dibungkus dengan daun pisang dan terakhir dibakar.

Akhirnya si doi gak menghabiskan nasinya. Saya juga gak terlalu suka sama menu satu ini. Saya suruh pesan yang lain, tapi dia menolak. Sudah badmood duluan. Sekedar saran saja, mungkin Nasi Bakar Baby Cuminya bisa disiapkan saat pesanan datang biar agak fress dan gak berbau amis dan kecut. Itu saja saran dari saya. 




Es Campur

Untuk minumnya seger ini, saya acungin jempol. Seger dan enak banget. Perpaduan jeli, aneka potongan buah, sirup dan susu kentalnya enak banget. Setelah makan Nasi Goreng Thanos yang cukup mengenyangkan, enaknya langsung minum es campurnya. Seporsi es campur ini seharga 15 ribu. Cukup murah meriah menurut saya. Kalau datang kesini lagi, saya pasti pesan es campur ini lagi.

Es Buah

Ini minuman penyelamat buat si doi yang kecewa berat sama Nasi Bakar Baby Cumi yang dia pesan. Harga seporsi sama dengan es campur yaitu 15 ribu saja. Enaknya, varian buahnya banyak dan seger. Apalagi pilihan buahnya favorit si doi semua. Lega liat senyumannya kembali lagi. Sekali suapan dia tersenyum kepadaku, oh cinta (mulai alay). Untuk nilai kedua jenis minuman yang dipesan, saya kasi nilai 8 dari 10. Masih banyak lagi menu yang belum kami coba. Ada beberapa menu enak yang belum dicoba. Next time kalau datang kesini lagi, pasti saya coba. 



Gak banyak yang bisa kami berdua ceritakan dari cafe ini. Caca Garden Cafe buka dari jam 4 sore sampai 12 malam setiap harinya. Woww, bagi yang suka begadang dan nongki sampai malam, cocok nih tempatnya. Segala kekesalan nonton Indonesia kalah dengan Malaysia agak sedikit terobati setelah datang ke cafe instagramable ini.

Kalau kepo, monggo datang langsung ke Caca Garden Cafe. Bukan promosi lhoo ya, tapi saya seneng ngereview tempat-tempat makan yang sudah saya datangi. Tapi buat yang mau direview cafe atau tempat makannya, silahkan hubungi saya langsung via instagram @lazwardy_perdana atau di email diditpharm1@gmail.com

Selamat Makan !. Jangan lupa berdoa dan nambah lagi yaak !!! hahahaha 



Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Tuesday, 10 September 2019

Mengunjungi Pasar Minggu Kerujuk : Desa Wisata Kerujuk


Minggu pagi, ketika bangun dari tidur si istri merayu-rayu saya untuk nemanin dia jalan. Pengennya lihat yang hijau-hijau. Saya pun mengiyakan dengan mata masih mengantuk. Maklum istri saat ini lagi ngidam. Mungkin saja ini permintaan si bayi yang masih di dalam kandungan. Semoga sehat selalu nak sama bunda sampai lahiran nanti, Amiin.

Sempat bingung mau kemana. "Kita ke pasar yuuk !", candaan saya. "Lhoo, ngapain ke pasar?", tanya si doi. "Kan, lihat yang hijau-hijau alias liat sayuran", hahaha. Si doi pun langsung pasang muka cemberut sambil menyuruh saya cepat-cepat mandi. 

Di kamar mandi, saya bawa handphone. Untung di dalam kamar mandi, sinyalnya cukup kenceng. Googling sambil menikmati surga dunia (belum lulus sensor), akhirnya saya ada rencana ngajak si doi jalan-jalan ke sebuah desa wisata yang cukup menarik buat dikunjungi. 

Setelah mandi dan sarapan, kami berdua pun berangkat. Jalanan pagi cukup ramai dengan banyak orang yang berolahraga. Melewati pasar yang membuat macet. Maklum emak-emak ramai berbelanja ke pasar. Melihat aktivitas warga yang sedang pergi berbelanja. Begitulah suasana pagi dengan udaranya yang sejuk namun sudah beberapa bulan ini gak turun hujan. 

Btw, setiap menulis tentang sebuah desa, dibayangan saya melihat yang hijau-hijau, udaranya yang sejuk jauh dari polusi, warganya yang sangat ramah dan hidup sederhana. Sudah lama saya gak jalan-jalan ke sebuah desa yang memiliki panorama alam yang kece. Kebetulan istri mengajak, why not menghabiskan waktu bertiga sama si kecil di dalam kandungan. 

Meskipun beberapa bulan ini jarang turun hujan, tapi jalur yang kami lalui cukup sejuk dan indah dipandang. Melalui perbukitan yang hijau, berbeda dengan bukit-bukit lainnya yang menguning dan kering karena gak pernah mendapatkan air hujan.



Gak memakan waktu perjalanan yang lama, akhirnya kami berdua sampai di pintu gerbang desa yang berada di sebelah kanan jalan. Sebut saja Desa Kerujuk. Desa ini memiliki pesona alam yang sangat indah. Dikelilingi oleh perbukitan hijau, persawahan dan sungai yang airnya cukup deras.


Sedikit mengenang kejadian tahun lalu, Desa Kerujuk termasuk desa yang menjadi korban keganasan Gempa Lombok di tahun 2018. Tepat setahun yang lalu, desa ini porak-poranda dilanda gempa dengan kekuatan terbesar 6,9 SR. Untungnya setahun kemudian, Desa Kerujuk kembali bangkit dan pulih dari kelamnya masa lalu. Secara perlahan, Desa Kerujuk kembali lagi menjadi salah satu destinasi desa wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi. 

Menariknya lagi setiap Hari Minggu di Desa Kerujuk ada pasar tradisional yang sangat unik. Sebut saja, Pasar Minggu Ekowisata Kerujuk atau biasa orang menyebutnya Pasar Kerujuk.  Pasar tradisional ini menawarkan aneka jenis kuliner tradisional dan suasana alam hijau pedesaan buat para pengunjung.



Pasar Kerujuk merupakan pasar kuliner lokal. Bukanya hanya setiap Hari Minggu dari jam sembilan pagi sampai jam empat sore. Untuk menuju lokasinya, para travelers tidak perlu bingung. Pasar Kerujuk tepatnya berada di Kerujuk, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Bila dari Kota Mataram, kita bisa menggunakan jalur Pusuk, Lombok Utara. Sedangkan dari Senggigi, kita bisa melalui jalur Bangsal, kemudian berbelok ke arah Pusuk.

Untuk alat transportasinya, kita bisa menaiki angkutan umum dari Terminal Mandalika, Kota Mataram (jalur Kota Mataram – Tanjung, Lombok Utara). Bus Damri juga melayani trayek ini. Selain itu bisa menggunakan kendaraan pribadi atau sewa.
   
Kita pasti sudah tau betul saat ini banyak retail-retail modern menjamur dimana-mana khususnya di Pulau Lombok. Gak sedikit juga yang sudah gulung tikar karena persaingan produk. Belum lagi semakin berkurangnya diantara kita yang cinta pada produk lokal. Sehingga secara perlahan, produk lokal semakin berkurang dilirik bahkan gak lama kemudian ditinggalkan. Oleh sebab itu, Pokdarwis Desa Kerujuk menghadirkan pasar minggu Kerujuk yang menawarkan beberapa kuliner lokal asli buatan warga desa sendiri.

Pasar Kerujuk sendiri dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) Kerujuk Lestari. Pasar Kerujuk dibuka dengan tujuan mengupayakan pembukaan ruang usaha bagi warga desa, terutama kelompok usaha kecil.  Sehingga bisa meningkatkan dan menguatkan peran serta masyarakat dalam bidang budaya, sosial dan ekonomi.

Peran lainnya dari pasar kuliner ini yaitu diharapkan sebagai media pengenalan pada warga akan potensi lokal serta menumbuh kembangkan kecintaan terhadap produk lokal. Terpenting dengan adanya pasar kuliner ini, mampu menarik minat masyarakat baik lokal maupun dari luar Pulau Lombok untuk datang kesini, menikmati alam desa dan berkuliner ria pastinya.




Ada apa saja sih di Pasar Kerujuk ? (masih kepo)

Di Pasar Kerujuk kita bisa menemukan berbagai macam kuliner tradisional seperti Pelecing Kangkung, Pecel Kangkung, Sate Ikan, Pepes Ikan, Kue Serabi, dan aneka jajanan pasar khas dari Pulau Lombok. Soal rasa dijamin enak dan harganya murah meriah.

Keunikan dari Pasar Kerujuk, bila ingin berbelanja disini, kita harus menukarkan uang asli yang kita keluarkan dari dompet dengan uang koin. Uang koinnya sangat unik dan lucu. Terbuat dari kayu dan dituliskan nilai nominalnya. Ada tiga nominal dari uang koin disini, antara lain 10, 5 dan 2,5. Untuk koin 10 itu artinya 10 ribu sedangkan koin 5 (5 ribu ) dan koin 2,5 (2 ribu 5 ratus).  Hampir sama dengan Pasar Pancingan yang ada di Desa Bilebante. Bawa uang banyak ke Pasar Kerujuk, kita bisa makan sepuasnya. Tapi harus ingat, berat badan dijaga ya !






Selain kuliner, kita bisa berkeliling desa dengan bersepeda dan jalan kaki, mengkuti jalan setapak dan pematang sawah yang hijau. Bagi yang lagi galau dan putus cinta, bisa datang kesini untuk menemukan kebahagiaan. Siapa tau, dapat jodoh disini.

Ada lagi kegiatan memancing. Bagi kalian yang hobi memancing, bisa datang ke Pasar Kerujuk dan mencoba sensasi memancing disini. Lokasi pemancingannya gak jauh dari lokasi pasar kulinernya. Siapa tahu kalian bisa bawa banyak ikan dan jodoh, hahaha. Selain itu kita juga bisa beli gantungan kunci yang dibuat dari kayu dan baberglass, asli buatan anak muda Desa Kerujuk lhoo.

Permainan terbaru yang ditawarkan dari Pasar Kerujuk yaitu Flying fox . Cukup membayar uang koin senilai 30 saja. Panjang flying foxnya sendiri sekitar 200 meter. Melewati persawahan khas Desa Kerujuk. Pokoknya seru deh berkuliner dan bermain di alam Desa Kerujuk.

Over all, kami berdua cukup puas datang kesini. Disambut sangat ramah dengan warga desa. Makanannya juga enak-enak, terutama serabinya yang sangat gurih dan bikin ketagihan. Harganya pun cukup murah. Sudah murah, sehat pula. 

Tapi yang buat saya agak bingung disini, antara penjual dengan harga makanannya gak sesuai dengan besar nominal koin kayunya. Kita ambil contoh, seperti saya kemarin beli serabi harganya 6 ribu. Tapi yang ada nominal koinnya, 2,5 5 dan 10. Terus kalau kembaliannya berapaan dong ?. Mau gak mau saya sesuaikan dengan harga serabinya. Biar pas, saya pun membeli pecel kangkung seharga 6,5 ribu. Total belanja saya jadi 12,5. Pakai koin 10 dan 2,5. Jadi begitu guys.

Mungkin, pihak pengelola memberikan sosialisasi kepada para emak-emak yang berjualan disana. Biar pembeli gak bingung, harga makanan harus disesuaikan dengan koin kayunya. Bukannya membandingkan, kita ambil contoh bagusnya yaitu di Pasar Pancingan. Disana manajemen belanjanya sudah terkontrol dan sesuai.

Bentar lagi Hari Minggu. Kalian yang kebetulan sedang berada di Pulau Lombok, gak ada salahnya datang kesini. Sambil berolahraga, kulineran dan berkeliling desa. Dijamin gak nyesel deh. Para artis saja, sudah banyak kesini.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Wednesday, 4 September 2019

Kehabisan Tiket Pertandingan Bali United vs Arema Malang


Ada yang punya pengalaman mau nonton pertandingan bola ke stadion tapi kehabisan tiket ?. Pasti banyak yang pernah mengalami. Tapi kalau datang jauh-jauh dari pulau seberang demi nonton tim bola kesayangan tanding, sampai di stadion terima kenyataan tiketnya ludes terjual ?, saya banget itu.

Disini saya mau cerita kejadian yang gak disangka-sangka bakalan terjadi. Kejadiannya beberapa minggu yang lalu ketika Bali United melawan Arema Malang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Sebelumnya sih gak ada firasat apa-apa ?. Berangkat sekitar jam sembilan pagi Kota Mataram, Lombok. Berpamitan sama istri dan orang tua. Istri kali ini gak ikut touring ke Bali dulu karena ada si dedek di dalam perut. Doain semoga sehat selalu sampai lahiran. Amiiin.




Lagi-lagi gak ada firasat gak enak yang saya rasakan. Seperti biasa, nyiapan bekal yang akan dibawa. Tas ransel, kamera, pakaian ganti dan si istri nyiapin bekal untuk makan siang sesampainya di Pulau Bali. Gak lupa cek kebugaran dari Si Blue (Nmax kesayangan). Oke, setelah semuanya siap dengan baca doa, solo touring pun dimulai. Perjalanan dari rumah ke Pelabuhan Lembar gak ada halangan. Gak menunggu lama untuk ngantri masuk kapal, saya pun dapat kapal ferry yang jadwal keberangkatannya jam sepuluh pagi.

Cuaca juga sedang bersahabat meskipun angin agak sedikit kencang. Kapal ferry yang saya tumpangi segera berlayar meninggalkan Pelabuhan Lembar. Perjalanan yang paling saya sukai ketika ke Pulau Bali. Meskipun kata orang ke Pulau Bali naik kapal ferry itu suatu hal yang melelahkan karena waktu tempuhnya yang cukup lama yaitu empat sampai lima jam berlayar. Tapi bagi saya, itu adalah hal yang menyenangkan. Menikmati pemandangan perbukitan hijau Pulau Lombok dari atas kapal. Di pertengahan pelayaran, kita bisa melihat Pulau Nusa Penida dari kejauhan. Laut biru, terkadang ada lumba-lumba yang berlompatan di samping kapal. Pokoknya menyenangkan bagi saya.

Setelah menunggu lima jam lamanya, sampailah saya di Pelabuhan Padangbai, Karangasem Bali. Gak ada halangan selama pelayaran tadi. Arus laut juga gak begitu besar meskipun angin laut cukup kencang. Setelah turun dari kapal, saya beristirahat dulu di sebuah warung di dalam pelabuhan. Makan siang dulu, selamat makan !!! (di warung hanya numpang beli kopi saja, bekal makan siang sudah disiapin istri),hehehe.

Lagi-lagi saya gak merasakan firasat jelek saat itu. Makan siang sudah selesai, saya langsung tancap gas menuju Gianyar. Entah kenapa, pengen sekali saya menggunakan jalur tercepat biar cepat sampai. Akhirnya saya menggunakan jalur Klungkung ke Gianyar. Dari sini lumayan cepat meskipun jalurnya berkelok-kelok dan banyak pertigaan. Dengan modal Google Maps, semua masalah tersesat teratasi.



Sekitar satu kilo sebelum sampai di stadion, kok saya sempat curiga ya. Kecurigaan saya, apa saya yang salah liat jadwal. Bali United versus Arema Malang dijadwalkan bertanding jam setengah sepuluh malam waktu setempat. Tapi masih jam tiga siang, kok sepanjang jalan menuju stadion sudah macet oleh suporter kedua tim. Untuk memastikan lagi, saya buka jadwal lagi. Jadwalnya benar jam setengah sepuluh malam. Sesampai di parkiran stadion, penonton sudah ramai banget. Ratusan orang berkaos merah dan biru sudah memadati halaman luar stadion. Para pedagang jersey dan assesoris sudah kebanjiran pembeli. Namanya juga big match ala-ala Liga 1 Indonesia, pasti banyak yang datang menonton langsung ke stadion.

Kendaraan sudah terparkir dengan aman. Saya langsung menuju ke loket pembelian tiket reguler. Seperti biasa setiap nonton Bali United tanding, saya beli tiketnya di kelas reguler. Tiket paling murah soalnya yaitu 50 ribu saja. Setelah di depan loket, saya melihat banyak calon pembeli yang duduk menunggu loket dibuka. Sampai disini, saya belum curiga. Hanya berharap cemas saja, kok sampai sekarang, loket tiketnya masih tutup.

Gak ada kejelasan kapan loketnya dibuka. Tanya sana-sini, jawabannya sama "Gak Tau". Akhirnya berhubung gak sabaran, saya nanya ke salah satu panitia yang sedang berdiri di depan dagang sate #@%$**. Saya memanggilnya "Bli" (sebutan mas-mas di Bali).

"Pemirsi Bli, Tiang mau nanya, loketnya jam berapa dibuka ?" (mendadak pakai logat Bali). Tanpa pasang muka senyum dan ramah, Si bli hanya menjawab datar "Tiketnya sudah abis !" (pakai logat Bali). Mendengar kalimat itu, banyak calon penonton yang belum dapat tiket menghampiri si bli tadi. Seakan-akan mau dikeroyok gitu. Blinya sudah pasang kuda-kuda,hahaha.

Beberapa kali jawaban dari si bli tetap sama "Tiketnya Sudah Abis". Mendengar kalimat itu, saya sempat syok. Apa benar tiketnya sudah habis. Saya pun bertanya lagi, apa tiket di kelas lain juga habis. Jawaban si bli yang sudah capek ngejawab sampai mulutnya kering, tetap sama "Semua Tiket Sudah Habis Terjual".

Sempat bingung, gimana ini. Tambah stress lagi liat layar lebar yang sudah disiapkan di luar stadion. Ini artinya, penonton yang gak dapat tiket masuk, bisa nonton disini. Masak iya, datang jauh-jauh dari Lombok nonton di layar lebar. Gak kehabisan akal, akhirnya saya menuju loket VIP. Disana juga nasibnya sama, tiketnya sudah habis dari kemarin. Agak nyesel juga gak membeli via online. Tapi buat apa menyesal. ya kan? (mencoba menenangkan hati).

Entah masih belum percaya tiket pertandingannya sudah habis. Saya pun kembali bertanya kepada petugas yang lainnya. Ada si mas-mas yang baik hati menyuruh saya pergi ke Bali Cafe. Kata masnya, tiket cafe masih tersedia. Gak pikir dua kali, saya pun langsung kesana. Sesampainya di dalam cafe, saya menghampiri si mbak cantik yang sedang menunggu pengunjung di depan pintu.

"Mbak, tiketnya masih ada ?". Mbaknya langsung menjawab masih ada tersisa tiga kursi. Alhamdulillah, saya pun langsung booking satu kursi. Dramatisnya, kalau saya telat semenit saja, mungkin saya gak dapat tiket semuanya. Soalnya setelah saya membooking tiket, ada mas-mas yang booking untuk lima kursi, tapi masih tersisa dua kursi saja. Seandainya, saya telat datang, mungkin mas tadi booking ketiga kursi tadi. Keberuntungan masih berpihak kepada saya.

Sebenarnya lebih suka nonton di dalam stadion, tapi nonton di dalam cafenya juga gak apa-apa.  Daripada gak dapat liat Lilipaly dan Platje beraksi secara live, ya kan?. Gimana keseruan nonton di dalam Bali United Cafe ?. Jangan beranjak dulu, saya mau minum kopi haus dari tadi ngetik ini cerita.

***

Masih lima jam lagi bertandingan dimulai, buka dompet ternyata duit sudah menipis gara-gara beli tiket cafe yang harganya 200ribu. Tiket termahal yang pernah saya beli sebelumnya. Manalagi hanya bawa satu kartu ATM saja (sombong dadakan). Berhubung si kartu susah banget nyari lokasi ATMnya. Kalau gak salah hanya ada dua tempat di sekitar Gianyar. Karena duit menipis dan hanya ada modal buat balik ke Lombok, mau gak mau harus ambil buat jaga-jaga.

Gak jauh dari stadion, sampailah saya di sebuah mesin ATM @@&*$. Ternyata mesimnya bermasalah, wah gawat nih. Apa pakai modal makan nanti. Cari lokasi ATM satunya, alhasil gak nemu juga. Untung saja bawa cemilan dan botol air putih di dalam tas.




Dengan hati pasrah dan sabar, saya pun balik ke stadion. Saya memutuskan untuk hunting-hunting di luar stadion. Waktu sudah beranjak senja, para suporter kedua tim sudah menyanyikan yel-yel kebanggaan tim mereka masing-masing.

Yang buat saya tersenyum saat itu, suasana aman tentram. Kedua suporter saling bersahabat. Gak ada kalimat sindirian yang terucap. Yang ada saling menyemangati satu sama lainnya. Pemandangan yang sungguh menyenangkan hati. Inilah Indonesia yang sesungguhnya. Saling menguatkan satu sama lainnya. Gak ada kekerasan dan diskriminasi, apalagi rasis terhadap kelompok lainnya.

Langit sudah mulai gelap, saya memutuskan untuk segera masuk ke dalam cafe dengan menggunakan jersey kebanggaan dong, Semeton Dewata. Suasana di dalam cafe gak kalah ramainya seperti di luar stadion. Ada yang sudah duduk manis bareng keluarga dan sahabat. Mirisnya saya gak melihat yang duduk sendirian alias jomblo, hanya saya saja yang ngejomblo saat itu, hahaha.

Saya segera duduk di kursi sesuai dengan nomor yang ada di tiket gelang yang sudah saya kenakan. Lagi-lagi seorang diri tanpa istri menemani (curhat bung ?). Meskipun datang sendirian dari Pulau Lombok, di dalam cafe saya gak sendirian. Semuanya memakai jersey yang sama kayak saya, Bali United. Ada belasan ribu penonton di dalam stadion.

Sebelum pertandingan dimulai, ada sedikit insiden yaitu kami yang nonton di dalam cafe terhalangi oleh bendera-bendera dari suporter lawan. Untung saja, para panitia dan petugas keamanan segera bertindak. Kondisi kembali aman dan kami pun dapat melihat lapangan pertandingan tanpa terhalang sama bendera lagi. 




Sisa satu jam lagi pertandingan dimulai, semua penonton yang dapat tiket segera memenuhi kursi-kursi di dalam stadion. Lampu stadion sudah menyala sempurna. Nyanyian dan sorak-sorakan suporter sudah menggema dimana-mana. Beruntungnya kita yang kebagian tiket dibandingkan teman-teman yang gak kebagian, mereka nonton di layar lebar luar stadion.

Disini bukan masalah mau nonton dimana, tapi yang penting doa dan semangatnya buat tim yang dibela. Dimanapun kita berada, tetap selalu dukung tim kesayangan kita. Tim menang kitapun senang. Forzaaaaa...!!!



Sudah duduk manis di kursi, saya pun mendapatkan berita bahagia. Tiket yang sudah saya beli tadi ternyata ada voucher makan malamnya. Pilihannya, nasi goreng atau burger. Untuk minumnya ada air mineral botol dan teh botol. Lumayan buat ganjel perut saat nonton bola nanti.

Setelah dipikir-pikir, ada enaknya juga nonton di dalam Bali United Cafe. Kita bisa menonton dari balik jendela kaca yang lebar. Seluruh dalam stadion bisa terlihat semua. Para pemain dan official terlihat sangat dekat dengan kami yang menonton dari dalam cafe.

Apalagi di dalam cafenya disediakan layar LED di setiap sudut ruang. Jadi kita bisa melihat cuplikan ulang dari beberapa moment sepanjang pertandingan. Enaknya lagi, kita bisa menonton dengan nyaman, gak berisik kalau gak ada gol. Pokoknya dengan harga 200 ribu kita bisa menonton dengan puas dan dapat makan malam pula. Nonton sambel ngadem di dalam cafe, itu keuntungan tambahannya.  "Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan" (Surat Ar-Rahman)

Untuk profil Bali Unitef Cafe, saya pernah ceritakan di tulisan sebelumnya. Bisa kalian baca disini yaak --> Nongkrong Asyik di Bali United Cafe

Disini saya gak menceritakan jalannya pertandingan. Nanti di akhir tulisan, saya cantumin cuplikan pertandingannya yak. Pokoknya Bali United menang melawan Arema Malang. Saat ini juga Bali United sedang menduduki posisi puncak klasemen. Terpaut jauh dengan PS Tira Persikabo di posisi kedua.

Itulah pengalaman saya yang kehabisan tiket nonton di kelas reguler. Tapi keberuntungan masih ada. Meskipun dapat tiket super mahal di kelasnya, saya tetap bisa nonton pertandingan dan bahagianya lagi, Bali United menang dengan dramatis. Semoga sampai akhir kompetisi, posisi Bali United tetap gak bergeser dan menjadi juara Liga 1 Shopee musim ini. Amin.

Saran sedikit dari saya, dimanapun pertandingan digelar, bila ada big match kalau bisa jauh-jauh hari sudah pesan tiket, bisa minta tolong teman atau via online. Jangan sampai sudah sampai di stadion, tiket sudah ludes terjual. Yang ada malah nyari tiket di calo yang sudah dipastikan harganya jauh lebih mahal dari harga aslinya. Jadi pelajaran saja untuk kedepannya. Kasian jauh-jauh datang, eh gak dapat tiket. Itu saja sarannya.

Cuplikan pertandingan on youtube.com



Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 31 August 2019

Alur Cerita dan Efek Film yang Kece Abis : Review Gundala


(foto : screenplay films)

Hallo pembaca setia lazwardyjournal. Sudah lama nih saya gak mereview film lagi. Film yang menjadi korban untuk direview kali ini yaitu Gundala (Negeri Ini Butuh Patriot). Kalian sudah kenal kan tokoh superhero dari tanah air ini ?. Bagi kalian yang lahir sekitar tahun 1970-1980an pasti tau sepak terjang dari cerita Gundala ini. Meski  gak semua pernah membaca serial komiknya dulu (termasuk saya).

Film yang penayangan pertamanya tanggal 29 Agustus 2019 di bioskop seluruh Indonesia ini, mampu membuat para pecinta Marvel dan DC di Indonesia, bertanya-tanya “Sekeren apakah film yang digarap oleh Bumilangit Cinematic Universe ini?”.

Dua kata buat film Marvel versi Indonesia ini yaitu Kece Abis. Buat pecinta film superhero pasti banyak yang setuju film ini kece, meskipun belum sesempurna kekecean dari serial Marvel yang sudah kita tonton.  Kali ini saya akan mencoba mereview beberapa point dari Gundala sesuai apa yang saya dapatkan saat nonton di hari kedua.

Gundala merupakan seri pertama dari seluruh rangkaian film yang digarap oleh Bumi Langit Cinematic Universe. Gak tanggung-tanggung, film Gundala langsung disutradai oleh Joko Anwar yang kita tau sendiri sepak terjang dari sutradara kondang yang sudah memiliki jam terbang tinggi ini.

Pertanyaannya, apakah film ini seru dan layak untuk ditonton ?. Masih ada diantara kalian yang ragu untuk menonton ?. Secara fakta di Indonesia sendiri, film yang paling laris ditonton antara lain film drama alay-alay dan horor.  Film horor memang saya akui Indonesia rajanya. Dibandingkan film superhero yang masih berkiblat dengan superhero luar negeri.  Tapi apakah film superhero asli Indonesia bisa menjadi raja di hati kalian semua  nantinya ?. Kita buktikan di Film Gundala ini ?.

Kehidupan Sancaka Kecil

Adegan pertama memperlihatkan kehidupan Sancaka kecil. Sancaka merupakan anak jalanan yang bernasib malang dan sudah terbiasa dengan kerasnya ibukota. Kondisi saat itu sedang kacau dan dikuasai para preman dan mafia.

Sebelumnya Sancaka memiliki orang tua yang sangat sayang sama dia. Bapaknya seorang buruh pabrik dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Mereka hidup bahagia di sebuah rumah kecil di dekat pabrik. Namun entah kenapa, bapak Sancaka dikhianati oleh sahabatnya sendiri dan terbunuh. Setahun kemudian Sancaka ditinggal oleh ibunya pergi mencari pekerjaan di luar kota dan gak pernah kembali lagi. Sancaka  akhirnya memutuskan untuk mencari ibunya dan bertemu dengan Awang.
Awang sendiri yang mengajarkan Sancaka bela diri dan ada satu kalimat yang dipesankan Awang buat Sancaka yaitu “Jangan pernah ikut campur urusan orang lain kalau gak mau hidupmu susah !”. Kalimat itu yang Sancaka pegang sampai dia dewasa.

(foto : screenplay films)

Sampai suatu ketika Awang mengajak Sancaka untuk pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Ternyata Sancaka ketinggalan kereta yang sudah dinaiki oleh Awang. Akhirnya keduanya berpisah.  Pemeran dari Awang sendiri gak secara detail dijelaskan disini. Apakah Awang juga tokoh superhero dari Bumilangit Cinematic Universe ?. Jujur, di awal film saya sudah penasaran sama karakter tokoh satu ini.

Kehidupan Sancaka Dewasa

Saat Sancaka sudah dewasa, dia bekerja sebagai security di sebuah pabrik. Kondisi ibukota semakin kacau. Banyak penjarahan, perampokan, pembunuhan, pengkhianatan dan kekuasaan para mafia.  Namun Sancaka gak memperdulikan keadaan yang ada. Dia hanya ingin fokus kerja dan gak peduli dengan siapapun karena dia beranggapan kalau gak mau hidup susah, jangan pernah ikut campur urusan orang lain.

Tapi suatu ketika, dia harus dihadapkan oleh kekacauan yang terjadi. Dia bertemu dengan Wulan dan adiknya. Wulan dan adiknya sedang terancam oleh sekelompok preman pasar. Akhirnya Sancaka mengingat nasihat dari bapaknya, “Kebenaran harus diperjuangkan !”. Dari situ Sancaka sadar bahwa dia sangat dibutuhkan saat itu.

Sancaka yang sejak kecil takut dengan petir, ketika petir menyambar tanah, dia langsung ketakutan dan bersembunyi di balik kursi. Sancaka yang takut sekali dengan petir, akhirnya memiliki kekuatan petir yang menyambar tubuhnya. Kekuatan yang berasal dari petir masih belum bisa dikuasai oleh Sancaka. Dia masih belum tau betul kekuatan petir yang ada di dalam tubuhnya.


(foto : screenplay films)

Yang menjadi pertanyaan saya kali ini, “kok setiap petir menyambar, Sancaka langsung berdiri di tengah-tengah tanah lapang, menunggu tubuhnya disambar petir baru kekuatannya muncul?”.  Sancaka yang memiliki kekuatan petir  bernama Gundala.  Saya perhatikan setiap berkelahi, Gundala jarang sekali menggunakan kekuatan petirnya. Hanya beberapa kali saja kekuatan petirnya dikeluarkan.

Denger-denger juga, Gundala punya kekuatan bisa lari cepat seperti Flash. Tapi di film ini gak ada muncul kekuatan ini. Apakah si sutradara sengaja gak memunculkan semua kekuatan dari Gundala ?. Pasti lah, ini kan baru film pertama. Sama seperti film pertama Ironman dan Captain America dulu yang masih punya kekuatan sederhana.  Jadi penasaran kekuatan sepenuhnya dari Gundala. Kita tunggu saja kelanjutan filmnya,hehehehe.

Musuh Gundala

Di dalam film ini, Gundala harus berhadapan dengan berbagai macam tokoh antagonis yang dipimpin oleh Pengkor. Pengkor sendiri seorang  ketua mafia yang sangat kejam. Siapa pun orang yang bermusuhan dengan dia, pasti dia habisin. Menurut saya sih, Pengkor ini orang baik dan dermawan, tapi memiliki gangguan pada psikisnya. Pengkor memiliki kisah masa kecil yang sangat kelam. Berasal dari keluarga kaya raya memiliki sebuah perkebunan. Entah kenapa, suatu ketika keluarganya difitnah membunuh salah satu karyawan perkebunan. Rumahnya dibakar dan orang tuanya dibunuh. Hanya dia yang selamat, eh Spoiler jadinya, hahaha.

Akhirnya dia beranggapan siapapun orang yang gak sejalan dengan dia adalah musuh dia. Semua jalan dilakukan demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi semua rencana yang sudah dirancang, dihadang oleh Gundala. Pokoknya seru deh.

Saya disini gak mau perpanjang lebar bercerita tentang musuh-musuh Gundala. Banyak sekali tokoh yang hadir disini. Saking banyaknya, belum semua karakter secara detail diperlihatkan. Jadi ditunggu di film-film lanjutan dari Bumilangit Cinematic Universe ini.

Kekurang dan Kelebihan film

Kekurangan

Menurut saya kekurangan pertama dari film ini yaitu terlalu banyak tokoh yang dihadirkan. Hasilnya beberapa tokoh belum berhasil saya ketahui karakternya. Setiap tokoh hanya memiliki waktu hanya sedikit memperlihatkan karakternya. Contohnya saja, anak angkat Si Pengkor. Semuanya dihadirkan disini dan salah satu dari mereka, termasuk superhero dari Bumilangit Cinematic Universe nantinya.

Peran Awang disini terlalu nanggung. Durasi pertemuan antara Si Sancaka kecil dengan Si Awang jaraknya terlalu pendek. Saya pun bertanya-tanya, siapakah Si Awang ini ? Apakah sutradara sengaja memperliatkan tokoh Awang ini hanya beberapa menit saja untuk membuat penonton penasaran ?.

Settingan waktu yang kurang jelas. Disini diperlihatkan bahwa waktu yang digunakan yaitu sekitar tahun 1990an (menebak-nebak saja). Secara visual juga sangat klasik sekali. Tapi disisi lain, warga sudah menggunakan smartphone, hahaha.

(foto : screenplay films)

Gak begitu jelas, apakah Gundala ini mengeluarkan kekuatannya saat terkena petir saja atau sekali terkena petir, dia sudah bisa mengeluarkan kekuatan petirnya jika dibutuhkan.  So,..kekuatan Gundala secara detail belum terlihat. Mungkin saja sutradara sengaja gak mengeluarkan dulu kekuatan dari Gundala ini. Intinya setiap berkelahi, yang diutamakan yaitu kontak fisik.  Jarang mengeluarkan  kekuatan petirnya.

Kelebihan

Alur ceritanya mantap bener. Baru kali ini saya nonton film superhero Indonesia yang alur ceritanya kece abis. Jujur saya sempat ragu, apakah film ini berhasil buat saya dan keluarga gak nyesel beli tiket nonton di bioskop. Ternyata keraguan saya salah. Dari kisah Sancaka kecil sampai dewasa, dikemas begitu kompleks dan semuanya jelas.

(foto : screenplay films)

Film Gundala memainkan sekitar 1800 pemain dan biaya yang dikeluarkan untuk film kalau gak salah sebesar 30 miliar rupiah. Wawwww, sungguh fantastis untuk sekelas film Indonesia. Pakaian yang digunakan Gundala sendiri, didesain dan dibuat di Holywood lhoo. Ohya, di film ini pakaian Gundala ada dua lhoo. Pakaian yang dibuat di Holywood ada di penghujung cerita. Penasaran kan ? hahaha.


(foto : screenplay films)

Efek-efek yang diberikan lumayan keren. Hampir kerennya sepeti efek-efek di film superhero luar negeri. Tapi buat saya, Film Gundala ini memberikan angin segar dan semangat buat kita bahwa Indonesia mampu membuat film-film superhero yang gak kalah dengan film-film Holywood.

Film Gundala berhasil membuat saya penasaran dengan tokoh-tokoh yang akan hadir di film-film selanjutnya dari Bumilangit Cinematic Universe ini. Saya sebenarnya gak mau Spoiler secara dramatis. Tapi nanti di penghujung cerita, ada tokoh superhero yang akan membuat kalian penasaran dari cerita selanjutnya. Siapakah dia ?. Makanya nonton dulu Film Gundala.

Kerennya film ini, setiap tokoh berhasil memerankan karakternya masing-masing. Sejauh ini saya puas banget nontonnya. Begitu juga dengan keluarga saya, mereka penggemar film-film superhero dan merasa puas nonton kisah Gundala.

Penutup

Banyak sekali pesan-pesan positif yang disampaikan di film ini. Bagaimana kita peduli antar sesama. Hidup sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Menjalani hidup dengan jujur. Siap membela kebenaran dan masih banyak lagi yang lainnya. Negeri ini memang butuh pahlawan (patriot) untuk memperjuangkan kebenaran dan menumpas kejahatan.

Mungkin itu saja review yang sedikit spoiler tentang Film Gundala versi lazwardyjournal yang bisa saya ceritakan. Sebenarnya masih banyak yang pengen saya ceritakan, tapi gak seru kalau semuanya diceritakan disini.

Buat kalian-kalian yang belum nonton, saya recommended buat nonton film Gundala. Dijamin gak nyesel sudah beli tiket mahel-mahel. Apalagi ngajakin si doi, sudah beliin tiketnya sampe beliin cemilan dan minuman segala. Kalian gak bakal nyesel deh, saya jamin.

video on youtube.com

Penulis : Lazwardy Perdana Putra