Monday 28 September 2020

Bahagia Menjelajah Indonesia bersama #UnlimitedMAX dari Telkomsel



Sudah hampir sepuluh tahun menjadi travel & kuliner blogger, menceritakan setiap tempat yang sudah dikunjungi. Tempat yang memiliki keindahan alam, budaya dan kuliner yang buat kita bakalan balik lagi untuk mencoba hal yang seru lainnya. Kesan menjadi blogger sangatlah menyenangkan. Bisa berbagi cerita dari pengalaman yang didapat kepada sesama blogger atau teman-teman setia pembaca blog ini. 


Pastinya bisa saling sharing tentang dunia per-blogger-an. Suka duka menjadi seorang penulis blog pastilah ada. Mau suka maupun duka, dijadikan pembelajaran saja untuk menjadi blogger yang lebih baik lagi dan disukai banyak orang. Tulisannya maksudnya, hahaha. 


Saya memilih menjadi travel & kuliner blogger karena doyan traveling dan makan apa saja yang enak dan halal. Bagi yang sering mampir di blog saya,  sudah gak asing lagi dengan isi cerita yang saya review yaitu destinasi wisata dan tempat-tempat kuliner yang recomended buat kalian datangi. Ada yang suka, ada juga yang kurang suka.  Gak apa-apa,  namanya juga cerita. Pasti kembali lagi ke selera masing-masing. 


Menurut kalian,  mana cerita traveling atau kuliner yang paling kalian suka diantara yang sudah saya tulis ?. Saya tunggu jawabannya di kolom komentar. 


Lanjut... ! Cekibrooot


Gili Trawangan, Lombok 

Pantai Kerandangan, Lombok

Tari Presean, salah satu tarian khas Suku Sasak Lombok


Berhubung saya tinggal di Pulau Lombok, banyak keuntungan yang saya dapatkan. Siapa sih yang gak kenal dengan pulau yang memiliki paket lengkap dengan pariwisatanya. Ada gili-gili kecil,  ada air terjun,  belum lagi pantainya yang sungguh memukau,  Gunung Rinjani yang menjadi daya tarik buat para pendaki dari penjuru dunia,  budayanya yang unik,  dan gak lupa kulinernya yang beragam. 


Masih belum selesai,  di sebelah timur Pulau Lombok ada Pulau Sumbawa yang masih satu wilayah provinsi dengan Lombok (Provinsi NTB). Pulau Sumbawa gak kalah eksotisnya dengan Pulau Lombok. Mungkin kalian pernah mendengar nama destinasi wisata alam Pulau Kenawa, Gunung Tambora, Air Terjun Agal, Desa Mantar dan Pulau Moyo.  Semuanya ada di wilayah Pulau Sumbawa.  


Sedangkan di sebelah barat Pulau Lombok,  ada Pulau Bali. Kalau Pulau Bali jangan diragukan lagi. Kakak dari Pulau Lombok ini banyak sekali menyimpan keindahan alam dan budaya yang buat saya sendiri sangat tergoda untuk di explore. 


Oleh karena itu, tinggal di Pulau Lombok adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki, aiyssh (kayak lirik lagu ?). Banyak yang bisa kita explore, baik di Pulau Lombok sendiri maupun Pulau Sumbawa dan Pulau Bali. 


Kali ini saya akan mengulang lagi kisah perjalanan trip saya ke beberapa destinasi wisata yang pernah saya explore. Jadi ini kompilasi dari beberapa cerita ya pemirsa.  Untuk cerita lengkapnya, bisa kalian baca di beberapa postingan saya sebelumnya.


Kalau ditanya,  "Cerita trip mana sih yang paling berkesan buat saya?". Semuanya berkesan dan memiliki kesan cerita masing-masing. Agak bingung juga jawabnya, hehehe. 


Pulau Kenawa, Sumbawa Barat

Air Terjun Agal, Sumbawa


Ya udah, saya jawab yang paling berkesan dari yang berkesan. Di antara cerita trip yang sudah ditulis, paling berkesan saat perjalanan ke Pulau Kenawa dan Air Terjun Agal yang lokasinya ada di Pulau Sumbawa.


Pas ke Pulau Kenawa pertama kali buat saya itu mimpi terindah dan suatu kebanggaan. Bisa dibilang saat saya bersama teman-teman trip kesana, Pulau Kenawa sedang booming alias lagi naik daun. Fasilitas masih belum baik bila dibandingkan dengan sekarang. Sarana prasarana belum sebaik sekarang. Sekarang Pulau Kenawa sudah keren dilihat dari fasilitas yang ada. 


Ada cerita lucu dan menggelikan di pulau ini. Saat menjelang malam ketika kami menyalakan api unggun, ada gangguan dari ular laut. Ini murni kesalahan kami mendirikan tenda di pinggir pantai. Untung ada salah satu rombongan yang memberikan saran untuk pindah tenda di tengah pulau karena ular laut gak suka dengan tanah.  Gimana keseruan kami berperang melawan ular laut?. Bisa kalian cek di cerita lengkapnya. 


Cerita lengkapnya disini ---> Menjelajah Si Gersang nan Cantik, Pulau Kenawa





Kalau kulineran,  ada dua tempat yang favorit yaitu saat kulineran di Bali United Cafe bareng si doi (sudah jadi istri sekarang) dan di Rumah Makan Apung Pulau Bungin.

  

Kalau kuliner, yang berkesan saat pertama kali ngetrip bareng istri (saat itu masih pedekate). Ngetripnya gak tanggung-tanggung, ke Pulau Bali cuuuy.  Saat itu istri lagi ada kegiatan pramuka di daerah Tabanan. Sedangkan saya ada agenda nonton pertandingan Bali United melawan Persela Lamongan dalam lanjutan Liga 1 Indonesia saat itu. Akhirnya saya mengajak si doi nonton bareng ke stadion yang berada di Kota Gianyar, Bali. Sebelum nonton, kami makan siang dulu di Bali United Cafe yang berada di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. 


Cerita lengkapnya disini ---> Nongkrong Asyik di Bali United Cafe


Itu salah dua cerita yang menurut saya paling berkesan di antara cerita lainnya.  Bukan berarti yang lainnya kurang bagus lho ya.  Semua yang saya tulis, semuanya bagus dan rekomended buat didatangi.


Namanya ngetrip, ada yang dekat dari rumah ada yang di pedalaman. Masalahnya buat kita yang lagi ngetrip tempat yang jauh, misalkan saja ke air terjun atau ke pulau terpencil yaitu jaringan internetnya. Sekarang sudah jamannya serba canggih. Apa-apa serba media sosial. Gak keren dong kalau lagi fotoan di air terjun terkece mana rela basah-basahan pula, pas mau posting di instagram atau facebook malah gak ada sinyal. 


Apalagi pas ketemu sama view kece, terus mau pamer ke teman-teman media sosial, eh malah jaringan lelet.  Percuma handphone canggih tapi jaringan gak ada sama sekali. So, harus bersabar dulu sampai ada sinyal bagus. Belum lagi pas nulis blog, tiba-tiba tempat kita berada sinyal internetnya lelet. Padahal ingin cepat update cerita di blog. Kalau sudah begitu, harus banyak-banyak bersabar. 


Dari pengalaman yang pernah saya alami sendiri ke Pulau Sumbawa, jaringan internet dari operator yang saya gunakan gak ada sama sekali. Begitu juga ketika menginap di Desa Sembalun beberapa tahun yang lalu, lagi-lagi berhadapan dengan namanya sinyal jaringan yang lelet. Belum lagi ketika sedang ngetrip ke lokasi yang belum pernah sama sekali didatangi. Saat mencari lokasi di google maps, tiba-tiba jaringan lelet. Gak lucu kan tersesat di tengah jalan gara-gara gak ada sinyal internet. Ujung-ujungnya tanya sama Si Manis Jembatan Gantung jalur menuju rumahnya lewat mana, hahaha.



Tapi untungnya saat ini saya mendapatkan angin segar nih dari Telkomsel. Telkomsel meluncurkan produk baru yaitu Kartu Perdana Internet #UnlimitedMAX. Sebelumnya saya menggunakan operator lain untuk mengakses segala informasi tentang lokasi yang akan saya datangi, tapi setelah beli dan pakai Kartu Perdana Internet #UnlimitedMAX dari Telkomsel, segala masalah yang selama ini saya alami teratasi dengan baik. 


Sekarang saya tidak perlu khawatir lagi gak mendapatkan sinyal bagus saat menjelajah alam Indonesia. Mau update status bisa cepat secepat kilat. Mau posting blog dimanapun kita berada juga gak perlu bingung. Bebas gaya tanpa batas. Cukup beli paket #UnlimitedMAX seharga 20 ribu di counter-counter tempat kita tinggal, semua urusan beres dan bisa buat kita #GayaUnlimited.


Jadi tambah semangat lagi nih pengen ngetrip lagi bareng anak istri. Itinerary mau kemana saja sudah saya siapkan.Tinggal mencari waktu yang pas saja untuk menjelajah alam Indonesia lagi. Sementara pandemi Covid-19 masih mengancam nyawa kita, menjelajah alam Indonesia dengan ngetrip virtual dulu menggunakan Kartu Perdana Internet #UnlimitedMAX dari Telkomsel. Puas streaming YouTube juga.


Tunggu apa lagi, buruan beli Kartu Perdana Internet #UnlimitedMAX dari Telkomsel biar #GayaUnlimited kalian tidak ada yang menghalangi. Itu cerita dari saya, kamu bagaimana? Yuk ikut ceritakan pengalamanmu menjelajah alam Indonesia bersama Kartu Perdana Internet #UnlimitedMAX dari Telkomsel! Info selengkapnya langsung aja cek di tsel.me/unlimitedmax


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday 26 September 2020

Mencoba Menu Unik di Upnormal Coffee Lombok



Wah sudah akhir bulan nih, sebentar lagi gajian. Isi dompet sudah mulai menipis, pertanda harus mulai berhemat hingga awal bulan. Belum lagi akhir-akhir ini suasana semakin memanas dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi dan belum terlihat kapan ini akan berakhir. Ditambah lagi dengan kerjaan yang semakin menumpuk. Bukannya Work from Home seperti yang dianjurkan pemerintah tapi Work from Office plus kadang-kadang lembur ngurus logistik Covid-19. Buat semakin bete dan terkadang jenuh sama kerjaan kantor #CurhatColongan

Lupakan sejenak dengan urusan kantor yang buat ribet, bersantai dulu biar happy di salah satu cafe yang lokasinya gak jauh dari kantor. Bisa jalan kaki kok. Mau pulang ke rumah buat makan siang nanggung sekali. Akhirnya saya ikut ajakan teman-teman satu ruang untuk makan siang di Upnormal Coffee. Bukannya sok gaya-gayaan makan siang di tempat yang saya rasa wah. Tapi berhubung kita semua penasaran gimana sih nongkrong siang disini ala-ala sosialita gitu.



Upnormal Coffee merupakan cafe yang sudah punya nama di Indonesia. Salah satu cafenya sempat saya datangi di daeran Renon, Kota Denpasar beberapa tahun yang lalu. Dari penilaian kuliner disana, menurut saya menunya enak-enak dan unik-unik namanya. Tampilan cafenya juga saya suka banget. Kekinian dan pelayanan memuaskan. Lebih lengkapnya kalian bisa baca di tulisan saya di bawah ini.

Baca juga disini ---> Warunk Upnormal Renon,Denpasar

Untuk di Kota Mataram, Upnormal Coffee soft openingnya beberapa bulan yang lalu. Kalau gak salah sekitar Bulan Mei atau Juni tahun ini. Saat itu saya gak datang di hari pertama buka karena masih tinggi-tingginya kasus Covid-19 di Kota Mataram. Saya belum berani masuk ke cafe manapun. Saya salut dengan Upnormal yang nekat buka pas pandemi Covid-19. 

Alamatnya di Jalan Bung Karno no 1-8, Kota Mataram. Untuk akun instagramnya bisa cek di @upnormalcoffee.lombok. Buka dari jam 8 AM - 9.30 PM. Upnormal Coffee Lombok merupakan outlet yang ke 119 di Indonesia. Waw, keren juga ya. 





Dari segi penampilan, semua Upnormal memiliki tampilan yang sama yaitu industrial. Konsep yang saya sangat sukai. Lebih-lebih rumah saya saja pengennya memiliki konsep ini. Semoga terwujud nantinya,Amin. 

Sebelum masuk ke dalam cafe, kami harus melewati tahap pengecekan suhu badan menggunakan Thermalgun. Sudah ada petugas yang siap mengecek suhu badan kami. Setelah dirasa suhu badan normal, kami harus mencuci tangan dengan handsanitizer yang sudah disediakan di atas meja. Tujuan biar kita semua yang berada di dalam cafe aman dari virus. Ohya, semua pengunjung yang memasuki area cafe, harus bermasker ya. Terlihat cafe ini sudah lumayan baik menerapkan protokol kesehatan. 

Berhubung masih pandemi, beberapa kursi gak boleh diduduki. Sudah diberi tanda silang oleh cafenya. Artinya kita harus jaga jarak dengan orang sekitar. Apalagi kita berada di ruang ber-AC. Dari penampilan, saya sangat suka dengan tampilan Upnormal Coffee Lombok. 







Upnormal Coffee Lombok memiliki dua lantai. Dimana lantai pertama semuanya beruang no smoking, sedangkan di lantai dua ada pilihan ruang smoking dan no smoking. Buat yang ahli hisap, disarankan untuk memilih smoking area saja. Untuk kita-kita yang pengen ngadem karena panasnya siang, bisa memilih ruangan no smoking. 

Untuk melakukan pemesanan, kita bisa ke lantai satu. Disini sistemnya, pilih menu langsung bayar. Setelah bayar, pesanan segera diantar ke meja masing-masing. Kalau di lantai dua, selain tempat duduk, disini ada juga panggung live musicnya. Sayangnya siang itu gak ada yang live music, mungkin malam saja kali ya ada orang nyanyinya. Selain itu ada mushola yang super kece dan bersih. Toiletnya juga terjaga kebersihannya. 

Kami memilih duduk di lantai dua yang no smoking karena pengen ngadem, bersantai sambil bermain permainan yang disediakan cafenya. Sambil menunggu pesanan datang, kami bermain Uno dan foto-foto pastinya. Maklum baru pertama kali datang kesini. Gak apa-apa dibilang udik, yang penting happy. hahaha. 




Nah, memasuki ke dalam cerita intinya. Kalian pasti bertanya-tanya dengan judul tulisan ini. Nih,saya kasi jawabannya. Ada beberapa menu unik yang saya pesan. Salah duanya ada Mie Rebus Akhir Bulan dan Si Eko. 

Pas dengan kedatangan saya saat itu, saya memesan Mie Rebus Akhir Bulan karena datangnya pas akhir bulan. Mie rebus yang dikasi telur ceplok setengah mateng. Rasanya seperti Indomie (bukan ngendorse). Menurut analisa saya, kenapa dinamakan mie rebus akhir bulan. Karena saat saya kuliah dulu, setiap akhir bulan makannya mie rebus atau gak mie goreng. Alasannya pasti kalian taulah,hahaha. 

Untuk minumannya, saya pesen yang dingin-dingin yaitu Si Eko yang punya kepanjangan Es Kopi Susu yang ditambahkan gula aren. Rasanya maknyes di tenggorokan. Pas banget di siang hari yang panas, minum es kopi. Mata langsung melek lagi. Untuk budget Si Eko diberi harga 25 ribu, sedangkan untuk mie rebus akhir bulan satu porsi seharga 17 ribuan. Lumayan sih harganya, netizen gak perlu menghujat harganya ya. Memang sekelas cafe model Upnormal, harga segitu masih wajar-wajar saja. 


Sedangkan yang lainnya memesan menu yang berbeda. Kali ini saya gak memberikan reviewnya karena lupa mencatat apa-apa komentar dari si pemakan menu tersebut. Cukup menu saya saja yang direview. Biar penasaran, kalian bisa mencobanya sendiri ya. 

Reviewnya gak panjang karena tulisan ini murni gak diendorse. Mungkin kalau si pemilik pengen diendores, mungkin tulisannya lebih panjanglah hehehe...ngarep.com. So, buat kalian yang belum pernah datang ke Upnormal Coffee Lombok, jangan lupa bawa duit yang lumayan banyak ya, apalagi kalau ada niat datang kencan bareng pasangan atau traktir temen-temennya. 

Penting !, Jangan lupa pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun atau handsanitizer untuk meminimalkan penularan Covid-19 di Kota Mataram dan sekitarnya. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Sunday 20 September 2020

Bersantai Sambil Kulineran di Pantai Kerandangan


Gak terasa sudah memasuki pertengahan Bulan September 2020. Sudah tujuh bulan wabah Covid-19 masih menghantui kita. Mau kemana-mana perlu mikir seribu kali. Boro-boro mau berpergian, keluar rumah hanya sekedar beli kopi di Indo**rt dekat rumah saja harus pake masker dan cuci tangan sebelum masuk rumah. 

Tujuh bulan rasanya menyebalkan gak liburan ke tempat-tempat kece. Biasanya sebulan dua kali, pergi touring, kulineran atau bersantai di sebuah tempat buat melepas penat sama tugas kantor. Apalagi sekarang sudah punya anak istri, tambah semangat pengen pergi ke suatu tempat yang keren dan asyik. Tapi untuk saat ini mau gak mau kita harus mematuhi aturan pemerintah. Gak boleh datang ke tempat berkerumun banyak orang, selalu pakai masker dan terpenting harus jaga jarak atau bahasa kerennya, physical distancing

Kita lupakan dulu yang namanya Covid-19 dengan bersantai di pantai sambil makan sate bulayak dan secangkir kopi susu hangat. Beberapa hari yang lalu, tepatnya Hari Sabtu saya bersama keluarga datang ke sebuah pantai yang gak jauh dari rumah. Hitung-hitung plesiran untuk meningkatkan imun biar gak stress. 

Ada aturan untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19, bukan berarti sekarang gak boleh kemana-mana. Syukurnya sekarang kita sudah diperbolehkan berlibur ke pantai, gili, air terjun atau camping di Desa Sembalun. Semuanya boleh dilakukan asalkan tetap mematuhi aturan yang ada. Liburan dengan kebiasan baru. 





Berangkat jam sembilan pagi dari rumah di Ampenan menyusuri jalan raya Senggigi dengan cuaca yang cukup cerah. Gak lupa masker harus digunakan. Takutnya kena razia masker di jalan. Anggota keluarga yang ikut ada bapak, mama, bibi dan gak lupa anak istri pastinya. Ini juga kali kedua saya membawa Kenzi main-main ke pantai. Dimana sebelumnya pergi ke pantai yang ramai pengunjung saat itu, jadi gak betah berlama-lama di lokasi (ceritanya menyusul).

Sekitar dua puluh menit waktu tempuh dari rumah, kami sudah sampai di pintu masuk Pantai Kerandangan yang berada persis di sebelah Pantai Senggigi. Suasana pagi itu masih sepi. Wah, beruntung nih masih sepi pengunjung. Biasanya menjelang sore hari apalagi hari libur, banyak yang datang bersantai di pantai ini. 

Pantai Kerandangan merupakan salah satu pantai di Pulau Lombok yang cukup laris dikunjungi oleh wisatawan lokal. Meskipun gak seterkenal dengan tetangganya Pantai Senggigi, buat saya pantai ini sangat nyaman dan asyik untuk bersantai dan kumpul keluarga. Pantai ini juga sering digunakan untuk kegiatan outbound dan camping karena memiliki padang rumput yang sangat luas disertai dengan deretan pohon-pohon kelapa yang jumlahnya ratusan, sehingga pantai ini sangat rindang. 

Masuk ke dalam pantai, kita dikenakan tiket masuk 5 ribu rupiah untuk mobil dan 2 ribu rupiah untuk motor. Bisa dibilang pantai ini sangat aman dan ramah pengunjung karena selalu dijaga oleh penduduk setempat.

Dari pintu masuk, kendaraan kami harus menyusuri jalanan tanah melewati deretan pohon kelapa hingga sampai di parkiran yang berada tepat di pinggir pantai. Dari kejauhan sudah terlihat deretan gubuk-gubuk sederhana terbuat dari kayu dan alang-alang sebagai atapnya tempat para pengunjung bersantai. Mirip seperti gazebo dengan dipan-dipan bambu sebagai tempat duduknya. 

Setelah turun dari mobil, kami disambut dengan suara ibu-ibu warung yang menawarkan ke kami apa yang mereka jual. Ada ikan bakar, sate bulayak, kelapa muda, dan masih banyak lainnya. Kami pun langsung memilih tempat bersantai yang masih banyak kosong. Di warung sebelah ada pengunjung yang sepertinya habis gowes, terlihat sepeda yang berjejer di bibir pantai. 

Banyak warung-warung disini yang bisa kita pilih. Pastinya dengan dagangan yang hampir sama. Kami memilih tempat santai yang langsung berhadapan dengan pantai tanpa ada yang menghalangi di depannya. 

Ibu yang punya warung menghampiri kami untuk mencatat apa saja yang kami pesan. Pagi menjelang siang enaknya makan sate bulayak dengan sebuah kepala muda. Sebelum pesanan datang, kami bermain-main di pinggir pantai. Si Kenzi yang digendong sama bundanya, sudah gak sabar bermain pasir.  Deburan ombaknya gak terlalu besar. Air laut yang kebiruan dengan angin pantai yang sepoi-sepoi. Baru kali merasakan yang namanya liburan ke pantai, bersama keluarga pula. 








Suasana pantainya cukup sepi. Masih amanlah menikmati pantai tanpa khawatir bertemu dengan banyak orang. Di sebelah selatan pantai, ada muara sungai yang biasa dijadikan tempat foto-foto. Viewnya keren lhoo, saya dan istri punya foto dengan view muara sungainya. 

Sayangnya kami gak membawa pakaian ganti untuk mandi pantai. Memang sih niatnya gak mandi atau berenang. Cukup menikmati pemandangan yang ada sambil bersantai melupakan kerjaan sejenak. Asyik bermain dengan Kenzi sambil foto-foto, sate bulayak dan minuman sudah datang. Kami kembali ke tempat duduk. Perut sudah lapar, saatnya makan !. 




Untuk Sate Bulayak, kita sudah tau kan. Salah satu kuliner khas dari Pulau Lombok ini cukup terkenal bagi wisatawan yang datang berlibur ke Pulau Lombok. Cita rasa bumbu rempah-rempahnya yang menggoda lidah untuk menyantapnya. Sate Bulayak terdiri dari sate daging sapi dan ayam yang dibakar di atas arang membara. Kemudian dihidangkan dengan ketupat yang dibungkus dengan daun kelapa yang diberi nama "bulayak". Menu kuliner ini sangat familiar di lidah warga Pulau Lombok. Soalnya enak banget apalagi disantap disaat perut lapar. Bisa nambah dua piring hehehe

Sebagai pelengkapnya saya memesan kelapa muda. Habis makan sate bulayak, minum yang seger-seger sambil cuci mata melihat keindahan alam Pulau Lombok yang sudah lama kami rindukan. Begitu juga dengan anggota keluarga lainnya, sangat menikmati liburan kali ini. 

Istri dan Kenzi juga sangat senang bisa berlibur ke luar rumah tanpa ada rasa khawatir dan takut. Terpenting mau kemana saja, jangan lupa menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun setelah memegang benda di sekitar, dan jaga jarak dengan orang lain. Kalau semuanya bisa kita lakukan dengan konsisten dan penuh kesadaran, Insyallah semuanya akan sehat dan kembali beraktivitas normal.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Sunday 6 September 2020

Suasana Bersantai di Hawai : Kenza Cafe Lombok


Akhir-akhir ini di Pulau Lombok sedang hangatnya proyek pembangunan Sirkuit Motogp Mandalika. Sudah gak sabar lihat Valentino Rossi dan kawan-kawan ngaspal di lintasan sirkuit jalan raya yang rencananya akan rampung di tahun depan. Semoga gak molor dari waktu yang sudah ditentukan.

Ngebahas tentang Sirkuit Motogp Mandalika, kalian sudah tau kan lokasi sirkuit ini ?. Bagi kita orang Lombok dan sekitarnya pasti sudah tau lokasinya. Yes bener, lokasinya di KEK Mandalika. Tepatnya berdekatan dengan Pantai Seger dan Pantai Kuta Mandalika. Gak kebayang puluhan ribu orang akan datang ke Pulau Lombok untuk menyaksikan balapan Motogp. Pasti sangat ramai. Hotel-hotel akan terisi penuh dan cafe-cafe akan mendapatkan banyak keuntungan. 

Ngomong-ngomong soal cafe, kali ini saya akan ngebahas sebuah cafe yang dekat banget dengan Sirkuit Mandalika, sebut saja namanya Kenza Cafe Lombok. Beberapa hari yang lalu, saya diundang dalam acara KRNK Chef Challenge di KRNK Restaurant. Nah si pemilik KRNK inilah yang punya Kenza Cafe Lombok juga. 

Ceritanya tinggal kalian klik ---> KRNK Chef Challenge

Berawal dari undangan untuk mereview event KRNK Chef Challenge, saya dan seorang teman blogger diajak menikmati makan siang di Kenza Cafe Lombok satu jam sebelum acara dimulai. Lokasi cafenya persis di seberang KRNK Restaurant tempat acara berlangsung.









Salah satu teman blogger juga pernah mereview cafe ini beberapa tahun yang lalu. Infonya gak jauh berbeda dengan apa yang saya lihat ketika datang kesana. Kenza Cafe Lombok mulai dibuka sekitar tahun 2017 lalu. Sempat ngehits dengan penampilan yang cukup unik dari cafe pada umumnya yang ada di sekitar Pantai Kuta Mandalika.\

Berada di pinggir jalan besar menuju Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Mawun, cafe ini gak sulit ditemukan. Dari penampakan bangunannya didominasi dengan warna putih dan biru tosca. Dimana cat dinding berwarna putih. Kusen-kusen pintu, jendela dan atap genteng diberi warna biru tosca. Cafe ini sangat eksotik sekali. Saat memasukinya kita dibawa dalam suasana di Hawai, meskipun saya belum pernah ke Hawai langsung. 

Menurut saya meskipun tampilan cafenya cukup sederhana, tapi sangat instagramable banget. Tampilan cafe ini terinspirasi dari warna laut dan langit. Buat kalian yang datang kesini, jangan lupa bawa kamera dan pakai pakaian yang cocok dengan warna cafenya,hehehe. 

Disini saya dan Mbak Bunsal (blogger senior), ngobrol-ngobrol dengan pemilik cafenya yaitu Mrs.Milou dan Mr.Larbi. Tapi berhubung Mr.Larbinya lagi sibuk persiapan KRNK Chef Challenge, so ngobrol sama Mrs.Milou saja. Tanya-tanya tentang Kenza Cafe Lombok di masa pandemi Covid-19. Jadi, cafe ini sempat tutup beberapa bulan akibat wabah pandemi Covid-19. Buka lagi tiga bulan yang lalu sampai sekarang.  

Ngobrol santai bersama Mrs. Milou, gak lupa saya jepret-jepret cafenya. Jujur, saya sangat suka dengan konsep yang diambil. Meja kursi semuanya terbuat dari kayu. Begitu juga dengan tiang-tiang kayu di dalam cafenya. Ada tempat duduk berbentuk sofa tapi dibuat dari batu bata dan semen, kemudian dicat warna putih dan di atasnya diberi bantal-bantal. Kecenya di dalam cafe ada pohon pisang dan tanaman hias lainnya. Semua ruang disini non AC ya. Tapi jangan kecewa dulu, ruangan cafenya adem karena angin pantai masuk ke dalam ruang melalui celah-celah jendela dan pintu yang dibiarkan terbuka. 

Apalagi saat berada di dalam cafe, seperti di luar negeri. Pengunjungnya bule semua kecuali saya dan para karyawannya. Kenza Cafe juga menjual beberapa souvenir lucu-lucu. Ada tas rajutan, boneka penyu, topi pantai bertuliskan "Kenza Cafe", dompet, sabun, aromaterapi dan lain-lain. Soal harga, yang jelas harganya pakai standar bule yaa. 



Untuk daftar menunya, hampir semuanya makanan minuman sehat dan vegan friendly. Bahan-bahan didapat dari produk lokal yang dibeli dari pasar tradisional atau langsung dari petaninya, kemudian dikreasikan oleh para chef profesional menjadi menu yang instagenic dan sehat pastinya. 

Halal gak ?. Setiap saya menulis tentang makanan, pasti ada pertanyaan halal atau gak ?. Menu-menu di Kenza Cafe semuanya halal. Bagi yang suka daging dan makanan nusantara, disini ada Nasi Goreng, Nasi Rendang, Steak, dan Kari Ayam. Soal harga kalau boleh jujur, harganya lagi-lagi standar bule ya. Dibilang mahal atau murah, saya kembalikan ke kalian pembaca setia blog ini. 

Berhubung bahasa Inggris saya agak kurang, saya langsung menanyakan menu yang rekommended dan sering dipesan oleh pengunjung disini. Males banget baca daftar menu full dari atas sampai bawah, depan belakang. Semuanya bahasa Wong Londo, jadi sudah bingung duluan. Ada sih beberapa menu yang familiar dan sering saya temukan, tapi kali ini saya ingin mencoba menu yang berbeda dari biasanya. Mumpung gratis juga hehehe...peace. 


Mermaid Kiss

Untuk makanannya saya ingin mencoba menu yang berbau bule dulu. Saya memesan Mermaid Kiss, ini rekomendasi dari pelayannya. Katanya ini menu enak banget dan seger. Berhubung masih kenyang dan males makan makanan berat, jadi saya memilih menu ini. 

Mermaid Kiss termasuk ke dalam Smoothie Bowls. Kalian tau kan Smoothie Bowls ?. Makanan satu ini merupakan makanan sehat dan cocok bagi kita yang sedang program menurunkan berat badan. Biasanya terbuat dari sayur dan buah-buahan. Mermaid Kiss terdiri dari buah naga yang dicampur dengan potongan buah pisang, buah nanas, semangka, almond, parutan kelapa dan biji selasih. Mirip seperti kita makan bubur buah naga. Enak banget dan seger. 

Saya juga merekomendasikan buat kalian yang lagi diet dan kebetulan datang kesini, wajib dicoba menu satu ini. Soal harga satu porsi Mermaid Kiss dibanderol harga 60K (60 ribu). Lagi-lagi harganya bule banget tapi kalau dilihat dari ukurannya sangat memuaskan. 


Tumeric Scrambled Tofu

Menu satu ini dipesan sama Mbak Bunsal (blogger senior). Saya bilang ini seperti cemilan yang dimana ada roti bakar yang diatasnya ditaburi sayur bayam, jamur, kelapa parut dan minyak sayur. Khas dari menu ini yaitu aroma kunyitnya sangat kental sekali. Perpaduan bumbunya juga pas. Ukuran rasa lumayan cocok di lidah kita orang Indonesia. 

Tumeric Scrambled Tofu merupakan menu baru yang ada di Kenza Cafe Lombok. Dari tampilan juga sangat instagenic banget. Dijamin sehat dan no micin. Untuk harga, satu porsinya diberi harga 40K. Buat kalian doyan makan jamur, bisa memesan menu satu ini. 


Dusty Diamonds

Untuk minumannya saya memesan dua macam menu. Pertama, Dusty Diamonds. Entah kenapa dinamakan nama itu yang jelas rasanya seger. Awalnya saya kira ini jus buah naga, ternyata bukan. Dusty Diamonds terbuat dari campuran buah beet, wortel, jahe, buah berry, flax seeds, dan rosemerry yang dimix menjadi satu. Dihidangkan dalam sebuah gelas berukuran sedang dengan pipet bambu menambah kesan instagenic. Harganya lumayan terjangkau yaitu 30K saja. 


Silver Monkey

Nah ini dia minuman favorit saya. Kebetulan saya suka dengan pisang dan susu kedelai, jadi saya langsung memesan minuman ini. Minuman satu ini mirip seperti jus. Terbuat dari campuran pisang, selai kacang dan susu kedelai. Enak banget guys. Wajib kalian coba. Kalau saya datang kesini lagi, saya akan memesan minuman sehat ini lagi. Satu gelas Silver Monkey diberi harga 40K. 


Masih banyak menu-menu sehat lainnya yang belum sempat saya coba. Bila kalian sedang di kawasan Kuta Mandalika dan mencari menu sehat, bisa datang ke Kenza Cafe Lombok. 

Menikmati makan siang di Kenza Cafe Lombok menambah daftar menu makanan yang pernah saya makan, sehat pula. Sebelum balik ke Kota Mataram, gak lupa fotoan dengan abang tampan satu ini "Bang Adit", seorang foodies dan penulis di beberapa media. Sambilan ngebahas bisnis kecil-kecilan juga, hehehe. 

Terimakasi Kenza Cafe LOmbok atas jamuannya !. Jangan kapok ngundang saya lagi yaa, hehehe.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra