Thursday 30 March 2017

Menikmati Senja di Uluwatu : Kecak Dance

Welcome to Uluwatu Temple !!!

Siapa yang gak tau sama Pura Luhur Uluwatu, Bali. Pura yang berada di pinggir tebing dan memiliki pantai yang kece. Dimana di Pura Luhur Uluwatu memiliki penghuni yang sangat nakal yaitu kera. Mungkin ada ribuan kera yang menjadi penjaga tempat ini dari dulu kala. 

Mau tau cerita saya ngetrip ke Pura Luhur Uluwatu ? Silahkan disimak sampai akhir cerita.... 


Seharian ngetrip di Pulau Bali sendirian pula ( nasib gak ada yang mau ngetrip gila bareng saya ), gak terasa sudah menjelang sore hari. Destinasi terakhir yang saya kunjungi yaitu Pura Luhur Uluwatu. Hanya membutuhkan waktu setengah jam dari Pantai Pandawa menggunakan motor, kalo mobil mungkin lebih lama lagi bila macet. 

Ini kedua kalinya saya ke Pura Luhur Uluwatu. Pertama kali datang kesini hanya berkeliling sekitaran pura sambil menikmati pemandangan pantai dari atas tebing dan menunggu sunset tiba. Untuk kedua kalinya, gak hanya sekedar menikmati pantai tebingnya saja, tapi mencari sesuatu yang lain. Apa itu ?? Sesuatu itu adalah saya harus menonton pergelaran Tari Kecak. Menurut informasi yang saya pernah baca, Tari Kecak Uluwatu sudah sangat terkenal se-Pulau Bali. Berhubung penasaran, saya harus menontonnya.



Pura Luhur Uluwatu merupakan sebuah tempat suci persembahyangan umat Hindu yang terletak di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Sebuah pura yang dibangun di atas tebing berbatu menghadap ke laut lepas. Jadi gak heran bila datang kesini, kita dimanjakan oleh pemandangan tebing curam dengan panorama laut eksotis dan kece. Bila beruntung, kita dapat melihat umat Hindu yang sedang bersembahyang di hari-hari besar ajaran agama Hindu ( catatan : gak boleh sampai mengganggu jalannya prosesi persembahyangan ).

Waktu yang pas datang kesini saat sore hari. Ketika posisi matahari sudah berada di barat dan suhu bumi sudah mulai adem menadakan senja sudah tiba.






Banyak spot yang menarik untuk kita abadikan dalam sebuah foto. Salah satu spot favorit saya yaitu bagian pinggir tebing ( foto yang di atas ). Spot berupa tebing yang pinggirannya diberikan pembatas terbuat dari besi, jadi aman untuk berselfie alay disini. Dari sini, kita dapat melihat secara jelas pantai yang berada di bawah tebing dengan deburan ombaknya yang kece.

Ketika pertama kali berada disini, saya langsung suka dengan spot ini. Dari sini saya dapat mengambil foto dengan leluasa dan puas karena sedikit yang gangguin ( nimbrung fotoan ). Berhubung hari itu Hari Minggu, suasana Pura Luhur Uluwatu sangat ramai oleh para wisatawan lokal dan mancanegara. Jadi saya harus pintar dan sabar mencari spot yang paling sepi dan kece untuk mengambil foto. Alhamdulillah, saya menemukan spot sesuai dengan keinginan.




Setelah capek berkeliling di sekitaran pura, saya langsung berjalan ke loket pembelian tiket pertunjukan Tari Kecak. Pertunjukkannya dimulai sekitar jam enam sore, sedangkan loket tiket buka sejam sebelum pertunjukkan. Tapi kenyataannya, setengah jam sebelum loket buka, para pengunjung yang akan menonton sudah ramai mengantri di loket tiket.

Jangan khawatir gak kebagian tiket. Walaupun ramai yang akan menonton, tiket cukup banyak tersedia. Daya tampung gedung pertunjukkan menurut informasi sekitar seribu lima ratus penonton, cukup aman lah buat yang terakhir kebagian tiket.



Saya pun akhirnya mendapat tiket pertunjukkan. Setelah tiket sudah ditangan, saya langsung berjalan menuju pintu masuk dimana sudah ada petugas yang bertugas memeriksa tiket dan mengarahkan kami untuk duduk sesuai dengan keinginan si penonton. Saya duduknya pas menghadap laut biar dapat melihat sunset. Kebetulan posisi tempat duduk saya ternyata menjadi tempat rebutan bagi penonton lainnya. View dari sini sumpah kece sekali, silahkan dibuktikan sendiri saja bila datang ke Uluwatu.

Bentuk teater yang outdoor alias ruang terbuka, dimana teribun penonton berbentuk setengah lingkaran dan bertingkat-tingkat. Jadi jangan khawatir gak kebagian melihat si penari bila waktu pertunjukkan dimulai. Saya suka posisi gedung teaternya, sambil duduk menonton tarian, kita bisa melihat moment sunset dan laut lepas khas Pura Luhur Uluwatu. Sejauh ini lumayan kece !!!.



Tari Kecak merupakan jenis tarian Bali yang paling unik dan gak diiringi oleh alat musik atau gamelan apapun. Jenis tarian ini hanya diiringi oleh paduan suara sekitar tujuh puluh orang laki-laki. Tari ini merupakan tarian sakral, dimana dalam tarian seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Menggunakan penari sebagai media penghubung para dewa dalam menyampaikan sabdanya. Sekitar tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam tarian tersebut ( nulis serius nih.... ). 

Buat si penonton, jangan sampai melamun bila gak pengen kesambet. Kalo melamun sambil bayangin senyuman dan lenggak-lenggok Syahrono sih gak apa-apalah, hahahaha ( ajaran sesat ). Peace.. I just kidding mbak broo !!!. 



Jam enam sore akhirnya tiba dan pertunjukkan segera dimulai. Sebelum tarian dimulai, sesorang yang bertugas menjadi pembawa acara membuka pertunjukkan dengan sambutan menggunakan Bahasa Inggris berlogat Bali ( pasti bisa bayangin kan ?? ). Saya sendiri sudah gak sabar ingin segera menoton pertunjukkan. Kamera kesayangan sudah ditangan untuk mengabadikan moment-moment gerakan si penari.

Teribun teater sudah terisi penuh tanpa tersisa. Saat itu, para penonton kebanyakan dari negeri China, Korea, Jepang dan Australia. Sisanya dari produk lokal ( Jawa, Bali, Lombok dkk ). Jelasnya kebanyakan bermata sipit dan cute ( seperti saya juga ). 




Dalam cerita Ramayana yang dikisahkan dalam sebuah Tari Kecak, penonton selalu dibuat tertawa dengan tingkah laku Si Hanoman ( Kera Putih Sakti ). Menurut saya di dalam tarian, tokoh utamanya sih Hanoman karena dia yang selalu ditunggu-tunggu oleh penonton. Jujur, saya adalah salah satu penyuka tokoh Hanoman sampai saya punya novel yang berjudul Hanoman ( penulis disamarkan ). 

Pengen tau cerita lebih lengkapnya tentang Tari Kecak, silahkan ngetrip ke Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. 

Tari Kecak dan Pura Luhur Uluwatu menjadi destinasi terakhir saya di Bali sebelum malam itu langsung balik ke Pulau Lombok. Tapi ada yang kurang saat itu. Moment sunset yang saya tunggu-tunggu ternyata gak muncul disebabkan oleh awan mendung di bagian barat.

Dalam waktu dekat ini, saya akan ngetrip lagi ke Pulau Bali. Masih banyak destinasi kece lainnya yang belum saya explore di Pulau Bali.  Ditunggu cerita tentang Bali di postingan selanjutnya !!!.

Catatan :
- Pura Luhur Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
- Jarak tempuh dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar sekitar 1 jam menuju Bali Selatan.
- Tiket Masuk Pura Luhur Uluwatu Rp. 20.000,- per orang ( untuk domestik )
- Tiket Pertunjukkan Tari Kecak Rp.100.000,- per orang ( untuk domestik )
- Jam pertunjukkan pukul 18.00 WITA
- Lama pertunjukkan sekitar 1 jam 
- Hati-hati dengan kera nakal di sekitaran Pura Luhur Uluwatu
- Kacamata, Topi, Handphone, Kalung, Kamera diamankan dari gangguan kera nakal.
- Bila ada barang anda diambil kera, segera melaporkan kepada petugas
- Harus menjaga sopan santun selama berada di kawasan Pura Luhur Uluwatu
- JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN !!!

Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com

Friday 24 March 2017

Panas-Panasan di Pantai Pandawa : Secret Beach


Setelah berkeliling di sebuah mall kece di sekitaran Kuta, Denpasar ( bisa mampir di artikel sebelumnya ), saya memutuskan untuk melanjutkan trip ke daerah selatan Bali yang berada di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Tepatnya di sebuah pantai yang lagi ngehits saat ini. Beberapa tahun yang lalu pantai ini masih belum mainstream. Setelah banyak yang memposting di instagram, perlahan-lahan menjadi rame dikunjungi oleh para wisatawan. Walaupun sudah banyak yang tau, gak ada salahnya saya mampir kesini.

Kalo boleh jujur, saya mengenal pantai eksotis ini dari blog Alm. mas Adi atau nama kecenya Cumilebay yang meninggal dunia baru beberapa minggu yang lalu. Selamat jalan mas Cumilebay, semoga tenang dan bahagia disana. Kami selalu mendoakanmu dari sini. Walaupun belum pernah bertemu, tapi di beberapa kesempatan kami pernah ngobrol via twitter dan blog. Mas Cumi pernah beberapa kali mampir di blog saya dan memberikan masukan dalam menulis. Thanks mas atas ilmunya #TibaTibaJadiBaper. 

Lanjut ke cerita !!!

Alasan saya datang kesini karena pantainya sangat unik dan eksotis. Bentuk aslinya adalah sebuah tebing batu kapur. Sebut saja namanya " Pantai Pandawa ". Orang-orang lebih suka menyebutnya secret beach atau pantai tersembunyi. Karena letaknya di balik tebing, sehingga dulunya belum ada yang mengetahui.




Saya salut dengan pemerintah setempat yang sangat serius dan telaten dalam hal memajukan tempat wisata di Bali selatan, khususnya di Desa Kutuh. Bukit batu kapur bisa disulap menjadi tebing berjalan aspal yang sangat indah diliat. Saat saya datang beberapa minggu yang lalu, sedang ada proyek pembangunan hotel mewah. Hampir 50 % bangunan sudah berdiri dengan kokoh dan megah. Kita tunggu saja kemewahannya di tahun depan. 

Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai menuju pantai yang sebelumnya bernama Pantai Melasti. Jalur yang dapat dilalui yaitu dari Bandara Ngurah Rai, kita melanjutkan perjalanan menuju daerah Jimbaran. Setelah itu menuju jalur menuju wisata GWK dan mengarah ke Uluwatu. Sekitar sepuluh kilo sebelum sampai di Uluwatu, kita bertemu dengan perempatan yang menuju ke Nusa Dua. Ambil jalur ke kiri yang mengarah ke Nusa Dua. Bertemu dengan pertigaan, ambil jalur menuju Pantai Pandawa. Jangan khawatir bila tersesat, petunjuk jalan dan sinyal 4G tersedia ( buka Google Mapp ).







Pantai Pandawa diambil dari sebuah kisah Mahabarata ( yang suka film India sudah pasti tau ). Dimana di dalam cerita terdapat tokoh lima Pandawa yang bernama Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka berlima menjadi tokoh utama dalam cerita dan bertugas menjaga kerajaan dari gangguan musuh yang gak lain dari keluarga mereka sendiri ( ceritanya begitu yang saya tau ). Nah dari sana nama Pantai Pandawa diambil, dengan harapan selalu dijaga oleh lima pendekar yang gantengnya seperti saya ( hahahaha...ngarep ).

Jadi jangan heran bila kita melihat di tebing terdapat patung-patung lima Pandawa yang menurut kepercayaan masyarakat Bali bisa menjaga kelestarian dan keindahan secret beach yang eksotis. Untuk yang suka foto-foto, spot ini paling pas dan mewakili untuk didokumentasikan. Saran saja, bila ingin mendapat foto yang kece, datang saat pagi hari sampai siang hari dimana posisi matahari masih berada di timur. Konsekuensinya harus rela panas-panasan. 





Apa saja yang bisa dilakukan di Pantai Pandawa ?

Banyak sekali kegiatan yang dapat kita lakukan. Namanya liburan ke pantai, foto-foto, berenang, dan kulineran adalah kegiatan yang wajib dilakukan. Berhubung saya gak bawa salinan, jadinya hanya foto-foto sambil menikmati keindahan pantai saja. Pantai Pandawa gak kalah kece dengan pantai-pantai yang ada di Pulau Lombok ( menurut saya ).

Selain berselfie, berenang, dan kulineran, ada dua kegiatan yang seru untuk dicoba. Main kano dan paralayang adalah kegiatan tersebut. Saya sebenarnya pengen mencoba, tapi berhubung waktu mepet dan hanya bersolo trip, So next trip saja dicoba. Semoga ada rezeki datang lagi ke Pantai Pandawa. Amiin.



Untuk fasilitas, gak perlu diragukan lagi. Dari pintu masuk, area parkir, cafe, serta fasilitas lainnya sangat tertata dengan baik. Keamanan juga tetap terjaga, itu yang saya lihat kondisi disini. Jadi jangan heran Pantai Pandawa sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan domestik dan mancanegara. Bisa dibilang secret beach menjadi tempat transit bagi kita yang ingin melanjutkan perjalanan menuju tempat lainnya salah satunya Uluwatu Tempel ( ditunggu di tulisan saya selanjutnya )

Bali memiliki tempat tersendiri di hati saya !!! 

Catatan :

- Tiket masuk Rp. 5000 per orang + 3000 untuk kendaraan roda dua ( sangat terjangkau )
- Sewa kano Rp. 50.000,- sepuasnya ( menurut pengelola saat saya tanya )
- Datang ke pantai ini saat musim kemarau
- Pantai-pantai terdekat : Pantai Melasti, Nusa Dua, Uluwatu Temple.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

google.com

Saturday 18 March 2017

Weekend to Bali : Beachwalk Mall, Kuta


Akhirnya weekend juga dan gak terasa sudah memasuki pertengahan Bulan Maret. Gak ada libur panjang, weekendpun jadi. Minggu kemarin dari cerita ini ditulis, saya mencoba untuk bersolo trip. Tujuan kali ini yaitu tetangga sebelah yang gak lain Pulau Bali. Emang beruntung jadi orang Lombok, ke Bali tinggal pake pesawat ( bila mampu ) atau pake motor ( modal pas-pasan ). Hanya lima jam sudah sampai di pulau seribu pura. Ke Bali deket, apalagi ke Pulau Kenawa juga deket. Tapi ke Raja Ampat yang jauh ( mupeeng.. ).

Rencana yang serba dadakan, jadi ajak temen-temen sudah gak mungkin karena pasti gak ada yang mau. Daripada weekend kali ini hanya bengong di rumah, akhirnya malam minggu sekitar jam sepuluh malam, saya capcuss ke Bali seorang diri tak ada yang menemani ( nasib punya pacar di jauh sana ). Saya tegaskan, saya sebenarnya sudah punya pacar. Si dia lagi menuntut ilmu di pulau seberang ( kok malah curhat dadakan ??? ).

Kembali ke trip Bali !!!

Cuaca malam itu sangat cerah. Selat Lombok sedang tenang-tenangnya ditemani sang rembulan yang memancarkan sinar menembus kaca jendela kapal tempat saya duduk manis dan segera untuk tidur. Berhubung sudah malam dan suara bel kapal yang menandakan kapal akan segera berlayar, saya pun mencari posisi untuk bisa tidur. Alhamdulillah ada sofa empuk yang bisa ditiduri sampai kapal ferry tiba di Pelabuhan Padangbai, Bali.

Tepat jam sebelas malam, kapal perlahan-lahan menjauh dari Pulau Lombok. Hanya membutuhkan waktu empat jam, kapal yang saya tumpangi sudah sampai di Bali dan segera menuju dermaga. Setelah kapal nyandar di dermaga, saya bersama Si Blue ( motor kesayangan ) segera meluncur ke Kota Denpasar. Sekitar jam lima subuh, saya sudah sampai di Kota Denpasar, tepatnya di sekitaran Kuta. Dingin sekali dan mata masih lima watt, tidur di kapal ternyata gak senyenyak tidur di kamar sendiri. Namanya juga perjalanan, suka dan duka sudah pasti kita rasakan ( prinsip jadi backpacker sejati ).



Sudah minggu pagi saja, kita kemana dulu yaaak ?. Setelah istirahat sejenak sambil sarapan di salah satu kedai makanan ternama, tanpa mikir panjang lebar saya langsung capcus ke sebuah mall kece yang terletak di daerah Pantai Kuta. Berhubung belum pernah sama sekali jeje ke mall di Bali pemirsa.

Daerah Kuta pagi itu sudah sangat ramai oleh tourist asing. Jalan kaki di daerah Kuta, serasa kita berada di negara lain. Kebanyakan tourist asing dibandingkan dengan domestik. Jadi jangan heran bila di tengah jalan kita melihat para wanita bule jalan kaki hanya memakai bikini atau bermesraan dengan pasangannya. Kalo yang mau cuci mata, pas banget jalan-jalan di daerah Kuta ( ajaran sesat..hehehe ).


Sekitar jam sembilan pagi lebih dikit, saya sudah berada di depan Beachwalk. Mall kece yang berada persis di depan Pantai Kuta. Kenapa masih tutup yaak? Ternyata Beachwalk bukanya jam setengah sebelas siang. Waah, nunggu lama nih. Daripada bengong nungguin mall buka, langsung saja saya ngeluarin kamera xiaomi yi kesayangan buat selfian. Selfian di depan mall kece, gak urus mau diliatin sama banyak orang. View bagus buat fotoan disini. Lagian banyak pengunjung juga yang foto-foto sambil nungguin mall buka.

Sudah jam setengah sebelas siang, akhirnya petugas keamanan membuka gerbang masuk mall. Pengamanan disini sangat ketat, satu persatu para pengunjung diperiksa. Dari personal sampe isi tas bawaan semuanya dicek, asalkan jangan daleman juga yang dicek ( ngareeep..).





Pertama kali yang saya telusuri dari mall ini yaitu lantai satu. Di lantai satu lebih banyak kedai-kedai ternama. Banyak para pengunjung yang sudah nongkrong manis sambil menyantap menu-menu yang dihidangkan. Bentuk mall ini sungguh unik, dari tampak luar bukan seperti mall tapi seperti hotel ( menurut saya ).

Lebih banyak ruang terbukanya. Berkeliling Beachwalk dijamin gak cepet capek. Banyak spot-spot yang menarik untuk kita abadikan menjadi beberapa foto kece. Lebih tepatnya di lantai dua, mari kita beranjak ke lantai berikutnya !!!.






Di lantai dua ada salah satu spot yang gak boleh kita tinggalkan. Spot ruang terbuka dimana di tengah mall, ada sebuah taman lengkap dengan kursi dan pepohonan untuk bersantai. Paling enak untuk bersantai disini saat sore hari menjelang sunset. Berhubung saya datangnya pagi dan gak mungkin seharian berada di mall untuk nungguin sunset. Akhirnya saya rela panas-panasan untuk berselfie dengan kamera xiaomi yi kesayangan. Akhirnya dapat foto kece juga,hehehe. 




Setelah puas foto-foto, saya lalu beranjak ke lantai tiga. Sama seperti lantai satu yang penuh dengan beberapa kedai ternama. Bagi yang belum pernah kesini di Beachwalk ada bioskop juga lhoo ( nyombong dikit...hehehe ).

Yang punya modal pas-pasan ( kayak saya ) jangan sekali-sekali masuk di toko pakaian atau asesoris ternama. Soalnya harganya itu lhooo, kece sama seperti barangnya. Bagi yang berduit, gak apa-apalah masuk untuk berbelanja disini. Buat mbak manis atau tante yang cantik, bisa hubungi saya untuk sekedar menemani berbelanja disini ( muka melas plus modus ).




Capek juga nulis cerita jeje saya yang gak jelas ini. Yaudah saya minum es cream dulu sambil bersantai-santai menikmati ademnya AC sambil cuci mata. Lumayan ngadem disaat sekitaran Pantai Kuta yang sedang hot-hotnya. Siapa tau menemukan pujaan hati yang baru disini ( tapi akhirnya gak ketemu juga ).

Sambil duduk manis menikmati es cream, saya merencanakan ke tempat selanjutnya. Tempat apa itu? Ditunggu saja di cerita my trip weekend to Bali selanjutnya.

Bersambung ........

Penulis : Lazwardy Perdana Putra