Saturday 10 February 2018

Sejuknya Puncak Pusuk : Monkey Forest


Sudah memasuki minggu pertama Bulan Februari aja nih. Gak terasa sudah memasuki bulan kedua di tahun 2018. Untuk agenda mau ngetrip kemana saja belum rampung ditulis. Rencananya mau ngetrip ke luar pulau biar cerita lebih bervariasi. Gak hanya di Lombok saja, tapi pengen cari suasana baru. Berhubung tahun ini adalah tahun paling sibuknya saya bekerja. Tapi gak apa-apa, sesibuk-sibuk kerja, masih ada waktu buat jalan-jalan dan makan-makan. Menyempatkan untuk memanjakan diri biar gak stress,hehehe.

Bukan Lazwardy namanya bila gak jalan atau makan di akhir pekan. Sudah seperti kebiasaan yang susah dihilangkan. Namanya juga hobi dari belum mengenal namanya jatuh cinta sama wanita,hehehe. Kebanyakan curhat yang gak penting, kita mulai saja cerita di minggu ini. Disimak terus ya, ada yang seru di akhir cerita ! hehehe.

Sebenarnya saat ini cuaca masih gak menentu. Kadang hujan, kadang tiba-tiba panas menyengat. Kalau dipelajari, di bulan ini masih puncak-puncaknya musim penghujan. Di beberapa media sosial, banyak memberitakan bencana banjir dan tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bogor, Bandung, Jakarta, Yogya dan sebagian wilayah Indonesia bagian timur. Oleh sebab ini, saya belum berani pergi ke tempat yang memakan waktu lama dan tenaga yang ekstra. Khawatir juga sama bencana alam yang menimpa Pulau Lombok akhir-akhir ini juga.

Berhubung cuaca masih gak menentu. Saya dan kawan-kawan pergi ke sebuah tempat yang gak jauh, hanya lima belas menit dari Kota Mataram, namanya Puncak Pusuk. Mungkin kalian sudah sering mendengar nama tempat ini. Bila yang akan pergi ke Gili Trawangan melalui selain jalur Senggigi, kalian akan melewati jalan yang berkelok-kelok dan menanjak. Kiri-kanan hutan belantara dan banyak monyet yang asyik nongkrong cantik sambil menunggu belas kasihan orang yang melintas di jalan yang menghubungkan Kota Mataram dengan Kota Tanjung, Lombok Utara ini. 

Welcome to the jungle ! 







Bagi yang melewati jalur Pusuk, kita dapat dimanjakan dengan pemandangan perbukitan hijau alam Pulau Lombok. Udara sejuk, sinar matahari yang terlihat dicelah-celah pohon-pohon yang tinggi menjulang dan aktivitas warga Pulau Lombok yang lalu-lalang melewati jalur favorit menuju Gili Trawangan, Meno dan Air ini.

Banyak sekali spot-spot foto yang menjadi pilihan untuk kalian coba. Salah satunya di sebuah resto yang berada di seberang Pasar Kuliner Pusuk. Resto yang memiliki beberapa gazebo atau berugaq yang langsung menghadap perbukitan dan laut. Sebut saja namanya Puncak Pusuk. Resto ini menurut informasi baru dibuka  di akhir tahun kemarin. Grand Openingnya tanggal 31 Desember 2017 yang bertepatan dengan malam tahun baru 2018. 

Dulunya resto ini bukan bernama Puncak Pusuk tapi bernama lain. Entah kenapa berganti nama, saya kurang mengetahunya. Yang jelas resto ini salah satu spot kece untuk melihat salah satu keindahan alam Pulau Lombok. 

Dari jalan raya Pusuk, resto ini berada di atas bukit yang gak terlalu tinggi. Hanya beberapa meter saja dari jalan raya. Resto ini memiliki area terbuka yang bisa dijadikan untuk mengambil foto berlatarbelakang hamparan perbukitan hijau dan dari kejauhan tampak laut perairan Gili Trawangan, Meno dan Air.




Berhubung cuaca lagi mendukung, adeem tenan iki rek. Saya dengan Mbak Luh dan Mas Junk memesan beberapa menu disini. Ada yang menjadi rekommended saya untuk makanan ringannya yaitu Banana Pancake. Rasanya gak lebay, gak manis karena yang digunakan yaitu gula aren. Porsinya juga pas buat dihabiskan untuk bertiga. Saya suka dengan Banana Pancakenya. Satu porsi Banana Pancake seharga 20K. 

Untuk minumnya, saya memesan Lombok Kopi atau dikerenkan dikit lah "Coffee Lombok Island" (sambil kedipin mata ke Milea) hehehe. Dari berbagai jenis kopi yang pernah saya minum, Lombok Kopi gak ada duanya kalau soal rasa. Dari sejak kecil saya sudah suka minum kopi ini. Setiap pagi emak sering buatin bapak kopi dan saya pun diem-diem meminumnya meskipun gak dibolehkan sama emak. Sampai dewasa sekarang ini hampir setiap hari minum kopi. Apalagi Kopi Lombok, pas dilidah. Segelas Lombok Kopi hangat seharga 15K. Menikmati kue dan minum kopi hangat di udara yang sejuk ini adalah kenikmatan dunia yang harus kita syukuri karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menikmati segelas kopi yang super duper stroong di lidah. 





Sambil menikmati menu yang dipesan. Gak ada salahnya nih kita foto-foto buat dimasukkan ke dalam blog. Gak hanya foto-foto saja, tapi kita juga ditemani oleh beberapa kawanan monyet yang asyik bermain loncat sana loncat sini di antara ranting-ranting pohon. Tapi harus waspada lhoo ya. Namanya monyet itu binatang yang usil. Gak segan-segan mereka mengambil barang dari tangan kita. Jadi barang berharga seperti hp, kacamata, tas kecil atau makanan ringan, harus kita jaga. Jangan sampai lengah.

Diluar itu semua, sangat asyik bermain bersama mereka. Memberikan mereka makanan yang layak seperti buah pisang yang menjadi buah favorit mereka atau kacang-kacangan juga mereka suka. Yang penting jangan kasi racun saja ke mereka. Kita harus menyayangi sesama makhluk hidup, bukannya menyakiti atau membunuh. Mereka gak akan mengganggu bila kita gak menggangu mereka juga. Jadi sama-sama saling menghargai. 

Disaat saya mengambil foto-foto mereka. Ada obyek yang menjijikkan tapi saya tertarik untuk memfotonya. Tebak sendiri saja foto atas. Gak ada maksud apa-apa, tapi saya ingin menunjukkan bahwa ini lhoo bentuk k***r*n mereka. Maaf bila ada yang mual muntah ketika melihat foto di atas,hehehehe. 






Nah.. kita tinggalkan sejenak si kawanan monyet bersama p*** mereka.  Di seberang resto, ada sebuah Pasar Kuliner Pusuk yang masih dalam wilayah Kabupaten Lombok Barat. Disini kita bisa menemukan beberapa buah seperti ceruring (sejenis duku), rambutan, dan yang lagi musim saat ini yaitu duren alias King Fruit

Perlu diketahui saat ini di Pulau Lombok sudah memasuki musim duren. Jadi di sepanjang Pasar Kuliner Pusuk ini banyak kita jumpai pedagang duren. Durennya pun gak perlu diragukan lagi maknyusnya. Hampir semua duren yang dijual yaitu duren lokal. Saya pun tertarik untuk membeli beberapa buah saja untuk dimakan bareng-bareng. Kebetulan kami bertiga doyan sekali makan duren.

Tawar menawarpun berlangsung agak lama. Saya masih merayu bibi penjual untuk menurunkan harga satu buah durennya. Duren berukuran besar dibandrol seharga 35K, tapi saya menawarnya 50K tapi dapat tiga duren sekaligus. Ini namanya strategi membeli duren. Akhirnya si penjual yang masih berumur muda itu nyerah juga. Kami dapat tiga duren seharga 50K. Ada yang besar, sedang dan kecil. Daging buahnya sangat enak, ada manisnya, pahitnya dan gak setengah masak. Puas pokoknya, gak nyesel membeli tiga duren seharga 50K.

Sebenarnya sih belum puas makan durennya karena kurang banyak,hahaha. Tapi kami bertiga sudah berencana untuk mencari duren di tempat lain yang lebih kece lagi. So... ditunggu cerita kami berburu duren di musim duren. Dimana itu ?, nanti saya cerita di tulisan selanjutnya. Comming Soon !!!

Bagi yang doyan makan duren, bisa datang ke daerah Pusuk dan sekitarnya. Salah satu pusat kuliner duren yang ada di Pulau Lombok. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

6 comments:

  1. Monyetnya lumayan nakal, klo kita lengah suka ngambil barang/makanan kita, heuheuheu

    ReplyDelete
  2. Ya ampun, tadinya aku mau bahas e** tapi terakhir liat duren. Kamu bikes deh, bikin aku jadi pengen duren, murah banget itu tiga biji 50rb.

    ReplyDelete
  3. Dureeeennn..
    Manggil saja si. Masih generasi pecinta makan duren gratisan, alias ogah beli sendiri :p :))

    Happy Rabu pagi bang.

    ReplyDelete